• (GFD-2024-21517) Cek Fakta: Tidak Benar Gunung Ciremai Meletus Dampak Gempa Kuningan 25 Juli 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Gunung Ciremai meletus dampak gempa Kuningan 25 Juli 2024, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 26 Juli 2024.
    klaim Gunung Ciremai meletus dampak gempa Kuningan  25 Juli 2024 berupa unggahan tangkapan layar terkait gempa Kuningan, salah satu tangkapan layar tersebut berupa percakapan WhatsApp yang menyebutkan setelah gempa akan ada letusan gunung Ciremai.
    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Ati-ati waspada mah kuduh🤦🤲🤲🤲kangge warga Kuningan/majalenka/Cirebon sekitar gunung CIREMAI 🤲🤲mudah2an tidak ada kejadian yg tidak di ingini🤲Amiin ya rob🤲🤲🤲lindungi keluarga kami ya Allah"
    Benarkah klaim Gunung Ciremai meletus dampak gempa Kuningan 25 Juli 2024? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Gunung Ciremai meletus dampak gempa Kuningan 25 Juli 2024, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Aktivitas Vulkanik Gunung Ciremai Aman, Masyarakat Diingatkan Waspadai Hoaks" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 29 Juli 2024.
    Dalam situs Liputan6.com, Ketua PVMBG Pos Pengamatan Gunung Ciremai Jajat Sudrajat mengimbau masyarakat tetap mengikuti arahan dari pemerintah daerah untuk bersikap tenang, serta tidak terpengaruh dengan beredarnya informasi keliru pascagempa di Kabupaten Kuningan yang terjadi pada 27 Juli 2024, di antaranya terkait Gunung Ciremai pascagempa.
    “Masyarakat diimbau selalu tenang dan tidak perlu cemas, karena status Gunung Ciremai masih aman dan tidak ada gempa vulkanik yang terekam,” kata Jajat, dikutip dari Antara, Senin (29/7/2024).
    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan peristiwa gempa tektonik yang sempat terjadi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik di Gunung Ciremai.
    “Sejauh ini hasil pengamatan kami, kondisi Gunung Ciremai tetap normal dan tidak terpengaruh dengan peristiwa gempa,” tutur Jajat.
    Ia menjelaskan dari hasil pemantauan menunjukkan Gunung Ciremai tetap dalam kondisi normal, serta tidak ada aktivitas vulkanik yang membahayakan. Menurut dia, Gempa Kuningan terjadi sebanyak tiga kali dengan guncangan terakhir terasa pada Jumat (26/7), yang memiliki kekuatan 3,9 magnitudo.
    Gempa tersebut, kata Jajat, diduga disebabkan karena adanya aktivitas tektonik pada sesar Baribis, bukan dari kegiatan vulkanik di Gunung Ciremai. Pusat gempa juga berada sangat jauh dengan Gunung Ciremai, tepatnya sekitar 15 kilometer yang lokasinya berada di sekitar kawasan Darma, Kuningan.
    “Sampai kejadian gempa terakhir itu, jenis gempa vulkanik belum terekam di seismograf kami. Untuk saat ini aman, karena gempa kemarin itu kemungkinan akibat aktivitas sesar Baribis,” ujarnya.
    Pihaknya tetap melakukan pemantauan secara berkala terhadap Gunung Ciremai, meskipun sampai sekarang kondisi dari gunung tersebut statusnya masih aman.
    Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu mengungkapkan pihaknya sempat mendapatkan laporan, soal adanya informasi palsu atau hoaks di media sosial yang menyebutkan kalau Gunung Ciremai akan meletus setelah gempa.
    Dia menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar, sehingga masyarakat diminta lebih bijak dalam menerima informasi, terutama yang sumbernya belum jelas.
    “Masyarakat sebaiknya mendapatkan atau mencari informasi dari sumber terpercaya seperti BMKG atau BPBD,” tuturnya.
    Indra menambahkan BPBD sudah bekerjasama dengan BMKG, untuk memantau situasi terkini melalui pemasangan alat detektor gempa, karena potensi gempa susulan masih mungkin terjadi, tetapi waktunya tidak dapat diprediksi.
    “Tim BMKG sedang melakukan survei awal untuk mendeteksi penyebab gempa di segmen sesar lokal, yakni segmen Ciremai (bukan Gunung Ciremai) yang merupakan bagian dari segmen Baribis,” ucap dia.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Gunung Ciremai meletus dampak gempa Kuningan 25 Juli 2024 tidak benar.
    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memastikan peristiwa gempa tektonik yang sempat terjadi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tidak mempengaruhi aktivitas vulkanik di Gunung Ciremai.
  • (GFD-2024-21516) Keliru, Ada Kecoak di Dada dari Hasil Rontgen Pasien di Rumah Sakit India

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita



    Sebuah postingan memperlihatkan seekor kecoa yang terlihat dari foto hasil rontgen x-ray beredar di akun sosial media X dan Facebook [ arsip ]. Foto rontgen tersebut diklaim milik seorang pasien di rumah sakit di India.  



    Hingga artikel ini ditulis postingan tersebut sudah mendapatkan respon 6 ribu kali di retweet dan 41 ribu kali disukai. Lantas benarkan ada kecoak di dada pasien dari hasil rontgen di rumah sakit India?

    Hasil Cek Fakta



    Menurut Adenia, tenaga Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Chasan Boesoirie Ternate, temuan terkait hasil x-ray terdapat seekor kecoak di dada pasien merupakan temuan yang sangat tidak mungkin terjadi. 

    Saat melakukan foto rontgen, petugas biasanya akan meminta pasien untuk berbaring atau berdiri dan tidak bergerak. Bisa dikatakan gambar foto hasil x-ray yang memperlihat ada kecoak di dada tersebut merupakan hasil rekayasa dan salah. “Foto ini saya pastikan hoaks,” kata Adenia yang dihubungi Tempo, Kamis, 25 Juli 2024.

    Tempo kemudian menelusuri sumber gambar yang dibagikan tersebut dengan menggunakan tools Yandex Image dan Google Image. Hasilnya gambar tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital atau editing yang menggabungkan dua foto berbeda yaitu foto x-ray dada dengan gambar kecoak.

    Cerita terkait kecoak di dada pasien dari hasil rontgen bahkan ditemukan sebagai informasi yang keliru dan pernah ramai beredar pada 2012 misalnya, halaman Facebook "University Of Jokes" membagikan yang sebuah lelucon dengan premis yang hampir sama, hanya saja pasiennya berasal dari India. Narasi yang sama tersebut kemudian ramai kembali pada 10 April 2017.

    Dikutip dari FACTLY adalah salah satu portal Jurnalisme Data dan Informasi Publik yang berbasis di India, gambar hasil x-ray yang memperlihat ada kecoak di dada merupakan informasi yang salah. Hasil pencarian gambar dengan metode terbalik mengarahkan foto hasil sinar-X tersebut pada situs Radlines

    Menurut keterangan gambar, foto tersebut merupakan 'radiogram dada posteroanterior' dari seorang wanita berusia 21 tahun yang mengeluhkan nyeri dada sebelah kiri setelah bertabrakan saat pertandingan sepak bola. Hasil rontgen menunjukkan dada normal tanpa tanda-tanda cedera. Foto ini diunggah oleh Mikael Häggström ke 'radlines.org.'



    Dengan demikian, jelaslah bahwa gambar virus tersebut merupakan versi hasil manipulasi gambar sinar-X milik Häggström, yang diedit secara curang dengan menambahkan seekor kecoak, sehingga menciptakan ilusi seekor kecoak yang tertangkap dalam sinar-X dada.

    Sebelumnya organisasi pemeriksa fakta internasional, Snopes, juga mendapati hasil rontgen yang memperlihat seekor kecoak pada dada pasien yang diketahui foto x-ray dada yang digunakan tersebut merupakan foto x-ray dada dari Marilyn Monroe yang diambil oleh seorang dokter pada tahun 1954.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, foto yang hasil x-ray terdapat seekor kecoak di dada diklaim merupakan hasil rontgen seorang pasien di rumah sakit India adalah keliru.

    Foto tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital atau editing yang menggabungkan dua foto berbeda yaitu foto x-ray dada dengan gambar kecoak dan sebelumnya sudah pernah ramai beredar pada 2012 dan merupakan informasi yang salah. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21515) Keliru, Argentina Mengeluarkan Uang Kertas Bergambar Lionel Messi

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita



    Sebuah konten berisi klaim Argentina mengeluarkan  mata uang kertas bergambar pemain sepak bola Lionel Messi, beredar di Facebook [ arsip ]. Foto itu diunggah pada 21 Juli 2024 dengan narasi “Argentina mengeluarkan mata uang yang bergambar wajah Lionel Messi dan skuad timnas Argentina ketika selebrasi mengangkat Piala Dunia”.



    Hingga artikel ini ditulis unggahan tersebut sudah mendapatkan 384 komentar dan telah dibagikan 241 kali. Lantas benarkah Argentina mengeluarkan uang kertas bergambar Lionel Messi?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk membuktikan klaim tersebut, Tempo mula-mula menelusuri informasi terkait mata uang kertas Argentina bergambar pemain sepak bola Lionel Messi dari sumber yang kredibel. 

    Hasilnya, informasi itu keliru dan ramai beredar setelah timnas Argentina memenangi Piala Dunia di Qatar pada 2022. Dalam seri uang kertas Argentina tidak ditemukan gambar pemain sepak bola Lionel Messi.

    Chequeado, organisasi cekfakta berbasis di Amerika Latin menjelaskan, informasi terkait mata uang kertas Argentina bergambar pemain sepak bola Lionel Messi beredar setelah sebuah media Meksiko “El Financiero” menerbitkan laporan pada 19 Desember 2022. Laporan tersebut berisi tentang rencana Pusat Bank Republik Argentina mempertimbangkan uang bergambar Messi ke dalam uang seribu peso. 

    Tetapi sebenarnya pernyataan pejabat itu tersebut hanya lelucon. 

    Dikutip dari laman resmi Banco Central de la República Argentina (BCRA), Bank Central Argentina, gambar pada seri uang kertas Argentina seluruhnya merupakan gambar tokoh-tokoh sejarah dan pahlawan nasional.



    Ada empat pecahan seri uang kertas dengan gambar berbeda, seperti pecahan ARS100 bergambar Maria Eva Duarte de Peron, promotor Undang-Undang No. 13.010 tentang hak pilih perempuan pada tahun 1947. 

    Seri uang ARS200 bergambar Martín Miguel de Güemes dan Juana Azurduy, Gubernur provinsi Salta dan pemimpin Perang Gaucho. Seri uang ARS500 bergambar María Remedios del Valle dan Manuel Belgrano, seorang pahlawan wanita Perang Kemerdekaan. Sementara untuk pecahan seri ARS1000 bergambar José de San Martín, Bapak Bangsa dan Pembebas. 

    Pada edisi Piala Dunia Sepak Bola Qatar 2022, Bank Central Argentina sebenarnya pernah mengeluarkan uang koin perak dan emas namun dengan jumlah terbatas. Pada dua pecahan uang koin edisi piala dunia tersebut juga tidak terdapat gambar pemain sepak bola Lionel Messi. Untuk model gambar resmi pada uang peso Argentina dapat dilihat pada tautan ini.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, foto yang memperlihatkan mata uang kertas bergambar pemain sepak bola Lionel Messi diklaim merupakan mata uang baru negara Argentina adalah keliru. 

    Bank Central Argentina sendiri merilis semua gambar pada seri uang kertas Argentina merupakan gambar tokoh-tokoh sejarah dan pahlawan nasional. Tidak ada gambar pemain sepak bola Lionel Messi dalam seri uang kertas Argentina.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21514) Keliru, IDI Peringatkan Adanya Wabah Pengerasan Otak dan Sumsum Tulang Belakang, Serta Diabetes

    Sumber:
    Tanggal publish: 30/07/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di Facebook akun ini, ini, ini, ini, dan ini berisi klaim bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingatkan tentang munculnya wabah pengerasan otak, diabetes, serta pengerasan sumsum tulang belakang.

    Agar terhindar dari wabah tersebut, menurut pesan berantai, masyarakat harus menjauhi 19 jenama minuman dalam kemasan, baik yang masih berupa serbuk atau yang sudah siap minum.

