• (GFD-2020-4586) [SALAH] “Narasi dalam Poster AHY Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 09/08/2020

    Berita

    Akun twitter @jumianto_RK mengunggah gambar pada tanggal 8/8/2020 berupa poster Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2020-2025 dengan narasi sebagai berikut:

    “Dia lupa dengan dirinya sendiri, saat Pilkada DKI 2017
    @AgusYudhoyono dipaksa ikut Pilgub oleh @SBYudhoyono
    AHY Aktif di TNI berpangkat Mayor dipaksa mundur gegara di ikutkan Pilgub dan berakhir Gagal”
    Pada gambar poster tersebut terdapat narasi, sebagai berikut:
    “Pemimpin harus dipersiapkan, bukan dipaksakan. Jadi harus banyak belajar dulu, baru pantas ikut pilkada
    AGUS HARIMURTI
    YUDHOYONO
    KETUA UMUM
    PARTAI DEMOKRAT
    PERIODE 2020-2025”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, gambar poster tersebut adalah hasil suntingan/editan. Diketahui bahwa gambar asli poster tersebut merupakan poster ucapan selamat atas terpilihnya AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025.

    Partai Demokrat telah menggelar Kongres V di Jakarta Convention Center (JCC), minggu (15/3/2020). Dalam Kongres tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono yang selanjutnya menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demorkrat.

    Kesimpulan

    Narasi tersebut tidak benar ada dalam poster AHY. Gambar tersebut adalah hasil suntingan/editan, gambar asli poster tersebut merupakan poster ucapan selamat atas terpilihnya AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025

    Rujukan

  • (GFD-2020-4585) [SALAH] Kutipan oleh Haedar Nashir “Lebih baik kita tidak usah mendapat bantuan apapun dari Pemerintah”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/08/2020

    Berita

    Lebih baik kita tidak usah mendapat bantuan apapun dari Pemerintah daripada setiap lembaga atau AUM yang kita miliki harus membuat Badan Hukum sendiri-sendiri.

    Kita tidak ingin Muhammadiyah bercerai berai karena Badan Hukum Kita lebih tua dari negeri ini

    Kita terbiasa tidak menerima bantuan dari Pemerintah. Kenapa sekarang jadi cengeng karena tidak menerima bantuan? Sudah Miskinkah Kita?

    Hasil Cek Fakta

    Melalui media sosial Facebook, akun @IhsanMaarifLubis membagikan tangkapan layar yang berisi kutipan mengatasnamakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dalam narasi yang beredar, diklaim bahwa Haedar Nashir memberikan sebuah kutipan pesan “Lebih baik kita tidak usah mendapat bantuan apapun dari Pemerintah, daripada setiap lembaha atau AUM yang kita miliki harus membuat Badan Hukum sendiri-sendiri”.

    Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, pencarian tertuju pada artikel suaramuhammadiyah.id yang berjudul “Cek Fakta Misinformasi dan Disinformasi Tentang Badan Hukum Muhammadiyah”. Suaramuhammadiyah.id sendiri merupakan situs yang Pemimpin Redaksinya diketahui adalah Haedar Nashir

    Melansir dari pemberitaan tersebut, dijelaskan bahwa tulisan atau kutipan yang beredar tidak bisa dipertanggungjawabkan alias kabar palsu. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Haedar Nashir tidak pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang tertulis.

    Kesimpulan

    Kutipan tersebut palsu. Dijelaskan bahwa, Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang beredar di media sosial dan pesan berantai. Hal tersebut disampaikan melalui suaramuhammadiyah.id, yang di mana Haedar Nashir sendiri merupakan Pemimpin Redaksi di dalamnya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4584) [SALAH] Video “Rekaman kamera infrared hantaman rudal tepat sebelum ledakan dahsyat di Beirut, Libanon”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/08/2020

    Berita

    Akun Instagram Teluuur (instagram.com/teluriyun) mengunggah video dengan narasi sebagai berikut:

    “Rekaman kamera infrared menunjukkan adanya hantaman rudal dari langit tepat sebelum ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Libanon. Benarkah zionis Israel pelakunya? Wallahua’lam”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video rekaman kamera infrared menunjukkan adanya hantaman rudal dari langit tepat sebelum ledakan di Beirut, Libanon adalah klaim yang salah.

    Faktanya, video itu adalah video editan atau suntingan. Video itu adalah gabungan dari dua video yang diambil dari peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang kemudian ditempeli gambar rudal dan diberi efek film negatif.

    Dua video yang digabungkan itu sama-sama diambil dari peristiwa ledakan di Beirut pada 4 Agustus 2020. Video pertama pernah ditayangkan oleh CNN Arabic pada 5 Agustus 2020 dengan judul “Lebanon: Sebuah ledakan besar di dekat Pelabuhan Beirut menyebabkan luka-luka, kerusakan parah, dan kekacauan di pusat ibu kota”. Adapun video kedua pernah diunggah oleh kanal YouTube Daesh Hunter pada 6 Agustus 2020 dengan judul “Video close up dari ledakan di Beirut”.

    Baik video yang diunggah CNN Arabic maupun kanal YouTube Daesh Hunter, tidak terlihat adanya sebuah benda yang diklaim sebagai rudal yang menghantam wilayah Beirut dan menyebabkan terjadinya ledakan dahsyat.

    Perbandingan video asli dengan video yang telah diberi efek film negatif pernah diunggah oleh kanal YouTube Totally Epic Wow Craziness pada 6 Agustus 2020. Video itu diberi judul “Perbandingan langsung video berefek film negatif dengan rudal palsu dalam ledakan Beirut Lebanon”.

    Dalam keterangannya, kanal ini menulis, “Anda bisa melihat rudal palsu yang jelas telah ditambahkan ke dalam rekaman. Tidak ada nuklir taktis mini. Tidak ada misil asli. ‘Rudal’ jelas ditambahkan setelahnya. Tidak ada gerakan yang buram, tidak cocok dengan piksel atau fokus aslinya, tidak berputar, dll.”

    Menurut profesor digital forensik dari Universitas California, Berkeley, Hany Farid, yang diwawancarai oleh Lead Stories, video itu jelas palsu. Suntingannya juga terlihat kasar.

    Farid menjelaskan bagaimana video itu diedit. “Jika menonton video itu bingkai demi bingkai, Anda akan melihat beberapa hal yang secara jelas menggambarkan bahwa video itu palsu. Sekitar detik ke-8, misil menghilang dari video, jauh sebelum ledakan. Tidak ada pula gerakan yang kabur pada rudal yang semestinya terlihat mengingat kecepatannya. Selain itu, rudal tersebut tampak identik dalam setiap bingkai di mana rudal itu terlihat. Ini adalah tanda dari manipulasi copy-paste mentah di mana misil itu ditempelkan ke setiap bingkai yang berurutan,” ujar Farid.

    Menurut Associated Press yang mewawancarai Jeffrey Lewis, pakar rudal dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California menyatakan bahwa ketika bingkai demi bingkai video tersebut diamati, misil itu tampak bengkok di tengah dan memiliki tampilan seperti kartun. Saat misil bergerak mendekati target, ukuran dan sudutnya pun tidak berubah.

    Sementara itu, Pemerintah Lebanon meyakini penyebab ledakan di Beirut adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Libanon, saat diwawancarai BBC, menyatakan sumber ledakan kemungkinan gudang yang beroperasi di pelabuhan sejak 2014. “Ada laporan kalau pemicunya adalah bahan peledak yang pernah disita aparat hukum beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Abbas Ibrahim.

    Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia. Penggunaan amonium nitrat adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.

    Kesimpulan

    Video editan / suntingan. Video itu adalah gabungan dari dua video yang diambil dari peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, yang kemudian ditempeli gambar rudal dan diberi efek film negatif.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4583) [SALAH] Video “BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 08/08/2020

    Berita

    Kanal Youtube Radar Politik mengunggah video dengan judul “BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI” dengan durasi 10:03 dan telah ditonton sebanyak 59.893 kali.

    Berikut kutipan narasinya:

    “BERITA TERBARU HARI INI ~ SRI MULYANI SUDAH TIDAK SANGGUP LANJUT, SERAHKAN TUGASNYA KE RIZAL RAMLI

    Terima kasih sudah mensupport channel kami, semoga tayangan yang kami sajikan bisa bermanfaat untuk pemirsa dimanapun berada.
    dukungan pemirsa dengan memberikan Subscribe, like, Comment dan Share, kami mengucapkan banyak terima kasih.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang dibacakan dalam video tersebut berasal dari sejumlah artikel dari sejumlah laman daring. Bagian pertama, diketahui berasal dari artikel pada laman law-justice.co berjudul “ProDEM: Minggirlah Kalau Sudah Tidak Mampu, Rizal Ramli Punya Solusi!” yang tayang pada 6 Agustus 2020. Dalam artikel tersebut membahas mengenai pernyataan dari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM), Iwan Sumule, dan tidak ditemukan pernyataan Menkeu Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.

    Lalu, bagian kedua, diketahui berasal dari artikel berjudul “Jokowi Minta Ekonomi Melampaui Dunia, Rocky Gerung: Joko Tingkir Keselek Klepon Alias Oon” yang tayang di gelora.co pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut merupakan lansiran dari artikel berjudul sama pada laman suaranasional.com yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel tersebut berisikan pernyataan Rocky Gerung dan tidak ditemukan pernyataan Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.

    Narasi yang dibacakan pada bagian ketiga video tersebut diketahui berasal dari artikel berjudul “Bu Sri Mulyani, Mohon Yang Adil!” yang tayang di rmol.id pada 6 Agustus 2020. Artikel itu berisikan pernyataan dari Musni Umar yang merupakan Sosiolog sekaligus Rektor Universitas Ibnu Chaldun. Pada artikel itu juga tidak ditemukan pernyataan mengenai Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli.

    Dan, narasi pada bagian keempat video berasal dari artikel rmol.id dengan judul “Pakar Ekonomi: Marah Terus, Siapa Yang Jadi Kompor Presiden Jokowi?” yang tayang pada 6 Agustus 2020. Artikel itu membahas mengenai pernyataan Dradjad H. Wibowo, Pakar Ekonomi, dan tidak ditemukan perihal penyerahan tugas dari Sri Mulyani kepada Rizal Ramli.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam video di kanal Radar Politik tersebut tidak ditemukan pernyataan dari Sri Mulyani menyerahkan tugasnya kepada Rizal Ramli. Oleh sebab itu, konten video tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan