KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan peristiwa tsunami yang dilihat dari ketinggian. Video beredar di media sosial setelah terjadi gempa besar di Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Di media sosial, warganet menyebutkan peristiwa dalam video berlokasi di Jepang usai terjadi gempa berkekuatan 8,8 di Rusia.
Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com menunjukkan, narasi itu keliru dan perlu diluruskan informasinya.
Video peristiwa tsunami di Jepang yang dilihat dari ketinggian disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (31/7/2025):
Gelombang tsunami pertama dilaporkan terjadi di Pelabuhan Hanasaki di prefektur HokkaidoBadan Meteorologi Jepang memperingatkan beberapa wilayah Jepang dapat dilanda gelombang setinggi 3 meter (9,8 kaki).
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Kamis (31/7/2025), menampilkan video peristiwa tsunami di Jepang yang dilihat dari ketinggian.
(GFD-2025-28244) [KLARIFIKASI] Video Tsunami di Afrika Selatan pada 2017, Bukan Jepang 2025
Sumber:Tanggal publish: 02/08/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Jejak digital video dapat ditelusuri menggunakan metode reverse image search.
Hasil pencarian di Google Lens mengarahkan hasil pencarian ke video serupa di kanal YouTube Town press SA dan Connect News SA.
Keterangan unggahan menjelaskan, peristiwa dalam video merupakan tsunami yang terjadi di Durban, Afrika Selatan pada 2017.
Media lokal Afrika Selatan mewartakan peristiwa tsunami tersebut. Misalnya, artikel di News24 dan Citizen.
Gelombang setinggi sekitar 5 meter menghantam South Beach, Durban pada 13 Maret 2017 pagi. Lokasinya dapat dilihat di Google Maps ini.
Gelombang besar yang disebut tsunami mini itu terjadi akibat gelombang pasang di Musim semi dan angin kencang dari wilayah barat daya Afrika Selatan.
Hasil pencarian di Google Lens mengarahkan hasil pencarian ke video serupa di kanal YouTube Town press SA dan Connect News SA.
Keterangan unggahan menjelaskan, peristiwa dalam video merupakan tsunami yang terjadi di Durban, Afrika Selatan pada 2017.
Media lokal Afrika Selatan mewartakan peristiwa tsunami tersebut. Misalnya, artikel di News24 dan Citizen.
Gelombang setinggi sekitar 5 meter menghantam South Beach, Durban pada 13 Maret 2017 pagi. Lokasinya dapat dilihat di Google Maps ini.
Gelombang besar yang disebut tsunami mini itu terjadi akibat gelombang pasang di Musim semi dan angin kencang dari wilayah barat daya Afrika Selatan.
Kesimpulan
Video peristiwa tsunami yang dilihat dari ketinggian berlokasi di Durban, Afrika Selatan pada 2017.
Pengguna media sosial menyebarkan video itu dengan konteks keliru.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan tsunami di Jepang terjadi akibat gempa di Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Pengguna media sosial menyebarkan video itu dengan konteks keliru.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan tsunami di Jepang terjadi akibat gempa di Semenanjung Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Rujukan
- https://www.facebook.com/Inha.daffa.arrazaq/videos/767454729108511
- https://www.facebook.com/reel/1436924647508771
- https://www.facebook.com/reel/2564129243985655
- https://www.facebook.com/reel/1278263047164826
- https://www.youtube.com/watch?v=cuVHnzRtsFQ
- https://www.youtube.com/watch?v=y1QWvG4XvHI
- https://www.news24.com/alert-more-5m-spring-tide-swells-expected-along-durban-beach-following-monster-waves-20170313
- https://www.citizen.co.za/southlands-sun/news-headlines/2017/03/12/dramatic-aerial-video-durban-beach-closed-due-high-waves/
- https://www.google.com/maps/@-29.8551522,31.0398236,204m/data=!3m1!1e3?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI1MDcyOS4wIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28243) [KLARIFIKASI] Tsunami di Chiba pada 2011, Bukan 2025
Sumber:Tanggal publish: 02/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Pengguna media sosial mengunggah sebuah video menampilkan tsunami yang terjadi di wilayah Jepang pada Rabu (30/7/2025)
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video tsunami di Jepang pada Rabu (30/7/2025) disebarkan oleh akun Facebook ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Tampak air laut memenuhi jalanan, lalu masuk ke permukiman.
"Terjadi tsunami di Jepang," tulis penggungga.
Berikut teks yang tertera dalam video:
JAPAN TSUNAMI 2025JULI 30, 2025
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Rabu (30/7/2025), mengenai tsunami di Jepang.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.
Video tsunami di Jepang pada Rabu (30/7/2025) disebarkan oleh akun Facebook ini. Arsipnya dapat dilihat di sini.
Tampak air laut memenuhi jalanan, lalu masuk ke permukiman.
"Terjadi tsunami di Jepang," tulis penggungga.
Berikut teks yang tertera dalam video:
JAPAN TSUNAMI 2025JULI 30, 2025
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, Rabu (30/7/2025), mengenai tsunami di Jepang.
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar telah ada di internet setidaknya sejak 14 tahun lalu.
Hasil penelusuran reverse image search menunjukkan video serupa yang diunggah kanal YouTube clancy688 dan freee.
Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video berlokasi di Prefektur Chiba, Jepang.
Tsunami itu memiliki ketinggian tidak sampai setengah meter, tetapi mampu menyeret puing-puing dalam jumlah besar.
Keterangan video juga menyebutkan mengenai "311 tsunami" yang merupakan istilah untuk merujuk tsunami yang terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011.
Dilansir situs pemerintah Jepang, gempa dengan magnitudo 9,0 itu merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di Jepang.
Gempa bumi itu memicu tsunami dan kecelakaan nuklir. Ada sekitar 20.000 orang kehilangan nyawa dan lebih dari 2.500 orang secara resmi dilaporkan hilang, sementara 6.000 orang lainnya menderita luka-luka.
Pusat gempa berada sekitar 130 km dari Semenanjung Oshika.
Sementara, peringatan tsunami yang belakangan terjadi di Jepang berkaitan dengan gempa bermagnitudo 8,7 yang berpusat di Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7/2025).
Hasil penelusuran reverse image search menunjukkan video serupa yang diunggah kanal YouTube clancy688 dan freee.
Keterangan unggahan menyebutkan, peristiwa dalam video berlokasi di Prefektur Chiba, Jepang.
Tsunami itu memiliki ketinggian tidak sampai setengah meter, tetapi mampu menyeret puing-puing dalam jumlah besar.
Keterangan video juga menyebutkan mengenai "311 tsunami" yang merupakan istilah untuk merujuk tsunami yang terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011.
Dilansir situs pemerintah Jepang, gempa dengan magnitudo 9,0 itu merupakan gempa terbesar yang pernah terjadi di Jepang.
Gempa bumi itu memicu tsunami dan kecelakaan nuklir. Ada sekitar 20.000 orang kehilangan nyawa dan lebih dari 2.500 orang secara resmi dilaporkan hilang, sementara 6.000 orang lainnya menderita luka-luka.
Pusat gempa berada sekitar 130 km dari Semenanjung Oshika.
Sementara, peringatan tsunami yang belakangan terjadi di Jepang berkaitan dengan gempa bermagnitudo 8,7 yang berpusat di Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7/2025).
Kesimpulan
Video tsunami di Prefektur Chiba, Jepang pada Maret 2011 disebarkan dengan konteks keliru.
Peristiwa dalam video merupakan tsunami yang terjadi 14 tahun lalu.
Adapun peringatan tsunami di Jepang yang belakangan terjadi berkaitan dengan gempa bermagnitudo 8,7 yang berpusat di Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7/2025).
Peristiwa dalam video merupakan tsunami yang terjadi 14 tahun lalu.
Adapun peringatan tsunami di Jepang yang belakangan terjadi berkaitan dengan gempa bermagnitudo 8,7 yang berpusat di Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7/2025).
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1297692118627412
- https://archive.ph/8nnqF
- https://www.youtube.com/watch?v=72nm1sPEkOs
- https://www.youtube.com/watch?v=sbUn39UUj4c
- https://www.reconstruction.go.jp/english/topics/GEJE/index.html
- https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/en/news/20250730_80/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28242) [HOAKS] Video Sejumlah Guru Hancurkan Handphone Siswanya
Sumber:Tanggal publish: 01/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video dengan narasi yang mengeklaim sejumlah guru menghancurkan gawai atau handphone milik siswa yang terkena razia di sekolah.
Dalam video, terlihat beberapa siswa menyaksikan gawai yang dihancurkan dengan palu.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan sejumlah guru menghancurkan handphone milik siswanya salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Dalam video tampak sejumlah orang sedang memukul handphone menggunakan palu. Salah satu akun memberi keterangan sebagai berikut:
Kasih4n Orang tu4 merek4yang sus4h p4yah membeli HP itu
Aksi sejuml4h Guru SMA H4ncurkan HP an4k muridnya di sekolahAksi ini dilakukan karena siswa ket4huan membwa HP..padahal hal itu sudah dilarang
Bagaimana menurut kalian?!
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan sejumlah guru menghancurkan gawai muridnya
Dalam video, terlihat beberapa siswa menyaksikan gawai yang dihancurkan dengan palu.
Namun, setelah ditelusuri narasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang diklaim menampilkan sejumlah guru menghancurkan handphone milik siswanya salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Dalam video tampak sejumlah orang sedang memukul handphone menggunakan palu. Salah satu akun memberi keterangan sebagai berikut:
Kasih4n Orang tu4 merek4yang sus4h p4yah membeli HP itu
Aksi sejuml4h Guru SMA H4ncurkan HP an4k muridnya di sekolahAksi ini dilakukan karena siswa ket4huan membwa HP..padahal hal itu sudah dilarang
Bagaimana menurut kalian?!
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan sejumlah guru menghancurkan gawai muridnya
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com mengambil tangkapan layar video tersebut kemudian menelusurinya menggunakan Google Lens.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube RCTV Official ini.
Keterangan dalam unggahan menyebut kegiatan itu adalah pemusnahan barang bukti di Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon.
Dikutip dari Antara, Kepala Seksi Intelijen Kejari Cilegon, Nasruddin juga menyebut bahwa video yang beredar bukan perusakan gawai milik siswa.
Menurut Nasrudin, video itu adalah pemusnahan barang bukti dan barang rampasan dari perkara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus yang telah berkekuatan hukum tetap (inkrah).
Total ada 23 unit gawai yang dimusnahkan.
Kegiatan itu dilakukan di halaman kantor Kejari pada Selasa (22/7/2025) dengan mengundang Forkopimda, beberapa instansi terkait serta siswa SMPN 2 Kota Cilegon sebanyak 50 orang.
Para siswa SMPN 2 Kota Cilegon diundang dalam kegiatan pemusnahan barang bukti dan barang rampasan Kejari dalam rangka kegiatan Wisata Literasi Hukum.
"Kehadiran siswa-siswi tersebut dalam rangka kegiatan Wisata Literasi Hukum di Kantor Kejaksaan Negeri Cilegon," kata Nasruddin.
Nasruddin menjelaskan, Program Wisata Literasi Hukum merupakan salah satu inovasi Kejaksaan Negeri Cilegon untuk mengenalkan siswa dengan dunia hukum.
Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube RCTV Official ini.
Keterangan dalam unggahan menyebut kegiatan itu adalah pemusnahan barang bukti di Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon.
Dikutip dari Antara, Kepala Seksi Intelijen Kejari Cilegon, Nasruddin juga menyebut bahwa video yang beredar bukan perusakan gawai milik siswa.
Menurut Nasrudin, video itu adalah pemusnahan barang bukti dan barang rampasan dari perkara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus yang telah berkekuatan hukum tetap (inkrah).
Total ada 23 unit gawai yang dimusnahkan.
Kegiatan itu dilakukan di halaman kantor Kejari pada Selasa (22/7/2025) dengan mengundang Forkopimda, beberapa instansi terkait serta siswa SMPN 2 Kota Cilegon sebanyak 50 orang.
Para siswa SMPN 2 Kota Cilegon diundang dalam kegiatan pemusnahan barang bukti dan barang rampasan Kejari dalam rangka kegiatan Wisata Literasi Hukum.
"Kehadiran siswa-siswi tersebut dalam rangka kegiatan Wisata Literasi Hukum di Kantor Kejaksaan Negeri Cilegon," kata Nasruddin.
Nasruddin menjelaskan, Program Wisata Literasi Hukum merupakan salah satu inovasi Kejaksaan Negeri Cilegon untuk mengenalkan siswa dengan dunia hukum.
Kesimpulan
Video yang diklaim menampilkan sejumlah guru menghancurkan handphone milik siswanya merupakan informasi tidak benar atau hoaks.
Video aslinya adalah pemusnahan barang bukti dan barang rampasan Kejari Cilegon. Barang bukti yang dimusnahkan dalam kegiatan itu adalah 23 unit gawai.
Beberapa orang yang memakai baju sekolah dalam video adalah siswa SMPN 2 Kota Cilegon. Mereka diundang Kejari Cilegon untuk diberi edukasi soal dunia hukum.
Video aslinya adalah pemusnahan barang bukti dan barang rampasan Kejari Cilegon. Barang bukti yang dimusnahkan dalam kegiatan itu adalah 23 unit gawai.
Beberapa orang yang memakai baju sekolah dalam video adalah siswa SMPN 2 Kota Cilegon. Mereka diundang Kejari Cilegon untuk diberi edukasi soal dunia hukum.
Rujukan
- https://www.facebook.com/share/r/19pW7vYb7d/
- https://www.facebook.com/share/r/1R7aaF1M7N/
- https://www.facebook.com/share/r/18uiBUsW1x/
- https://www.facebook.com/share/r/16o3VeeoUd/
- https://www.youtube.com/shorts/GiIGhy6g-5w
- https://banten.antaranews.com/berita/346013/kejari-cilegon-klarifikasi-berita-hoax-terkait-pemusnahan-barang-bukti
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-28241) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Perlihatkan Tsunami Rusia pada 30 Juli 2025
Sumber:Tanggal publish: 01/08/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan tsunami menerjang Rusia pada 30 Juli 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Video yang diklaim menunjukkan tsunami Rusia dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, pada 30 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Tsunami 8,7 SR Melanda RusiaDampaknya sampai Ke JepangBahkan rumornya sampai Indonesia
Screenshot Klarifikasi, video gelombang pasang di Turki dibagikan dengan konteks keliru
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut dibagikan dengan konteks keliru.
Video yang diklaim menunjukkan tsunami Rusia dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, pada 30 Juli 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Tsunami 8,7 SR Melanda RusiaDampaknya sampai Ke JepangBahkan rumornya sampai Indonesia
Screenshot Klarifikasi, video gelombang pasang di Turki dibagikan dengan konteks keliru
Hasil Cek Fakta
Wilayah Kamchatka di timur Rusia diterjang tsunami setinggi 4 meter seusai gempa berkekuatan magnitudo 8,7 pada Selasa (29/7/2025) malam.
Kendati demikian, yang dibagikan di Facebook tersebut tidak terkait dengan tsunami Rusia. Setelah ditelusuri, video yang sama ditemukan di kanal YouTube AccuWeather.
Video itu diunggah pada 29 November 2023 dan memperlihatkan gelombang pasang menerjang kota pesisir Tirebolu, Turkiye.
Kuatnya hempasan gelombang mengakibatkan kabel listrik terputus dan meledak, serta menyeret mobil yang berada di jalan raya dekat pantai.
Kendati demikian, yang dibagikan di Facebook tersebut tidak terkait dengan tsunami Rusia. Setelah ditelusuri, video yang sama ditemukan di kanal YouTube AccuWeather.
Video itu diunggah pada 29 November 2023 dan memperlihatkan gelombang pasang menerjang kota pesisir Tirebolu, Turkiye.
Kuatnya hempasan gelombang mengakibatkan kabel listrik terputus dan meledak, serta menyeret mobil yang berada di jalan raya dekat pantai.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Video yang diklaim menunjukkan tsunami Rusia pada 30 Juli 2025 perlu diluruskan.
Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam video adalah gelombang pasang yang menerjang Tirebolu, Turkiye, pada November 2023.
Video itu dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam video adalah gelombang pasang yang menerjang Tirebolu, Turkiye, pada November 2023.
Rujukan
Halaman: 546/6965