    Jenama-jenama itu adalah Extra Joss, M-150, Kopi Susu Gelas (Granita), Kiranti, Krating Daeng, Hemaviton, Neo Hemaviton, Marimas, Segar Sari sachet, Frutillo, Pop Ice, Segar Dingin Vit. C, Okky Jelly Drink, Inaco, Gatorade, Nabati, Adem Sari, Naturade Gold, dan Aqua Splash Fruit.



    Namun, benarkah IDI menyampaikan pengumuman tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Dilansir Tempo, narasi tersebut telah beredar setidaknya sejak tahun 2010 melalui pesan singkat (SMS) dan BlackBerry Messenger. Namun, sesungguhnya Ketua Umum IDI saat itu, Priyo Sidipratomo, telah membantahnya. "Itu SMS bukan dari IDI," kata Priyo pada Tempo.

    Priyo juga menjelaskan, dokter yang disebut dalam narasi yang beredar, tidak mengatakan pernyataan tersebut. Namun namanya dicatut tanpa izin dan dituliskan dalam narasi. Bantahan IDI juga disampaikan sejak tahun 2010 di website mereka, Idionline.org.

    Terkait penggunaan aspartame atau aspartam sebagai pemanis buatan dalam produk makanan dan minuman, Priyo menyatakan hal itu berdasarkan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

    Sementara BPOM dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI saat itu menyatakan aspartam aman dikonsumsi bila jumlahnya di bawah ambang batas konsumsi, yakni 600 mg/kg produk (aturan Codex).

    Demikian juga yang disampaikan Ketua IDI periode 2012 - 2015, Zaenal Abidin, saat narasi tersebut kembali beredar pada tahun 2013, sebagaimana diberitakan Detik.com. Ia menyatakan IDI tidak mengeluarkan pernyataan seperti dalam narasi.

    Dia juga menyatakan bahwa narasi tersebut tidak perlu dipercaya karena merupakan bagian persaingan bisnis yang terjadi saat itu. Selain itu, IDI tidak akan menyebarkan informasi secara sembarangan atau tidak resmi seperti tulisan narasi yang beredar.

    "Berita ini tidak pernah dikeluarkan oleh pihak IDI, namun masih saja banyak yang percaya akan berita tersebut. Setiap berita yang dikeluarkan oleh IDI harus ditandatangani oleh Ketua IDI dan pengurus organisasi besar IDI," kata Zainal.

    Tingkat Risiko Aspartam

    Dilansir Tempo, aspartam merupakan pemanis buatan yang banyak digunakan dalam produk makanan. Selain tingkat kemanisannya yang 200 kali lebih tinggi dibandingkan gula dan tidak mengandung kalori.

    Di bagian ingredients atau keterangan bahan pada kemasan produk makanan, biasanya aspartam dituliskan dengan kode 951. Sementara nama populer lainnya adalah equal, nutrasweet, canderel dan sugar twin.

    Badan Pangan PBB (WHO) menyatakan aspartam mungkin bersifat karsinogenik alias bisa menimbulkan penyakit kanker. Di sisi lain, banyak negara memperbolehkan peredaran produk makanan mengandung aspartam, dengan pembatasan jumlah tertentu.

    Misalnya Australia menetapkan aspartam yang boleh dikonsumsi manusia ialah 40 miligram per kilogram berat badan orang tersebut. Jumlah itu setara 60 saset. Di Amerika Serikat, batas maksimalnya 75 saset.

    Sementara di Indonesia batas maksimalnya 600 mg/kg produk (aturan Codex). Pada umumnya, aspartam dinilai aman dikonsumsi bila jumlahnya tidak berlebihan. Selain itu, harus diwaspadai munculnya efek samping kecanduan gula pada orang-orang tertentu.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan IDI mengumumkan adanya wabah pengerasan otak, diabetes, dan pengerasan sumsum tulang belakang, serta melarang konsumsi 19 produk minuman adalah klaim keliru.

    Dua pimpinan IDI telah membantah narasi yang beredar sejak 2010 tersebut. Selain itu, pada umumnya aspartam yang dipermasalahkan dalam narasi yang beredar tersebut, dianggap aman dikonsumsi dalam batas jumlah tertentu.

    Rujukan