• (GFD-2020-3997) [SALAH] “WHO: Pria berpenis besar lebih rentan tertular Covid-19”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/05/2020

    Berita

    Beredar unggahan Facebook mengutip tautan berita dan diklaim berasal dari BBC. Berita tersebut berjudul “WHO: Pria berpenis besar lebih rentan tertular Covid-19.”

    Berikut kutipan narasinya:

    Akun Facebook: “Masaaa?”

    Kutipan tautan: “WHO: Pria berpenis besar lebih rentan tertular covid-19 – BBC-NEWS.US”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, tautan yang dikutip dari unggahan Facebook tersebut adalah hasil rekayasa menggunakan laman thefakenewsgenerator[dot]com.

    Tautan berita yang disebarkan tidak berisi sebuah berita, tetapi diarahkan ke laman thefakenewsgenerator[dot]com yang merupakan situs untuk membuat berita-berita palsu.

    Berdasarkan pencarian melalui google reverse image search, berita palsu itu menggunakan gambar bendera WHO berasal dari berbagai laman salah satunya dari wikimedia.org.

    Melalui situs resmi WHO, orang yang lebih berisiko terkena Covid-19 adalah orang dengan usia 60 tahun ke atas, tidak ada kaitannya dengan ukuran penis terhadap risiko tertular Covid-19.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan Facebook tersebut mencantumkan tautan berita palsu dan masuk dalam Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3996) [SALAH] Imbauan Walikota Solo, Kita Beli Tiket Kebun Binatang Jurug Karena Pengelola Sudah Tidak Sanggup Memberi Makan Binatang

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 22/05/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa Walikota Solo menghimbau untuk masyarakat agar membeli tiket Kebun Binatang Jurug dengan harga tiket masuk sebesar Rp20 ribu dapat digunakan kapan saja hingga akhir bulan September 2021. Sebab, pengelola Kebun Binatang Jurug tidak mampu memberi makan binatang yang ada di sana seperti Harimau, Singa, Buaya, dan lain sebagainya.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Walikota Solo menghimbau, bukan paksaan, kita2 ikut beli ticket bonbin Jurug. Hrg nya per lembar 20rb. Bisa digunakan kapan aja, sp akhir 2021.Pengelola tdk sanggup memberi makan binatang2 bonbin, spt harimau, singa, buaya, dll, karena tdk ada pengunjung dimasa covid19 ini. Monggo daftar disini. Siapa menabur, besok akan menuai.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak tepat. Dikutip dari laman Tribunnews.com Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo membenarkan adanya program ajakan pembelian tiket kebun binatang untuk memenuhi biaya pakan satwa di obyek wisata yang ditutup pada masa pandemi virus corona ini.

    Namun, Bimo tidak membenarkan pengelola tak sanggup memberi makan satwa. "Tidak benar kami tidak sanggup memberi pakan," ungkap Bimo kepada Tribunnews.com melalui WhatsApp, Jumat (15/5/2020). Bimo menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah membantu biaya makanan satwa.

    "Pemkot Solo membantu pengadaan makanan satwa Rp100 juta per bulan, mulai Mei, Juni, Juli. Kebutuhannya Rp120 juta, yang Rp20 juta kami bikin program tersebut," ujar Bimo. TSTJ juga membuka donasi jika masyarakat ingin membantu pakan satwa. Bimo menyebut program ini dikerjakan dengan menggandeng stasiun radio swasta di Solo, Metta FM.

    "Kami membuka donasi untuk pakan satwa dan penjualan tiket bekerjasama dengan Metta FM," ungkapnya. Lebih lanjut Bimo mengungkapkan jumlah satwa yang berada di TSTJ saat ini berjumlah 400 ekor dan dalam keadaan sehat.

    Pemkot Solo dan TSTJ memberikan ajakan kepada masyarakat untuk membeli tiket Bonbin Jurug tersebut. Harga satu tiketnya sebesar Rp20 ribu. Tiket TSTJ bisa dibeli di kantor Radio Metta FM Solo.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Whatsapp dapat masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3995) [SALAH] Video Dokter Bule

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2020

    Berita

    Beredar unggahan video melalui Facebook dengan narasi yang mengatakan dokter bule memberikan informasi melalui video bahwa Covid-19 itu biasa saja dan tidak mematikan. Diketahui dokter bule yang disebutkan mengacu pada video dokter Dan Erickson dan Artin Massihi.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Ahli virus & ahli kesehatan lokal udah sering ngasih tau kalau covid 19 itu biasa aja, nggak berbahaya, apalagi mematikan, pokoknya bisa sembuh dengan sendirinya, tapi sayang banyak yang nggak percaya dan malah dinyinyirin.
    Ini nih dokter bule juga ngomong serupa bahkan ngasih data lebih lengkap & detail. Intinya covid 19 itu biasa aja, nggak mematikan, bisa sembuh sendiri. Mereka juga mengatakan kalau banyak yang meninggal karena penyakit lain tapi dimasukkan ke daftar covid 19 (kirain di sinih aja yang begitu). Lockdown / PSBB justru menimbulkan dampak yang sangat jauh lebih buruk dibanding covid 19.
    Kalau masih percaya bahwa covid 19 itu mematikan, kebangetan banget deh, masih mau disanggah juga ini pendapat dokter bule?
    Link video lengkap & panjang tonton di sinih ????
    https://www/[dot]facebook[dot]com/357865098052374/posts/851592435346302/”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, melansir dari mercurynews.com, informasi yang dinyatakan kedua dokter itu keliru dan penuh dengan kesalahan statistik. Klaim dari dokter itu berisi informasi yang menyesatkan.

    Menurut dr. Carl Bergstrom, seorang ahli biologi spesialis pemodelan penyakit menular dari University of Washington menyatakan, dua dokter tersebut seharusnya tidak berasumsi bahwa pasien yang mereka uji, yang datang untuk menjalani tes COVID-19 atau yang mencari perawatan segera untuk gejala yang mereka alami di tengah pandemi merupakan representasi dari jumlah populasi umum.

    “Mereka telah menggunakan metode yang menggelikan untuk mendapatkan hasil yang benar-benar tidak masuk akal,” kata Bergstrom.

    Bantahan lain terdapat di artikel politifact.com, American College of Emergency Physicians dan American Academy of Emergency Medicine mengeluarkan pernyataan bahwa data yang dikutip oleh dokter Erickson dan Massihi merupakan populasi kecil dari California yang kemudian menghasilkan kesimpulan data kematian Covid-19 yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi dalam unggahan video Facebook tidak benar dan masuk dalam Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3994) [SALAH] “Keluarkan nasi dari rice cooker jika sudah matang. Kalau lebih dari 12 jam menjadi pemicu diabetes”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/05/2020

    Berita

    Beredar informasi yang menyebutkan bahwa nasi yang sudah matang dan tidak diangkat dari penanak nasi (rice cooker) lebih dari 12 jam bisa menjadi racun pemicu trigliserida, kolesterol, hipertensi, serangan jantung, hingga diabetes melitus.

    Berikut kutipan narasinya:

    “RACUN DARI NASI
    Keluarkan nasi dari rice cooker jika sudah matang. Kalau lebih dari 12 jam menjadi pemicu diabetes.
    Kebiasaan yang Jadi Pemicu Anak Menderita Kanker dan Diabetes.
    (Pernyataan Lembaga Konsultan Kanker Indonesia)
    Pernyataan yang cukup membuat shock.
    Bagaimana tidak, karena ternyata kebiasaan yang selama ini saya anggap sepele, merupakan perbuatan berbahaya untuk anak² saya. Istilahnya, saya sayang anak tapi saya pula yang setiap hari memberi anak racun.
    Dengan info ini, saya sangat berterima kasih kepada Pak Anto dari Lembaga Konsultan Kanker Indonesia.
    BAHAYA NASI DARI MAGIC COM
    Nasi dari magic com boleh dimakan. Namun dengan syarat, tidak boleh lebih dari 12 jam di dalam magic com dengan kondisi terus²an dihangatkan.
    Karena nasi yang terus dihangatkan dalam magic com, saat lebih dari 12 jam ia akan berubah menjadi racun Sehingga ketika memasak nasi dan sudah matang, ia menyarankan untuk mengeluarkan nasi tersebut dari magic com dan dipindahkan saja di tempat nasi.
    Ia melanjutkan, “Nasi yang baik adalah nasi yang dimakan saat sudah dingin, bukan nasi hangat. Karena nasi dingin memiliki kadar gula yang lebih rendah.”.
    Inilah mengapa sekarang banyak anak menderita diabetes. Karena mereka terbiasa makan nasi hangat dari magic com. Beda dengan orang zaman dahulu yang dimasak di langseng kemudian jika sudah matang akan diletakkan di tempat nasi. Dengan demikian nasi tidak terus menerus dihangatkan.
    Saya dan keluarga sering makan di luar. Jadi kadang masak nasi tapi ngga ada yang makan, so magic com jalan teruuus. Besoknya kadang nasi baru terjamah. Hm … yang jelas saya sering sekali meletakkan nasi di magic com lebih dari 12 jam.
    Sekarang sejak penataran, seusai nasi matang, magic com langsung saya matikan dan nasi saya dinginkan.
    Batasi NASI dan GULA artinya batasi penyakit di masa tua.
    Karbohidrat dan gula adalah ibu dari segala penyakit
    (Johan Yan)
    Kita mungkin tidak menduga bahwa disamping perut buncit, asupan berlebih nasi dan gula akan membuat tubuh kelebihan:
    1. Trigliserida,
    2. Kolesterol
    3. Hipertensi
    4. Jantung Koroner hingga...
    5. Diabetes Melitus.
    Lalu bagaimana solusi agar kita terbebas dari segala racun tersebut?
    Minumlah air yang mengandung PH 9, TDS <25 PPM dan mengandung antioksidan.
    Dan air yang dimaksud ternyata ada pada TOVA
    Semua unsur penting dimiliki Tova.
    Jadi bukan untuk orang sakit saja, Tova juga penting diminum untuk kita yang merasa sehat.
    Semoga Bermanfaat.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Isu tersebut pernah muncul pada tahun 2017, 2018, dan 2019. Adapun, isu nasi menjadi racun itu pernah diperiksa faktanya dalam artikel berjudul “[SALAH] Racun Dari Nasi di Magic Com” pada 23 Juli 2019.

    Isu tersebut juga sudah mendapat tanggapan dari sejumlah ahli gizi dan kesehatan. Menurut Spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi FKUI, dr Anna Maurina Singal, MGizi, SpGK menyebut bahwa pemicu masalah kesehatan tidak dapat hanya satu faktor saja, melainkan multifaktorial.

    “Proses tanak beras melalui rice cooker atau magic jar dengan waktu tertentu tidak menentukan seseorang akan mengalami peningkatan glukosa darah atau diabetes melitus,” terangnya.

    Selain itu, dr Anna mengatakan, beras merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki struktur amilosa dan amilopektin. Rantai amilosa berbentuk garis lurus sedangkan amilopektin berbentuk cabang-cabang. Semakin bercabang suatu rantai, akan semakin banyak molekul yang ditangkap oleh enzim pencernaan sehingga akan lebih meningkatkan kadar glukosa darah.

    “Kadar amilosa dan amilopektin sangat berbeda pada tiap varietas beras di Indonesia. Ada varietas beras yang tinggi kadar amilosanya sehingga memiliki kadar indeks glikemik rendah, hal ini baik bagi pasien DM (diabetes melitus) namun harus tetap memperhatikan jumlah secara keseluruhan,” kata dr Anna.

    Pakar Gizi Jansen Ongko, MSc, RD juga menuturkan hal yang sama. Tidak ada efek signifikan terkait jangka waktu pemanasan nasi dengan kesehatan. “Banyak rumah makan yang memanaskan nasi lebih dari 12 jam dan tidak berefek negatif saat dimakan. Selama tidak terkontaminasi dan disimpan dengan baik, aman dikonsumsi,” pungkas Jansen.

    Hanya saja, Jansen menegaskan bahwa nasi yang dihangatkan dan memiliki IG lebih tinggi ini perlu dihindari oleh pasien diabetes.

    “IG (indeks glikemik) hanya berbahaya untuk pasien diabetes. Tidak bisa disamakan sensitivitas insulin olahragawan, orang sehat dan pasien diabetes. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, terutama organ pankreasnya. Ini berarti nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi orang sehat,” imbuh Jansen.

    Lebih lanjut, Jansen mengatakan bahwa dengan demikian nasi yang dihangatkan aman dikonsumsi oleh orang sehat, bukan pasien diabetes.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim narasi tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan