Akun Facebook Liberty Bella membagikan story dengan narasi,
“It’s a tough call. Do I risk getting Covid with its 99,9% recovery rate, Or do I get the vaccine with its 80% Adverse Reaction rate, and has killed 5 people so far in the trials? What a predicament 🤦♀”.
Jika diterjemahkan: “Ini panggilan yang sulit. Apakah saya berisiko mendapatkan tingkat kesembuhan Covid 99, 9% Atau apakah saya mendapatkan vaksin dengan tingkat efek merugikan 80%, dan telah menewaskan 5 orang sejauh ini dalam persidangan? Apa yang menjadi kesulitan 🤦”.
(GFD-2020-4570) [SALAH] “99, 9% Tingkat Kesembuhan Covid dan vaksin dengan tingkat efek merugikan 80%”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Klaim bahwa tingkat kesembuhan Covid-19 mencapai 99,9 persen tidak benar. Dikutip dari PRFM News tingkat kesembuhan di Indonesia pada Maret tercatat mencapai 8,33 persen dengan rata-rata 3,84 persen, lalu April mencatat persentase kesembuhan maksimum pada 15,04 persen dengan rata-rata 9,79 persen, Mei persentase sebesar 27,61 persen dengan rata-rata 21,97 persen, Juni mencapai 43,99 persen dengan rata-rata di angka 37,19 persen dan terakhir pada Juli persentase mencapai 55,70 persen dengan rata-rata 47,08 persen.
Dilansir dari Liputan6, Profesor Guy Marks, dari University of NSW menyatakan “Dengan asumsi orang yang tidak meninggal dunia pulih, maka tingkat kesembuhan takkan lebih dari 96 atau 97 persen. Bahkan ada beberapa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 masih punya gejala yang sama yang terus bertahan hingga tak tahu kapan,”.
USA Today juga menulis artikel bahwa kematian akibat Covid-19 tergantung pada usia, penyebaran penyakit.
Terkait vaksin yang disebut dalam story Liberty Bella, Menurut Profesor Kedokteran pernapasan di University of NSW Guy Marks dalam Artikel “Misinformation and fake “predicament” in claims about COVID-19 and a vaccine that isn’t available”, klaim tentang vaksin tingkat reaksi merugikan 80 persen adalah palsu. Tidak ada vaksin dengan 80 persen efek samping yang buruk selama dia menggunakan.
Sedangkan klaim 5 orang meninggal akibat uji coba tidak punya dasar yang jelas. Hanya ada satu media di Ukraina memberitakan, sementara itu media berbahasa Inggris Ukraina, Kyiv Post pernah melaporkan di bulan Juni kalau negaranya bukan bagian dari tempat uji coba vaksin apapun. Apalagi menguji coba vaksin pada manusia.
Berdasarkan penelusuran fakta yang ada, klaim tentang Covid-19 terkait tingkat kesembuhan mencapai 99,9 persen, efek buruk vaksin mencapai 80% dan kematian 5 orang saat uji coba adalah menyesatkan. Tidak ada statistik dan data yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.
Dilansir dari Liputan6, Profesor Guy Marks, dari University of NSW menyatakan “Dengan asumsi orang yang tidak meninggal dunia pulih, maka tingkat kesembuhan takkan lebih dari 96 atau 97 persen. Bahkan ada beberapa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 masih punya gejala yang sama yang terus bertahan hingga tak tahu kapan,”.
USA Today juga menulis artikel bahwa kematian akibat Covid-19 tergantung pada usia, penyebaran penyakit.
Terkait vaksin yang disebut dalam story Liberty Bella, Menurut Profesor Kedokteran pernapasan di University of NSW Guy Marks dalam Artikel “Misinformation and fake “predicament” in claims about COVID-19 and a vaccine that isn’t available”, klaim tentang vaksin tingkat reaksi merugikan 80 persen adalah palsu. Tidak ada vaksin dengan 80 persen efek samping yang buruk selama dia menggunakan.
Sedangkan klaim 5 orang meninggal akibat uji coba tidak punya dasar yang jelas. Hanya ada satu media di Ukraina memberitakan, sementara itu media berbahasa Inggris Ukraina, Kyiv Post pernah melaporkan di bulan Juni kalau negaranya bukan bagian dari tempat uji coba vaksin apapun. Apalagi menguji coba vaksin pada manusia.
Berdasarkan penelusuran fakta yang ada, klaim tentang Covid-19 terkait tingkat kesembuhan mencapai 99,9 persen, efek buruk vaksin mencapai 80% dan kematian 5 orang saat uji coba adalah menyesatkan. Tidak ada statistik dan data yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.
Kesimpulan
Klaim tentang Covid-19 terkait tingkat kesembuhan mencapai 99,9 persen adalah informasi menyesatkan, vaksin dengan 80 persen efek samping yang buruk adalah palsu dan kematian 5 orang saat uji coba adalah menyesatkan. Tidak ada data statistik yang kuat untuk mendukung klaim tersebut
Rujukan
- https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-13635217/satgas-sebut-tingkat-kesembuhan-pasien-covid-19-secara-nasional-meningkat
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4322134/cek-fakta-tidak-benar-klaim-soal-tingkat-kesembuhan-covid-19-capai-999-persen
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2020/05/05/covid-19-fact-check-coronavirus-mortality-rate-misleading/3019503001/
- https://www.aap.com.au/misinformation-and-fake-predicament-in-claims-about-covid-19-and-a-vaccine-that-isnt-available/
(GFD-2020-4569) [SALAH] Video “Ledakan pabrik kembang api di pelabuhan Beirut Lebanon sudah pernah diprediksi oleh The Simpson”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 07/08/2020
Berita
Akun Twitter Nara Shikamakmur (twitter.com/alatreproduksi) mengunggah sebuah video dengan narasi:
“Ledakan pabrik kembang api di pelabuhan Beirut Lebanon sudah pernah diprediksi oleh The Simpson.”
Video itu memperlihatkan karakter utama The Simpson, Homer membeli bahan peledak di sebuah toko. Adegan berikutnya, Homer memanaskan sumbu bahan peledak itu di kompor yang kemudian terjadi ledakan hebat. Ledakannya membentuk asap berbentuk jamur.
“Ledakan pabrik kembang api di pelabuhan Beirut Lebanon sudah pernah diprediksi oleh The Simpson.”
Video itu memperlihatkan karakter utama The Simpson, Homer membeli bahan peledak di sebuah toko. Adegan berikutnya, Homer memanaskan sumbu bahan peledak itu di kompor yang kemudian terjadi ledakan hebat. Ledakannya membentuk asap berbentuk jamur.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video film The Simpson yang memprediksikan ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon adalah klaim yang salah.
Faktanya, video itu adalah video hasil editan atau suntingan. Adegan di video itu berasal dari 2 video film The Simpson yang berbeda, yaitu video berjudul “Illegal Fireworks (Summer of 4 Ft. 2)” dan video “The Ned Zone (Treehouse of Horror XV)”
Pada video yang salah satunya diunggah oleh kanal Youtube eman4240 pada Agustus 2011 dengan judul “Illegal Fireworks”, adegan yang sebenarnya terjadi ketika Homer menyulut sumbu peledak itu di kompor bukan langsung meledak dan membentuk asap berbentuk jamur.
Namun, Homer panik, mondar-mandir di dapur lalu melempar peledak tersebut ke dalam kulkas. Tidak sampai di sana saja. Homer mengambil peledak itu kembali dan meletakkan di mesin pencuci piring. Ledakan dahsyat tidak terjadi. Peledak itu hanya menyebabkan mesin pencuci piring dan saluran air di wastafel rusak.
Sementara ledakan besar di bagian akhir video di sumber klaim, adalah adegan di film The Simpson “The Ned Zone (Treehouse of Horror XV)” yang salah satunya diunggah kanal Youtube Shahan Ali pada Mei 2012.
Dalam video tersebut, ledakan besar itu terjadi karena Homer menekan tombol penghancur dengan lidahnya, menyebabkan pembangkit listrik meledak dan sebagian besar pusat Springfield hancur.
Selain itu, Pemerintah Lebanon meyakini biang keroknya adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Perdana Menteri (PM) Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Hassan menyebut pengiriman bahan pemicu ledakan itu tersimpan di gudang selama 6 tahun.
Pakar nuklir punya pendapat yang tegas: ledakan di Beirut bukan efek dari bom nuklir. Tak ada tanda-tanda proses pelepasan radiasi sama sekali.
“Jelas bukan nuklir. Ledakan di Beirut tak ada seujung kukunya dari efek bom nuklir kecil,” kata Jeffrey Lewis kepada Motherboard, selaku Direktur Middlebury Institute of International Studies yang rutin mengkaji proses pelucutan nuklir di berbagai negara.
“Selain itu, proses ledakan nuklir tidak diawali dengan asap membumbung seperti di Beirut, sebagaimana kita saksikan dari rekaman amatir di media sosial.”
Faktanya, video itu adalah video hasil editan atau suntingan. Adegan di video itu berasal dari 2 video film The Simpson yang berbeda, yaitu video berjudul “Illegal Fireworks (Summer of 4 Ft. 2)” dan video “The Ned Zone (Treehouse of Horror XV)”
Pada video yang salah satunya diunggah oleh kanal Youtube eman4240 pada Agustus 2011 dengan judul “Illegal Fireworks”, adegan yang sebenarnya terjadi ketika Homer menyulut sumbu peledak itu di kompor bukan langsung meledak dan membentuk asap berbentuk jamur.
Namun, Homer panik, mondar-mandir di dapur lalu melempar peledak tersebut ke dalam kulkas. Tidak sampai di sana saja. Homer mengambil peledak itu kembali dan meletakkan di mesin pencuci piring. Ledakan dahsyat tidak terjadi. Peledak itu hanya menyebabkan mesin pencuci piring dan saluran air di wastafel rusak.
Sementara ledakan besar di bagian akhir video di sumber klaim, adalah adegan di film The Simpson “The Ned Zone (Treehouse of Horror XV)” yang salah satunya diunggah kanal Youtube Shahan Ali pada Mei 2012.
Dalam video tersebut, ledakan besar itu terjadi karena Homer menekan tombol penghancur dengan lidahnya, menyebabkan pembangkit listrik meledak dan sebagian besar pusat Springfield hancur.
Selain itu, Pemerintah Lebanon meyakini biang keroknya adalah gudang di pelabuhan yang terbakar. Gudang itu menyimpan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Perdana Menteri (PM) Lebanon, Hassan Diab, mengatakan ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut. Hassan menyebut pengiriman bahan pemicu ledakan itu tersimpan di gudang selama 6 tahun.
Pakar nuklir punya pendapat yang tegas: ledakan di Beirut bukan efek dari bom nuklir. Tak ada tanda-tanda proses pelepasan radiasi sama sekali.
“Jelas bukan nuklir. Ledakan di Beirut tak ada seujung kukunya dari efek bom nuklir kecil,” kata Jeffrey Lewis kepada Motherboard, selaku Direktur Middlebury Institute of International Studies yang rutin mengkaji proses pelucutan nuklir di berbagai negara.
“Selain itu, proses ledakan nuklir tidak diawali dengan asap membumbung seperti di Beirut, sebagaimana kita saksikan dari rekaman amatir di media sosial.”
Kesimpulan
Video editan / suntingan. Adegan di video itu berasal dari 2 video film The Simpson yang berbeda, yaitu video berjudul “Illegal Fireworks (Summer of 4 Ft. 2)” dan video “The Ned Zone (Treehouse of Horror XV)”
Rujukan
- https://www.suara.com/news/2020/08/05/200528/cek-fakta-benarkah-the-simpsons-prediksi-ledakan-dahsyat-di-lebanon?page=all
- https://www.youtube.com/watch?v=Zc2d652_2hE
- https://simpsons.fandom.com/wiki/Summer_of_4_Ft._2/Quotes
- https://www.youtube.com/watch?v=iuge2qC8rTA
- https://simpsons.fandom.com/wiki/Treehouse_of_Horror_XV
- https://turnbackhoax.id/2020/08/05/salah-4-agustus-2020-lebanon-saat-diserang-bom-nuklir/
(GFD-2020-4568) [SALAH] Pesan Berantai “Sebuah peringatan !! Sekarang ada yang baru dan sedang terjadi. Orang datang dari pintu ke pintu dan membagikan masker”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 06/08/2020
Berita
Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyatakan bahwa terjadi modus kejahatan pembagian masker gratis dengan obat bius. Dalam pesan berantai diimbau untuk berhati-hati akan modus tersebut.
Berikut kutipan narasinya:
“Ass Wr Wb,
Bpk/ibu Ketua RT dan RW. Mohon diinformasikan ke Warga, Saudara. Keluarga dan kenalan Anda !!!
