• (GFD-2020-4565) [SALAH] Haramnya Ilmu Filsafat

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 06/08/2020

    Berita

    Akun Instagram @ittibarasul1 mengunggah narasi dengan disertai sebuah foto yang mengilustrasikan haramnya ilmu filsafat pada 23 Juli 2020. Unggahan tersebut telah mendapatkan 12.064 likes.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Hukum Belajar Ilmu Filsafat

    Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
    Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1


    Pertanyaan:

    بــسم اللّٰـه
    السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

    Afwan, apakah hukum mempelajari ilmu Filsafat? Dan mengapa Al-Farabi sampai disebut bapak Filsafat kedua, apakah dia menyimpang dari ajaran agama ? Syukron.

    Dari Muhammad Yusril (Group MS-I 07)

    Jawab:

    بــسم اللّٰـه
    وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

    Hukum Filsafat adalah haram dan ia pintu kekafiran. Tidak ada dalam Filsafat kecuali kebodohan, pemutaran kata, dan kebingungan, dan sebuah pembahasan bertele-tele tanpa penyelesaian.

    Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: "Hampir tidak ada orang-orang yang memperdalam ilmu Filsafat kecuali ijtihadnya akan mengantarkannya kepada pendapat yang menyelisihi kemurnian sunnah. Karenanya para ulama salaf mencela mempelajari ilmu orang-orang kuno, karena ilmu Filsafat lahir dari para Filosof yang berpemikiran Dahriyah (Atheis). Barangsiapa yang dengan kecerdasannya berkeinginan untuk mengkompromikan antara ilmu para Nabi dengan ilmu para Filosof, maka pasti ia akan menyelishi para Nabi dan juga menyelisihi para Filosof". (Mizaanul I’tidaal 3/144)

    Imam Asy-Syaafi’i juga berkata: "Tidak ada sesuatu yang lebih aku benci daripada ilmu Filsafat dan ahli Filsafat". (Taariikh Al-Islaam li Adz-Dzahabi 14/332)

    Bagi anda yang baru belajar Filsafat, akan kenal yang namanya Aristoteles, Phitagoras, dan semisalnya. Ilmu ini adalah kekufuran yang nyata, mengingkari Rabb, Malaikat, Rasul, Kitab, hari akhir dan takdir. Filsafat adalah seburuk-buruk ilmu.

    Bapak pertama dari Filsafat adalah Aristoteles yang mengatakan Tuhan itu terlalu tinggi, Ia tidak memiliki sifat dan Ia tidak tau masalah kecil dan tidak ada takdir. Ia dijuluki Imam Ibnu Qayyim dalam kitab Ighasatu Lahafan sebagai guru pertama. Dan jejak kekufurannya diikuti Al-Farabi, sehingga dia dijuluki guru kedua, dia adalah orang yang mengingkari takdir dan hari akhir, dia lebih buruk dari guru pertama dan mengunggulinya dalam penyimpangan dan dia memiliki keyakinan yang beda dengan kaum muslimin. Semoga kita diselamatkan dari ilmu Filsafat yang kufur.

    والله تعالى أعلمُ بالـصـواب

    l”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi dan foto ilustrasi unggahan aku tersebut tidak tepat. Azis Anwar Fachrudin, seorang peneliti dari Centre for Religious and Crosscultural Studies (CRCS) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, meluruskan unggahan dari akun Instagram @ittibarasul1 mengenai haramnya ilmu filsafat melalui akun Facebooknya pada 27 Juli 2020.

    Dalam unggahannya di laman Facebooknya, Azis Anwar Fachrudin memaparkan bahwa penerjemahaan di unggahan @ittibarasul1 tidak tepat dan keluar konteks. Redaksi asli dari as-Syafi’i tidak memakai kata “filsafat”, tapi “kalam” dengan bunyi teksnya “
    “ما شيء أبغض إلي من الكلام وأهله
    yang artinya “Tidak ada yang lebih aku benci dibanding kalam dan ahli kalam”. Konteks “kalam” di pernyataan as-Syafi’i itu merujuk pada kaum qadariyyah dan ‘nufat as-shifat’ (para penyangkal sifat-sifat Allah).

    Ia juga menyebutkan filsafat berguna untuk merumuskan pertanyaan yang baik (yang menjadi awal dari ilmu) dan dengan logika, yang merupakan salah satu bagian dari filsafat, menertibkan pikiran untuk menjawab pertanyaan itu.

    Akun Twitter @adeirra juga memaparkan penjelasan yang komprehensif melalui utas yang dibuatnya untuk meluruskan apa yang diunggah oleh akun Instagram @ittibarasul.

    Seperti yang dituliskan oleh Azis Anwar Fachrudin, ia juga menerjemahkan kitab Tarikh Al-Islam karya imam Adz-Dzahabi tepatnya di Jilid 14 halaman 332 yang dikutip oleh @ittibarasul1 dalam unggahannya di Instagram. Terjemahan dari kutipan kitab tersebut adalah “Tidak ada yang lebih aku benci dibanding kalam dan ahli kalam.”

    Kesimpulan

    Dengan demikian, unggahan akun Instagram @ittibarasul1 dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan perkataan dari as-Syafi’i yang diterjemahkan oleh akun Instagram @ittibarasul1 tidak tepat dan keluar dari konteks.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4564) [SALAH] Himbauan Dokter Bernard Mahfoudz

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Alan Herrera mengunggah narasi dengan disertai foto yang memperlihatkan Dr. Bernard Mahfoudz, seorang dokter ahli vaksin asal Amerika Serikat, pada 19 Maret 2020. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 41 reaksi, 36 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 6 kali.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Untuk mencegah meluasnya virus corona, dokter Bernard Mahfoudz menghimbau agar warga tidak melaksanakan sholat Jum'at berjamaah di hari Sabtu"
    Bantu share gaes 🧐”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa foto asli dari unggahan tersebut adalah foto Johnny Sins yang merupakan aktor film dewasa asal Amerika Serikat. Foto Johnny Sins kerap dipakai hoax dengan nama Dr. Bernard Mahfoudz, dokter ahli vaksin asal Amerika Serikat. Selain itu, narasi yang berkaitan dengan Dr. Bernard Mahfoudz sudah pernah diperiksa dalam artikel di situs turnbackhoax dengan judul [SALAH] Klarifikasi “#SOSDrJohnSimpsonForIndonesia”.

    Sebagai tambahan, Johnny Sins memulai karier sebagai aktor film dewasa pada tahun 2006. Di berbagai film dewasa yang pernah dibintanginya, ia pernah memerankan peran sebagai dokter, tentara, detektif, guru, pemadam kebakaran, hingga pernah dinominasikan menjadi seorang astronot.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, unggahan akun Facebook Alan Herrera tersebut dapat dikategorikan sebagai Satire/Parodi. Hal ini dikarenakan foto asli yang digunakan dalam unggahan tersebut adalah foto Johnny Sins yang sering digunakan juga dalam meme dan situs hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4563) [SALAH] Foto Habib Rizieq Ditangkap Warga

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/08/2020

    Berita

    Akun facebook bernama Jhon Jhon mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan Habib Rizieq Shihab ditangkap warga dan hanya menggunakan celana pencek. Akun Jhon Jhon juga menambahkan narasi “kasihan sih rijik ya”.

    Selain itu di dalam foto juga terdapat narasi “UMAT MUSLIM YG MIKIR JERNIH, KENAPA NU & MUHAMADIYAH TIDAK BERBUAT KE ORMAS FPI. HTI BUNGKAM YG TIDAK BERASAS IDIOLOGI PAANCASILA HYA BIKIN ADU DOMBA MUSLIM YG TUJUAN OTAK ATIK RUBAH KE KHILAFAH, YG TIDAK MUNGKIN TERWUJUD HYA BIKIN ONAR, GADUH, RESAH DI TENGAH RAKYAT DI MUKA UMUM. APA KATA DUNIA”.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, faktanya foto tersebut merupakan hasil suntingan atau editan. foto asli ditemukan pada cover artikel detik.com berjudul “Resahkan Warga, Orang Sakit Jiwa Ditangkap di Semanggi” yang tayang pada 21 juni 2015 lalu.

    Kesimpulan

    Foto suntingan atau editan. Foto asli ditemukan pada artikel detik.com yang berjudul “Resahkan Warga, Orang Sakit Jiwa Ditangkap di Semanggi” yang tayang pada 21 juni 2015 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4561) [SALAH] Video Jokowi Tidak Tahu Penyebab Kasus Corona Tembus 111 Ribu

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Rezim Culametan membagikan video yang diklaim pernyataan Presiden Joko Widodo tidak mengetahui penyebab kasus Corona tembus hingga 111 ribu.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Kalau sebabnya saja gak tau... Gmana mau bikin solusinya. Pantesan harus keliatan sibuk, rupanya krn gak tau ap yg hrs d kerjakan.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa video tersebut hasil suntingan dari video Rapat Terbatas (Ratas) Presiden Joko Widodo bersama Kabinetnya pada tanggal 3 Agustus 2020. Adapun, isi video lengkapnya terdapat pada kanal Youtube Sekretariat Presiden dengan judul “Ratas Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Istana Merdeka, 3 Agustus 2020” yang tayang pada 3 Agustus 2020.

    Dalam video versi lengkapnya, tidak ditemukan pernyataan Presiden Joko Widodo tidak mengetahui penyebab kasus virus Corona atau Covid-19 mencapai 111 ribu kasus. Adapun, mengacu kepada laporan liputan6.com, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut akhir-akhir ini masyarakat terlihat semakin khawatir terhadap virus Corona Covid-19.

    Menurut dia, salah satunya penyebabnya lantaran banyaknya masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

    "Saya tidak tahu sebabnya apa, tetapi suasana pada minggu-minggu terakhir ini kelihatan masyarakat berada pada posisi yang khawatir mengenai Covid," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Senin, 3 Agustus 2020.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai, semakin banyak orang yang patuh pada protokol kesehatan.

    "Entah karena kasusnya meningkat atau terutama kalangan menengah ke atas melihat karena orang yang tidak taat pada protokol kesehatan tidak semakin sedikit, tapi semakin banyak," sambung Jokowi.

    Jokowi mengungkapkan, tingkat kematian atau case fatality rate Covid-19 di tanah air yakni, 4,7 persen.

    Menurut dia, hal ini menjadi tugas besar sebab angka kematian di tanah air lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.

    "Angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8 persen dari angka kematian global. Ini yang saya kira menjadi PR kita bersama," ujar Jokowi.

    Adapun jumlah kasus corona di Indonesia hingga kini mencapai 111.455 per Minggu kemarin. Jumlah pasien yang meninggal 5.236 orang.

    Meski begitu, Jokowi mengatakan tingkat kesembuhan atau case recovery rate di Indonesia terus meningkat setiap harinya. Hingga kini, total ada 68.975 pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari virus corona.

    "Case recovery rate di negara kita data terakhir 61,9 (persen) saya kira juga bagus terus meningkat angkanya," kata dia.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, Presiden Joko Widodo tidak mengeluarkan pernyataan tidak mengetahui penyebab kasus Covid-19 hingga 111 ribu. Dalam ratas tersebut, Presiden Joko Widodo diketahui memberikan pernyataan ketidaktahuan dirinya akan penyebab masyarakat terlihat semakin khawatir terhadap wabah Covid-19.

    Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan