(GFD-2020-4769) [SALAH] Empat Ton Telur Bansos Pemprov Jabar Membusuk di Gudang Penyimpanan Bulog Garut
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/05/2020
Berita
Beredar unggahan foto ditambahkan narasi melalui akun Facebook Jasmine Greentea II. Akun tersebut menyebutkan bahwa bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah Jawa Barat berupa beras, mie instan, telur, vitamin, minyak sayur, gula, dan terigu, masih tersimpan dan tidak dibagikan kepada masyarakat. Akibat terlalu lama disimpan, empat ton telur membusuk didalam gudang Bulog Garut.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya klaim tersebut salah. Dikutip dari laman prfmnews.pikiran-rakyat.com, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Mohammad Arifin Soedjayana membantah informasi tersebut. Menurutnya, tidak ada bansos telur di Bulog Garut yang busuk.
Pasalnya, bansos untuk Kabupaten Garut ditunda karena masih ada masalah terkait pendataan Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Arifin menjelaskan bahwa bansos tersebut diredistribusi ke daerah lain, yaitu ke Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
“Karena ada penundaan, telur digeser ke kabupaten/kota lain,” kata dia.
“Telur yang ada sekarang di Garut itu kiriman baru, dan akan dilaunching besok (Selasa, 12 Mei),” kata dia.
“Jadi bukan sudah busuk, tapi ada potensi (potensi busuk) kalau tidak ada penyaluran,” tambahnya.
Sementara itu dikutip melalui akun Facebook resmi Wakil Gubernur Jawa barat Uu Ruzhanul Ulum ditemukan unggahan foto beliau yang tengah melepas distribusi bantuan sembako dari Provinsi Jawa Barat yang dibagikan pada tanggal 12 Mei 2020 kepada masyarakat Kabupaten Garut yang terdampak Covid-19 di kantor Pos Garut, Jl. Ahmad Yani No. 40 Garut bersama Bupati @kang_rudy_gunawan dan Wabup @kanghelmi_budiman.
Info akurat terkait bansos Provinsi Jawa Barat ini bisa dicek di akun @humas_jabar, @pikobar_jabar, @dinsosjabar, @disperindag_jbr, @jabarquickrespons dan akun resmi pemerintah kabupaten serta pemerintah kota setempat.
Pada bagian akhir postingan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ia memberikan klarifikasi bahwa informasi terkait busuknya empat ton telur di gudang milik Bulog Garut adalah hoaks.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Facebook dapat masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan
Pasalnya, bansos untuk Kabupaten Garut ditunda karena masih ada masalah terkait pendataan Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Arifin menjelaskan bahwa bansos tersebut diredistribusi ke daerah lain, yaitu ke Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
“Karena ada penundaan, telur digeser ke kabupaten/kota lain,” kata dia.
“Telur yang ada sekarang di Garut itu kiriman baru, dan akan dilaunching besok (Selasa, 12 Mei),” kata dia.
“Jadi bukan sudah busuk, tapi ada potensi (potensi busuk) kalau tidak ada penyaluran,” tambahnya.
Sementara itu dikutip melalui akun Facebook resmi Wakil Gubernur Jawa barat Uu Ruzhanul Ulum ditemukan unggahan foto beliau yang tengah melepas distribusi bantuan sembako dari Provinsi Jawa Barat yang dibagikan pada tanggal 12 Mei 2020 kepada masyarakat Kabupaten Garut yang terdampak Covid-19 di kantor Pos Garut, Jl. Ahmad Yani No. 40 Garut bersama Bupati @kang_rudy_gunawan dan Wabup @kanghelmi_budiman.
Info akurat terkait bansos Provinsi Jawa Barat ini bisa dicek di akun @humas_jabar, @pikobar_jabar, @dinsosjabar, @disperindag_jbr, @jabarquickrespons dan akun resmi pemerintah kabupaten serta pemerintah kota setempat.