Baru saja mendapat pesan. Sebuah peringatan !!
Sekarang ada yang baru dan sedang terjadi. Orang datang dari pintu ke pintu dan membagikan masker. Mereka mengatakan: "Ini ada pembagian masker dari pemerintah". ( Hal itu tidak benar) Mereka meminta Anda mengenakan masker untuk difoto/ dilihat apakah masker tersebut cocok untuk Anda. ( Sebagai laporan klo masker sudah sampai alamat ) masker yg sudah diberi bius, lalu mereka merampok !! Tolong jangan ambil masker dari orang asing. Ingat, teman-teman, ini adalah waktu yang kritis, orang-orang putus asa, tingkat kejahatan meningkat selama periode Covid-19. Harap berhati-hati !!! setidaknya informasi ini mungkin bisa berguna dan bermanfaat, mohon maaf bila ada salah kata🙏🙏🙏Waspada waspada lah pada siapapun yg kita belum mengenalnya ..”
rampok modus masker
modus merampok pembagian masker
bius masker
Masker mengandung bius
Berikut kutipan narasinya:
“Ass Wr Wb,
Bpk/ibu Ketua RT dan RW. Mohon diinformasikan ke Warga, Saudara. Keluarga dan kenalan Anda !!!
Baru saja mendapat pesan. Sebuah peringatan !!
Sekarang ada yang baru dan sedang terjadi. Orang datang dari pintu ke pintu dan membagikan masker. Mereka mengatakan: "Ini ada pembagian masker dari pemerintah". ( Hal itu tidak benar) Mereka meminta Anda mengenakan masker untuk difoto/ dilihat apakah masker tersebut cocok untuk Anda. ( Sebagai laporan klo masker sudah sampai alamat ) masker yg sudah diberi bius, lalu mereka merampok !! Tolong jangan ambil masker dari orang asing. Ingat, teman-teman, ini adalah waktu yang kritis, orang-orang putus asa, tingkat kejahatan meningkat selama periode Covid-19. Harap berhati-hati !!! setidaknya informasi ini mungkin bisa berguna dan bermanfaat, mohon maaf bila ada salah kata🙏🙏🙏Waspada waspada lah pada siapapun yg kita belum mengenalnya ..”
rampok modus masker
modus merampok pembagian masker
bius masker
Masker mengandung bius
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada modus kejahatan masker dengan obat bius merupakan informasi yang keliru. Isu itu diketahui sempat beredar sejak Mei 2020. Kala itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menegaskan bahwa pesan berantai tersebut merupakan hoaks.
"Iya, itu informasinya hoaks," ujarnya pada Kamis (7/5).
Menurutnya, isi pesan berantai itu cukup meresahkan masyarakat. Sebab, informasi yang menyebar itu menyebut, masker gratis yang diberikan sudah diberi obat bius. Kemudian, saat korban pingsan, orang yang membagikan masker itu akan melakukan perampokan.
Meski demikan, Yusri meminta masyarakat agar lebih waspada dan tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang belum diketahui kebenarannya.
Adapun, melalui penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa kejahatan dengan modus pembagian masker gratis memang sempat terjadi namun bukan masker bius. Kejadian yang pernah terjadi ialah modus kejahatan hipnotis. Dilansir dari detik.com, diketahui bahwa kejahatan hipnotis tersebut terjadi di Ponorogo dan menimpa Sinarwati (45), warga Desa Wilangan, Kecamatan Sambit, Ponorogo.
Kapolsek Sambit AKP Sutriatno mengatakan, pada Selasa (7/4) sekitar pukul 10.15 WIB, korban tengah mengupas jagung di halaman rumahnya. Kemudian datang dua orang pelaku, satu perempuan dan satu laki-laki.
"Keduanya mengaku dari Dinkes mau membagikan masker gratis. Setelah masuk rumah, korban langsung ditepuk tangannya," tutur Tri kepada detikcom, Rabu (8/4/2020).
Tri menambahkan, kemudian korban yang dalam pengaruh gendam menuruti keinginan pelaku yang meminta tas. Akhirnya korban pun mengeluarkan uang Rp 500 ribu dan cincin emas 2 gram.
Lalu, isu mengenai modus masker bius pun sempat disebutkan terjadi di Bekasi. Akan tetapi, diketahui bahwa kasus di Bekasi pada bulan Mei 2020 juga termasuk modus kejahatan hipnotis, bukan masker bius. Dilansir dari kumparan.com, Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sutoyo menyebutkan kasus kejadian di Bekasi bukan modus masker bius, melainkan modus hipnotis.
"Iya, itu informasinya hoaks," ujarnya pada Kamis (7/5).
Menurutnya, isi pesan berantai itu cukup meresahkan masyarakat. Sebab, informasi yang menyebar itu menyebut, masker gratis yang diberikan sudah diberi obat bius. Kemudian, saat korban pingsan, orang yang membagikan masker itu akan melakukan perampokan.
Meski demikan, Yusri meminta masyarakat agar lebih waspada dan tidak mudah percaya dengan berbagai informasi yang belum diketahui kebenarannya.
Adapun, melalui penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa kejahatan dengan modus pembagian masker gratis memang sempat terjadi namun bukan masker bius. Kejadian yang pernah terjadi ialah modus kejahatan hipnotis. Dilansir dari detik.com, diketahui bahwa kejahatan hipnotis tersebut terjadi di Ponorogo dan menimpa Sinarwati (45), warga Desa Wilangan, Kecamatan Sambit, Ponorogo.
Kapolsek Sambit AKP Sutriatno mengatakan, pada Selasa (7/4) sekitar pukul 10.15 WIB, korban tengah mengupas jagung di halaman rumahnya. Kemudian datang dua orang pelaku, satu perempuan dan satu laki-laki.
"Keduanya mengaku dari Dinkes mau membagikan masker gratis. Setelah masuk rumah, korban langsung ditepuk tangannya," tutur Tri kepada detikcom, Rabu (8/4/2020).
Tri menambahkan, kemudian korban yang dalam pengaruh gendam menuruti keinginan pelaku yang meminta tas. Akhirnya korban pun mengeluarkan uang Rp 500 ribu dan cincin emas 2 gram.
Lalu, isu mengenai modus masker bius pun sempat disebutkan terjadi di Bekasi. Akan tetapi, diketahui bahwa kasus di Bekasi pada bulan Mei 2020 juga termasuk modus kejahatan hipnotis, bukan masker bius. Dilansir dari kumparan.com, Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sutoyo menyebutkan kasus kejadian di Bekasi bukan modus masker bius, melainkan modus hipnotis.
Kesimpulan
Isu pembagian masker dengan obat bius sebagai modus kejahatan baru tidak benar. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus memastikan itu merupakan pesan hoaks. Adapun, kasus kejahatan terkait modus pembagian masker bukan terkait masker bius melainkan kejahatan hipnotis yang terjadi di Ponorogo.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1252920368373829/
- https://turnbackhoax.id/2020/08/07/salah-pesan-berantai-sebuah-peringatan-sekarang-ada-yang-baru-dan-sedang-terjadi-orang-datang-dari-pintu-ke-pintu-dan-membagikan-masker/
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/06/21033581/awas-hoaks-pembagian-masker-gratis-mengandung-obat-bius
- https://data.jakarta.go.id/jalahoaks/detail/HOAKS-Modus-Kejahatan-Baru-Dengan-Membagikan-Masker-Inisiatif-Dari-Pemerintah-yang-Direndam-Narkotika
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-hoaks-pembagian-masker-gratis-diberi-obat-bius.html
- https://republika.co.id/berita/q9y69w396/beredar-informasi-masker-diberi-obat-bius-polisi-emhoaksem
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4969369/warga-ponorogo-jadi-korban-gendam-bermodus-pembagian-masker-gratis?single=1
- https://kumparan.com/kumparannews/viral-video-korban-bius-masker-di-medsos-ternyata-korban-hipnotis-di-bekasi-1tPJSfnayNJ/full
(GFD-2020-4566) [SALAH] Pesan Berantai Penelitian Online Mahasiswi Ilmu Psikologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 06/08/2020
Berita
Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang berisikan informasi mengenai mahasiswa Universitas Brawijaya tengah meminta bantuan untuk penelitiannya. Dalam narasi yang beredar disebutkan bahwa penelitian yang dilakukan terkait pengaruh bentuk kaki terhadap karakter dan kesehatan wanita. Selain itu, disertakan pula lampiran surat atas nama Universitas Brawijaya yang menyebutkan bahwa mahasiswa yang melakukan penelitian berasal dari jurusan Ilmu Psikologi Kesehatan, Fakultas Kedokteran.
Berikut kutipan narasinya:
“Assalamu'allaikum... Selamat sore malam adek syifa 😊. Sehubungan dengan adanya PSBB karena Covid 19. Ijinkan Saya Ayu Sofia Anggraeni.., mahasiswa akhir imu Psikologi Univ. Brawijaya. Saya sedang melakukan penelitian online tentang "analisa pengaruh bentuk kaki terhadap karakter dan kesehatan wanita". Saya hanya butuh foto kakinya adek. Mohon bantuan dan responnya ya 🙏, bantuan adek sangat berarti bagi saya.. Terima kasih.”
Penelitian mahasiswa
Berikut kutipan narasinya:
“Assalamu'allaikum... Selamat sore malam adek syifa 😊. Sehubungan dengan adanya PSBB karena Covid 19. Ijinkan Saya Ayu Sofia Anggraeni.., mahasiswa akhir imu Psikologi Univ. Brawijaya. Saya sedang melakukan penelitian online tentang "analisa pengaruh bentuk kaki terhadap karakter dan kesehatan wanita". Saya hanya butuh foto kakinya adek. Mohon bantuan dan responnya ya 🙏, bantuan adek sangat berarti bagi saya.. Terima kasih.”
Penelitian mahasiswa
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, mengacu kepada laporan dari antaranews.com, tidak ditemukan jurusan Ilmu Psikologi Kesehatan pada laman resmi Universitas Brawijaya. Pada laman resminya, jurusan Ilmu Psikologi ditemukan di bawah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan pada Fakultas Kedokteran pun tidak ditemukan jurusan Ilmu Psikologi Kesehatan.
Adapun, pihak Universitas Brawijaya telah memberikan tanggapannya atas beredarnya pesan berantai yang mengaku sebagai mahasiswa perguruan tinggi negeri tersebut. Dilansir dari antaranews.com, Kepala Bagian Humas Universitas Brawijaya Kotok Guritno mengatakan mengatakan tidak terdapat nama mahasiswa pada fakultas kedokteran sebagaimana dalam pesan yang beredar.
"Surat yang mengatasnamakan Universitas Brawijaya itu palsu. Nama dan jurusan tersebut tidak ada, setelah kami konfirmasi ke fakultas terkait," kata Kotok.
Universitas Brawijaya, lanjut Kotok, juga berharap masyarakat dapat mengonfirmasi pesan-pesan mencurigakan yang mengatasnamakan kampus di Malang, Jawa Timur itu, melalui saluran resmi.
Adapun, pihak Universitas Brawijaya telah memberikan tanggapannya atas beredarnya pesan berantai yang mengaku sebagai mahasiswa perguruan tinggi negeri tersebut. Dilansir dari antaranews.com, Kepala Bagian Humas Universitas Brawijaya Kotok Guritno mengatakan mengatakan tidak terdapat nama mahasiswa pada fakultas kedokteran sebagaimana dalam pesan yang beredar.
"Surat yang mengatasnamakan Universitas Brawijaya itu palsu. Nama dan jurusan tersebut tidak ada, setelah kami konfirmasi ke fakultas terkait," kata Kotok.
Universitas Brawijaya, lanjut Kotok, juga berharap masyarakat dapat mengonfirmasi pesan-pesan mencurigakan yang mengatasnamakan kampus di Malang, Jawa Timur itu, melalui saluran resmi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pesan berantai tersebut bukan berasal dari mahasiswa Universitas Brawijaya. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1252594315073101/
- https://turnbackhoax.id/2020/08/06/salah-pesan-berantai-penelitian-online-mahasiswi-ilmu-psikologi-kesehatan-fakultas-kedokteran-universitas-brawijaya/
- https://www.antaranews.com/berita/1652286/cek-fakta-benarkah-mahasiswi-universitas-brawijaya-meneliti-bentuk-kaki-wanita
- https://kupang.tribunnews.com/2020/08/06/cek-fakta-benarkah-mahasiswi-universitas-brawijaya-meneliti-bentuk-kaki-wanita-simak-ini?page=all
- https://ub.ac.id/id/academic/undergraduate-academic-program/
Halaman: 5527/6114