• (GFD-2021-6772) [SALAH] “SEMPAT MELAWAN SAAT AKAN DITANGKAP PENGHINA NABI DITEMBAK MATI”

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 21/04/2021

    Berita

    Sebuah akun Youtube bernama Menembus Batas mengunggah video pada 19 April 2021 berdurasi 10 menit 3 detik yang berjudul “Sempat Melawan Saat Akan Ditangkap Penghina Nabi Akhirnya Ditembak Mati” yang telah ditonton sebanyak 234,374 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, ternyata judul tersebut menyesatkan. Tidak terdapat pernyataan yang mengatakan bahwa Jozeph telah ditembak mati di dalam video tersebut. Saat ini, polisi telah menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) atas nama Shindy Paul Soerjomoeljono alias Jozeph Paul Zheng.

    “Polri sudah menerbitkan DPO kemarin sore, tanggal 19 April 2021 yang akan segera dikirim ke Interpol sebagai dasar untuk segera mengeluarkan red notice,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad Ramadhan.

    DPO dikirim kepada Interpol karena berdasarkan penelusuran polisi, Paul Zhang saat ini sedang berada di Jerman. Dengan begitu negara tempatnya tinggal akan mendeportasi pria itu.

    “Mekanisme kerja sama kepolisian luar negeri bisa berjalan, mau enggak negara tempat yang bersangkutan, tinggal mendeportasi yang bersangkutan. DPO nanti akan diterbitkan,” kata Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto.

    Sehingga klaim mengenai Jozeph Paul Zhang yang ditembak mati merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)
    Faktanya, Youtuber yang melakukan penistaan agama Jozeph Paul Zheng saat ini masih berstatus sebagai buron.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6771) [SALAH] Pertamina Tegal Gede Kabakaran

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 21/04/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Pertamina Tegal Gede kebakaran. Informasi tersebut diunggah akun Facebook Revan Aditama, pada 20 April 2021.

    Unggahan informasi Pertamina Tegal Gede kebakaran tersebut berupa tautan Youtube, berjudul "[VIRAL] Pertamina Tegal Gede Cikarang Meledak Dahsyat"

    Pada unggahan tersebut terdapat foto kobaran api dan tulisan "PERTAMINA TEGAL GEDE CIKARANG KEBAKAR".

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi Pertamina Tegal Gede kebakaran, dengan menghubungi pihak Pertamina Gas (Pertagas).

    Manager Communication Relations & CSR Pertamina Gas, Elok Riani Ariza menyatakan, kobaran api perawatan rutin di Stasiun Kompresor Gas (SKG) Tegal Gede, Bekasi pada Senin 19 April 2021 merupakan bagian dari perawatan fasilitas penyaluran gas, untuk menjaga performa sarana distribusi gas agar tetap berfungsi optimal.

    "Kegiatan maintenance telah selesai dilakukan dan aktivitas sudah berjalan normal kembali," kata Elok, saat berbincang dengan liputan6.com.

    Menurutnya, kegiatan perawatan berlangsung sekitar satu jam lebih, yang dimulai sejak pukul 17.33 WIB. Aktivitas utama berupa pembersihan pipa yang mengalirkan gas dari Citarik ke Tegal Gede, Bekasi. Seterusnya dilanjutkan dengan pengecekan tekanan pada pipa dan aktivitas pembakaran gas atau flaring. Setelah proses perawatan selesai, aktivitas di fasilitas tersebut normal kembali.

    Saat aktivitas flaring api memang nampak relatif besar, namun kondisi tersebut merupakan hal yang normal. Hal itu merupakan salah satu tahapan dalam perawatan pada fasilitas SKG Tegalgede tersebut.

    "PT Pertamina Gas selalu berupaya untuk mengedepankan aspek safety dalam pelaksanaan kegiatan operasinya. Termasuk dalam hal tersebut pemeliharaan fasilitas secara berkesinambungan," tutup Elok.

    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'pertamina tegal gede'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kobaran Api yang Muncul dari Pertamina Gas Tegal Gede adalah Kondisi Normal Saat Perawatan" yang dimuat situs kompas.tv, pada 20 April 2021.

    Dalam artikel situs kompas.tv Pertamina Gas, Tegal Gede, Cikarang Selatan, memberikan keterangan yang disampaikan melalui pesan singkat.

    Manajer Komunikasi, Humas dan CSR Pertamina Gas, Elok Riani Ariza menjelaskan kobaran api itu merupakan kondisi normal kala perawatan rutin di Stasiun Kompresor Gas (SKG) Tegal Gede selama satu jam lebih.

    Perawatan dilakukan demi menjaga performa sarana distribusi gas tetap berfungsi optimal dengan aktivitas utama pembersihan pipa yang mengalirkan gas dari Citarik ke Tegal Gede. Sementara itu, saat ini kondisi di lokasi telah kembali kondusif.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Pertamina Tegal Gede kebakaran tidak benar.

    Kobaran api pada Stasiun Kompresor Gas (SKG) Tegal Gede merupakan bagian dari perawatan fasilitas penyaluran gas dan normal terjadi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6770) [SALAH] Foto Uang Logam Pecahan Rp 11 Triliun

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 21/04/2021

    Berita

    Sebuah foto yang diklaim uang logam pecahan Rp 11 triliun beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan oleh akun Facebook Mattahati 15 April 2021.

    Dalam foto tersebut, terlihat uang logam berwarna perak dengan tulis Bank Indonesia 11 TRILIUN RUPIAH. Terdapat juga narasi dalam gambar tersebut.

    "Uang Di kantong pak lurah".

    "Inget ketika doski ngomongin yg ginian... kaya dongeng 1001 malam aja..

    Yaaa.... sering terpikikan APAKAH DIA MASIH PUNYA RASA MALU GAK... SETELAH SEKIAN BANYAK JANJI & KEBOHONGANNYA BERULANG KALI TERJADI ?!.." tulis akun Facebook Mattahati.

    Konten yang disebarkan akun Facebook Mattahati telah 29 kali dibagikan dan mendapat 38 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto yang diklaim uang logam pecahan Rp 11 triliun. Penelusuran dilakukan dengan membuka situs milik Bank Indonesia, bi.go.id.

    Dalam situs tersebut dijelaskan mengenai uang rupiah berbentuk kertas dan logam. Uang rupiah kertas terdiri dari pecahan 1.000, 2.000, 5.000, 10.000, 20.000, 50.000, dan 100.000.

    Sedangkan uang logam koin terdiri dari pecahan Rp 50, Rp 100, Rp 200, Rp 500, dan Rp 1.000. Selanjutnya ada juga uang koin khusus yang diproduksi dengan tema tertentu, misalnya memperingati kemerdekaan Indonesia. Namun dalam situs bi.go.id tidak ada uang logam koin pecahan Rp 11 triliun.

    Kesimpulan

    Foto yang diklaim uang logam pecahan Rp 11 triliun ternyata tidak benar. Faktanya tidak ada uang logam koin pecahan Rp 11 triliun yang beredar di Indonesia. Foto yang disebarkan akun Facebook Mattahati telah disunting atau diedit.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6769) [SALAH] Video “salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vax astrazeneca”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/04/2021

    Berita

    Akun Facebook Saless Paksinn Panik (fb.com/100065418044936) pada 16 April 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “Ini risikonya kalau berani melawan ndoro globe
    Kemarin presiden Tanzania yg sempat 1 minggu menghilang dan dinyatakan meninggal akibat serangan jantung
    Sekarang salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vax astrazeneca
    Mungkin di racun”

    Meninggal usai divaksin astra zeneca.

    Korban meninggal akibat astrazeneca

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video salah satu pejabat pemerintah Denmark meregang nyawa saat mengumumkan pelarangan vaxsin astrazeneca merupakan klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, tidak meninggal dan bukan diracun. Erichsen yang merupakan Kepala Badan Obat-obatan Denmark hanya pingsan karena kelelahan. Kini, Erichsen telah pulih, seperti yang ia nyatakan dalam cuitannya di Twitter.

    Dilansir dari Tempo, video tumbangnya Erichsen ini pernah dipublikasikan oleh sejumlah media. Media Inggris, The Sun, memuat video itu dalam artikelnya yang berjudul “Dramatic moment Danish vaccine chief FAINTS during a Covid conference announcing the permanent ban of AstraZeneca jab” pada 15 April 2021.

    Erichsen pingsan dalam sebuah konferensi pers yang mengumumkan larangan permanen Denmark terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca. Namun, menurut The Sun, pemerintah Denmark mengumumkan bahwa Erichsen sudah sadar dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Klaim-klaim palsu terkait pingsannya Tanja Erichsen itu tidak hanya beredar di Indonesia, tapi juga di Eropa. Di sana, menyebar klaim yang menyebut bahwa dia pingsan setelah menerima vaksin Astrazeneca.

    Dilansir dari Associated Press, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Soren Brostrom mengatakan bahwa Erichsen baik-baik saja. Brostrom menjelaskan bahwa Erichsen pingsan karena terlalu banyak bekerja dan berdiri terlalu lama. Juru bicara Badan Obat-obatan Denmark Kim Voigt Ostrom juga mengatakan bahwa Erichsen belum menerima vaksin Covid-19.

    Lewat akun pribadinya di Twitter, pada 19 April 2021, Tanja Erichsen pun menyatakan bahwa pemulihannya berjalan dengan baik.

    “Terima kasih banyak atas perhatian dan salam Anda. Ini adalah pukulan keras yang harus saya terima, tapi untungnya saya dalam pemulihan yang baik sekarang. Ini sangat berarti bagi saya, dengan dukungan besar yang saya terima, baik di sini di Twitter maupun di platform lain. Terima kasih banyak,” kata Erichsen dalam bahasa Denmark.

    Kesimpulan

    Tidak meninggal dan bukan diracun. Erichsen yang merupakan Kepala Badan Obat-obatan Denmark hanya pingsan karena kelelahan. Kini, Erichsen telah pulih, seperti yang ia nyatakan dalam cuitannya di Twitter.

    Rujukan