(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Pada zaman Mesir Kuno, mereka menggores amigdala para budak untuk membuat mereka lebih patuh dan tunduk pada majikannya.”
(GFD-2021-7812) [SALAH] Tes Swab Dapat Menggores Amigdala dan Dilakukan di Zaman Mesir Kuno untuk Membuat Budak Menjadi Patuh
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 10/11/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa pada zaman Mesir Kuno, orang-orang melukai bagian amigdala dari otak para budak untuk membuat mereka lebih patuh dan tunduk kepada majikannya. Dalam unggahan tersebut, juga disertakan beberapa foto yang menunjukkan proses tes swab dan sebuah ilustrasi tentang proses serupa yang dilakukan di zaman Mesir Kuno.
Melansir dari Reuters, seorang professor neuroteknologi dari Imperial College London, Simon Schultz menegaskan bahwa tes swab tidak dapat menyentuh maupun merusak bagian amigdala. Selain itu, seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris juga menjelaskan bahwa rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya. Ilustrasi yang disertakan dalam narasi bukan ilustrasi proses penggoresan amigdala kepada budak di Mesir Kuno, melainkan ilustrasi tentang metode pengobatan mata yang dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno. Foto serupa dengan kualitas yang lebih jelas telah diunggah oleh seorang fotografer Getty Images, De Agostini, dengan judul foto “Ophthalmologist treating a patient, papyrus, reconstruction of a fresco from the Theban tomb of Ipi, originally dating back to the Dynasty XIX. Egyptian civilisation.”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Melansir dari Reuters, seorang professor neuroteknologi dari Imperial College London, Simon Schultz menegaskan bahwa tes swab tidak dapat menyentuh maupun merusak bagian amigdala. Selain itu, seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris juga menjelaskan bahwa rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya. Ilustrasi yang disertakan dalam narasi bukan ilustrasi proses penggoresan amigdala kepada budak di Mesir Kuno, melainkan ilustrasi tentang metode pengobatan mata yang dilakukan oleh masyarakat Mesir Kuno. Foto serupa dengan kualitas yang lebih jelas telah diunggah oleh seorang fotografer Getty Images, De Agostini, dengan judul foto “Ophthalmologist treating a patient, papyrus, reconstruction of a fresco from the Theban tomb of Ipi, originally dating back to the Dynasty XIX. Egyptian civilisation.”.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna ‘SweetThingMemes’ tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Faktanya, rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia. Lebih lanjut, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya.
Faktanya, rongga hidung dan otak manusia dipisahkan oleh bagian yang disebut “cribriform plate”, sehingga tes swab tidak akan menyentuh bagian otak dan amigdala manusia. Lebih lanjut, tidak ada bukti bahwa metode tes swab digunakan di zaman Mesir Kuno untuk membuat budak menjadi patuh kepada majikannya.
Rujukan
- https://www.gettyimages.co.uk/detail/news-photo/ophthalmologist-treating-a-patient-papyrus-reconstruction-news-photo/182131892
- https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-egypt/fact-check-covid-19-test-swabs-cannot-touch-the-brain-or-bruise-the-amygdala-to-make-people-submissive-idUSL1N2RZ2B6
(GFD-2021-7811) [SALAH] 13 Anak Sekolah di Afrika Meninggal Karena Vaksin Covid-19
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 09/11/2021
Berita
13 anak sekolah di Afrika Selatan meninggal setelah mendapatkan OBAT SURGA FUCKSHIT KOPET19!!!!!!!!!! Berita ini bbrpa X diunggah d iG namun dihapus pihak bi0 t3ch!!!!! Sadarlah skrg Smua ini adalah permainan #dajjallaknatullah dan anak buahnya!!!! Semua Owner #fuckhsit adalah Seorg Yahudi #Zionis laknatullah… Zionis adlh musuh yg nyata khususnya bagi #UmatMuslim, Ssuai ap yg #ALLAH firmankan dan #RASULULLAH sabdakan!!!
Meninggal akibat di vaksin
Meninggal paska vaksin
Berita hoax tentang pasien yg meninggal setelah di suntik vaksin covid 19
Meninggal akibat di vaksin
Meninggal paska vaksin
Berita hoax tentang pasien yg meninggal setelah di suntik vaksin covid 19
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook yang menyebarkan sebuah video tewasnya anak-anak dari Afrika, dalam video tersebut para kerabat anak-anak tersebut menangis secara histeris. Akun bernama Haseki Hurrem Sul Tan mengklaim bahwa meninggalnya 13 anak sekolah di Afrika tersebut dikarenakan vaksin COVID-19.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, meninggalnya 13 anak sekolah tersebut bukan karena vaksin COVID-19. Namun karena kecelakaan di sekolah mereka.
Hoax dengan video yang sama telah beredar sejak awal tahun 2020, namun klaim yang dibuat di antaranya seperti kematian yang disebabkan keracunan biskuit, keracunan permen, dan diserang oleh “makhluk asing”. Kesemua klaim tersebut adalah HOAX.
Melansir dari media Afrika Piga Firimbi, diketahui bahwa 13 anak yang meninggal tersebut dikarenakan kecelakaan setelah pulang dari sekolah.
Lebih lanjut, dalam kanal YouTube media berita NTV Kenya, dengan judul berita “13 pupils killed, 40 injured in stampede at Kakamega Primary School”, diberitakan bahwa anak-anak umur 10-12 dari Sekolah Dasar Kakamega meninggal setelah mereka pulang dari sekolah.
Puluhan anak dari sekolah tersebut pulang pada pukul 17.00 secara berdesak-desakan dan kemudian mereka terjatuh, 13 anak tewas dalam insiden itu dan 40 lainnya terluka.
Diketahui, kejadian meninggalnya 13 anak sekolah dari Afrika terjadi pada awal tahun 2020, sedangkan vaksin COVID-19 baru disahkan untuk beredar pada bulan Desember 2020, sehingga kematian mereka tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Haseki adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, meninggalnya 13 anak sekolah tersebut bukan karena vaksin COVID-19. Namun karena kecelakaan di sekolah mereka.
Hoax dengan video yang sama telah beredar sejak awal tahun 2020, namun klaim yang dibuat di antaranya seperti kematian yang disebabkan keracunan biskuit, keracunan permen, dan diserang oleh “makhluk asing”. Kesemua klaim tersebut adalah HOAX.
Melansir dari media Afrika Piga Firimbi, diketahui bahwa 13 anak yang meninggal tersebut dikarenakan kecelakaan setelah pulang dari sekolah.
Lebih lanjut, dalam kanal YouTube media berita NTV Kenya, dengan judul berita “13 pupils killed, 40 injured in stampede at Kakamega Primary School”, diberitakan bahwa anak-anak umur 10-12 dari Sekolah Dasar Kakamega meninggal setelah mereka pulang dari sekolah.
Puluhan anak dari sekolah tersebut pulang pada pukul 17.00 secara berdesak-desakan dan kemudian mereka terjatuh, 13 anak tewas dalam insiden itu dan 40 lainnya terluka.
Diketahui, kejadian meninggalnya 13 anak sekolah dari Afrika terjadi pada awal tahun 2020, sedangkan vaksin COVID-19 baru disahkan untuk beredar pada bulan Desember 2020, sehingga kematian mereka tidak ada hubungannya dengan vaksin COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Haseki adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani R
Bukan karena vaksin COVID-19. Hoax serupa beredar sejak awal tahun 2020 yang mengklaim bahwa tewasnya anak-anak dikarenakan keracunan makanan. Faktanya, mereka meninggal karena kecelakaan dan terjatuh di sekolah karena pulang secara berdesak-desakan. Insiden ini terjadi pada awal tahun 2020 sebelum vaksin COVID-19 sah untuk beredar.
Bukan karena vaksin COVID-19. Hoax serupa beredar sejak awal tahun 2020 yang mengklaim bahwa tewasnya anak-anak dikarenakan keracunan makanan. Faktanya, mereka meninggal karena kecelakaan dan terjatuh di sekolah karena pulang secara berdesak-desakan. Insiden ini terjadi pada awal tahun 2020 sebelum vaksin COVID-19 sah untuk beredar.
Rujukan
(GFD-2021-7810) [SALAH] “Uang Pecahan Baru, Selembar 1 Juta”
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 09/11/2021
Berita
“Uang pecahan 1jeti
Hayyo!! Udah ada yg punya blom??”
@TuanYudi
Uang pecahan baru, selembar 1 juta??😱😱😱 #fyp #trending
Hayyo!! Udah ada yg punya blom??”
@TuanYudi
Uang pecahan baru, selembar 1 juta??😱😱😱 #fyp #trending
Hasil Cek Fakta
Beredar video viral di media sosial Tiktok oleh akun bernama @TuanYudi. Ia membagikan sebuah video mengenai selembar pecahan uang dengan nominal 1.0, yang diklaim memiliki nilai sebanyak 1 juta. Videonya di-likes sebanyak 200 lebih pengguna Tiktok.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim @TuanYudi adalah palsu.
Bank Indonesia mengonfirmasi terkait beredarnya video selembar uang dengan nominal 1.0 bernilai 1 juta, bahwa uang tersebut tidak sah untuk digunakan sebagai transaksi jual beli. Lebih lanjut BI menegaskan uang tersebut bukan rupiah dan pihaknya tidak pernah mengeluarkan ataupun mengedarkan uang dengan nominal 1.0 tersebut.
