Sebuah akun Facebook bernama Iin Lebay membagikan video berdurasi 49 detik dengan tulisan “Bkn kebakaran... Tapi lgi pemutihan :joy::joy::joy: KEREN lgi gedung KPK nya ikutan kebakar :laughing::laughing::laughing:”
(GFD-2020-4710) [SALAH] Gedung KPK Terbakar
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Sedangkan dalam video yang dibagikannya, perekam video tersebut mengatakan "Hey abang-abang tanggal 22 Agustus jam 7 malam terjadi kebakaran di Gedung Kejaksaan Blok M. Untuk yang melintas untuk mencari jalur lain dulu ya, karena pasti akan terjadi penutupan jalan di sini. Untuk sementara ini blanwir belum sampai di lokasi, sementara di amankan oleh petugas setempat untuk clear area.”
Ada pun klaim mengenai pemutihan, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Hari Setiono mengatakan gedung yang terbakar adalah lantai 5 dan 6 yang merupakan wilayah kerja biro kepegawaian. "Itu data kepegawaian, ada beberapa biro yang ada di bidang pembinaan. tidak ada berkas penanganan perkara di sana, korupsi khusus maupun umum," kata Hari saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (22/8).
Hari mengklaim berkas perkara kasus tindak pidana khusus atau korupsi tidak ada yang terbakar pasca kebakaran hebat Gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8/2020) malam. "Berkas perkara yang terkait tindak pidana korupsi 100 persen aman tidak ada masalah," kata Hari di Kejagung, Minggu (23/8/2020).
Sehingga, klaim kebakaran gedung KPK karena pemutihan perkara tidak benar. Faktanya, dalam tayangan video tersebut merupakan kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin Dalam, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Ada pun klaim mengenai pemutihan, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Hari Setiono mengatakan gedung yang terbakar adalah lantai 5 dan 6 yang merupakan wilayah kerja biro kepegawaian. "Itu data kepegawaian, ada beberapa biro yang ada di bidang pembinaan. tidak ada berkas penanganan perkara di sana, korupsi khusus maupun umum," kata Hari saat dihubungi CNN Indonesia, Sabtu (22/8).
Hari mengklaim berkas perkara kasus tindak pidana khusus atau korupsi tidak ada yang terbakar pasca kebakaran hebat Gedung Kejaksaan Agung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (22/8/2020) malam. "Berkas perkara yang terkait tindak pidana korupsi 100 persen aman tidak ada masalah," kata Hari di Kejagung, Minggu (23/8/2020).
Sehingga, klaim kebakaran gedung KPK karena pemutihan perkara tidak benar. Faktanya, dalam tayangan video tersebut merupakan kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung di Jalan Sultan Hasanudin Dalam, Kelurahan Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Kesimpulan
Hoaks ini termasuk dalam kategori konten yang salah karena narasi yang disampaikan berbeda dengan video yang ditampilkan.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4338471/cek-fakta-tidak-benar-dalam-video-ini-kebakaran-gedung-kejaksaan-agung-pemutihan-perkara
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/23/141000865/5-fakta-kebakaran-gedung-kejaksaan-agung?page=all
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200822210511-20-538197/kejagung-pastikan-gedung-berkas-perkara-jauh-dari-kebakaran
- https://nasional.okezone.com/read/2020/08/23/337/2266244/gedung-kejagung-terbakar-kapuspenkum-berkas-perkara-korupsi-100-persen-aman
(GFD-2020-4709) [SALAH] “Video Bayi Bermata Tiga”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/08/2020
Berita
Akun facebook يوسف زين العابدين mengunggah video (6/08/2020) yang memperlihatkan seorang anak bayi yang mempunyai tiga mata dengan narasi sebagai berikut:
“سبحنان الله🌺طفل مولود بثلاث عيون”
(Puji Bagi Allah 🌺 anak yang lahir dengan tiga mata)
“سبحنان الله🌺طفل مولود بثلاث عيون”
(Puji Bagi Allah 🌺 anak yang lahir dengan tiga mata)
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut hasil suntingan/editan. Tidak ada informasi valid mengenai bayi yang mempunyai mata ketiga di dahi seperti yang ada dalam video. Bila diamati dengan seksamavideo tersebut, maka akan terlihat mata ketiga yang berada di dahi pada bayi telah diedit. Terlihat mata ketiga yang berada di dahi pada bayi mirip dengan mata sebelah kiri. Mata kiri bayi dan mata ketiga di dahi bergerak serentak ke arah yang sama persis.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik, yakni kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit dengan kelainan genetik di Nigeriayang mempunyai mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal yang terlihat sejak lahir, namun foto yang dimuat di jurnal tersebut berbeda dengan bayi yang ada di video itu.
Video yang sama juga ditemukan di channel Youtube 10NEWS INDIA yang membagikan video tersebut dengan deskripsi yang menyebutkan ‘Craniofacial duplication’, atau duplikasi wajah sebagai alasan dibalik mata ketiga bayi dalam video tersebut. Akan tetapi, keterangan deskripsi pada unggahan video itu, ditemukan pada sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik di Nigeria.
“Craniofacial duplication known as diprosopus is a rare congenital disorder whereby parts or all of the face are duplicated on the head. This is a case of a 1-year-old boy referred to our hospital with an extra eye (third eye) on the left side of the head and an abnormally shaped head, which were noticed since birth, Jan 2, 2018”
(diartikan: “Duplikasi kraniofasial yang dikenal sebagai diprosopus adalah kelainan bawaan langka di mana sebagian atau seluruh wajah diduplikasi di kepala. Ini adalah kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit kami dengan mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal, yang terlihat sejak lahir. 2 Jan 2018”).
Setelah ditelusuri lebih lanjut, terdapat sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik, yakni kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit dengan kelainan genetik di Nigeriayang mempunyai mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal yang terlihat sejak lahir, namun foto yang dimuat di jurnal tersebut berbeda dengan bayi yang ada di video itu.
Video yang sama juga ditemukan di channel Youtube 10NEWS INDIA yang membagikan video tersebut dengan deskripsi yang menyebutkan ‘Craniofacial duplication’, atau duplikasi wajah sebagai alasan dibalik mata ketiga bayi dalam video tersebut. Akan tetapi, keterangan deskripsi pada unggahan video itu, ditemukan pada sebuah laporan kasus 2018 yang diterbitkan di West Journal of Radiology berbicara tentang ‘duplikasi kraniofasial’ bayi yang lahir dengan kelainan genetik di Nigeria.
“Craniofacial duplication known as diprosopus is a rare congenital disorder whereby parts or all of the face are duplicated on the head. This is a case of a 1-year-old boy referred to our hospital with an extra eye (third eye) on the left side of the head and an abnormally shaped head, which were noticed since birth, Jan 2, 2018”
(diartikan: “Duplikasi kraniofasial yang dikenal sebagai diprosopus adalah kelainan bawaan langka di mana sebagian atau seluruh wajah diduplikasi di kepala. Ini adalah kasus seorang anak laki-laki berumur 1 tahun yang dirujuk ke rumah sakit kami dengan mata ekstra (mata ketiga) di sisi kiri kepala dan bentuk kepala yang tidak normal, yang terlihat sejak lahir. 2 Jan 2018”).
Kesimpulan
Klaim video yang salah. Video tersebut hasil suntingan/editan. Tidak ada informasi valid mengenai bayi bermata tiga seperti yang terdapat dalam video tersebut.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/25/salah-video-bayi-bermata-tiga/
- https://www.vishvasnews.com/english/health/fact-check-this-video-claiming-three-eyed-baby-born-in-germany-is-digitally-edited/
- https://thelogicalindian.com/fact-check/baby-3-eyes-germany-sage-prediction-22331
- https://www.youtube.com/watch?v=z10cu700xhg
- http://www.wajradiology.org/article.asp?issn=1115-3474;year=2018;volume=25;issue=1;spage=79;epage=83;aulast=Yahaya
(GFD-2020-4708) [SALAH] “Penampakan baju putih tangan ke belakang setelah tragedi kebakaran”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/08/2020
Berita
Akun Cahaya Mulya (fb.com/100042322210356) mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:
“Penampakan baju putih tangan ke belakang setelah tragedi kebakaran. Kenapa bukan pas kebakaran dia disitu ya”
“Penampakan baju putih tangan ke belakang setelah tragedi kebakaran. Kenapa bukan pas kebakaran dia disitu ya”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya penampakan seseorang dengan yang mengenakan baju putih dengan tangan ke belakang di gedung Kejaksaan Agung yang terbakar adalah klaim yang salah.
Faktanya, foto itu adalah foto editan atau suntingan. Di foto identik yang beredar, tidak ditemukan tidak ada penampakan orang dengan baju putih yang dimaksud. Foto asli pria berbaju putih itu adalah foto ketika Presiden Jokowi meninjau kebakaran di penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau pada tahun 2019.
Dikutip dari Medcom.id, berdasarkan foto identik yang dimuat di artikel berita di situs okezone.com dan jawapos.com, sama sekali tidak terlihat adanya penampakan seseorang dengan yang mengenakan baju putih dengan tangan ke belakang gedung Kejaksaan Agung yang terbakar.
Sementara itu, foto Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019) salah satunya dimuat di situs kompas.com di artikel berjudul “Kunjungan Jokowi di Riau, Rapat hingga Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan”
Faktanya, foto itu adalah foto editan atau suntingan. Di foto identik yang beredar, tidak ditemukan tidak ada penampakan orang dengan baju putih yang dimaksud. Foto asli pria berbaju putih itu adalah foto ketika Presiden Jokowi meninjau kebakaran di penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau pada tahun 2019.
Dikutip dari Medcom.id, berdasarkan foto identik yang dimuat di artikel berita di situs okezone.com dan jawapos.com, sama sekali tidak terlihat adanya penampakan seseorang dengan yang mengenakan baju putih dengan tangan ke belakang gedung Kejaksaan Agung yang terbakar.
Sementara itu, foto Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019) salah satunya dimuat di situs kompas.com di artikel berjudul “Kunjungan Jokowi di Riau, Rapat hingga Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan”
Kesimpulan
Foto editan / suntingan. Di foto identik yang beredar, tidak ditemukan tidak ada penampakan orang dengan baju putih yang dimaksud. Foto asli pria berbaju putih itu adalah foto ketika Presiden Jokowi meninjau kebakaran di penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau pada tahun 2019.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/JKRGwqxN-foto-penampakan-sosok-berbaju-putih-di-gedung-kejaksaan-agung-yang-terbaka
- https://megapolitan.okezone.com/read/2020/08/23/338/2266028/asap-putih-masih-terlihat-di-gedung-kejaksaan-agung-pasca-terbakar
- https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/23/08/2020/petugas-damkar-sisir-tiap-lantai-untuk-lakukan-pendinginan/
- https://nasional.kompas.com/read/2019/09/18/08220981/kunjungan-jokowi-di-riau-rapat-hingga-tinjau-lokasi-kebakaran-hutan?page=all
(GFD-2020-4707) [SALAH] Video Perbandingan Makanan Asli dan Palsu yang Dibuat di China
Sumber: twitter.comTanggal publish: 25/08/2020
Berita
Akun Twitter Uyghur News Network TV (@UNNTV1) mengunggah sebuah video dengan disertai narasi yang menggambarkan agar tidak memakan makanan yang dibuat di China pada 19 Agustus 2020. Unggahan tersebut telah mendapatkan respon sebanyak 991 retweets, 1.197 likes, dan 49 komentar.
Berikut kutipan narasinya:
“Hope you didn't eat any #MadeInChina food.
#ChinaVirus #CCP #CCPVirus”
“Semoga Anda tidak makan makanan #MadeInChina.
#ChinaVirus #CCP #CCPVirus”
Berikut kutipan narasinya:
“Hope you didn't eat any #MadeInChina food.
#ChinaVirus #CCP #CCPVirus”
“Semoga Anda tidak makan makanan #MadeInChina.
#ChinaVirus #CCP #CCPVirus”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan potongan video yang berasal dari unggahan akun Facebook Blossom yang diunggah pada 1 Juni 2019 dengan judul "Is your food fake or real? Find out with these 16 easy tests at home!". Namun, unggahan asli dari akun Facebook Blossom itu telah dihapus karena beberapa dari klaim di video tersebut salah dan menyesatkan berdasarkan dari hasil pemeriksaan fakta. Video serupa diunggah kembali oleh akun YouTube Rytopia dengan judul “Fake Food vs Real Food Test. What is in it that we eat?” pada 3 Juni 2019.
Dikutip dari laman Snopes, 16 tes yang diuraikan dalam video tersebut merupakan campuran dari kepalsuan, mitos perkotaan daur ulang, satu atau dua eksperimen yang memiliki butir kebenaran, dan beberapa tes yang membahas jenis pemalsuan yang tidak ada di Amerika Serikat dan banyak negara lain, tetapi telah dilaporkan di India dan beberapa negara berkembang. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan konsumen harus yakin bahwa sebagian besar praktik yang diilustrasikan dalam video tersebut tidak legal di Amerika Serikat dan produk apa pun yang diatur FDA yang melanggar atau tampak melanggar Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik Federal, dapat disita, penarikan wajib, atau tindakan penegakan hukum lainnya.
Dikutip dari laman Snopes, 16 tes yang diuraikan dalam video tersebut merupakan campuran dari kepalsuan, mitos perkotaan daur ulang, satu atau dua eksperimen yang memiliki butir kebenaran, dan beberapa tes yang membahas jenis pemalsuan yang tidak ada di Amerika Serikat dan banyak negara lain, tetapi telah dilaporkan di India dan beberapa negara berkembang. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan konsumen harus yakin bahwa sebagian besar praktik yang diilustrasikan dalam video tersebut tidak legal di Amerika Serikat dan produk apa pun yang diatur FDA yang melanggar atau tampak melanggar Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik Federal, dapat disita, penarikan wajib, atau tindakan penegakan hukum lainnya.
Kesimpulan
Dengan demikian, unggahan akun Twitter @UNNTV1 (Uyghur News Network TV) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Context. Hal ini dikarenakan unggahan tersebut tidak menggambarkan makanan yang dibuat di China.
Rujukan
Halaman: 5679/6297