• (GFD-2020-3571) [SALAH] Virus Corona Dapat Menular Melalui Tatapan Mata

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 04/02/2020

    Berita

    Beredar informasi melalui pesan berantai Whatsapp yang menyebutkan virus Corona dapat menyebar melalui tatapan mata. Dalam narasi pesan tersebut, diimbau untuk tidak melihat secara langsung korban yang terinfeksi virus Corona. Berikut kutipan narasinya:

    Info penting !!!

    Berhati hatilah jika melihat secara langsung korban yang terinfeksi virus corona, karena virus corona bisa tersebar hanya dengan menatap saja.

    share sebanyak mungkin demi kebaikan…

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar dan sudah dibantah oleh pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kepala Subdirektorat Penyakit Infeksi Emerging Kemenkes Endang Budi Hastuti memastikan virus Corona tidak menular lewat tatapan mata.

    “Pernah dengar tidak? Itu juga ada. Jadi makanya disarankan pakai masker yang sampai menutupi mata. Tapi bukan seperti itu, tidak menular melalui tatapan mata,” kata Endang.

    Ia menjelaskan, virus Corona dapat menular lewat mata jika tangan yang dalam kondisi kotor atau terkontaminasi Corona membasuh mata. Endang menegaskan virus Corona tak dapat menular lewat tatapan mata.

    “Jadi bukan seperti itu juga menularkan lewat tatapan mata. Tapi memang kalau kucek-kucek mata, kemudian tangannya kotor terkontaminasi, bisa menular ke orang lain. Jadi bukan tatapannya,” ujar Endang.

    Virus Corona, menurut Endang, menular melalui saluran pernapasan. Penularan virus Corona dapat melalui percikan batuk dan bersin.

    "Kemudian karena ini penyakitnya di saluran pernapasan, penularannya bisa melalui percikan pada saat batuk atau pada saat bersin. Tapi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti sebetulnya penularannya seperti apa. Untuk vaksin dan pengobatan juga belum ada saat ini," ucap Endang.

    Senada dengan Endang, dr Zeiras Eka Djamal, SpM, dari Jakarta Eye Center (JEC) menjelaskan penularan melalui mata tidak terjadi saat seseorang menatap sesuatu, kemudian terinfeksi.

    Seseorang bisa tertular jika tangannya terkontaminasi oleh virus corona (2019-nCoV), kemudian tak sadar tangannya menyentuh area mata.

    “Bukan dari tatapan. Tapi misalnya bila bersin ke tangan, kemudian tangan dipakai mengucek-ngucek mata. Maka bisa saja virus menginfeksi mata. Karena memang ada saluran dari mata ke rongga hidung. Maka virus bisa menular ke saluran pernapasan,” katanya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka klaim bahwa virus Corona dapat menular dari tatapan mata tidak benar. Meski demikian, virus tersebut dapat menular melalui mata melalui sentuhan tangan yang terdapat virus Corona saat menyentuh mata. Dengan demikian, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3570) [SALAH] Pedagang Cina Ngamuk Karena Jeruk Tidak Laku Akibat Wabah Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/02/2020

    Berita

    Beredar sebuah postingan yang dibuat oleh akun Bambang Widy di Facebook. Postingan tersebut memuat konten berupa sebuah video yang diklaim menggambarkan kemarahan pedangang Cina di Malaysia karena jeruknya tidak laku akibat wabah virus Corona. Per 3 Februari 2020 pukul 12.02, postingan tersebut telah ditanggapi sebanyak 29 orang dan dibagikan sebanyak 129 kali. Berikut kutipan narasinya:

    ????????????????????????
    Hahahaa.. Di malaysia..cina ngamuk..krn jerukny ngga ada yg laku.
    Gimana dengan di indonesia ?? Mulai sekarang jangan beli apapun produk milik orang china..
    Ayo viralkan ????✊ ????????????