“Uang dalam video tersebut bukan merupakan uang rupiah dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono kepada CNBC Indonesia.
Erwin menjelaskan, sesuai dengan UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah memiliki ciri khusus yang tidak ada pada uang pecahan 1.0 tersebut. Menurutnya, uang tersebut adalah spesimen Perum Peruri atau contoh uang cetakan Peruri yang hanya untuk kepentingan internal.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @TuanYudi adalah HOAX dan termasuk kategori Konteks yang Salah/FALSE CONTEXT.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim @TuanYudi adalah palsu.
Bank Indonesia mengonfirmasi terkait beredarnya video selembar uang dengan nominal 1.0 bernilai 1 juta, bahwa uang tersebut tidak sah untuk digunakan sebagai transaksi jual beli. Lebih lanjut BI menegaskan uang tersebut bukan rupiah dan pihaknya tidak pernah mengeluarkan ataupun mengedarkan uang dengan nominal 1.0 tersebut.
“Uang dalam video tersebut bukan merupakan uang rupiah dan bukan merupakan alat pembayaran yang sah,” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono kepada CNBC Indonesia.
Erwin menjelaskan, sesuai dengan UU No.7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah memiliki ciri khusus yang tidak ada pada uang pecahan 1.0 tersebut. Menurutnya, uang tersebut adalah spesimen Perum Peruri atau contoh uang cetakan Peruri yang hanya untuk kepentingan internal.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @TuanYudi adalah HOAX dan termasuk kategori Konteks yang Salah/FALSE CONTEXT.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani R
Informasi Palsu. Bank Indonesia menegaskan bahwa uang pecahan 1.0 yang viral di Tiktok bukan Rupiah. Artinya uang tersebut bukan alat pembayaran sah di Indonesia. BI juga tidak pernah mengeluarkan uang dengan pecahan 1.0 tersebut.
Informasi Palsu. Bank Indonesia menegaskan bahwa uang pecahan 1.0 yang viral di Tiktok bukan Rupiah. Artinya uang tersebut bukan alat pembayaran sah di Indonesia. BI juga tidak pernah mengeluarkan uang dengan pecahan 1.0 tersebut.
Rujukan
(GFD-2021-7809) [SALAH] Artikel Berita Berjudul “Barcelona Tunjuk Luhut Panjaitan Sebagai Pelatih Menggantikan Ronald Koeman”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 09/11/2021
Berita
Catalunya – Barcelona telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelatih kepala setelah kepergian Ronald Koeman, kata klub Liga Spanyol itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (28/10/2021).
Koeman dipecat setelah Barca kalah 1-0 dari Rayo Vallecano pada Rabu, kekalahan keempat mereka dalam enam pertandingan di semua kompetisi.
“(Luhut) akan mengambil posisi sebagai pelatih kepala tim utama penuh waktu untuk menggantikan Ronald Koeman yang dipecat,” kata klub Catalan dalam sebuah pernyataan.
Manajemen Barcelona mengatakan, penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelatih kepala Barcelona tak lepas dari kinerja apik yang ditunjukkan oleh Luhut di pemerintahan Jokowi – Ma’ruf. Menurut manajemen Barcelona, mereka terkesima melihat performa Luhut ketika ditunjuk menjadi Koordinator PPKM Jawa – Bali, juga ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional, serta ketua Komite Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Hal ini membuat manajemen Barcelona tak ragu untuk menunjuk Luhut sebagai pelatih kepala.
*artikel berita berjudul “Barcelona Tunjuk Luhut Panjaitan Sebagai Pelatih Menggantikan Ronald Koeman” Kamis, 28 Oktober 2021 | 21:51 WIB
Oleh: Surya Lesmana/LES
Koeman dipecat setelah Barca kalah 1-0 dari Rayo Vallecano pada Rabu, kekalahan keempat mereka dalam enam pertandingan di semua kompetisi.
“(Luhut) akan mengambil posisi sebagai pelatih kepala tim utama penuh waktu untuk menggantikan Ronald Koeman yang dipecat,” kata klub Catalan dalam sebuah pernyataan.
Manajemen Barcelona mengatakan, penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai pelatih kepala Barcelona tak lepas dari kinerja apik yang ditunjukkan oleh Luhut di pemerintahan Jokowi – Ma’ruf. Menurut manajemen Barcelona, mereka terkesima melihat performa Luhut ketika ditunjuk menjadi Koordinator PPKM Jawa – Bali, juga ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional, serta ketua Komite Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Hal ini membuat manajemen Barcelona tak ragu untuk menunjuk Luhut sebagai pelatih kepala.
