Beredar unggahan foto melalui Facebook mengenai lowongan sukarelawan Covid-19 RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Dalam foto tersebut terdapat persyaratan lengkap serta keuntungan mengikuti relawan Covid-19 RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Alamat juga tercantum di dalam foto.
Berikut kutipan narasinya:
“RELAWAN COVID-19
Mengingat banyaknya tim medis yang gugur dalam menangani covid-19 kamu membuka sukarelawan untuk bergabung dan membantu penanganan Covid-19
Persyaratan :
· KTP WNI
· Sehat Jasmani
· Tidak Takut CORONA
· Bersedia di Tempatan di Rumah Sakit manapun
· Bertanggung Jawab
· Disiplin dan Loyalitas
· Bersedia Bekerja Shift
Keuntungan
· KARYAWAN TETAP
· GAJI POKOK 5.000.000
· TUNJANGAN & BONUS
· DI SEDIAKAN MAKANAN
· BPJS KESEHATAN &
· KETENAGAKERJAAN
segera kirim lamaranmu :
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo
No.6-8. Airlangga. Kec. Gueng. Kota SBY, Jawa Timur 60286”
(GFD-2020-3967) [SALAH] Lowongan Sukarelawan Covid-19 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/05/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, melalui media sosial resmi Facebook dan Instagram RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pihak resmi RSUD Dr. Soetomo Surabaya menyatakan bahwa unggahan tersebut adalah hoaks.
“Dihimbau kepada Sobat Sehat Soetomo dan Seluruh Masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berita/postingan yang belum jelas kebenarannya. Harus tetap Saring sebelum Sharing ya. Berita/ Postingan yang beredar tersebut HOAX,” tulis akun Facebook dan Instagram RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
“Dihimbau kepada Sobat Sehat Soetomo dan Seluruh Masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap berita/postingan yang belum jelas kebenarannya. Harus tetap Saring sebelum Sharing ya. Berita/ Postingan yang beredar tersebut HOAX,” tulis akun Facebook dan Instagram RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi mengenai lowongan sukarelawan Covid-19 RSUD Dr. Soetomo Surabaya tidak benar dan masuk dalam Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/05/17/salah-lowongan-sukarelawan-covid-19-rsud-dr-soetomo-surabaya/
- https://www.instagram.com/p/CAH5AwsARtD/
- https://www.facebook.com/rsudrsoetomo/photos/a.1410445862408468/2855492071237166
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-penerimaan-relawan-penanganan-covid-19-di-rsud-dr-soetomo-surabaya.html
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/26476/hoaks-pembukaan-tenaga-sukarelawan-penanganan-covid-19-rsud-soetomo-surabaya/0/laporan_isu_hoaks
(GFD-2020-3966) [SALAH] WHO Menyebutkan Vegetarian Tidak Kena Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/05/2020
Berita
Beredar informasi yang menyebutkan bahwa WHO menyatakan bahwa vegetarian tidak terkena virus Corona atau Covid-19. Berikut kutipan narasinya:
“Semua Pengamal Sayuran, Vegetarians tidak kena Covid19, sebab minyak binatang ada lah sumber hidup Viruses ni mengikut sumber United Nation-World Health Organization.”
“Semua Pengamal Sayuran, Vegetarians tidak kena Covid19, sebab minyak binatang ada lah sumber hidup Viruses ni mengikut sumber United Nation-World Health Organization.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar. Lalu, diketahui pula bahwa isu tersebut tersebar di India dan sudah dibantah oleh representatif WHO di India.
Supriya Bezbaruah, Representatif WHO di India, membantah bahwa organisasi kesehatan dunia tersebut mengeluarkan pernyataan tersebut. “WHO tidak mengeluarkan pernyataan itu,” ujarnya.
Kemudian, Dr. R.V. Asokan, Sekretaris Jenderal Indian Medical Association juga membantah bahwa vegetarian aman dari Covid-19. “Sama sekali tidak benar klaim klaim itu. Tidak ada bukti medis bahwa makanan non-vegetarian berhubungan dengan kematian yang disebabkan oleh Covid-19,” bantahnya.
Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Dr Randeep Guleria mengatakan infeksi Covid-19 menyebar terutama dari orang ke orang dan konsumsi makanan atau telur dan makanan non-vegetarian bukan penyebabnya.
“Untuk melindungi diri Anda, seperti ketika mengunjungi pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan. Pastikan praktik keamanan pangan yang baik setiap saat. Tangani daging, susu, atau organ hewan mentah dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi makanan mentah dan menghindari konsumsi produk hewani mentah atau kurang matang,” ujarnya.
Setelah melakukan penelusuran selanjutnya, diketahui bahwa isu vegetarian aman dari Covid-19 lantaran kesalahapamahan konteks pernyataan dari Gauden Galea, Representatif WHO di China dalam sebuah wawancaranya pada media.
Galea sudah memberikan klarifikasi atas konteks pernyataannya yang salah dipahami tersebut. Berikut klarifikasinya yang dikutip dari thelogicalindian.com:
[…] “Pernyataan itu bagian dari diskusi panjang tentang melanjutkan risiko global dari virus zoonosis dan potensi 'spillover' ke populasi manusia. Tujuannya bukan untuk mendukung pola makan tertentu atau untuk mengutuk yang lain, tetapi untuk mengakui bahwa selama orang makan daging, ada kebutuhan untuk memelihara hewan, untuk memotong mereka, dan untuk mendistribusikan dan menjual produk. Kedekatan hewan dan manusia yang dihasilkan ini akan menciptakan peluang, bahkan kepastian, penyebaran hewan-manusia dari penyakit menular. Oleh karena itu penting bahwa perdagangan dalam semua ternak, dari peternakan ke meja, diatur dalam pendekatan One-Health (protap kesehatan dari WHO) yang memandang kesehatan hewan dan manusia sebagai satu kesatuan, dengan semua sektor yang terlibat bertindak serempak. Ini berlaku bahkan pada tingkat yang lebih besar pada perdagangan ilegal hewan liar untuk makanan di mana hukum dan pertimbangan lain, dari penegakan hukum hingga karantina dan konservasi, juga akan berlaku,” ujarnya. […]
Supriya Bezbaruah, Representatif WHO di India, membantah bahwa organisasi kesehatan dunia tersebut mengeluarkan pernyataan tersebut. “WHO tidak mengeluarkan pernyataan itu,” ujarnya.
Kemudian, Dr. R.V. Asokan, Sekretaris Jenderal Indian Medical Association juga membantah bahwa vegetarian aman dari Covid-19. “Sama sekali tidak benar klaim klaim itu. Tidak ada bukti medis bahwa makanan non-vegetarian berhubungan dengan kematian yang disebabkan oleh Covid-19,” bantahnya.
Dilansir dari pikiran-rakyat.com, Direktur All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Dr Randeep Guleria mengatakan infeksi Covid-19 menyebar terutama dari orang ke orang dan konsumsi makanan atau telur dan makanan non-vegetarian bukan penyebabnya.
“Untuk melindungi diri Anda, seperti ketika mengunjungi pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan. Pastikan praktik keamanan pangan yang baik setiap saat. Tangani daging, susu, atau organ hewan mentah dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi makanan mentah dan menghindari konsumsi produk hewani mentah atau kurang matang,” ujarnya.
Setelah melakukan penelusuran selanjutnya, diketahui bahwa isu vegetarian aman dari Covid-19 lantaran kesalahapamahan konteks pernyataan dari Gauden Galea, Representatif WHO di China dalam sebuah wawancaranya pada media.
