Beredar pesan berantai di WhatsApp berupa foto sekumpulan orang lengkap menggunakan APD dan peti mati dengan narasi yang menyebutkan sanksi tidak mengenakan masker akan dihukum selama lima menit di dalam peti mati di jalan Fatmawati.
Berikut kutipan narasinya:
“Yg lewat Fatmawati tdk menggunakan masker akan di hukum peti mati selama 5 mnt……. Bagaimana gaesss msh gk mau pake masker?????”
(GFD-2020-4751) [SALAH] Hukuman Masuk Peti Mati Karena Tidak Pakai Masker
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran melalui laman wartakota.tribunnews.com diketahui foto tersebut merupakan salah satu dokumentasi kegiatan sosialisasi Covid-19 di perempatan Jalan Raya Fatmawati, Cilandak, Jakarta pada Rabu (26/8/2020) pagi. Camat Cilandak, Jakarta Selatan, Mundari membantah kabar tersebut. Dirinya menegaskan sanksi berupa berdiam diri di dalam peti mati adalah hoax.
"Yang kabar itu ya, nggak benar itu," katanya. Mundari menuturkan, sanksi sangat tidak manusiawi. Sebab, seseorang dipastikannya akan kesulitan untuk bernafas apabila berdiam diri dalam peti mati.
Dilansir dari kompas.com, aksi sosialisasi dengan menggunakan peti mati tersebut bertujuan untuk mengingatkan bahaya penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Mundari menyebutkan, peti mati nantinya akan digunakan sebagai alat sosialisasi bahaya Covid-19.
Selain peti mati, dilansir dari suara.com dan poskota.co.id sosialisasi tersebut turut serta menggunakan beberapa properti lain seperti APD, keranda dan pocong. Namun tidak ditemukan pembahasan mengenai sanksi berdiam diri di peti mati selama 5 menit bagi yang tidak menggunakan masker.
"Yang kabar itu ya, nggak benar itu," katanya. Mundari menuturkan, sanksi sangat tidak manusiawi. Sebab, seseorang dipastikannya akan kesulitan untuk bernafas apabila berdiam diri dalam peti mati.
Dilansir dari kompas.com, aksi sosialisasi dengan menggunakan peti mati tersebut bertujuan untuk mengingatkan bahaya penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Mundari menyebutkan, peti mati nantinya akan digunakan sebagai alat sosialisasi bahaya Covid-19.
Selain peti mati, dilansir dari suara.com dan poskota.co.id sosialisasi tersebut turut serta menggunakan beberapa properti lain seperti APD, keranda dan pocong. Namun tidak ditemukan pembahasan mengenai sanksi berdiam diri di peti mati selama 5 menit bagi yang tidak menggunakan masker.
Kesimpulan
Peti mati yang diarak hanya sebatas properti sosialisasi bahaya Covid-19. Tidak ada hukuman masuk dalam peti mati di kegiatan sosialisasi tersebut.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/29/salah-hukuman-masuk-peti-mati-karena-tidak-pakai-masker/
- https://wartakota.tribunnews.com/2020/08/28/berita-terkonfirmasi-sanksi-disekap-dalam-peti-mati-karena-tidak-pakai-masker-dipastikan-hoax?page=all
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/26/13363951/sosialisasi-covid-19-ppsu-di-kecamatan-cilandak-panggul-peti-mati
- https://www.suara.com/news/2020/08/26/125440/ngeri-camat-cilandak-sosialisasi-bahaya-covid-19-sambil-bawa-peti-jenazah?page=all
- https://poskota.co.id/2020/8/26/kecamatan-cilandak-lakukan-sosialisasi-ekstrim-arak-peti-jenazah-dan-pocong
- https://mediaindonesia.com/read/detail/339932-arak-arakan-peti-mati-camat-cilandak-jangan-sepelekan-covid-19
(GFD-2020-4750) [SALAH] “CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/01/2020
Berita
“RUAAAARRRR.. BIASAAA..👍
CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai,
Khusus Untuk Pasien Virus Corona..