*artikel berita berjudul “Barcelona Tunjuk Luhut Panjaitan Sebagai Pelatih Menggantikan Ronald Koeman” Kamis, 28 Oktober 2021 | 21:51 WIB
Oleh: Surya Lesmana/LES
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Rahmat Joan di grup “Dukung Jokowi 3 Periode”. Dalam postingannya disertakan sebuah screenshoot artikel berita berjudul “Barcelona Tunjuk Luhut Panjaitan Sebagai Pelatih Menggantikan Ronald Koeman”, terdapat juga foto Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sedang berjalan di sebuah stadion.
Rahmat juga menambahkan narasi dalam postingannya yang seolah narasi tersebut adalah isi dari berita. Dikatakan bahwa Luhut ditunjuk oleh Manajemen Barcelona untuk menjadi kepala pelatih menggantikan Ronald Koeman. Koeman sendiri telah dipecat setelah Barca menghadapi kekalahan keempat dari enam pertandingan. Manajemen mempercayai Luhut untuk menjadi pelatih karena performa kinerja Luhut yang bagus di pemerintahan Jokowi.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, ditemukan ternyata judul berita tersebut sudah diedit. Judul aslinya yakni “Barcelona Tunjuk Sergi Barjuan Jadi Pelatih Sementara”. Penampakan kanal berita yang sama persis seperti screenshoot Rahmat adalah kanal berita Beritasatu.com, tanggal penayangan dan penulis berita juga persis sama. Judul yang asli sama sekali tidak berkaitan dengan Luhut Pendjaitan dan faktanya yang menggantikan pelatih Barcelona adalah bernama Sergi Barjuan.
Ronald Koeman dipecat setelah Barca kalah 1-0 dari Rayo Vallecano, kekalahan keempat mereka dalam enam pertandingan di semua kompetisi. Barjuan sendiri akan mengambil alih sementara manajemen teknis tim senior.
Adapun gambar pada headline berita tersebut juga diedit. Dalam artikel aslinya terpampang foto Sergi Bajuan. Sedangkan foto Luhut pada artikel berita palsu adalah saat Luhut menghadiri PON Papua XX.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Rahmat Joan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Rahmat juga menambahkan narasi dalam postingannya yang seolah narasi tersebut adalah isi dari berita. Dikatakan bahwa Luhut ditunjuk oleh Manajemen Barcelona untuk menjadi kepala pelatih menggantikan Ronald Koeman. Koeman sendiri telah dipecat setelah Barca menghadapi kekalahan keempat dari enam pertandingan. Manajemen mempercayai Luhut untuk menjadi pelatih karena performa kinerja Luhut yang bagus di pemerintahan Jokowi.
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, ditemukan ternyata judul berita tersebut sudah diedit. Judul aslinya yakni “Barcelona Tunjuk Sergi Barjuan Jadi Pelatih Sementara”. Penampakan kanal berita yang sama persis seperti screenshoot Rahmat adalah kanal berita Beritasatu.com, tanggal penayangan dan penulis berita juga persis sama. Judul yang asli sama sekali tidak berkaitan dengan Luhut Pendjaitan dan faktanya yang menggantikan pelatih Barcelona adalah bernama Sergi Barjuan.
Ronald Koeman dipecat setelah Barca kalah 1-0 dari Rayo Vallecano, kekalahan keempat mereka dalam enam pertandingan di semua kompetisi. Barjuan sendiri akan mengambil alih sementara manajemen teknis tim senior.
Adapun gambar pada headline berita tersebut juga diedit. Dalam artikel aslinya terpampang foto Sergi Bajuan. Sedangkan foto Luhut pada artikel berita palsu adalah saat Luhut menghadiri PON Papua XX.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Rahmat Joan adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani R
Judul Hasil Editan. Judul aslinya yakni “Barcelona Tunjuk Sergi Barjuan Jadi Pelatih Sementara”, ditayangkan oleh kanal berita Beritasatu.com pada Kamis 28 Oktober 2021 pukul 21.51 WIB.
Judul Hasil Editan. Judul aslinya yakni “Barcelona Tunjuk Sergi Barjuan Jadi Pelatih Sementara”, ditayangkan oleh kanal berita Beritasatu.com pada Kamis 28 Oktober 2021 pukul 21.51 WIB.
Rujukan
- https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4698906/cek-fakta-hoaks-barcelona-tunjuk-luhut-binsar-pandjaitan-jadi-pelatih-gantikan-ronald-koeman
- https://www.google.com/amp/s/ekbis.sindonews.com/newsread/560286/34/sambangi-pon-papua-luhut-kagum-dengan-mimika-sport-complex-1633446646
- https://www.google.com/amp/s/www.beritasatu.com/amp/bola/846813/barcelona-tunjuk-sergi-barjuan-jadi-pelatih-sementara
Halaman: 5645/7015



