• (GFD-2021-6623) [SALAH] Air Rebusan Pare Bisa Membunuh Sel Kanker

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 31/03/2021

    Berita

    Kabar tentang air rebusan pare dapat membunuh sel kanker beredar di media sosia. Kabar tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada 31 Maret 2021.

    Berikut isinya:

    Air Paré/Paria melawan KANKER*

    Tolong sebar luaskan. RS pusat angkatan darat (RSPAD Gatot Soebroto )Jakarta. menegaskan bila setiap orang yg mendapatkan info ini kemudian membagikan ke 10 orang lainnya,di pastikan sedikitnya ada satu nyawa yg akan terselamatkan..saya sudah melakukan , Mohon anda juga membantu melakukan bagian anda.Tks!

    Air pare yang panas dapat Membunuh Sel Kangker

    Pare dapat membunuh sel kanker!Potong 2-3 irisan tipis pare taruh dalam gelas,tuang air panas, air akan menjadi alkalin(basa),minum setiap hari,terhadap siapapun akan bermanfaat.

    Air panas pare tsb akan mengeluarkan suatu zat anti kanker, ini adalah sebuah perkembangan baru didalam dunia kedokteran yg bermanfaat dalam mengobati kanker.

    Air panas ekstrak pare akan berpengaruh terhadap kista dan tumor.sudah di buktikan dapat menolong pelbagai macam kanker.

    Menggunakan pare dalam mengobati kanker,hanya akan mematikan sel sel jahat tumor,dia tidak akan mempengaruhi sel sel yg sehat.

    Selain itu asam amino dan polyphenol oxidase drpd pare,dapat menyeimbangkan tekanan darah tinggi,melancarkan peredaran darah,mengurangi penggumpalan darah dan dapat mencegah terjadinya penggumpalan vena dalam(deep vein thrombosis).

    Setelah selesai membaca ini,sebar luaskan! Harus jaga dgn baik kesehatan masing masing.mensana in coporesano...🤲

    https://nasihatcanggih.blogspot.com/2019/08/tolong-sebar-luaskan-rs-pusat-angkatan.html

    Pare obat kanker
    RSPAD pare obat kanker
    Air panas eksteak pare

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang air rebusan pare dapat membunuh sel kanker. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pare obat kanker" di kolom pencarian Google Search.

    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Hoax atau Bukan: Pare Bisa Sembuhkan Kanker?" yang dimuat situs Liputan6.com pada 10 Desember 2019 lalu.

    Dalam artikel tersebut terdapat kutipan wawancara dari Dokter Gizi Medis dr Karina Anastasya, M.Kes. Ia mengungkapkan, air rebusan pare tidak terbukti menyembuhkan kanker.

    "Air rebusan pare tidak bisa dibilang menyembuhkan kanker," kata dr Karina.

    Dr Karina menjelaskan, berdasarkan penelitian pare punya senyawa antikanker. Senyawa itu didapat dari ekstrak pare bukan air rebusan pare.

    "Senyawa dalam pare itu memiliki efektifitas sebagai antikanker. Namun pada saat ini masih terbatas dari pengambilan ekstrak dari pare itu sendiri, belum sampai ke tahap air rebusan pare," ucap dr Karina.

    Meski demikian, pare ternyata punya manfaat lain bagi tubuh. Di antaranya membantu memperbaiki lapisan dinding pembuluh darah dan berkhasiat untuk diet.

    "Ketiga pare itu membantu menurunkan kadar gula darah dengan membantu menstimulasi stresi insulin," terang dr Karina.

    Kesimpulan

    Klaim tentang air rebusan pare dapat membunuh sel kanker ternyata tidak benar. Faktanya tidak ada bukti ilmah yang mendukung klaim tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6622) [SALAH] Korban Selamat dari Bom Gereja Kini di Rawat di RSJ Karena Pembengkakan Otak

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/03/2021

    Berita

    “Se ekor korban selamat dari peristiwa bom gereja…kini korban msih di rawat di RSJ karna mengalami pembengkakan otak.”

    Bom makasar

    Hasil Cek Fakta

    Akun facebook Amel Liya ID mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan seseorang yang menderita gizi buruk, wajahnya mirip Jokowi. Gambar tersebut diklaim sebagai korban yang selamat dari peristiwa bom gereja. Korban kini masih dirawat di RSJ karena pembengkakan otak. Unggahan tersebut telah mendapat 156 reaksi, 230 komentar dan 22 kali dibagikan oleh pengguna Facebook lain.

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil editan. Ditemukan gambar asli pada cover artikel sandiegouniontribune.com yang berjudul “UN to ease overcrowding at Kenya refugee camps” diunggah pada 7 September 2011.

    Dalam keterangannya, gambar itu adalah seorang anak yang mengalami kekurangan gizi parah dari Somalia Selatan tengah duduk di rumah sakit Banadir di Mogadishu Somalia, Senin, 5 September 2011.

