• (GFD-2021-6120) [SALAH] “Cairan nya Masih Utuh Udah di Cabut Aaaja Mao Bohongin Rakyat Hadehhh”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/01/2021

    Berita

    Akun Muji Hartati (fb.com/muji.hartati.1447) pada 15 Januari 2021 mengunggah sbeuah video dnegan narasi sebagai berikut:

    “COBA PELOTOTI GUYS … CAIRAN VAKSIN MASIH UTUH”

    Video itu memperlihatkan saat saat-saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntik vaksin dan terdapat tulisan “Cairan nya Masih Utuh Udah di Cabut Aaaja Mao Bohongin Rakyat Hadehhh”

    Cairannya masih utuh udah dicabut aja

    Vaksin preaiden masih utuh

    "Cairan vaksin utuh"

    Vaksin presiden harus diulang

    Suntik vaksin presiden

    hoaks cairannya masih utuh

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa cairan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo masih utuh saat dicabut adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama. Prof.dr. Abdul Muthalib sendiri mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.

    Pernyataan Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih ini menjawab opini dari dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD, seorang dokter yang berasal dari Cirebon.

    “Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang anda lakukan adalah gagal,” tulis dr Taufiq.

    Alasannya, suntikan vaksin seharusnya menembus otot, atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat. Menurut Taufiq, penyuntikkan vaksin Covid-19 ke tubuh presiden Joko Widodo tidak dilakukan dengan benar, maka vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.

    Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.

    Namun dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, tulisan tersebut merupakan suatu opini dari penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.

    “Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikkan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana,” tutur dr Daeng kepada Suara.com, Kamis (14/1/2021).

    dr Daeng menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama.

    “Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya,” tegas dr Daeng.

    Terkait reaksi ADE yang bisa muncul usai vaksinasi virus Corona, lagi-lagi dibantah oleh dr Daeng. dr Daeng menjelaskan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Dalam hasil penelitian yang dilaporkan ke BPOM, tidak ditemukan adanya reaksi tersebut.

    “Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel,” tambahnya.

    Menurut dr Daeng, PB IDI telah berkoordinasi dengan IDI Cirebon sebagai organisasi profesi yang menaungi dr Taufiq Waly. Ke depannya, ia berharap dokter-dokter dapat mengeluarkan pendapat tentang vaksin berdasarkan data ilmiah dan hasil uji klinis.

    Sementara itu, penyuntik vaksin Prof.dr. Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetaran saat menyuntikan vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya hal ini untuk pertama kalinya ia lakukan sepanjang karirnya di dunia kesehatan.

    “Ya namanya menyuntik orang pertama di Indonesia, tentu ada perasaan itu juga. Tapi pada saat penyuntikan itu tidak masalah hanya penyuntikan saja gemetaran,” ujar Abdul Muthalib di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).

    Namun demikian, Abdul mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga tidak merasakan sakit pada saat disuntikan.

    “Alhamdulilah saya berhasil menyuntikan vaksin ke Bapak Presiden. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali,” katanya.

    Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntikan vaksin Covid-19 pertama kali pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan vaksin Covid-19 ini dilakukan di Istana Merdeka.

    Dilansir dari Medcom.id, dalam video penyuntikan yang disiarkan langsung, tampak jelas suntik itu menancap. Dari perhitungan Tim Cek Fakta Medcom, jarum suntik itu menancap di tubuh Presiden sekitar sembilan detik.

    Kesimpulan

    Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama. Prof.dr. Abdul Muthalib sendiri mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6119) [SALAH] Potongan Video “Banjir Kalimantan Selatan #PrayForKalsel banyak sapi warga yang terhanyut”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/01/2021

    Berita

    “Banjir Kalimantan Selatan – Pray For Kalsel #1
    Banjir Kalimantan Selatan – #PrayForKalsel

    banjir kalimantan selatan mengakibatkan kerugian yang besar diantaranya banyak sapi warga yang terhanyut terbawa arus banjir dan sedikit kisah yang mengharukan, terekam seorang polisi heroik yang menyelamatkan nenek yang terjebak banjir”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan potongan video peristiwa banjir di Meksiko dengan narasi yang menghubungkan dengan peristiwa banjir di Kalimatan Selatan yang menimbulkan kesimpulan yang keliru. Menara Pengawal @ 30 Juli 2020: “Video Viral: Sekelompok Sapi Perjuangan untuk Bertahan dari Arus Sungai yang deras akibat Badai Hanna. Meksiko: Hujan deras yang turun di beberapa wilayah negara telah menyebabkan serangkaian banjir. Di Compostela, Nayarit arusnya tumbuh sangat tinggi sehingga menyeret ternak. Akhirnya mereka bisa bertahan.

    Berita Gambar @ 28 Juli 2020: “Berikut gambar luapan sungai Zacualpan di Nayarit yang menyeret ternak dari daerah tersebut setelah lewatnya “Hanna”.”

    AFP: “Sebuah video ternak tersapu oleh air banjir telah dilihat ribuan kali di Twitter, Facebook dan YouTube bersama dengan klaim bahwa insiden tersebut terjadi di China pada Agustus 2020. Klaim tersebut salah; video tersebut sebelumnya telah beredar dalam laporan Juli 2020 tentang banjir parah di Meksiko selama Badai Hanna.”

    NPR: “Saat Badai Hanna menghantam Samudra Atlantik akhir pekan ini, Texas dan Meksiko bersiap menghadapi bencana, tetapi Meksiko-lah yang menyaksikan kematian.”

    tirto.id: “Banjir dengan skala dampak luas melanda wilayah Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021. Banjir di Kalsel tercatat merendam ribuan rumah pada 14 Januari 2021, demikian mengutip laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).”

    ======

    Kesimpulan

    BUKAN di Kalimantan Selatan, video banjir di Meksiko yang sudah beredar sebelumnya pada Juli 2020 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6118) [SALAH] “LUPA SEMUANYA , SBY SEMAKIN PARAH KASIHAN! SBY JADI BEGINI”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/01/2021

    Berita

    “LUPA SEMUANYA , SBY SEMAKIN PARAH

    KASIHAN! SBY JADI BEGINI”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Wenday Novi Susanto mengunggah beberapa gambar pada 14 Januari 2021. Dalam unggahan tersebut terdapat gambar hasil tangkapan layar yang memperlihatkan Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan baju bermotif dan memakai bantal leher tengah terbaring di tempat tidur, dan ada 3 orang dengan baju hazmat atau APD lengkap sedang memeriksa kondisi SBY.

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Diketahui SBY dirawat di RSPAD karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke Pacitan dan Yogyakarta.

    Salah satu artikel Kompas.com berjudul “Kondisinya Membaik, SBY Lanjutkan Rawat Jalan di Rumah” yang diunggah pada 19 Juli 2018 memuat foto ketika B.J Habibie menjenguk SBY di RSPAD. Sedangkan orang yang menggunakan baju APD ditemukan pada cover artikel Klikdokter.com berjudul “Waspada, Gejala Virus Corona Bisa Menetap Lebih Lama” pada 30 Juli 2020.

    Dilansir dari Kompas.com, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.

    “Hoax itu dan sudah kami bantah,” ujar Hinca saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

    Sementara itu, melalui unggahan Twitter-nya, Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrat, Ossy Dermawan menyatakan, informasi yang menyebut SBY tengah sakit parah adalah tidak benar. Ia menyebutkan, SBY saat ini dalam keadaan sehat dan berada di Cikeas.

    “Beredar poster di WA Grup seolah-olah Bapak SBY sdg dirawat di RS dalam kondisi parah krn Covid-19. Saya pastikan bahwa poster ini adalah HOAX !! Alhamdulillah, Bapak SBY dlm keadaan sehat wal afiat di Cikeas. Sungguh keji & tidak bermoral orang yang membuat & menyebarkannya,” tulisnya.

    Dengan demikian, klaim gambar yang diunggah oleh Akun Facebook Wenday Novi Susanto adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Gambar hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan juga menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6117) [SALAH] Jika Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Tidak Perlu Mematuhi Protokol Kesehatan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/01/2021

    Berita

    “VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU.

    JADI,VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

    JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.

    TAPI,JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER,DISURUH CUCI TANGAN,DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA,BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN(VALUTA KEUANGAN CINA)…”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Gaes Pardi menggunggah informasi yang mengklaim bahwa vaksin dibuat untuk membuat kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu sehingga orang yang telah menjalani vaksinasi Covid-19 tidak perlu lagi mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker dan mencuci tangan karena sudah kebal terhadap virus Covid-19.

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut adalah tidak benar. Meskipun vaksin dapat memberikan manfaat berupa menumbuhkan antibodi, namun belum diketahui efektivitasnya dalam mencegah transmisi atau penularan terhadap orang lain. Oleh karena itu, seseorang yang telah di vaksin harus tetap mematuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga Jarak).

    Epidemiolog dari Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat Defriman Djafri mengatakan usai vaksinasi COVID-19, seseorang minimal membutuhkan waktu 14 hari untuk mengetahui apakah antibodi atau kekebalan telah terbentuk di dalam tubuh. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut peluang terinfeksi virus masih ada apalagi protokol kesehatan tidak dilakukan dengan baik dan benar sesuai anjuran pemerintah.

    Salah satu tujuan vaksinasi adalah untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. Sementara itu, kekebalan kelompok atau herd immunity ini baru bisa terjadi kalau 70 persen rakyat Indonesia divaksin, sehingga bisa melindungi 30 persen rakyat lainnya yang tidak bisa divaksin atau yang rentan kesehatannya.

    Dengan demikian, klaim bahwa setelah menjalani vaksinasi Covid-19 tidak perlu mematuhi protokol kesehatan adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Seseorang yang telah di vaksin Covid-19 harus tetap mematuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga Jarak). Usai vaksinasi COVID-19, seseorang minimal membutuhkan waktu 14 hari untuk mengetahui apakah antibodi atau kekebalan telah terbentuk di dalam tubuh.

    Rujukan