bicara dgn data dan fakta
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
WOW..!! BERANI DEKLARASI GANTI PRESIDEN DI PAPUA KAMU PULANG TANPA KEPALA..!!
AYO PROVINSI MANA LAGI YG NYUSUL..?
KitaPercayaJokowi
IndonesiaMajuBersamaJokowi
(GFD-2021-7467) [SALAH] Wagub Terpilih: Berani Deklarasi Ganti Presiden di Papua, Kamu Bakal Pulang Tanpa Kepala
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun facebook bernama Rudi Amijaya mengunggah tangkapan layar berupa artikel dari PAPUA[dot]ANTARANEWS[dot]COM yang berjdul “Wagub Terpilih: Berani Deklarasi Ganti Presiden di Papua, Kamu Bakal Pulang Tanpa Kepala” pada 17 agustus 2021.
Berdasarkan penelusuran, ditemukan bahwa tangkapan layar tersebut merupakan hasil suntingan atau editan. Ditemukan artikel asli yang diterbitkan oleh antara dengan gambar sampul identik yang menampilkan foto Wakil Gubernur Papua terpilih, Klemen Tinal.
Judul asli pada artikel tersebut adalah “Wagub terpilih: 95 persen penduduk Papua dukung Jokowi di 2019” yang diterbitkan oleh Antaranews pada 11 juli 2018. Dari penelusuran menggunakan kata kunci di judul yang disunting, tidak ditemukan pernyataan dari Wagub Papua terpilih terkait ancaman terhadap yang berani deklarasi ganti Presiden.
Hoaks serupa juga pernah beredar pada 17 agustus 2018 lalu dan sudah pernah diperiksa faktanya oleh situs turnbackhoax.id denga judul “[SALAH] Tangkapan Layar Post di Page Antaranews Hasil Suntingan”.
Berdasarkan penelusuran, ditemukan bahwa tangkapan layar tersebut merupakan hasil suntingan atau editan. Ditemukan artikel asli yang diterbitkan oleh antara dengan gambar sampul identik yang menampilkan foto Wakil Gubernur Papua terpilih, Klemen Tinal.
Judul asli pada artikel tersebut adalah “Wagub terpilih: 95 persen penduduk Papua dukung Jokowi di 2019” yang diterbitkan oleh Antaranews pada 11 juli 2018. Dari penelusuran menggunakan kata kunci di judul yang disunting, tidak ditemukan pernyataan dari Wagub Papua terpilih terkait ancaman terhadap yang berani deklarasi ganti Presiden.
Hoaks serupa juga pernah beredar pada 17 agustus 2018 lalu dan sudah pernah diperiksa faktanya oleh situs turnbackhoax.id denga judul “[SALAH] Tangkapan Layar Post di Page Antaranews Hasil Suntingan”.
Kesimpulan
Gambar suntingan atau editan dari artikel asli berjudul “Wagub terpilih: 95 persen penduduk Papua dukung Jokowi di 2019” oleh Antaranews pada 11 juli 2018.
Rujukan
(GFD-2021-7466) [SALAH] “MULAI TANGGAL 22 AGUSTUS 2021 SEMUA SPBU TIDAK MELAYANI PENGISIAN PERTALITE UNTUK 2 TAK”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 25/08/2021
Berita
Akun Facebook Imoenx Mul Yadi (fb.com/imoenx.mulyadi) pada 21 Agustus 2021 mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan pengumuman yang tertulis di selembar kertas putih, lengkap dengan nomor, cap, contact center, dan logo dari Pertamina dengan narasi sebagai berikut:
“Ok Lah kalo gitu,, kalian tegas.. Kami berontak…!! Karena 2tak kami gak bisa muvon di lintasan. Cam kan itu”
Adapun isi pengumuman yang dimaksud adalah sebagai berikut:
“Jakarta, 22 Agustus 2021 No. 1119/Q23030/2021-S3
Perihal: Edaran
Yang terhormat, Seluruh Pengecer PENGUMUMAN, MULAI TANGGAL 22 AGUSTUS 2021, SEMUA SPBU TIDAK MELAYANI PENGISIAN PERTALITE UNTUK 2 TAK
Regional Jawa Bagian Barat Jalan Kramat Raya No. 59 Jakarta 10450 Indonesia”.
“Ok Lah kalo gitu,, kalian tegas.. Kami berontak…!! Karena 2tak kami gak bisa muvon di lintasan. Cam kan itu”
Adapun isi pengumuman yang dimaksud adalah sebagai berikut:
“Jakarta, 22 Agustus 2021 No. 1119/Q23030/2021-S3
Perihal: Edaran
Yang terhormat, Seluruh Pengecer PENGUMUMAN, MULAI TANGGAL 22 AGUSTUS 2021, SEMUA SPBU TIDAK MELAYANI PENGISIAN PERTALITE UNTUK 2 TAK
Regional Jawa Bagian Barat Jalan Kramat Raya No. 59 Jakarta 10450 Indonesia”.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya pengumuman bahwa Pertamia mulai tanggal 22 Agustus 2021 di semua SPBU tidak melayani pengisian Pertalite untuk kendaraan 2 tak merupakan konten palsu.
Faktanya, Unit Manager Communication Relations dan CSR MOR III PT Pertamina (Persero), Eko Kristiawan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Dilansir dari Liputan6 dan Kompas, Eko menyatakan kendati memuat logo dan contact center yang menyerupai aslinya, pengumuman itu tidak resmi dari Pertamina.
“Hoax, informasi tersebut tidak benar. Itu (pengumuman) bukan dari Pertamina,” kata Eko saat dihubungi Kompas, Minggu (22/8/2021).
“Tidak benar ada info tersebut dari Pertamina. Karena tidak benar maka masuk kategori hoax ya,” ungkap Eko kepada Liputan6, Minggu (22/8/2021).
Eko mengimbau, agar masyarakat mewaspadai informasi palsu dan hoaks yang mengatasnamakan PT Pertamina (Persero).
“Apabila masyarakat ingin mendapatkan informasi tentang produk dan layanan Pertamina dapat menghubungi call center 135. Masyarakat tidak perlu khawatir, hal-hal yang kurang pas tentu akan diluruskan,” tandasnya.
Faktanya, Unit Manager Communication Relations dan CSR MOR III PT Pertamina (Persero), Eko Kristiawan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Dilansir dari Liputan6 dan Kompas, Eko menyatakan kendati memuat logo dan contact center yang menyerupai aslinya, pengumuman itu tidak resmi dari Pertamina.
“Hoax, informasi tersebut tidak benar. Itu (pengumuman) bukan dari Pertamina,” kata Eko saat dihubungi Kompas, Minggu (22/8/2021).
“Tidak benar ada info tersebut dari Pertamina. Karena tidak benar maka masuk kategori hoax ya,” ungkap Eko kepada Liputan6, Minggu (22/8/2021).
Eko mengimbau, agar masyarakat mewaspadai informasi palsu dan hoaks yang mengatasnamakan PT Pertamina (Persero).
“Apabila masyarakat ingin mendapatkan informasi tentang produk dan layanan Pertamina dapat menghubungi call center 135. Masyarakat tidak perlu khawatir, hal-hal yang kurang pas tentu akan diluruskan,” tandasnya.
Kesimpulan
Informasi palsu. Unit Manager Communication Relations dan CSR MOR III PT Pertamina (Persero), Eko Kristiawan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Rujukan
(GFD-2021-7465) [SALAH] Bendera Merah Putih Dilarang Berkibar di PIK
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 25/08/2021
Berita
sebuah video di media sosial Facebook berisi informasi yang menyatakan bahwa bendera merah putih dilarang berkibar di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK)
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video di media sosial Facebook berisi informasi yang menyatakan bahwa bendera merah putih dilarang berkibar di daerah Pantai Indah Kapuk (PIK). Rekaman dari kamera salah seorang warga ini menampilkan sekumpulan warga yang bentrok dengan aparat kepolisian.
Namun narasi postingan yang menyatakan bahwa bendera merah putih dilarang berkibar di daerah PIK adalah informasi keliru. Faktanya keadaan sebenarnya dari video tersebut adalah, pihak kepolisian yang melarang aksi pengibaran bendera merah putih untuk menghindari kerumunan di masa PPKM. Apalagi aksi tersebut dilakukan oleh sebuah organisasi masyarakat (ormas), hal ini dipandang berpotensi menghasilkan kerumunan di daerah tersebut.
“Saya mau luruskan narasi yang beredar. Kami tegaskan yang dilarang itu adalah berkerumun. Kita tidak ingin terjadi kluster baru. Bukan kita melarang mereka mengibarkan bendera. Itu salah itu. Kalau mereka kibarkan bendera di situ kan pasti menimbulkan kerumunan. Ini yang kita hindari, ” tegas Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Guruh Arif Darmawan.
Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh pihak Organisasi Laskar Merah Putih (LMP) yang menginisiasi aksi pengibaran bendera ini. Panglima LMP, Daeng Jamal menyatakan bahwa pembentangan bendera itu didukung oleh masyarakat di wilayah PIK. Akan tetapi, karena tekanan dari pihak manajemen dan terbentur aturan, akhirnya pembentangan bendera urung terjadi.
Namun, pihak LMP pun akhirnya menerima dengan ikhlas larangan pembentangan bendera tersebut. “Kami terima dengan lapang dada karena kami tidak mau ada gesekan dengan siapa pun karena kami cinta NKRI,” ucapnya.
Jadi dapat disimpulkan unggahan yang menyatakan bahwa pihak kepolisian melarang pengibaran bendera merah putih di daerah PIK adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Namun narasi postingan yang menyatakan bahwa bendera merah putih dilarang berkibar di daerah PIK adalah informasi keliru. Faktanya keadaan sebenarnya dari video tersebut adalah, pihak kepolisian yang melarang aksi pengibaran bendera merah putih untuk menghindari kerumunan di masa PPKM. Apalagi aksi tersebut dilakukan oleh sebuah organisasi masyarakat (ormas), hal ini dipandang berpotensi menghasilkan kerumunan di daerah tersebut.
“Saya mau luruskan narasi yang beredar. Kami tegaskan yang dilarang itu adalah berkerumun. Kita tidak ingin terjadi kluster baru. Bukan kita melarang mereka mengibarkan bendera. Itu salah itu. Kalau mereka kibarkan bendera di situ kan pasti menimbulkan kerumunan. Ini yang kita hindari, ” tegas Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Guruh Arif Darmawan.
Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh pihak Organisasi Laskar Merah Putih (LMP) yang menginisiasi aksi pengibaran bendera ini. Panglima LMP, Daeng Jamal menyatakan bahwa pembentangan bendera itu didukung oleh masyarakat di wilayah PIK. Akan tetapi, karena tekanan dari pihak manajemen dan terbentur aturan, akhirnya pembentangan bendera urung terjadi.
Namun, pihak LMP pun akhirnya menerima dengan ikhlas larangan pembentangan bendera tersebut. “Kami terima dengan lapang dada karena kami tidak mau ada gesekan dengan siapa pun karena kami cinta NKRI,” ucapnya.
Jadi dapat disimpulkan unggahan yang menyatakan bahwa pihak kepolisian melarang pengibaran bendera merah putih di daerah PIK adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya pelarangan itu dilakukan karena adanya aturan PPKM yang mencegah kerumunan untuk menekan angka penularan Covid-19.
Faktanya pelarangan itu dilakukan karena adanya aturan PPKM yang mencegah kerumunan untuk menekan angka penularan Covid-19.
Rujukan
(GFD-2021-7464) [SALAH] Foto “Pria gay di Iran beberapa menit sebelum mereka digantung”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 24/08/2021
Berita
Akun Twitter 99% OPPRESSED (WIKILEAKS) (twitter.com/Truthfully83) pada 13 Agustus 2021 mengunggah sebuah foto dengan narasi:
“Gay men in Iran. Few minutes before they were hanged. That is what their law says. Capital punishment by death for homosexuality.” atau jika diterjemahkan: “Pria gay di Iran. Beberapa menit sebelum mereka digantung. Itulah yang dikatakan hukum mereka. Hukuman mati untuk homoseksualitas.”
“Gay men in Iran. Few minutes before they were hanged. That is what their law says. Capital punishment by death for homosexuality.” atau jika diterjemahkan: “Pria gay di Iran. Beberapa menit sebelum mereka digantung. Itulah yang dikatakan hukum mereka. Hukuman mati untuk homoseksualitas.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang diklaim sebagai foto pria gay di Iran beberapa menit sebelum mereka dihukum gantung merupakan konten yang salah.
Faktanya, bukan di Iran. Foto itu memperlihatkan teatrikal dalam sebuah demonstrasi di Berlin, Jerman pada 4 Februari 2013.
Foto yang identik diunggah di situs reuters.com pad artikel yang berjudul “Iran’s Salehi says U.S. is changing approach to Tehran” yang terbit pada 4 Februari 2013. Foto itu diberi keterangan “People stage a mock hanging as they protest outside German Council on Foreign Relations in Berlin February 4, 2013, where Iran’s Foreign Minister Ali Akbar Salehi’s is due to deliver a speech.” atau yang jika diterjemahkan:
“Orang-orang menyimulasikan hukuman gantung saat mereka memprotes di luar Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman di Berlin 4 Februari 2013, di mana Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi akan menyampaikan pidato.”
Faktanya, bukan di Iran. Foto itu memperlihatkan teatrikal dalam sebuah demonstrasi di Berlin, Jerman pada 4 Februari 2013.
Foto yang identik diunggah di situs reuters.com pad artikel yang berjudul “Iran’s Salehi says U.S. is changing approach to Tehran” yang terbit pada 4 Februari 2013. Foto itu diberi keterangan “People stage a mock hanging as they protest outside German Council on Foreign Relations in Berlin February 4, 2013, where Iran’s Foreign Minister Ali Akbar Salehi’s is due to deliver a speech.” atau yang jika diterjemahkan:
“Orang-orang menyimulasikan hukuman gantung saat mereka memprotes di luar Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman di Berlin 4 Februari 2013, di mana Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi akan menyampaikan pidato.”
Kesimpulan
BUKAN di Iran. Faktanya, foto itu memperlihatkan teatrikal dalam sebuah demonstrasi di Berlin, Jerman pada 4 Februari 2013.
Rujukan
Halaman: 5615/6900