    Adapun korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ada sebanyak 20 korban luka dan dirawat di beberapa rumah sakit yang ada di Makassar. Dan terdapat 7 korban ledakan yang mengalami luka bakar dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

    Dengan demikian, klaim gambar pada unggahan akun Facebook Amel Liya ID adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Gambar editan. Gambar aslinya adalah seorang anak yang mengalami kekurangan gizi parah dari Somalia Selatan tengah duduk di rumah sakit Banadir di Mogadishu Somalia, Senin, 5 September 2011.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6621) [SALAH] Foto 6 Pria Peserta Kontes Kecantikan Tahun 1919

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/03/2021

    Berita

    “Men’s beauty contest 1919.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook John AZ mengunggah foto retro yang menampilkan 6 pria berdiri memakai celana renang dengan disertai narasi bahwa foto tersebut diambil pada kontes kecantikan laki-laki tahun 1919. Foto yang diunggah pada grup “Fact you didn’t know about” mendapatkan atensi sebanyak 1,6 ribu reaksi, 569 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 1,1 ribu kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut ditemukan pada beberapa situs. Dalam artikel berbahasa Romania yang terbit tahun 2007 di metropotam.ro berjudul “From the swimsuit to Eva’s”, dicantumkan foto yang sama sebagai ilustrasi perkembangan baju renang. Angus Tumble, Direktur Galeri Potret Nasional Australia, dalam blog pribadinya bernama “The Tumbrel Diaries” menulis pengalamannya saat mendapat kartu pos bergambar 6 laki-laki memakai celana renang dari temannya dengan narasi “Schöner durch Streifen. Mitteleuropa um 1910” yang diterjemahkan memiliki arti “Lebih indah melalui garis-garis. Eropa Tengah sekitar tahun 1910”. Setelah ditelusuri lebih lanjut, foto yang sama ditemukan pada situs jual beli kartu pos lama berbahasa Jerman dengan narasi yang sama seperti yang telah disebutkan oleh Angus Tumble.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook John AZ dapat dikategorikan sebagai konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, klaim itu tidak berdasar pada fakta. Foto yang sama ditemukan pada situs jual beli kartu pos lama berbahasa Jerman dengan keterangan bahwa foto tersebut diambil di Eropa Tengah sekitar tahun 1910, tanpa disebutkan keenam pria dalam foto itu sedang mengikuti kontes kecantikan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6620) [SALAH] Jokowi Setuju Lepaskan Papua Barat

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/03/2021

    Berita

    “WEST PAPUA”
    EDISI: Senin, maret 29/2021_Waktu local wp.
    Bapak president RI.
    JOKOWIDODO telah menyatakan dirinya sebagai persident indonesia akan merekomendasikan bangsa west papua untuk merdeka berdaulat di tanah air west papua dari sorong sampai merauke. Didalam Allah Alam dan tulang belulang bangsa west papua. =======HIDUP TPNPB OPM========

    “Free west papua
    PRESIDENT SIAP LEPASKAN WEST PAPUA”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Yikwanak Ambilu di grup “BERITA PAPUA MERDEKA”, yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi setuju untuk melepaskan Papua Barat. Dalam postingan tersebut juga disertai dengan gambar Jokowi mengenakan atribut seperti masker dan lencana bendera bintang kejora, yang diklaim sebagai bendera Papua Barat.

    Setelah dilakukan pencarian fakta terkait, informasi tersebut palsu dan gambar Presiden Jokowi mengenakan masker dan lencana bergambar bintang kejora juga diedit. Gambar aslinya, lencana yang dikenakan Jokowi adalah Bendera Merah Putih dan masker putih polos.

    Lebih lanjut, klaim Yikwanak tersebut tidak berdasar, karena sampai saat ini tidak ada bukti ataupun keterangan resmi dari pihak Istana maupun Presiden bahwa Indonesia rela melepaskan Papua Barat.

    Berita mengenai desakan pembebasan Papua Barat telah berlangsung lama, sebelum dan semenjak pemerintahan Jokowi, namun Indonesia sendiri masih mempertahankan Papua Barat menjadi bagian dari Indonesia. Pada tahun 2020 lalu, saat Presiden Jokowi menemui dan bersalaman dengan para pendukung pembebasan Papua dari Australia. Staf Khusus Presiden bidang Hukum Dini Shanti Purwono menyatakan bahwa, meski begitu posisi Indonesia tetap sama dan “akan tetap sama” untuk tidak melepaskan Papua Barat.

    Hal ini dapat terlihat dari kebijakan Presiden Jokowi yang 5 tahun terakhir sudah 13 kali Presiden berkunjung ke Papua, salah satu kebijakan tersebut adalah dengan pembangunan infrastruktur untuk mensejahterakan rakyat Papua.

    “Komitmen itu terlihat jelas bahwa selama 5 tahun kemarin 13 kali Presiden berkunjung ke Papua. Komitmen ini akan dilanjutkan ke depan dan tidak akan berubah,” kata Dini.

    Menyoal deklarasi pembentukan Pemerintah Sementara Papua Barat oleh pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda, Menteri Polhukam Mahfud MD, menyatakan tindakan Benny adalah makar dan dapat dikategorikan sebagai tindakan yang melanggar hukum. Dalam hal ini pemerintah menggandeng Polri akan tegas menindak Benny Wenda.

    “Jadi menanggapi deklarasi Benny Wenda, siapa pun atau kelompok manapun yang mengikuti Benny Wenda, kami akan melakukan tindak tegas, tanpa pandang bulu,” ujar Wakapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa postingan Yikwanak Ambilu adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Sampai saat ini tidak ada bukti atau informasi yang disampaikan Istana maupun Presiden bahwa Indonesia menyetujui untuk melepaskan Papua Barat.

    Rujukan