Galea sudah memberikan klarifikasi atas konteks pernyataannya yang salah dipahami tersebut. Berikut klarifikasinya yang dikutip dari thelogicalindian.com:
[…] “Pernyataan itu bagian dari diskusi panjang tentang melanjutkan risiko global dari virus zoonosis dan potensi 'spillover' ke populasi manusia. Tujuannya bukan untuk mendukung pola makan tertentu atau untuk mengutuk yang lain, tetapi untuk mengakui bahwa selama orang makan daging, ada kebutuhan untuk memelihara hewan, untuk memotong mereka, dan untuk mendistribusikan dan menjual produk. Kedekatan hewan dan manusia yang dihasilkan ini akan menciptakan peluang, bahkan kepastian, penyebaran hewan-manusia dari penyakit menular. Oleh karena itu penting bahwa perdagangan dalam semua ternak, dari peternakan ke meja, diatur dalam pendekatan One-Health (protap kesehatan dari WHO) yang memandang kesehatan hewan dan manusia sebagai satu kesatuan, dengan semua sektor yang terlibat bertindak serempak. Ini berlaku bahkan pada tingkat yang lebih besar pada perdagangan ilegal hewan liar untuk makanan di mana hukum dan pertimbangan lain, dari penegakan hukum hingga karantina dan konservasi, juga akan berlaku,” ujarnya. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim WHO menyatakan bahwa vegetarian tidak terkena Covid-19 tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1186015848397615/
- https://turnbackhoax.id/2020/05/16/salah-who-menyebutkan-vegetarian-tidak-kena-covid-19/
- http://www.hoaxorfact.com/health/vegetarians-did-not-contract-coronavirus-who-report.html
- https://www.altnews.in/false-quote-attributed-to-who-claims-no-vegetarian-has-been-affected-by-coronavirus/
- https://thelogicalindian.com/fact-check/who-dr-gauden-galea-meat-covid-19-coronavirus-vegetarian-20925
- https://theprint.in/hoaxposed/who-didnt-say-vegetarians-havent-contracted-coronavirus-viral-twitter-post-is-misleading/381940/
- https://factcheck.afp.com/hoax-circulates-not-single-vegetarian-has-contracted-covid-19-according-who
- https://www.indiatoday.in/fact-check/story/has-who-said-vegetarians-are-safe-from-coronavirus-1676815-2020-05-11
- https://depok.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-09383513/cek-fakta-beredar-kabar-who-sebut-vegetarian-belum-ditemukan-terinfeksi-covid-19-simak-faktanya
(GFD-2020-3965) [SALAH] Pesan Berantai “ada 13 org penjual daging yg positif covid19, sekarang ini di pasar cileungsi lg dilakukan test swab massal”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 16/05/2020
Berita
Beredar pesan berantai Whatsapp yang menyebutkan bahwa ada 13 orang penjual daging di Pasar Cileungsi diketahui positif terpapar virus Corona atau Covid-19 dan tengah dilakukan tes SWAB massal di lokasi pasar. Berikut kutipan narasinya:
“Buat teman2 yg tinggal di sekitar cileungsi...klo bisa jangan ke pasar cileungsi dlu. Karena ada 13 org penjual daging yg positif covid19, sekarang ini di pasar cileungsi lg dilakukan test swab massal. Bukan hoax ya teman teman...”
“Buat teman2 yg tinggal di sekitar cileungsi...klo bisa jangan ke pasar cileungsi dlu. Karena ada 13 org penjual daging yg positif covid19, sekarang ini di pasar cileungsi lg dilakukan test swab massal. Bukan hoax ya teman teman...”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, kabar tersebut dibantah oleh pihak pengelola Pasar Cileungsi. Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan menyebut informasi tersebut tidak benar. Dia menjelaskan, tes swab yang dilakukan di Pasar Cileungsi, Jumat (15/5) belum dapat ditentukan hasilnya.
Ada 30 orang di Pasar Cileungsi mengikuti tes swab. Terdiri dari 25 orang pedagang dan lima orang pegawai PD Pasar Tohaga Unit Cileungsi.
"Termasuk kepala pasar dan petugas harian. Hasil swab kan keluarnya 14 hari setelah tes. Jadi dari mana itu bisa menyatakan sudah ada yang positif," kata Haris.
Tes swab dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Cileungsi dan petugas kesehatan Puskesmas Cileungsi pada Jumat pagi.
Kepala Pasar Cileungsi, Mulyadi Setiawan mengaku kewalahan atas beredarnya kabar 13 pedagang daging di Pasar Cileungsi positif terpapar Covid-19.
"Kami sudah mengantongi identitas yang menyebarkan kabar hoaks itu. Laki-laki usia 30 tahun berinisial I dan kami sudah membuat laporan kepolisian untuk diproses," tegas Mulyadi.
Ada 30 orang di Pasar Cileungsi mengikuti tes swab. Terdiri dari 25 orang pedagang dan lima orang pegawai PD Pasar Tohaga Unit Cileungsi.
"Termasuk kepala pasar dan petugas harian. Hasil swab kan keluarnya 14 hari setelah tes. Jadi dari mana itu bisa menyatakan sudah ada yang positif," kata Haris.
Tes swab dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Cileungsi dan petugas kesehatan Puskesmas Cileungsi pada Jumat pagi.
Kepala Pasar Cileungsi, Mulyadi Setiawan mengaku kewalahan atas beredarnya kabar 13 pedagang daging di Pasar Cileungsi positif terpapar Covid-19.
"Kami sudah mengantongi identitas yang menyebarkan kabar hoaks itu. Laki-laki usia 30 tahun berinisial I dan kami sudah membuat laporan kepolisian untuk diproses," tegas Mulyadi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1185783151754218/
- https://turnbackhoax.id/2020/05/16/salah-pesan-berantai-ada-13-org-penjual-daging-yg-positif-covid19-sekarang-ini-di-pasar-cileungsi-lg-dilakukan-test-swab-massal/
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-tidak-benar-ada-13-pedagang-pasar-cileungsi-bogor-positif-covid-19.html
- https://www.instagram.com/p/CANBKlpl_0S/
- https://radarsukabumi.com/jawa-barat/bogor/hoaks-13-pedagang-di-pasar-cileungsi-positif-covid-19/
- https://bogor.pojoksatu.id/baca/beredar-13-pedagang-pasar-cileungsi-positif-corona-cek-faktanya
- https://www.radarbogor.id/2020/05/15/beredar-kabar-13-pedagang-di-pasar-cileungsi-positif-covid-19-ini-fakta-sebenarnya/
(GFD-2020-3964) [SALAH] “Wapres Rakyat Yang Tidak Mau Bayar Iuran Kenaikan BPJS Dosanya 3 Turunan Tidak Diampuni”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 16/05/2020
Berita
Judul suntingan / editan. Judul asli artikel yang dimuat di situs hops.id itu adalah “Wapres Maruf Amin: Negara berpenduduk mayoritas Islam susah majunya” yang merupakan pelintiran dari artikel yang berjudul “Wapres: Konservatisme buat negara berpenduduk Islam sulit berkembang” yang dimuat di antaranews.com.
Akun Tugi Aman (fb.com/tugi.aman) mengunggah sebuah gambar yang seolah tangkapan layar dari artikel berjudul “Wapres Rakyat Yang Tidak Mau Bayar Iuran Kenaikan BPJS Dosanya 3 Turunan Tidak Diampuni” dengan narasi sebagai berikut:
“Ora urusan ora urunan ora due duit,, Sakarepmu” atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia:
“Tidak mau ikut campur tidak mau iuran tidak punya duit. Terserah kamu.”
Akun Tugi Aman (fb.com/tugi.aman) mengunggah sebuah gambar yang seolah tangkapan layar dari artikel berjudul “Wapres Rakyat Yang Tidak Mau Bayar Iuran Kenaikan BPJS Dosanya 3 Turunan Tidak Diampuni” dengan narasi sebagai berikut:
“Ora urusan ora urunan ora due duit,, Sakarepmu” atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia:
“Tidak mau ikut campur tidak mau iuran tidak punya duit. Terserah kamu.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada artikel berjudul “Wapres Rakyat Yang Tidak Mau Bayar Iuran Kenaikan BPJS Dosanya 3 Turunan Tidak Diampuni” adalah klaim yang salah.
Judul artikel tersebut adalah judul hasil suntingan atau manipulasi. Judul asli artikel yang dimuat di situs hops.id itu adalah “Wapres Maruf Amin: Negara berpenduduk mayoritas Islam susah majunya”
Artikel serupa dimuat di situs antaranews.com dengan judul “Wapres: Konservatisme buat negara berpenduduk Islam sulit berkembang”
Tim Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pernyataan Wapres Maruf Amin negara berpenduduk mayoritas islam susah maju, dengan mengunjungi situs antaranews.com yang menjadi sumber klaim.
Berikut isinya:
Jakarta (ANTARA) Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam sulit berkembang dan mengalami ketertinggalan di bidang ekonomi karena masih konservatif dalam menerapkan ajaran agama di kehidupan sehari-hari.
“Cara berpikir konservatif menjadi salah satu penyebab mengapa negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim masih tergolong underdevelopment country dan mengalami ketertinggalan dalam ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat menyampaikan ceramah yang disiarkan TVRI dari kediaman Wapres di Jakarta, Minggu.
Ma’ruf Amin menilai cara berpikir tersebut semakin berkembang akhir-akhir ini, khususnya ketika muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpikir bahwa kemurnian Islam harus dibangun dengan cara tekstualis.
“Cara berpikir seperti itu memang sudah mulai berkembang akhir-akhir ini, ketika isu kemurnian Islam harus dibangun dengan kemudian kita mengalami kemunduran berpikir dan mengarah pada cara pikir yang sangat tekstual,” katanya.
Kelompok konservatif tersebut, lanjut Wapres, biasanya menolak adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dianggap tidak sesuai dengan pemahaman mereka terhadap ajaran agama Islam secara tekstual. Padahal, kata dia, pemahaman secara tekstual dan konservatif itu tidak sesuai dengan salah satu sabda Nabi Muhammad SAW.
Cara berpikir konservatif tersebut juga menghambat upaya-upaya dalam mewujudkan peradaban Islam. Untuk membangun kembali peradaban Islam, kata Ma’ruf, pola pikir wasathi atau moderat harus ditanamkan dan dikembangkan di negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas Muslim.
‘Cara berpikir konservatif seperti itu menghambat dan kontraproduktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. Oleh karena itu, cara berpikir wasathi dapat menjadi pijakan kuat untuk kita membangun kembali peradaban Islam yang kuat,” katanya.
Dalam artikel tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam sulit berkembang dan mengalami ketertinggalan di bidang ekonomi karena masih konservatif. Dalam artikel tersebut, tidak terdapat pernyataan Ma’ruf Amin negara berpenduduk mayoritas Islam susah majunya.
Judul artikel tersebut adalah judul hasil suntingan atau manipulasi. Judul asli artikel yang dimuat di situs hops.id itu adalah “Wapres Maruf Amin: Negara berpenduduk mayoritas Islam susah majunya”
Artikel serupa dimuat di situs antaranews.com dengan judul “Wapres: Konservatisme buat negara berpenduduk Islam sulit berkembang”
Tim Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pernyataan Wapres Maruf Amin negara berpenduduk mayoritas islam susah maju, dengan mengunjungi situs antaranews.com yang menjadi sumber klaim.
Berikut isinya:
Jakarta (ANTARA) Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam sulit berkembang dan mengalami ketertinggalan di bidang ekonomi karena masih konservatif dalam menerapkan ajaran agama di kehidupan sehari-hari.
“Cara berpikir konservatif menjadi salah satu penyebab mengapa negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim masih tergolong underdevelopment country dan mengalami ketertinggalan dalam ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya,” kata Wapres Ma’ruf Amin saat menyampaikan ceramah yang disiarkan TVRI dari kediaman Wapres di Jakarta, Minggu.
Ma’ruf Amin menilai cara berpikir tersebut semakin berkembang akhir-akhir ini, khususnya ketika muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpikir bahwa kemurnian Islam harus dibangun dengan cara tekstualis.
“Cara berpikir seperti itu memang sudah mulai berkembang akhir-akhir ini, ketika isu kemurnian Islam harus dibangun dengan kemudian kita mengalami kemunduran berpikir dan mengarah pada cara pikir yang sangat tekstual,” katanya.
Kelompok konservatif tersebut, lanjut Wapres, biasanya menolak adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dianggap tidak sesuai dengan pemahaman mereka terhadap ajaran agama Islam secara tekstual. Padahal, kata dia, pemahaman secara tekstual dan konservatif itu tidak sesuai dengan salah satu sabda Nabi Muhammad SAW.
Cara berpikir konservatif tersebut juga menghambat upaya-upaya dalam mewujudkan peradaban Islam. Untuk membangun kembali peradaban Islam, kata Ma’ruf, pola pikir wasathi atau moderat harus ditanamkan dan dikembangkan di negara Islam dan negara berpenduduk mayoritas Muslim.
‘Cara berpikir konservatif seperti itu menghambat dan kontraproduktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. Oleh karena itu, cara berpikir wasathi dapat menjadi pijakan kuat untuk kita membangun kembali peradaban Islam yang kuat,” katanya.
Dalam artikel tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam sulit berkembang dan mengalami ketertinggalan di bidang ekonomi karena masih konservatif. Dalam artikel tersebut, tidak terdapat pernyataan Ma’ruf Amin negara berpenduduk mayoritas Islam susah majunya.
Rujukan
Halaman: 5624/6089