Akun Tharindu Bimsara (fb.com/tharindu.bimsara) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:
“කාල්ටන් දෙනියාය
වැඩ කරන අපේ විරුවා දෙනියායේ හොටෙල් හැදුවා” atau yang jika diterjemahkan: “Carlton Deniyaya
Pahlawan kerja kami membangun hotel di Deniyaya”
Di gambar tersebut, terdapat narasi dalam bahasa Sinhala yang jika diterjemahkan : “Hotel terbaru yang dibangun oleh Yoshitha di Deniyaya. Sekarang apakah Anda mengerti mengapa mereka menebang Sinharaja untuk membangun jalan itu? “
(GFD-2020-4759) [SALAH] Foto “Yoshitha Rajapaksa membangun hotel di Deniyaya”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim putra Perdana Menteri Sri Langka, Yoshitha Rajapaksa membangun sebuah hotel di situs warisan dunia UNESCO di Deniyaya, Sri Langka adalah klaim yang salah.
Faktanya, Bukan di Deniyaya, Sri Langka. Foto asli adalah Nandini Jungle Resort and Spa yang berlokasi di Bali, Indonesia. Yoshitha Rajapaksa, putra Perdana Menteri Sri Langka juga membantah memiliki hotel di situs warisan dunia UNESCO itu dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.
Dikutip dari AFP, dalam pernyataan yang dirilis di Twitter pada 24 Agustus 2020, Yoshitha membantah tuduhan tersebut, menambahkan bahwa dia sedang menempuh tindakan hukum terhadap individu yang membuat klaim tersebut.
Pencarian kata kunci di Google juga tidak menemukan laporan yang dapat dipercaya bahwa Yoshitha telah membangun hotel di situs UNESCO. Pencarian gambar terbalik di Google menemukan gambar di posting menyesatkan yang diterbitkan di situs Nandini Jungle Resort and Spa di Bali, Indonesia.
Deniyaya adalah kota kecil yang terletak di selatan Sri Lanka. Terletak di Distrik Matara di Provinsi Selatan. Dikelilingi oleh hutan hujan Sinharaja, dan iklimnya relatif sejuk. Sumber pendapatan utama adalah bertanam teh, namun orang juga bertanam sayur. Desa ini juga memiliki banyak candi bersejarah seperti Gatabaruwa Devalaya.
Faktanya, Bukan di Deniyaya, Sri Langka. Foto asli adalah Nandini Jungle Resort and Spa yang berlokasi di Bali, Indonesia. Yoshitha Rajapaksa, putra Perdana Menteri Sri Langka juga membantah memiliki hotel di situs warisan dunia UNESCO itu dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.
Dikutip dari AFP, dalam pernyataan yang dirilis di Twitter pada 24 Agustus 2020, Yoshitha membantah tuduhan tersebut, menambahkan bahwa dia sedang menempuh tindakan hukum terhadap individu yang membuat klaim tersebut.
Pencarian kata kunci di Google juga tidak menemukan laporan yang dapat dipercaya bahwa Yoshitha telah membangun hotel di situs UNESCO. Pencarian gambar terbalik di Google menemukan gambar di posting menyesatkan yang diterbitkan di situs Nandini Jungle Resort and Spa di Bali, Indonesia.
Deniyaya adalah kota kecil yang terletak di selatan Sri Lanka. Terletak di Distrik Matara di Provinsi Selatan. Dikelilingi oleh hutan hujan Sinharaja, dan iklimnya relatif sejuk. Sumber pendapatan utama adalah bertanam teh, namun orang juga bertanam sayur. Desa ini juga memiliki banyak candi bersejarah seperti Gatabaruwa Devalaya.
Kesimpulan
Bukan di Deniyaya, Sri Langka. Foto asli adalah Nandini Jungle Resort and Spa yang berlokasi di Bali, Indonesia. Yoshitha Rajapaksa, putra Perdana Menteri Sri Langka juga membantah memiliki hotel di situs warisan dunia UNESCO itu dalam sebuah pernyataan pada di akun Twitternya.
Rujukan
(GFD-2020-4758) [SALAH] Vaksin Covid Sebabkan Mandul
Sumber: twitter.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Sebuah akun Twitter @99freemind membagikan cuitan yang mengklaim bahwa perusahaan multinasional produsen farmasi GlaxoSmithKline, melaporkan bahwa vaksin Covid dapat menyebabkan kemandulan.
Berikut kutipan narasinya:
“Alleged GSK insider reports that there are sterilization agents in the COVID vax which can cause sterility not only in the patient but also in the sexual partners of people who have taken the shot. It took me longer than it should have to find this evidence of the WHO putting HcG in Tetanus vaccines but here it is. Save it. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
“Dugaan orang dalam GSK melaporkan bahwa terdapat agen sterilisasi dalam virus COVID yang dapat menyebabkan kemandulan tidak hanya pada pasien tetapi juga pada pasangan seksual orang yang disuntik. Butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menemukan bukti bahwa WHO memasukkan HcG dalam vaksin Tetanus tetapi ini dia. Simpan itu. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
Apakah vaksin covid membuat mandul
Berikut kutipan narasinya:
“Alleged GSK insider reports that there are sterilization agents in the COVID vax which can cause sterility not only in the patient but also in the sexual partners of people who have taken the shot. It took me longer than it should have to find this evidence of the WHO putting HcG in Tetanus vaccines but here it is. Save it. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
“Dugaan orang dalam GSK melaporkan bahwa terdapat agen sterilisasi dalam virus COVID yang dapat menyebabkan kemandulan tidak hanya pada pasien tetapi juga pada pasangan seksual orang yang disuntik. Butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menemukan bukti bahwa WHO memasukkan HcG dalam vaksin Tetanus tetapi ini dia. Simpan itu. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
Apakah vaksin covid membuat mandul
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, GSK tidak mengembangkan vaksin untuk Covid-19 melainkan menawarkan teknologi kepada para peneliti mitra yang sedang dalam proses mengembangkan vaksin.
Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba, Jason Kindrachuk, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Melansir dari Kompas, Indonesia membeli vaksin dari Sinovac Biotech, bukan dari Novack. Indonesia akan mengimpor vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.
Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium milik Bio Farma dan Unpad, Bandung. Bakal vaksin Sinovac masuk dalam daftar calon vaksin yang dipantau WHO.
Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba, Jason Kindrachuk, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Melansir dari Kompas, Indonesia membeli vaksin dari Sinovac Biotech, bukan dari Novack. Indonesia akan mengimpor vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.
Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium milik Bio Farma dan Unpad, Bandung. Bakal vaksin Sinovac masuk dalam daftar calon vaksin yang dipantau WHO.
Kesimpulan
Belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-vaksin-covid-sebabkan-mandul/
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-covid-vaccine-causing-infer/fact-check-a-coronavirus-vaccine-that-makes-everyone-infertile-has-not-been-approved-for-use-idUSKBN25H20G
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-soal-vaksin-corona-mengakibatkan-mandul-1u5ZcqIu0SY
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/28/184814965/hoaks-vaksin-covid-19-mengakibatkan-kemandulan
(GFD-2020-4757) [SALAH] Dokumen WHO Tidak Menganjurkan untuk Memakai Masker Selama Pandemi COVID-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Beredar status dari akun Facebook Dan McGraw dengan sebuah foto berisikan dokumen yang diklaim sebagai dokumen WHO yang menyatakan bahwa WHO tidak menganjurkan untuk memakai masker selama pandemi COVID-19. Postingan ini telah dikomentari sebanyak 14 kali dan disebarkan kembali sebanyak 16 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“Does the WHO recommend wearing masks in public settings? Simple answer. No.
Thx Janice Hicks”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
"Apakah WHO merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum? Jawabannya sangat sederhana, tidak."
Berikut kutipan narasinya:
“Does the WHO recommend wearing masks in public settings? Simple answer. No.
Thx Janice Hicks”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
"Apakah WHO merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum? Jawabannya sangat sederhana, tidak."
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan dari artikel periksa fakta afp.com, Margaret Harris sebagai juru bicara WHO menjelaskan bahwa dokumen yang tersebar di media sosial adalah dokumen palsu. Ternyata klaim tersebut muncul dari penelitian dari Dr. Roger Chou yang dipermainkan konteksnya, penelitian ini dilakukan pada musim influenza tahun 2007 hingga 2008. Pada penelitian ini ia menemukan bahwa siswa yang memakai masker wajah dan mempraktikan kebersihan tangan bisa mengurangi tingkat penyakit yang mirip influenza bukan tentang pandemi COVID-19.
Dikutip dari artikel liputan6.com, klaim lain yang ditemukan pada dokumen tersebut adalah adanya kalimat “Petugas kesehatan yang menggunakan masker kain memiliki risiko lebih tinggi terkena covid-19 ketimbang yang memakai masker medis”. Klaim ini sebenarnya adalah kutipan studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Erin Silverman sebagai Koordinator Riset Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Florida. Hasil studi tersebut adalah pekerja yang menggunakan masker kain memiliki tingkat infeksi virus influenza yang lebih tinggi bukan virus COVID-19.
Dikutip dari artikel liputan6.com, klaim lain yang ditemukan pada dokumen tersebut adalah adanya kalimat “Petugas kesehatan yang menggunakan masker kain memiliki risiko lebih tinggi terkena covid-19 ketimbang yang memakai masker medis”. Klaim ini sebenarnya adalah kutipan studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Erin Silverman sebagai Koordinator Riset Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Florida. Hasil studi tersebut adalah pekerja yang menggunakan masker kain memiliki tingkat infeksi virus influenza yang lebih tinggi bukan virus COVID-19.
Kesimpulan
Dokumen tersebut adalah palsu dan bukan dokumen WHO, juru bicara WHO Margaret Harris telah mengklarifikasikan bahwa dokumen yang beredar di media sosial adalah palsu.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-dokumen-who-tidak-menganjurkan-untuk-memakai-masker-selama-pandemi-covid-19/
- https://factcheck.afp.com/fake-who-document-shared-anti-mask-posts
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4337936/cek-fakta-hoaks-dokumen-who-tidak-anjurkan-penggunaan-masker-selama-pandemi-virus-corona-covid-19
(GFD-2020-4756) [SALAH] Kisah Azab Kematian Tragis Mustafa Kemal
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Beredar status dari akun Facebook Aisyah Ajhara Ahar Ahar dengan sebuah foto dengan klaim kematian Mustafa Kemal pada Oktober 1938 awalnya menderita penyakit kulit namun juga menderita penyakit lain, yaitu malaria, sirosis hari dan penyakit kelamin. Postingan ini telah dikomentari sebanyak 630 kali dan disukai oleh 247 akun.
Hasil Cek Fakta
Penelurusan tentang kematian Mustafa Kemal ternyata sudah pernah beredar sejak 2016 beberapa variasi lainnya yang berhubungan dengan kisah penyebab kematiannya. Menurut artikel berita kompas.com yang berjudul “Biografi Tokoh Dunia: Mustafa Kemal Ataturk, Presiden Pertama Turki” dipublikasikan pada 9 November 2018.
Artikel tersebut menjelaskan tentang biografi Mustafa Kemal dan dijelaskan bahwa pada tahun 1937, Mustafa Kemal mengalami penurunan kesehatan dan pada awal tahun 1938 saat sedang perjalanan ke Yalova, ia menderita penyakit serius sehingga ia kembali ke Istanbul untuk menjalani perawatan dan dinyatakan bahwa ia menderita sirosis hati. Mustafa Kemal meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953. Pada biografi Mustafa Kemal maupun sumber yang valid tidak ada yang dapat membuktikan klaim kisah azab Mustafa Kemal tersebut.
Artikel tersebut menjelaskan tentang biografi Mustafa Kemal dan dijelaskan bahwa pada tahun 1937, Mustafa Kemal mengalami penurunan kesehatan dan pada awal tahun 1938 saat sedang perjalanan ke Yalova, ia menderita penyakit serius sehingga ia kembali ke Istanbul untuk menjalani perawatan dan dinyatakan bahwa ia menderita sirosis hati. Mustafa Kemal meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953. Pada biografi Mustafa Kemal maupun sumber yang valid tidak ada yang dapat membuktikan klaim kisah azab Mustafa Kemal tersebut.
Kesimpulan
Tidak ada bukti sejarah yang valid yang dapat memperkuat kisah tersebut. Menurut sejarah Turki, Mustafa Kemal menderita sirosis hati pada awal tahun 1938, meninggal pada 10 November 1938, dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-kisah-azab-kematian-tragis-mustafa-kemal/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4010383/cek-fakta-hoaks-cerita-kematian-presiden-pertama-turki
- https://turnbackhoax.id/2016/12/13/disinformasi-kematian-presiden-turki-ataturk-yang-liberal-dan-zolim/
- https://internasional.kompas.com/read/2018/11/09/22490511/biografi-tokoh-dunia-mustafa-kemal-ataturk-presiden-pertama-turki
Halaman: 5490/6120