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil pencarian fakta, klaim dalam postingan tersebut tidak benar. Hal ini diketahui dari video asli yang diunggah Radio Free Asia Chinese dalam akun resmi Twitter-nya. Media tersebut menerangkan bahwa kejadian dalam video tersebut terjadi di Guangzhou, China. Barang yang dirusak oleh pedagang tersebut juga bukan jeruk, melainkan bunga dan potnya. Para pedagang meluapkan emosinya karena kerugian besar mereka dalam perayaan Tahun Baru Imlek akibat wabah virus Corona di Wuhan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tweet-nya:

    【广州花市生意惨淡】 【店主怒掷盆栽泄愤】 受武汉疫情影响,全中国各地民间过年气氛大打折扣。花市生意大受影响,档主损失惨重。

    Terjemahan:

    [Bisnis pasar bunga Guangzhou suram] [Kemarahan pemilik melempar tanaman pot untuk melepaskan kemarahan] Dipengaruhi oleh epidemi di Wuhan, atmosfer Tahun Baru Cina bagi orang-orang di seluruh negeri telah sangat berkurang. Bisnis pasar bunga sangat terpengaruh, dan pemilik kios menderita kerugian besar.

    Hal serupa juga diberitakan oleh Telemetro Reporta, media berbahasa Spanyol, lewat akun Twitter resminya:

    Propietario de puesto de venta de flores descarga su ira en el mercado de Guangzhou y arroja al suelo plantas en macetas para desahogarse, tras las pérdidas provocadas por el #Coronavirus en Wuhan. #InternacionalesTR

    Terjemahan:

    Pemilik kios bunga membongkar kemarahannya di pasar Guangzhou dan melempar tanaman pot ke tanah untuk melampiaskan, setelah kerugian yang disebabkan oleh #Coronavirus di Wuhan. #InternationalsTR

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara isi konten dan video yang diunggah. Video itu tidak mendukung konten yang mengklaim kejadian tersebut merupakan pedagang Cina di Malaysia yang merusak jeruk akibat wabah Corona, tetapi pedagang bunga di Guangzhou yang merusak bunga dan pot. Oleh karena itu, postingan tersebut dikategorikan dalam Misleading Content/Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3569) [SALAH] Foto “China Dilaporkan Diam-diam Kremasi Korban Virus Corona”

    Sumber: Media Online
    Tanggal publish: 03/02/2020

    Berita

    Judul dan isi artikel tidak nyambung dengan foto. Kegiatan bongkar muat, TIDAK ada kaitannya dengan kremasi.

    NARASI

    “China dilaporkan mengkremasi mayat secara rahasia karena jumlah pasien virus korona melonjak melewati 7.000. Virus itu kini telah menginfeksi lebih banyak orang di China daripada SARS.”

    Selengkapnya di “China Dilaporkan Diam-diam Kremasi Korban Virus Corona karena Jumlahnya Meningkat” di tautan bagian SUMBER.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Koneksi yang Salah

    Ketika judul, gambar, atau keterangan tidak mendukung konten”.

    * Artikel SUMBER menggunakan foto yang tidak nyambung dengan judul dan isi.

    (2) Beberapa artikel yang memuat foto,



    * CTV News, deskripsi foto: “Dalam foto 30 Januari 2020 ini yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, para pekerja menurunkan pengiriman jas pelindung dari pesawat kargo di Bandara Internasional Tianhe Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei, Cina tengah. Logistik rumit adalah bagian dari aliran makanan sehari-hari dan otoritas barang lain mengatakan mempertahankan Wuhan dan kota-kota sekitarnya dengan total 50 juta orang. Sebagian besar diblokir dari meninggalkan langkah-langkah pengendalian penyakit yang paling besar yang pernah diberlakukan. (Cheng Min / Xinhua via AP)”

    Google Translate Chrome extension, selengkapnya di “China locked down 50 million people and has to keep them fed” http://bit.ly/2Okaz0V / http://archive.md/OHHxV (arsip cadangan).




    * Taiwan News, deskripsi foto: “Dalam foto 30 Januari 2020 ini yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua China, para pekerja menurunkan pengiriman jas pelindung dari pesawat kargo di Bandara Internasional Tianhe Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei, Cina tengah. Logistik rumit adalah bagian dari aliran makanan sehari-hari dan otoritas barang lain mengatakan mempertahankan Wuhan dan kota-kota sekitarnya dengan total 50 juta orang. Sebagian besar diblokir dari meninggalkan langkah-langkah pengendalian penyakit yang paling besar yang pernah diberlakukan. (Cheng Min / Xinhua via AP)”

    Google Translate Chrome extension, selengkapnya di “China locked down 50 million people and has to keep them fed” http://bit.ly/392RtEe / http://archive.md/l3tIH (arsip cadangan).

    ======
  • (GFD-2020-3568) [SALAH] Passing Grade Universitas Indonesia

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/02/2020

    Berita

    Beredar informasi mengenai Passing Grade untuk dapat diterima di Universitas Indonesia (UI). Dalam informasi tersebut dicantumkan pula persentase keterimaan tiap program studi yang ada di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut. Berikut kutipan narasinya:

    Siapa sih yang gak mau masuk Universitas Indonesia (UI)? Kampus impian banyak orang.
    #BeritaBaik
    #SekolahNews
    Daftar Passing Grade Universitas Indonesia di SMBPTN 2019 https://sekolahnews.com/daftar-passing-grade-universitas-indonesia-di-smbptn-2019/

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa pihak UI tidak pernah mengeluarkan daftar passing grade untuk dapat diterima di kampusnya. Klarifikasi pihak UI tersebut berasal dari akun-akun media sosialnya. Berikut cuplikan klarifikasi pihak UI:

    […] ????PENGUMUMAN????
    .

    Halo calon mahasiswa, Bapak dan Ibu Guru, Kami informasikan bahwa UI dan @ltmpt.ac.id TIDAK PERNAH mempublikasikan data berupa nilai atau ‘passing grade’ untuk UTBK dan SBMPTN.
    Data yang diberitakan/disampaikan/beredar di media daring tentang ‘passing grade UI’ TIDAK BERSUMBER dari LTMPT dan UI sehingga informasi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
    ——
    #utbk2020 #snmptn2020 #sbmptn2020 #universitasindonesia […]

    Selain melalui akun-akun media sosial UI, bantahan juga disampaikan oleh Humas Universitas Indonesia Egia Tarigan. Ia menyampaikan bahwa UI tidak pernah mengeluarkan passing grade. Adapun passing grade yang beredar di website atau media sosial adalah hoaks. "Betul, hoaks," ujarnya

    Egia pun menjelaskan, passing grade adalah suatu persentase nilai yang digunakan sebagai acuan untuk meluluskan seseorang dalam studi di perguruan tinggi tertentu.

    Artinya jika sudah ada ketetapan passing grade maka nilainya minimal harus sesuai dengan passing grade tersebut untuk bisa masuk ke universitas.

    Sementara itu, UI tidak pernah memakai passing grade, karena tiap tahun pasti fluktuatif.

    "Ini definisi pada umumnya ya, padahal sebenarnya passing grade itu tidak pernah ada di perguruan tinggi.

    Biasanya yang meng-create PG adalah bimbel," jelasnya. Sebagai gantinya, UI hanya mengeluarkan informasi mengenai 'ketetatan'.

    Egia menjelaskan, keketatan adalah persentase jumlah peserta diterima berbanding jumlah peserta pendaftar. Menurutnya, semakin besar persentase berarti daya saing rendah. Semakin kecil persentase berarti daya saing tinggi.

    Namun Egia juga menjelaskan, ketetatan juga bukan jaminan diterima. Hal itu karena tiap tahun angkanya fluktuatif, menyesuaikan jumlah peserta ujian di tahun tersebut dan bangku yang tersedia.

    Dia mengimbau calon mahasiswa supaya tidak percaya dengan adanya informasi passing grade yang beredar. Baik UI maupun LTMPT tidak pernah mengeluarkan passing grade. "Sekali lagi disampaikan, UI maupun LTMPT tidak pernah mengeluarkan passing grade," katanya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal itu, maka informasi mengenai passing grade UI bukan merupakan informasi resmi dari UI. Dengan kata lain, informasi tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan