Akun Online Shop (fb.com/mksdagang.id) mengunggah gambar yang menunjukkan sekelompok orang sedang salat dan terdapat narasi “Heboh, Israel Ubah Masjid Bersejarah Jadi Bar”
Sebagian status unggahan itu berbunyi: “Sebuah kabar menghebohkan datang dari Israel. Ternyata, Israel mengubah bangunan bersejarah Masjid Al Amar menjadi sebuah bar atau aula pesta pernikahan sejak 2019 lalu. Masjid Al Amar ini merupakan salah satu bangunan bersejarah Palestina dari abad ke-13 yang berada di Safed. Masjid itu berada di kewenangan otoritas Israel sejak 1948.”
(GFD-2020-4446) [SALAH] Foto “Heboh, Israel Ubah Masjid Bersejarah Jadi Bar”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/07/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim dengan gambar yang menunjukkan sekelompok orang sedang salat terkait dengan Israel yang mengubah bangunan bersejarah Masjid Al Amar menjadi sebuah bar adalah klaim yang salah.
Faktanya, foto itu tidak terkait dengan perubahan Masjid Al-Ahmar terletak di kota Safed, Israel menjadi tempat hiburan malam pada tahun 2019. Foto itu adalah muslim melaksanakan salat di tempat parkir di kota Jaffa, Israel, pada tanggal 20 Mei 2020, saat masjid ditutup karena pandemi COVID-19.
Foto itu adalah foto Associated Press tertanggal 10 Mei 2020, dan menunjukkan pria muslim salat di tempat parkir di Jaffa. Foto itu dipublikasikan di situs AP Images.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Para pria muslim menjaga jarak sosial ketika salat setelah berbuka puasa, di tempat parkir karena masjid tetap ditutup untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona selama bulan suci Ramadan, di kota campuran Yahudi Arab di Jaffa, dekat Tel Aviv, Israel, Minggu, 10 Mei 2020.”
Sementara itu, Masjid Al-Ahmar terletak di kota Safed, Israel dan diubah menjadi tempat hiburan malam, menurut laporan Gulf News di bulan April 2019. Jaffa terletak sekitar 170 kilometer dari Safed, seperti yang terlihat di Google Maps.
Faktanya, foto itu tidak terkait dengan perubahan Masjid Al-Ahmar terletak di kota Safed, Israel menjadi tempat hiburan malam pada tahun 2019. Foto itu adalah muslim melaksanakan salat di tempat parkir di kota Jaffa, Israel, pada tanggal 20 Mei 2020, saat masjid ditutup karena pandemi COVID-19.
Foto itu adalah foto Associated Press tertanggal 10 Mei 2020, dan menunjukkan pria muslim salat di tempat parkir di Jaffa. Foto itu dipublikasikan di situs AP Images.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Para pria muslim menjaga jarak sosial ketika salat setelah berbuka puasa, di tempat parkir karena masjid tetap ditutup untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona selama bulan suci Ramadan, di kota campuran Yahudi Arab di Jaffa, dekat Tel Aviv, Israel, Minggu, 10 Mei 2020.”
Sementara itu, Masjid Al-Ahmar terletak di kota Safed, Israel dan diubah menjadi tempat hiburan malam, menurut laporan Gulf News di bulan April 2019. Jaffa terletak sekitar 170 kilometer dari Safed, seperti yang terlihat di Google Maps.
Kesimpulan
Tidak terkait dengan perubahan Masjid Al-Ahmar terletak di kota Safed, Israel menjadi tempat hiburan malam pada tahun 2019. Foto itu adalah muslim melaksanakan salat di tempat parkir di kota Jaffa, Israel, pada tanggal 20 Mei 2020, saat masjid ditutup karena pandemi COVID-19.
Rujukan
- https://periksafakta.afp.com/foto-ini-memperlihatkan-orang-muslim-salat-di-tempat-parkir-di-israel-saat-pandemi-covid-19
- http://www.apimages.com/metadata/Index/APTOPIX-Virus-Outbreak-Israel-Ramadan/ec0a7e46f889415bae0aacabae9c1ec5/24/0
- https://gulfnews.com/world/mena/israel-converts-historic-mosque-into-nightclub-1.63325835
- https://bit.ly/JarakSafedkeJaffa
(GFD-2020-4445) [SALAH] Foto “Pesinden 2024”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/07/2020
Berita
Akun Facebook Al Bial memposting foto dengan tulisan “PESINDEN 2024 NGAKUNYA SIH ASLI JAWA TAPI BO’ONG.” Bersama dengan postingan itu, akun tersebut menuliskan narasi postingan sebagai berikut: “Wong EDAN sih bebas... Mau jadi Onta kek... jadi Gudeg kek... Bebasssss......”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari liputan6.com, foto tersebut merupakan hasil suntingan dari foto Yuni Shara saat menggunakan kebaya. Foto Yuni Shara mengenakan kebaya tersebut diabadikan oleh fotografer kapanlagi.com Muhammad Rasyad.
Diketahui pula, momen Yuni Shara mengenakan kebaya itu saat menghadiri cara Pagelaran Agung Keraton Sedunia di Hotel Borobudur pada 5 Desember 2013.
Diketahui pula, momen Yuni Shara mengenakan kebaya itu saat menghadiri cara Pagelaran Agung Keraton Sedunia di Hotel Borobudur pada 5 Desember 2013.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1242870449378821/
- https://turnbackhoax.id/2020/07/26/salah-foto-pesinden-2024/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4313923/cek-fakta-hoaks-foto-anies-baswedan-pakai-konde
- https://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/indonesia/27445yuni_sara_di_acara_gala_dinner_raja_dan_artu_seduniadalam_rangkaian_acara_pagelaran_agung_keraton_sedunia_rabu_4_desember_2013-20131205-012-acat.html
(GFD-2020-4444) [SALAH] Beberapa Dampak Negatif dari Menggunakan Masker
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/07/2020
Berita
Akun Facebook Toni Immanuel mengunggah sebuah gambar ilustrasi orang-orang yang memakai masker di laman pribadinya pada 12 Juli 2020. Di dalam unggahan tersebut, disebutkan beberapa dampak dari masker wajah, seperti mengurangi oksigen yang akan masuk ke dalam tubuh, berisiko keracunan CO2 dan virus serta bakteri yang memenuhi masker dapat terhirup kembali ke dalam tubuh. Unggahan tersebut telah mendapatkan respon sebanyak 12 reaksi, 3 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 16 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“Face Masks:
- Reduces oxygen up to 60%
- Increases risk of CO2 poisoning
- Viruses and bacteria saturate the mask and get reinhaled
- FRESH AIR is vital for immune health!”
“Masker Wajah:
- Mengurangi oksigen sampai 60%
- Meningkatkan risiko keracunan CO2
- Virus dan bakteri memenuhi masker dan dapat terhirup kembali
- Udara segar sangat penting untuk kesehatan kekebalan tubuh!”
Berikut kutipan narasinya:
“Face Masks:
- Reduces oxygen up to 60%
- Increases risk of CO2 poisoning
- Viruses and bacteria saturate the mask and get reinhaled
- FRESH AIR is vital for immune health!”
“Masker Wajah:
- Mengurangi oksigen sampai 60%
- Meningkatkan risiko keracunan CO2
- Virus dan bakteri memenuhi masker dan dapat terhirup kembali
- Udara segar sangat penting untuk kesehatan kekebalan tubuh!”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim mengenai dampak masker wajah dalam unggahan tersebut tidak tepat. WHO, organisasi kesehatan dunia, dalam unggahannya di Instagram pada 11 Juni 2020 menegaskan bahwa penggunaan masker medis yang berkepanjangan ketika digunakan secara tepat tidak akan menyebabkan keracunan CO2 maupun pengurangan oksigen. WHO juga menyarankan untuk tidak menggunakan kembali masker sekali pakai dan selalu menggantinya ketika sudah basah.
Dikutip dari hasil periksa fakta AFP, Vinita Dubey, Petugas Kesehatan Asosiasi Medis dari Toronto Public Health mengatakan bahwa jika dikenakan dengan benar, masker kain mungkin tidak mengurangi oksigen yang cukup sehingga pemakainya akan pingsan.
"Secara umum, masker kain itu tidak ketat menutup wajah, masih ada ruang terbuka kecil di sekeliling masker dan juga pori-pori kain yang bisa melewatkan oksigen sambil menghalangi partikel pembawa virus,” katanya.
Klaim bahwa mengenakan masker “meningkatkan risiko keracunan CO2" juga dibantah oleh Dubey.
“Penggunaan masker wajah untuk waktu yang lama, termasuk N95, belum terbukti menyebabkan keracunan karbon dioksida pada orang sehat. Jika CO2 perlahan-lahan menumpuk di dalam masker dari waktu ke waktu, kadarnya rendah dan sebagian besar dapat ditoleransi," ujar Dubey.
Namun, ada keadaan khusus ketika beberapa orang mungkin tidak nyaman mengenakan masker.
“Kecemasan atau panik dapat menyebabkan hiperventilasi (pernapasan cepat) yang dapat menyebabkan kadar CO2 turun dan gejala sakit kepala ringan, pusing serta kebingungan," tambah Dubey.
Dikutip dari helloSehat, hiperventilasi adalah keadaan dimana seseorang akan lebih banyak mengeluarkan CO2 sehingga kadar CO2 dalam tubuh berkurang. Hal ini memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak dan dapat menyebabkan gejala sakit kepala, perubahan pengelihatan, dan hilang kesadaran.
Sebagai informasi tambahan, seorang pelari maraton asal Oregon, Amerika Serikat bernama Galen Rupp berhasil memenangkan kejuaraan Track & Field Amerika Serikat pada nomor lari 10.000 meter di tahun 2011. Ia mengenakan sebuah masker medis pada hari pertama kejuaraan tersebut diselenggarakan untuk menyaring serbuk sari yang pada saat itu jumlahnya sedang melonjak.
Klaim bahwa virus dan bakteri memenuhi masker dibantah oleh Hyo-Jick Choi, Asisten Profesor di Departemen Teknik Kimia dan Material di Universitas Alberta. Choi mengatakan semua itu tergantung pada tingkat risiko lingkungan, waktu yang dihabiskan, dan dimana masker tersebut dibuka.
Dikutip dari hasil periksa fakta AFP, Vinita Dubey, Petugas Kesehatan Asosiasi Medis dari Toronto Public Health mengatakan bahwa jika dikenakan dengan benar, masker kain mungkin tidak mengurangi oksigen yang cukup sehingga pemakainya akan pingsan.
"Secara umum, masker kain itu tidak ketat menutup wajah, masih ada ruang terbuka kecil di sekeliling masker dan juga pori-pori kain yang bisa melewatkan oksigen sambil menghalangi partikel pembawa virus,” katanya.
Klaim bahwa mengenakan masker “meningkatkan risiko keracunan CO2" juga dibantah oleh Dubey.
“Penggunaan masker wajah untuk waktu yang lama, termasuk N95, belum terbukti menyebabkan keracunan karbon dioksida pada orang sehat. Jika CO2 perlahan-lahan menumpuk di dalam masker dari waktu ke waktu, kadarnya rendah dan sebagian besar dapat ditoleransi," ujar Dubey.
Namun, ada keadaan khusus ketika beberapa orang mungkin tidak nyaman mengenakan masker.
“Kecemasan atau panik dapat menyebabkan hiperventilasi (pernapasan cepat) yang dapat menyebabkan kadar CO2 turun dan gejala sakit kepala ringan, pusing serta kebingungan," tambah Dubey.
Dikutip dari helloSehat, hiperventilasi adalah keadaan dimana seseorang akan lebih banyak mengeluarkan CO2 sehingga kadar CO2 dalam tubuh berkurang. Hal ini memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak dan dapat menyebabkan gejala sakit kepala, perubahan pengelihatan, dan hilang kesadaran.
Sebagai informasi tambahan, seorang pelari maraton asal Oregon, Amerika Serikat bernama Galen Rupp berhasil memenangkan kejuaraan Track & Field Amerika Serikat pada nomor lari 10.000 meter di tahun 2011. Ia mengenakan sebuah masker medis pada hari pertama kejuaraan tersebut diselenggarakan untuk menyaring serbuk sari yang pada saat itu jumlahnya sedang melonjak.
Klaim bahwa virus dan bakteri memenuhi masker dibantah oleh Hyo-Jick Choi, Asisten Profesor di Departemen Teknik Kimia dan Material di Universitas Alberta. Choi mengatakan semua itu tergantung pada tingkat risiko lingkungan, waktu yang dihabiskan, dan dimana masker tersebut dibuka.
Kesimpulan
Dengan demikian, klaim masker dapat menimbulkam dampak negatif dalam unggahan akun Facebook Toni Immanuel dapat masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan. Hal ini dikarenakan WHO dan para ahli menyatakan fakta bahwa tidak ada dampak negatif dari penggunaan masker apabila dipakai secara tepat.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/07/25/salah-beberapa-dampak-negatif-dari-menggunakan-masker/
- https://www.instagram.com/p/CBSkpAbIyaj/?igshid=1g0w42ig81fyj
- https://factcheck.afp.com/misleading-social-media-posts-claim-adverse-health-effects-face-masks
- https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/napas-berlebihan-hiperventilasi/#gref
- https://www.oregonlive.com/trackandfield/2011/06/what_in_the_world_is_galen_rup.html
(GFD-2020-4443) [SALAH] Petani dipukuli Polisi yang dibayar oleh PT Sadoka di Sulawesi Selatan
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/07/2020
Berita
Beredar informasi dari akun Facebook Bucin Area dengan melampirkan foto dari sebuah postingan Facebook berisikan foto dan narasi yang diklaim penyiksaan petani oleh polisi yang dibayar oleh PT Sadoka. Postingan ini sudah disebarkan sekitar 22000 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“Pak Presiden Bisa jelaskan Kenapa Para Petani Ini Di Pukul Sama Polisi?
Jangan Cuman Di Kasih Gaji Buta
#Jangan Cuman Diliat Doang, Harus di Sebarkan Pesan Ini Jangan Sampai Berhenti Di Beranda Anda, sebar Supaya Masyarkat Yg Lain Juga Tau☹️
#Terima Kasih”
Berikut kutipan narasinya:
“Pak Presiden Bisa jelaskan Kenapa Para Petani Ini Di Pukul Sama Polisi?
Jangan Cuman Di Kasih Gaji Buta
#Jangan Cuman Diliat Doang, Harus di Sebarkan Pesan Ini Jangan Sampai Berhenti Di Beranda Anda, sebar Supaya Masyarkat Yg Lain Juga Tau☹️
#Terima Kasih”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelurusan foto yang digunakan oleh postingan tersebut ternyata adalah foto bentrok antara warga adat Pamona dan polisi yang terjadi pada tanggal 29 Juni 2014. Kejadian ini diawali dari munculnya konflik warga dengan PT Sindoka (Sinar Indonesia Merdeka) yang merupakan anak perusahaan Sintesa Grup.
Secara kronologis, PT Sindoka medapatkan HGU di Luwu Timur pada tahun 1997 yang sudah berakhir tahun 2017 sehingga warga sekitar mulai menggarap lahan tersebut mulai tahun 1998 karena warga menilai PT Sindoka menelantarkan lahan itu, kemudian perusahaan berusaha untuk mengambil alih lahan tersebut dan menutup akses lahan tersebut. Hal ini memicu kemarahan warga dan akhirnya membakar pos keamanan perusahaan itu dan berbuntut terjadinya kekerasan polisi terhadap warga.
Kasus ini ditindaklanjuti oleh DPRD Luwu Timur dan memanggil PT Sindoka terkait keluhan warga perihal kegiatan PT Sindoka untuk mengosongkan lahan serta mencabut tanaman diatas lahan HGU tersebut. Pihak PT Sindoka melakukan mengosongan lahan sebagai tindakan pencegahan dikarenakan diduga adanya oknum warga luar masuk ke wilayah HGU dan menggunakan lahan itu.
Dapat disimpulkan bahwa kejadian ini terjadi pada tahun 2014 yang diakibatkan oleh pembakaran pos keamanan PT Sindoka oleh warga sehingga terjadinya kekerasan oleh polisi terhadap warga.
Secara kronologis, PT Sindoka medapatkan HGU di Luwu Timur pada tahun 1997 yang sudah berakhir tahun 2017 sehingga warga sekitar mulai menggarap lahan tersebut mulai tahun 1998 karena warga menilai PT Sindoka menelantarkan lahan itu, kemudian perusahaan berusaha untuk mengambil alih lahan tersebut dan menutup akses lahan tersebut. Hal ini memicu kemarahan warga dan akhirnya membakar pos keamanan perusahaan itu dan berbuntut terjadinya kekerasan polisi terhadap warga.
Kasus ini ditindaklanjuti oleh DPRD Luwu Timur dan memanggil PT Sindoka terkait keluhan warga perihal kegiatan PT Sindoka untuk mengosongkan lahan serta mencabut tanaman diatas lahan HGU tersebut. Pihak PT Sindoka melakukan mengosongan lahan sebagai tindakan pencegahan dikarenakan diduga adanya oknum warga luar masuk ke wilayah HGU dan menggunakan lahan itu.
Dapat disimpulkan bahwa kejadian ini terjadi pada tahun 2014 yang diakibatkan oleh pembakaran pos keamanan PT Sindoka oleh warga sehingga terjadinya kekerasan oleh polisi terhadap warga.
Kesimpulan
Melihat dari penjelasan tersebut, informasi tersebut tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/07/25/salah-petani-dipukuli-polisi-yang-dibayar-oleh-pt-sadoka-di-sulawesi-selatan/
- https://turnbackhoax.id/2017/01/21/disinformasi-bentrokan-warga-dan-pt-sindoka/
- https://www.mongabay.co.id/2014/07/22/konflik-lahan-luwu-timur-polisi-dan-warga-adat-pamona-bentrok/
- https://dprd-luwutimurkab.go.id/2019/10/15/terkait-permasalahan-lahan-hgu-amran-harap-perusahaan-dan-warga-saling-beri-rasa-aman-dan-nyaman/
- http://kpa.or.id/media/baca2/siaran_pers/165/Ilegal__PT_Sinar_Indonesia_Merdeka_–_Sindoka_Luwu_Timur_Bersama_BRIMOB_Terus_Menghancurkan_Garapan_Petani_Di_Tengah_Wabah_Corona_Covid-19/
- https://www.mongabay.co.id/2020/04/05/tanpa-hgu-pt-sindoka-mulai-tanam-sawit-di-luwu-timur/
Halaman: 5546/6107