Sebuah akun bernama TruthAndFreedom1 mengunggah video di situs brighteon.com dengan klaim bahwa seorang remaja perempuan mengalami efek samping berupa kejang setelah mendapatkan vaksinasi covid-19. Video berdurasi 1.46 menit tersebut telah ditonton sebanyak 69.150 kali.
Vaksinasi virus corona
(GFD-2021-6337) [SALAH] Kondisi Seorang Remaja Perempuan Setelah Vaksinasi Covid-19
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari situs factcheck.afp.com, dengan menggunakan reverse image search, ditemukan video serupa yang sudah diunggah sejak 20 maret 2015 silam, jauh sebelum virus covid-19 mewabah.
Melansir dari situs berbahasa Rusia rus.azattyq.org yang dipublish pada 20 maret 2015, diketahui bahwa kejadian tersebut berada di kota Zhanaozen, Kazakhstan dimana dalam keterangan orang tua dari anak perempuan kelas sepuluh yang mengalami keram di lengan dan kakinya setelah menerima vaksin campak.
Meski begitu, otoritas setempat, menegaskan tidak ada hubungan vaksin campak dengan yang dialami oleh gadis tersebut. Berdasarkan penjelasn di atas dapat disimpulkan bahwa klaim seorang anak perempuan mengalami kejang setelah menerima vaksin covid-19 adalah salah
Melansir dari situs berbahasa Rusia rus.azattyq.org yang dipublish pada 20 maret 2015, diketahui bahwa kejadian tersebut berada di kota Zhanaozen, Kazakhstan dimana dalam keterangan orang tua dari anak perempuan kelas sepuluh yang mengalami keram di lengan dan kakinya setelah menerima vaksin campak.
Meski begitu, otoritas setempat, menegaskan tidak ada hubungan vaksin campak dengan yang dialami oleh gadis tersebut. Berdasarkan penjelasn di atas dapat disimpulkan bahwa klaim seorang anak perempuan mengalami kejang setelah menerima vaksin covid-19 adalah salah
Rujukan
(GFD-2021-6336) [SALAH] Tangkapan layar artikel Tempo.co “Saya menjamin kebebasan anda berbicara, tapi saya tidak menjamin kebebasan setelah berbicara”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Facebook Elia Kumala pada 9 Februari 2021 memposting gambar tangkapan layar salah satu artikel tempo yang berjudul “Jokowi Minta Masyarakat Lebih Aktif Mengkritik dan Memberikan Masukan”. Pada bagian bawah gambar terdapat pernyataan Presiden Joko Widodo “Saya menjamin kebebasan anda berbicara, tapi saya tidak menjamin kebebasan setelah berbicara”.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri gambar pada postingan Elia Kumala merupakan gambar yang telah disunting. Pada artikel Tempo.co tanggal 8 Februari 2021 dengan judul “Jokowi Minta Masyarakat Lebih Aktif Mengkritik dan Memberi Masukan” tidak ada pernyataan Jokowi yang menjamin kebebasan anda berbicara, tapi tidak menjamin kebebasan setelah berbicara.
Dengan demikan, gambar tangkapan layar artikel Tempo.co yang diposting Elia Kumala merupakan gambar suntingan sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Dengan demikan, gambar tangkapan layar artikel Tempo.co yang diposting Elia Kumala merupakan gambar suntingan sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Rujukan
(GFD-2021-6335) [SALAH] Pekerja J&T Mogok Kerja Karena Gaji Dipotong
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Tiktok @nonihassan7 mengunggah video yang memperlihatkan tumpukan paket di sejumlah tempat dan tidak beraturan. Dalam video tersebut terdapat narasi yang menyebutkan pekerja jnt melakukan mogok kerja karena gaji yang dipotong.
Potong gaji
Potong gaji
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, melansir dari kompas.com menurut penjelasan Elena selaku Public Relations J&T Express Indonesia video tersebut bukan di Indonesia tetapi di Malaysia.
Melansir dari nst.com, J&T Express Malaysia telah mengklarifikasi bahwa tidak ada aksi mogok di sini dan mohon maaf. Pihak J&T Express Malaysia akan melakukan yang terbaik untuk memproses dan mengirimkan paket pelanggan secepatnya.
“Kami dari pihak J&T Express Perak. Belakangan ini, beredar sebuah video di media sosial tentang pekerja yang tidak mengikuti SOP dan melempar paket pelanggan. Kami ingin memohon maaf dan menjelaskan bahwa tidak ada isu pemotongan gaji antara pihak perusahaan dan pekerja J&T Express Perak. Kami ingin menjelaskan bahwa kami tidak ada melakukan tindakan mogok kerja,” demikian penjelasan dari pihak J&T Express Perak melansir dari tempo.co.
J&T berkomitmen untuk membangun sistem kompensasi dan tunjangan yang lengkap guna meningkatkan tunjangan karyawan, memberikan bonus akhir tahun kepada karyawan setelah melalui pertimbangan menyeluruh dan sesuai dengan aturan serta ketentuan bonus yang sesuai Undang-Undang Perburuhan Malaysia, bonus penuh tersebut dibayarkan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun. Sayangnya, karyawan departemen tertentu tidak mengetahui skema pembayaran bonus yang menyebabkan penyortiran paket dengan kekerasan pada 4 Februari, yang memicu beberapa karyawan untuk membuat gangguan kolektif dan memposting video tersebut ke media sosial.
Dengan demikian, klaim bahwa pekerja J&T melakukan mogok kerja karena pemotongan gaji tidak benar. Pihak J&T telah mengklarifikasi bahwa tidak ada pemotongan gaji dan mogok kerja sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.
Melansir dari nst.com, J&T Express Malaysia telah mengklarifikasi bahwa tidak ada aksi mogok di sini dan mohon maaf. Pihak J&T Express Malaysia akan melakukan yang terbaik untuk memproses dan mengirimkan paket pelanggan secepatnya.
“Kami dari pihak J&T Express Perak. Belakangan ini, beredar sebuah video di media sosial tentang pekerja yang tidak mengikuti SOP dan melempar paket pelanggan. Kami ingin memohon maaf dan menjelaskan bahwa tidak ada isu pemotongan gaji antara pihak perusahaan dan pekerja J&T Express Perak. Kami ingin menjelaskan bahwa kami tidak ada melakukan tindakan mogok kerja,” demikian penjelasan dari pihak J&T Express Perak melansir dari tempo.co.
J&T berkomitmen untuk membangun sistem kompensasi dan tunjangan yang lengkap guna meningkatkan tunjangan karyawan, memberikan bonus akhir tahun kepada karyawan setelah melalui pertimbangan menyeluruh dan sesuai dengan aturan serta ketentuan bonus yang sesuai Undang-Undang Perburuhan Malaysia, bonus penuh tersebut dibayarkan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun. Sayangnya, karyawan departemen tertentu tidak mengetahui skema pembayaran bonus yang menyebabkan penyortiran paket dengan kekerasan pada 4 Februari, yang memicu beberapa karyawan untuk membuat gangguan kolektif dan memposting video tersebut ke media sosial.
Dengan demikian, klaim bahwa pekerja J&T melakukan mogok kerja karena pemotongan gaji tidak benar. Pihak J&T telah mengklarifikasi bahwa tidak ada pemotongan gaji dan mogok kerja sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/08/080500765/video-viral-paket-berserakan-dan-disebut-karena-mogok-karyawan-jt-express?page=all#page2
- https://www.nst.com.my/news/nation/2021/02/663924/seven-perak-jt-workers-apologise-violent-sorting-parcels
- https://www.nst.com.my/news/nation/2021/02/663907/violent-sorting-parcels-jt-apologises-customers
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1231/keliru-klaim-ini-foto-foto-karyawan-jt-mogok-kerja-akibat-potong-gaji
(GFD-2021-6334) [SALAH] Foto SBY Beri Restu Anies Baswedan Menuju RI 1
Sumber: twitter.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Twitter @bewoking mengunggah foto disertai dengan narasi yang menggambarkan bahwa dalam foto tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan restu kepada Anies Baswedan untuk maju menuju RI 1. Unggahan tersebut mendapatkan atensi sebanyak 1.119 retweet, 4.670 like, dan 121 balasan.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan tersebut ditemukan pada artikel portal berita Tempo berjudul “Anies Baswedan dan Istri Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang terbit pada 1 Maret 2019. Pada artikel tersebut, disebutkan bahwa Anies Baswedan sedang berbincang dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura pada 1 Maret 2019.
“Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan SBY saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di Singapura, 1 Maret 2019. Mereka antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Rocky Gerung,” tulis Tempo.
Mengutip dari Kompas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan istrinya, Fery Farhati, bertolak menuju Singapura untuk menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital Singapura pada Jumat (1/3/2019) pagi. Anies dan Fery kembali ke Jakarta di hari yang sama juga.
“Betul (Anies ke Singapura), tadi pagi, jenguk Ibu Ani Yudhoyono,” ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Muhammad Mawardi.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Twitter @bewoking dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
“Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan SBY saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di Singapura, 1 Maret 2019. Mereka antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Rocky Gerung,” tulis Tempo.
Mengutip dari Kompas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan istrinya, Fery Farhati, bertolak menuju Singapura untuk menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital Singapura pada Jumat (1/3/2019) pagi. Anies dan Fery kembali ke Jakarta di hari yang sama juga.
“Betul (Anies ke Singapura), tadi pagi, jenguk Ibu Ani Yudhoyono,” ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Muhammad Mawardi.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Twitter @bewoking dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
Halaman: 5459/6469