Dalam Waktu 16 Jam Menyelesaikan Lantai Pertama, dan 19 Hari Selesai 57 Lantai Termasuk Listrik, Air dan Semua Peralatan Rumah Sakit…
#VIRUS_CORONA
@ANDRE_OCTA_”.
CHINA Baru Saja Bangun Rumah Sakit 57 Lantai,
Khusus Untuk Pasien Virus Corona..
Dalam Waktu 16 Jam Menyelesaikan Lantai Pertama, dan 19 Hari Selesai 57 Lantai Termasuk Listrik, Air dan Semua Peralatan Rumah Sakit…
#VIRUS_CORONA
@ANDRE_OCTA_”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video proses pembangunan Gedung “Mini Sky City” pada tahun 2015. SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks video yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.
Salah satu video mengenai pembangunan Gedung “Mini Sky City”, YouTube: “Tonton Gedung 57 Lantai yang Naik dalam 19 Hari
4.127.729 kunjungan • 13 Maret 2015
Wall Street Journal
1,92 juta pelanggan
Tonton video timelapse gedung pencakar langit 57 lantai yang dibangun di Tiongkok dalam 19 hari. Gedung pencakar langit adalah bagian dari proyek “Mini Sky City” di Changsha.”
“Sebuah perusahaan pengembangan China membangun menara 57 lantai dalam rekor 19 hari di Changsha, Provinsi Hunan di Cina selatan. Video ini menunjukkan gedung pencakar langit Mini Sky City yang dibangun pada tingkat bata-demi-bata dari tiga tingkat penuh per hari. Untuk melihat lebih banyak video dari Grup Luas, kunjungi situs webnya”
“Sebuah perusahaan konstruksi Tiongkok mengklaim sebagai pembangun tercepat di dunia setelah mendirikan gedung pencakar langit 57 lantai dalam 19 hari kerja di Cina tengah.
Broad Sustainable Building, sebuah perusahaan konstruksi prefab, memasang Mini Sky City persegi panjang, kaca dan baja di ibukota provinsi Hunan, Changsha, merakit tiga lantai sehari menggunakan metode modular, kata wakil presiden, Xiao Changgeng.”
Mengenai pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan (untuk menangani pasien Virus Corona), QUARTZ:
“Di Wuhan, Cina, ada tontonan memukau dalam drama yang sedang berlangsung untuk menampung virus coronavirus yang menyebar cepat yang telah merenggut 132 nyawa dan menginfeksi lebih dari 6.000, pada hitungan terakhir yang dikonfirmasi . Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi ada di Wuhan, dan pemerintah Cina menggunakan sumber dayanya untuk membangun fasilitas medis baru dengan cepat. Jutaan orang menonton video harian tentang prestasi arsitektur: dua rumah sakit yang berfungsi penuh bangkit dari tanah hanya dalam beberapa hari.
Salah satu video mengenai pembangunan Gedung “Mini Sky City”, YouTube: “Tonton Gedung 57 Lantai yang Naik dalam 19 Hari
4.127.729 kunjungan • 13 Maret 2015
Wall Street Journal
1,92 juta pelanggan
Tonton video timelapse gedung pencakar langit 57 lantai yang dibangun di Tiongkok dalam 19 hari. Gedung pencakar langit adalah bagian dari proyek “Mini Sky City” di Changsha.”
“Sebuah perusahaan pengembangan China membangun menara 57 lantai dalam rekor 19 hari di Changsha, Provinsi Hunan di Cina selatan. Video ini menunjukkan gedung pencakar langit Mini Sky City yang dibangun pada tingkat bata-demi-bata dari tiga tingkat penuh per hari. Untuk melihat lebih banyak video dari Grup Luas, kunjungi situs webnya”
“Sebuah perusahaan konstruksi Tiongkok mengklaim sebagai pembangun tercepat di dunia setelah mendirikan gedung pencakar langit 57 lantai dalam 19 hari kerja di Cina tengah.
Broad Sustainable Building, sebuah perusahaan konstruksi prefab, memasang Mini Sky City persegi panjang, kaca dan baja di ibukota provinsi Hunan, Changsha, merakit tiga lantai sehari menggunakan metode modular, kata wakil presiden, Xiao Changgeng.”
Mengenai pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan (untuk menangani pasien Virus Corona), QUARTZ:
“Di Wuhan, Cina, ada tontonan memukau dalam drama yang sedang berlangsung untuk menampung virus coronavirus yang menyebar cepat yang telah merenggut 132 nyawa dan menginfeksi lebih dari 6.000, pada hitungan terakhir yang dikonfirmasi . Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi ada di Wuhan, dan pemerintah Cina menggunakan sumber dayanya untuk membangun fasilitas medis baru dengan cepat. Jutaan orang menonton video harian tentang prestasi arsitektur: dua rumah sakit yang berfungsi penuh bangkit dari tanah hanya dalam beberapa hari.
Kesimpulan
Video proses pembangunan Gedung “Mini Sky City” pada tahun 2015. BUKAN Rumah Sakit, TIDAK ADA kaitannya dengan Virus Corona.
Rujukan
(GFD-2020-4749) [SALAH] “menurut ramalan kartun The Simpsons Presiden Amerika Donald Trump akan meninggal pada 27 Agustus 2020”
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 29/08/2020
Berita
Akun Instagram Fakta dan Rumor Dunia (instagram.com/faktarumor) mengunggah sebuah gambar kartun The Simpsons dengan karakter Presiden Donald Trump yang tengah melambaikan tangan. Dalam gambar tersebut terdapat narasi sebagai berikut:
“Hari ini adalah hari bersejarah, menurut ramalan kartun The Simpsons Presiden Amerika Donald Trump akan meninggal pada hari ini tepatnya 27 Agustus 2020.”
“Hari ini adalah hari bersejarah, menurut ramalan kartun The Simpsons Presiden Amerika Donald Trump akan meninggal pada hari ini tepatnya 27 Agustus 2020.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Liputan6, klaim bahwa film kartun The Simpsons meramal bahwa Presiden Amerika Donald Trump akan meninggal pada 27 Agustus 2020 adalah klaim yang salah.
Faktanya, film kartun The Simpsons tidak pernah memprediksi kematian Donald Trump pada 27 Agustus 2020. Prediksi kematian Donald Trump berawal dari gambar Trump yang tengah terbaring di atas peti mati yang beredar di media sosial yang ternyata telah dimanipulasi.
Dilansir dari Liputan6.com yang melakukan penelusuran dengan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci “The Simpsons donald predict trump death”, hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul “The Simpsons has not predicted Donald Trump’s death despite viral Twitter claims” yang dimuat situs metro.co.uk pada 27 Agustus 2020.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kabar tentang The Simpsons memprediksi kematian Donald Trump berawal dari gambar yang beredar di media sosial. Adalah gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di atas peti mati. Namun gambar tersebut telah dimanipulasi. Meski terbukti palsu, banyak pengguna media online yang tampaknya masih ingin mempercayai teori konspirasi tersebut.
Situs distractify.com juga menjelaskan bahwa kabar The Simpsons meramalkan kematian Donald Trump adalah tidak benar. Berdasarkan artikel berjudul “Fact Check: ‘The Simpsons’ Never Killed off Donald Trump”, disebutkan bahwa The Simpsons tidak memprediksi kematian Trump.
Gambar yang diedarkan itu palsu. Meskipun watermark bertuliskan nama The Huffington Post, gambar Trump di peti mati tidak berasal dari pengumpul berita. Menurut video dari saluran YouTube Meksiko populer “Badabun,” gambar yang tampak asli pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Faktanya, film kartun The Simpsons tidak pernah memprediksi kematian Donald Trump pada 27 Agustus 2020. Prediksi kematian Donald Trump berawal dari gambar Trump yang tengah terbaring di atas peti mati yang beredar di media sosial yang ternyata telah dimanipulasi.
Dilansir dari Liputan6.com yang melakukan penelusuran dengan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci “The Simpsons donald predict trump death”, hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul “The Simpsons has not predicted Donald Trump’s death despite viral Twitter claims” yang dimuat situs metro.co.uk pada 27 Agustus 2020.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa kabar tentang The Simpsons memprediksi kematian Donald Trump berawal dari gambar yang beredar di media sosial. Adalah gambar kartun karakter Donald Trump yang tengah terbaring di atas peti mati. Namun gambar tersebut telah dimanipulasi. Meski terbukti palsu, banyak pengguna media online yang tampaknya masih ingin mempercayai teori konspirasi tersebut.
Situs distractify.com juga menjelaskan bahwa kabar The Simpsons meramalkan kematian Donald Trump adalah tidak benar. Berdasarkan artikel berjudul “Fact Check: ‘The Simpsons’ Never Killed off Donald Trump”, disebutkan bahwa The Simpsons tidak memprediksi kematian Trump.
Gambar yang diedarkan itu palsu. Meskipun watermark bertuliskan nama The Huffington Post, gambar Trump di peti mati tidak berasal dari pengumpul berita. Menurut video dari saluran YouTube Meksiko populer “Badabun,” gambar yang tampak asli pertama kali muncul di utas di situs kontroversial 4chan. Penciptanya tidak diketahui.
Kesimpulan
Film kartun The Simpsons tidak pernah memprediksi kematian Donald Trump pada 27 Agustus 2020. Prediksi kematian Donald Trump berawal dari gambar Trump yang tengah terbaring di atas peti mati yang beredar di media sosial yang ternyata telah dimanipulasi.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4341864/cek-fakta-tidak-benar-kartun-the-simpsons-ramal-kematian-donald-trump-pada-27-agustus-2020
- https://metro.co.uk/2020/08/27/simpsons-has-not-predicted-donald-trumps-death-despite-viral-twitter-claims-13189201/
- https://www.distractify.com/p/when-does-trump-die-in-the-simpsons
(GFD-2020-4748) [SALAH] Foto “Subehanallah penampakan malaikat di antara orang2 sholat di masjid nabawi”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/08/2020
Berita
Akun Ibu (fb.com/113862463641595) mengunggah sebuah gambar yang terdapat narasi sebagai berikut:
“”Subehanallah penampakan malaikat di antara orang2 sholat di masjid nabawi,masya allah. semoga yg bagikan ini berikan reseki, umur panjang,dan terhindar dari segala musibah.. amin. komen jika kalian baik hati”
Di gambar itu terdapat foto seseorang yang tampak memancarkan cahaya dan dilingkari hijau.
“”Subehanallah penampakan malaikat di antara orang2 sholat di masjid nabawi,masya allah. semoga yg bagikan ini berikan reseki, umur panjang,dan terhindar dari segala musibah.. amin. komen jika kalian baik hati”
Di gambar itu terdapat foto seseorang yang tampak memancarkan cahaya dan dilingkari hijau.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya foto penampakan malaikat bercahaya di masjid Nabawi adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan malaikat. Seseorang yang terlihat bercahaya dalam foto itu merupakan salah satu jemaah yang tubuhnya terkena sinar matahari ketika terekam kamera Masjid Nabawi.
Dilansir dari Tempo.co, ditemukan bahwa foto itu telah beredar di internet sejak 2012. Foto tersebut merupakan gambar tangkapan layar video siaran langsung salat berjamaah yang digelar di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, pada 2012. Namun, seseorang yang terlihat bercahaya dalam video itu bukanlah penampakan malaikat.
Di YoTube, video salat berjamaah di Masjid Nabawi tersebut pernah diunggah oleh kanal Agbny Arab pada 10 Desember 2012 dengan judul dalam bahasa Arab yang jika diterjemahkan berbunyi “Seseorang bersinar terang di Masjid Nabawi dan administrasi Haram mengkonfirmasi kebenarannya”. Dalam keterangannya, disebutkan bahwa seseorang yang bercahaya itu terekam pada menit 14:30. Kondisi di luar Masjid Nabawi saat itu memang sangat cerah. Namun pada menit ke 2:56, orang tersebut tidak terkena cahaya matahari.
Namun, dilansir dari situs media Uni Emirat Arab, Al Bayan, Kepresidenan Masjid Nabawi menyatakan bahwa apa yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan pantauan kamera Masjid Nabawi saat mendokumentasikan salat Jumat dan merekam seseorang yang bersinar, hanyalah montase.
Direktur Humas Kepresidenan Masjid Nabawi Syekh Abdul Wahid Al-Hattab mengatakan, “Kami tidak melihat apa-apa, tapi kami mendengar apa yang beredar di media sosial dan YouTube tentang apa yang dikatakan terjadi saat salat Jumat kemarin. Apa yang terjadi hanya permainan montase, tidak kurang atau lebih.”
Direktur Madinah TV Center, Saad Al-Awfi, juga menyatakan bahwa yang terlihat dalam rekaman tersebut hanyalah cahaya yang terpantul dari orang itu, kemudian tertangkap kamera Masjid Nabawi. Adapun Syekh Ghazi Al-Mutairi, profesor dari Universitas Islam Madinah, mengingatkan agar publik tidak terburu-buru mengeluarkan opini yang abstrak tentang insiden fotografi ini.
Faktanya, bukan malaikat. Seseorang yang terlihat bercahaya dalam foto itu merupakan salah satu jemaah yang tubuhnya terkena sinar matahari ketika terekam kamera Masjid Nabawi.
Dilansir dari Tempo.co, ditemukan bahwa foto itu telah beredar di internet sejak 2012. Foto tersebut merupakan gambar tangkapan layar video siaran langsung salat berjamaah yang digelar di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, pada 2012. Namun, seseorang yang terlihat bercahaya dalam video itu bukanlah penampakan malaikat.
Di YoTube, video salat berjamaah di Masjid Nabawi tersebut pernah diunggah oleh kanal Agbny Arab pada 10 Desember 2012 dengan judul dalam bahasa Arab yang jika diterjemahkan berbunyi “Seseorang bersinar terang di Masjid Nabawi dan administrasi Haram mengkonfirmasi kebenarannya”. Dalam keterangannya, disebutkan bahwa seseorang yang bercahaya itu terekam pada menit 14:30. Kondisi di luar Masjid Nabawi saat itu memang sangat cerah. Namun pada menit ke 2:56, orang tersebut tidak terkena cahaya matahari.
Namun, dilansir dari situs media Uni Emirat Arab, Al Bayan, Kepresidenan Masjid Nabawi menyatakan bahwa apa yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan pantauan kamera Masjid Nabawi saat mendokumentasikan salat Jumat dan merekam seseorang yang bersinar, hanyalah montase.
Direktur Humas Kepresidenan Masjid Nabawi Syekh Abdul Wahid Al-Hattab mengatakan, “Kami tidak melihat apa-apa, tapi kami mendengar apa yang beredar di media sosial dan YouTube tentang apa yang dikatakan terjadi saat salat Jumat kemarin. Apa yang terjadi hanya permainan montase, tidak kurang atau lebih.”
Direktur Madinah TV Center, Saad Al-Awfi, juga menyatakan bahwa yang terlihat dalam rekaman tersebut hanyalah cahaya yang terpantul dari orang itu, kemudian tertangkap kamera Masjid Nabawi. Adapun Syekh Ghazi Al-Mutairi, profesor dari Universitas Islam Madinah, mengingatkan agar publik tidak terburu-buru mengeluarkan opini yang abstrak tentang insiden fotografi ini.
Kesimpulan
Bukan malaikat. Seseorang yang terlihat bercahaya dalam foto itu merupakan salah satu jemaah yang tubuhnya terkena sinar matahari ketika terekam kamera Masjid Nabawi.
Rujukan
Halaman: 5492/6120