Pada bagian akhir postingan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ia memberikan klarifikasi bahwa informasi terkait busuknya empat ton telur di gudang milik Bulog Garut adalah hoaks.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Facebook dapat masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan
Rujukan
- https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-13380859/ini-klarifikasi-pemprov-jabar-soal-telur-bansos-yang-busuk-di-garut?page=2
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/8koBMn5b-tak-dibagi-bagikan-4-ton-telur-bansos-pemprov-jabar-membusuk
- https://web.facebook.com/UuRuzhanul/posts/4554846247874583
- https://news.detik.com/berita/d-5010335/distribusi-bansos-garut-ditunda-stok-telur-dialihkan-ke-daerah-lain
- https://archive.fo/IMgSH
- https://www.fixindonesia.com/4-ton-telur-bansos-pemprov-membusuk-dprd-jabar-pemprov-jabar-ceroboh/
(GFD-2020-4768) [SALAH] Dettol Antiseptik Disebut Dapat Membunuh Virus Corona
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 03/02/2020
Berita
viral di media sosial berupa foto belakang kemasan Dettol antiseptik yang tertera dapat membunuh virus Corona dan beberapa virus dan bakteri lainnya seperti E.Coli, Sammonella, MRSA, Rotavirus, *Flu virus (H1N1), Cold viruses (Human corona cirus dan RSV)” tertulis dalam keterangan botol Dettol.
Hasil Cek Fakta
Belum lama ini, viral di media sosial berupa foto belakang kemasan Dettol antiseptik yang tertera dapat membunuh virus Corona dan beberapa virus dan bakteri lainnya seperti E.Coli, Sammonella, MRSA, Rotavirus, *Flu virus (H1N1), Cold viruses (Human corona cirus dan RSV)” tertulis dalam keterangan botol Dettol.
Beberapa pengguna medsos pun mulai membuat teori konspirasi sendiri terkait kabar ini. Ada yang sampai-sampai berpikiran, jika ada upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu, untuk menutup-nutupi kebenaran dari kabar yang viral secara online ini.
Bahkan dalam unggahan seorang pengguna media sosial mengajak untuk meminum cairan Dettol. jelas hal ini adalah hal menyesatkan.
Dalam belakang kemasannya, Dettol memang benar mencantumkan salah satu benefit yang ditawarkannya. Salah satunya adalah untuk membunuh virus Corona dan penyebab flu biasa. Akan tetapi strain virus Corona yang dimaksud dalam label Dettol tersebut, mungkin berbeda dengan apa yang ditemukan di Wuhan, Cina.
Untuk virus corona yang sedang mewabah bernama 2019 N-CoV, kode nama sementara yang digunakan untuk menamakan virus Corona Wuhan, baru diidentifikasi pada akhir tahun 2019 lalu. Bahan aktif dari Dettol sendiri adalah chloroxylenol, yang merupakan jenis disinfektan yang paling banyak di jual di pasaran. Jenis ini mampu mengatasi virus dan bakteri dalam jumlah besar, termasuk virus Corona. Akan tetapi, belum pernah diuji secara klinis, terkait dengan manfaatnya untuk memerangi 2019 N-CoV.
“Saya rasa Dettol belum pernah diujicobakan langsung untuk mengatasi 2019-nCoV. Dan yang diklaim oleh pihak pabrikan, adalah benefitnya untuk membunuh berbagai jenis mikroba. Bukan secara spesifik menyebutkan 2019 N-CoV,” kata Michael Head, seorang peneliti senior dari University of Southampton seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (1/2).
Hal senada juga disampaikan Jonathan Stoye, dari Francis Crick Institute. Menurut dokter ini penting untuk diinformasikan apa yang tertera dalam label Dettol, adalah jenis virus Corona yang umumnya dikaitkan dengan gejala flu biasa. “Harus dijelaskan virus yang ditemukan di Wuhan ini, adalah salah satu jenis dari beberapa jenis virus Corona,” jelas kepala divisi virologi tersebut.
Sementara itu, produsen Dettol RB telah mengklarifikasi bahwa tidak ada yang menyarankan itu efektif dalam memusnahkan virus coronavirus Wuhan.
Labelnya merujuk pada jenis bug yang lebih umum yang telah diuji dengan dan terbukti dapat membunuh.
Coronavirus adalah sekelompok virus yang menyebabkan infeksi pernapasan yang biasanya ringan, termasuk flu biasa.
Perlu diketahui, Cairan disinfektan ini digunakan untuk permukaan keras yaitu kulit dan atau luka. kandungan Chloroxylenol yang terkandung dalam Dettol beracun jika tertelan dan tidak boleh digunakan sebagai aerosol yang dapat dihirup orang.
Beberapa pengguna medsos pun mulai membuat teori konspirasi sendiri terkait kabar ini. Ada yang sampai-sampai berpikiran, jika ada upaya yang dilakukan pihak-pihak tertentu, untuk menutup-nutupi kebenaran dari kabar yang viral secara online ini.
Bahkan dalam unggahan seorang pengguna media sosial mengajak untuk meminum cairan Dettol. jelas hal ini adalah hal menyesatkan.
Dalam belakang kemasannya, Dettol memang benar mencantumkan salah satu benefit yang ditawarkannya. Salah satunya adalah untuk membunuh virus Corona dan penyebab flu biasa. Akan tetapi strain virus Corona yang dimaksud dalam label Dettol tersebut, mungkin berbeda dengan apa yang ditemukan di Wuhan, Cina.
Untuk virus corona yang sedang mewabah bernama 2019 N-CoV, kode nama sementara yang digunakan untuk menamakan virus Corona Wuhan, baru diidentifikasi pada akhir tahun 2019 lalu. Bahan aktif dari Dettol sendiri adalah chloroxylenol, yang merupakan jenis disinfektan yang paling banyak di jual di pasaran. Jenis ini mampu mengatasi virus dan bakteri dalam jumlah besar, termasuk virus Corona. Akan tetapi, belum pernah diuji secara klinis, terkait dengan manfaatnya untuk memerangi 2019 N-CoV.
“Saya rasa Dettol belum pernah diujicobakan langsung untuk mengatasi 2019-nCoV. Dan yang diklaim oleh pihak pabrikan, adalah benefitnya untuk membunuh berbagai jenis mikroba. Bukan secara spesifik menyebutkan 2019 N-CoV,” kata Michael Head, seorang peneliti senior dari University of Southampton seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (1/2).
Hal senada juga disampaikan Jonathan Stoye, dari Francis Crick Institute. Menurut dokter ini penting untuk diinformasikan apa yang tertera dalam label Dettol, adalah jenis virus Corona yang umumnya dikaitkan dengan gejala flu biasa. “Harus dijelaskan virus yang ditemukan di Wuhan ini, adalah salah satu jenis dari beberapa jenis virus Corona,” jelas kepala divisi virologi tersebut.
Sementara itu, produsen Dettol RB telah mengklarifikasi bahwa tidak ada yang menyarankan itu efektif dalam memusnahkan virus coronavirus Wuhan.
Labelnya merujuk pada jenis bug yang lebih umum yang telah diuji dengan dan terbukti dapat membunuh.
Coronavirus adalah sekelompok virus yang menyebabkan infeksi pernapasan yang biasanya ringan, termasuk flu biasa.
Perlu diketahui, Cairan disinfektan ini digunakan untuk permukaan keras yaitu kulit dan atau luka. kandungan Chloroxylenol yang terkandung dalam Dettol beracun jika tertelan dan tidak boleh digunakan sebagai aerosol yang dapat dihirup orang.
Kesimpulan
Ramai di media sosial sebuah postingan berupa foto bagian belakang kemasan Dettol antiseptik yang tertera bisa membunuh virus corona. 2019 N-CoV, kode nama sementara yang digunakan untuk menamakan virus Corona Wuhan, baru diidentifikasi pada akhir tahun 2019 lalu. Bahan aktif dari Dettol sendiri adalah chloroxylenol, yang merupakan jenis disinfektan yang paling banyak di jual di pasaran. Jenis ini mampu mengatasi virus dan bakteri dalam jumlah besar, termasuk virus Corona. Akan tetapi, belum pernah diuji secara klinis, terkait dengan manfaatnya untuk memerangi 2019 N-CoV.
Rujukan
- https://aceh.tribunnews.com/2020/02/02/viral-dettol-antiseptik-disebut-dapat-membunuh-virus-corona-benarkah-cek-faktanya?page=all
- https://www.jambi-independent.co.id/read/2020/02/03/47081/hoaks-dettol-bisa-bunuh-corona
- https://www.mirror.co.uk/news/uk-news/coronavirus-dettol-warns-no-evidence-21413814
- https://www.thesun.co.uk/news/10870648/dettol-coronavirus-wuhan-label/
(GFD-2020-4767) [SALAH] Video “5 Pasien Suspect Infeksi Virus Corona’ – 1 Meninggal Dunia Di RSU Dr Kariadi Semarang-Indonesia”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/02/2020
Berita
Akun Djakarta Metrostore (fb.com/djakartametrostore) mengunggah sebuah video berdurasi 36 detik dengan narasi :
“#CoronaOutbreak
5 Pasien Suspect Infeksi Virus Corona’— 1 Meninggal Dunia Di RSU Dr Kariadi Semarang-Indonesia”
“#CoronaOutbreak
5 Pasien Suspect Infeksi Virus Corona’— 1 Meninggal Dunia Di RSU Dr Kariadi Semarang-Indonesia”
Hasil Cek Fakta
Video berdurasi 36 detik yang diunggah sumber klaim tersebut faktanya telah disunting dan hanya menyisakan bagian awal berita video. Itu berbeda dengan konten asli berita video Kompas TV yaitu dua menit 12 detik.
Dalam 36 detik pertama, Kompas TV belum menjelaskan kegiatan penanganan pasien yang diduga telah terinfeksi virus corona itu merupakan rangkaian simulasi yang digelar Rumah Sakit Umum Pusat dr. Karidi Semarang.
Dalam kanal YouTube resmi mereka, Kompas TV menuliskan judul unggahan video “RS Kariadi, Semarang Gelar Simulasi Penanganan Pasien Virus Corona”.
Dalam tayangan awal video itu hingga detik ke-44, sub-judul berita tertulis “4 Dirawat Di Ruang Isolasi, 1 Meninggal”. Namun pada detik ke-45, Kompas TV menulis sub-judul berita “RSUP dr Kariadi Simulasi Perawatan Pasien Virus Korona”.
Berikut adalah keterangan yang disertakan dalam unggah video itu:
“SEMARANG, KOMPAS.TV – RSUP Dr. Kariadi Semarang, menggelar simulasi siaga virus Corona.
Ini dilakukan untuk persiapan, dan kesigapan tim RSUP Kariadi jika terdapat pasien terdampak virus Corona. Dengan cekatan para tim medis yang dilengkapi pakaian khusus tertutup, membawa satu per satu pasien ke dalam ruang isolasi UGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Satu per satu pasien dibawa ke ruang isolasi rawat di Ruang Rajawali. Dari lima pasien yang terjangkit virus Corona itu, satu di antaranya di nyatakan meninggal dunia. Rangkaian ini merupakan simulasi, yang diadakan pihak RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk penanganan, dan pencegahan merebaknya virus Corona.
Pihaknya meminta masyarakat tetap menjaga kondisi, makan sehat, minum cukup, agar terhindar dari penyakit. Antisipasi penyebaran virus Corona, tim medis dan kru yang bertugas di Bandara Ahmad Yani, Semarang melakukan simulasi penanggulangan virus Corona kepada penumpang pesawat.
Petugas isolasi, mempersiapkan diri dengan memakai pakaian khusus pengaman, seperti masker, sepatu, dan kacamata pengaman. Penumpang yang datang melewati ruang kedatangan bandar akan melewati pengecekan alat termo scanner atau pendeteksi suhu tubuh.
Jika ada yang terindikasi virus korona, pasien akan dibawa, menuju ruang observasi. Di ruang observasi inilah, penumpang akan ditangani oleh tim medis dan penanganan lebih lanjut. #VirusCorona #Corona #Semarang”
Dalam 36 detik pertama, Kompas TV belum menjelaskan kegiatan penanganan pasien yang diduga telah terinfeksi virus corona itu merupakan rangkaian simulasi yang digelar Rumah Sakit Umum Pusat dr. Karidi Semarang.
Dalam kanal YouTube resmi mereka, Kompas TV menuliskan judul unggahan video “RS Kariadi, Semarang Gelar Simulasi Penanganan Pasien Virus Corona”.
Dalam tayangan awal video itu hingga detik ke-44, sub-judul berita tertulis “4 Dirawat Di Ruang Isolasi, 1 Meninggal”. Namun pada detik ke-45, Kompas TV menulis sub-judul berita “RSUP dr Kariadi Simulasi Perawatan Pasien Virus Korona”.
Berikut adalah keterangan yang disertakan dalam unggah video itu:
“SEMARANG, KOMPAS.TV – RSUP Dr. Kariadi Semarang, menggelar simulasi siaga virus Corona.
Ini dilakukan untuk persiapan, dan kesigapan tim RSUP Kariadi jika terdapat pasien terdampak virus Corona. Dengan cekatan para tim medis yang dilengkapi pakaian khusus tertutup, membawa satu per satu pasien ke dalam ruang isolasi UGD RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Satu per satu pasien dibawa ke ruang isolasi rawat di Ruang Rajawali. Dari lima pasien yang terjangkit virus Corona itu, satu di antaranya di nyatakan meninggal dunia. Rangkaian ini merupakan simulasi, yang diadakan pihak RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk penanganan, dan pencegahan merebaknya virus Corona.
Pihaknya meminta masyarakat tetap menjaga kondisi, makan sehat, minum cukup, agar terhindar dari penyakit. Antisipasi penyebaran virus Corona, tim medis dan kru yang bertugas di Bandara Ahmad Yani, Semarang melakukan simulasi penanggulangan virus Corona kepada penumpang pesawat.
Petugas isolasi, mempersiapkan diri dengan memakai pakaian khusus pengaman, seperti masker, sepatu, dan kacamata pengaman. Penumpang yang datang melewati ruang kedatangan bandar akan melewati pengecekan alat termo scanner atau pendeteksi suhu tubuh.
Jika ada yang terindikasi virus korona, pasien akan dibawa, menuju ruang observasi. Di ruang observasi inilah, penumpang akan ditangani oleh tim medis dan penanganan lebih lanjut. #VirusCorona #Corona #Semarang”
Kesimpulan
Video berita simulasi yang disunting dan hanya menyisakan bagian awal berita video. Video berita aslinya diunggah di kanal youtube KOMPASTV dengan judul “RS Kariadi, Semarang Gelar Simulasi Penanganan Pasien Virus Corona” dan berdurasi 2 menit 12 detik bukan 36 detik.
Rujukan
(GFD-2020-4766) [SALAH] Golden Swalayan Jadi Klaster Baru Covid-19, Warga Wajib Lapor RT Jika Ingin Berkunjung
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 19/05/2020
Berita
Masyarakat Kota Kediri dikejutkan dengan beredarnya informasi perihal adanya klaster baru persebaran virus corona atau Covid-19 yakni pusat perbelanjaan Golden Swalayan. Menurut narasi yang beredar, warga diminta wajib lapor terlebih dahulu kepada RT di wilayahnya masing-masing apabila ingin berkunjung ke Golden Swalayan. Untuk menambah rasa percaya public, pesan tersebut bahkan mencatut nama Humas Pemerintah Kota Kediri.
Hasil Cek Fakta
Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa narasi yang terdapat dalam pesan tersebut adalah palsu. Melansir dari suara.com, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, Fauzan Adima dengan tegas menyatakan bahwa pesan tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
“Berita yang beredar tersebut hoaks dari orang yang tidak bertanggungjawab dan berusaha memecah belah. Kami tidak pernah mengeluarkan himbauan seperti itu,” pungkasnya.
Lanjut Fauzan menjelaskan, bahwa sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri memang sempat melakukan sampling Rapid Test di Golden Swalayan dan hasilnya reaktif. Namun untuk memastikan hal tersebut, Dinkes Kota Kediri akhirnya melakukan test ulang sehari setelahnya dan mendapati hasilnya non reaktif.
“Tadi pagi kami Rapid Test yang kedua hasilnya non reaktif. Jadi masyarakat jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena metodologi test virus corona ini memang harus bertahap,” jelasnya.
“Berita yang beredar tersebut hoaks dari orang yang tidak bertanggungjawab dan berusaha memecah belah. Kami tidak pernah mengeluarkan himbauan seperti itu,” pungkasnya.
Lanjut Fauzan menjelaskan, bahwa sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri memang sempat melakukan sampling Rapid Test di Golden Swalayan dan hasilnya reaktif. Namun untuk memastikan hal tersebut, Dinkes Kota Kediri akhirnya melakukan test ulang sehari setelahnya dan mendapati hasilnya non reaktif.
“Tadi pagi kami Rapid Test yang kedua hasilnya non reaktif. Jadi masyarakat jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena metodologi test virus corona ini memang harus bertahap,” jelasnya.
Kesimpulan
Melalui pesan berantai Whatsapp pusat perbelanjaan Golden Swalayan, Kediri disebut sebagai klaster baru persebaran virus corona atau Covid-19. Oleh sebab itu warga diminta wajib lapor kepada Ketua RT di wilayahnya masing-masing apabila hendak berkunjung ke Golden Swalayan. Pasca beredarnya pesan yang menggegerkan warga tersebut, pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri pun akhirnya angkat bicara, dengan menyatakan bahwa pesan tersebut adalah palsu alias hoaks.
Rujukan
- https://jatim.suara.com/read/2020/05/19/152300/heboh-pengunjung-swalayan-modern-wajib-lapor-rt-pemkot-kediri-itu-hoaks
- https://www.bangsaonline.com/berita/74427/%E2%80%8Bberita-yang-mencatut-humas-pemkot-kediri-terkait-klaster-golden-swalayan-dipastikan-hoaks
- https://jatim.tribunnews.com/2020/05/19/hoax-imbauan-humas-pemkot-kediri-ke-warga-agar-lapor-rt-seusai-dari-golden-swalayan-kabar-tak-jelas
- https://duta.co/hoax-viral-pesan-atas-namakan-humas-pemkot-kediri-kasus-golden-swalayan
Halaman: 5662/6294