Akun Facebook Adrienne Onepancook Holmes mengunggah konten dengan klaim narasi yang menyebutkan bahwa nama Covid-19 merupakan singkatan dari Certificate of Vaccination Identification with Artificial Intelligence. Unggahan tersebut disertai video seorang dokter menjelaskan mengenai argumentasi tersebut.
Berikut kutipan narasinya:
“🚨*CATCH THIS WHILE YOU CAN, SAVE AND REPOST, TRANSLATE TO OTHER LANGUAGES AND SHARE WITH YOUR FRIENDS/ FAMILY AROUND THE WORLD‼️*🚨
🚨Wow! It was right under our noses the whole time 😵😡🚨
COVID-19 does NOT mean Coronavirus‼️ It means:
Certificate
Of
Vaccination
ID (Identification) [ with artificial intelligence, per report ]
-19 = The year it was created
Lord, bless this physician, watch over him, and keep him in perfect peace, knowing he has done the right thing to warn the people, in Jesus’ name, amen ✝️
🙏🏽🔥❤️✝️❤️🔥🙏🏽
👑👑👑”
(GFD-2020-4939) [SALAH] Covid-19 Singkatan dari Certificate of Vaccination Identification with Artificial Intelligence
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/09/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar. Dilansir dari kompas.com, pihak WHO sudah pernah menjelaskan mengenai penamaan virus Corona yang menjadi pendemi saat ini menjadi Covid-19 pada bulan Februari 2020.
Hal itu diketahui dari akun Twitter WHO (@WHO) yang menyematkan video media briefing yang dilakukan oleh Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros menjelaskan bahwa nama resmi untuk virus corona adalah Covid-19. "CO" merujuk pada corona, "VI" merujuk pada virus, dan "D" merujuk pada disease atau penyakit.
"Di bawah pedoman yang disepakati antara WHO, World Organisation for Animal Health, dan Food and Agriculture Organization of the United Nations, kami harus menemukan sebuah nama yang tidak merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan nama yang bisa diucapkan dan berhubungan dengan penyakit," kata Tedros.
Sebelum istilah Covid-19 dipublikasikan, penyakit virus corona dinamakan 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.
Hal itu diketahui dari akun Twitter WHO (@WHO) yang menyematkan video media briefing yang dilakukan oleh Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Tedros menjelaskan bahwa nama resmi untuk virus corona adalah Covid-19. "CO" merujuk pada corona, "VI" merujuk pada virus, dan "D" merujuk pada disease atau penyakit.
"Di bawah pedoman yang disepakati antara WHO, World Organisation for Animal Health, dan Food and Agriculture Organization of the United Nations, kami harus menemukan sebuah nama yang tidak merujuk pada lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan nama yang bisa diucapkan dan berhubungan dengan penyakit," kata Tedros.
Sebelum istilah Covid-19 dipublikasikan, penyakit virus corona dinamakan 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV.
Kesimpulan
Klaim perihal Covid-19 singkatan dari Certificate of Vaccination Identification with Artificial Intelligence tidak benar. Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan bahwa nama resmi untuk virus corona adalah Covid-19. "CO" merujuk pada corona, "VI" merujuk pada virus, dan "D" merujuk pada disease atau penyakit.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1279555135710352/
- https://turnbackhoax.id/2020/09/06/salah-covid-19-singkatan-dari-certificate-of-vaccination-identification-with-artificial-intelligence/
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/05/195225765/hoaks-covid-19-disebut-singkatan-dari-certificate-of-vaccination?page=all
- https://twitter.com/WHO/status/1227246758196998145
- https://www.politifact.com/factchecks/2020/sep/02/viral-image/covid-19-still-stands-coronavirus-disease-2019/
- https://apnews.com/afs:Content:8953510561
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-covid-name-abbreviation/false-claim-covid-19-stands-for-certification-of-vaccination-identification-by-artificial-intelligence-idUSKCN2262AS
- https://infotagion.com/factcheck-does-covid-19-stand-for-certificate-of-vaccination-identification-by-artificial-intelligence/
(GFD-2020-4938) [SALAH] Tangkapan Layar “Tentara Merah RRC Berkamuflase Jadi Banser”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/09/2020
Berita
Akun Facebook Anto Lay mengunggah tangkapan layar kartu anggota Banser atas nama Lie Tjin Kiong klaim mengenai tentara merah RRC berkamuflase menjadi Banser dan Ansor. Menyertai unggahan itu, Anto menuliskan narasi “yang perlu tuk di waspadai.”
Berikut kutipan narasinya:
Narasi postingan:
“yang perlu tuk di waspadai”
Narasi pada gambar:
“TENTARA MERAH RRC..
BERKAMUFLASE JADI BANSER dan ANSOR..
SASARANNYA mengadu domba unat ISLAM..
WASPADA...
INI BERITA FIX dan bisa DI PERTANGGUNG JAWABKAN..”
Berikut kutipan narasinya:
Narasi postingan:
“yang perlu tuk di waspadai”
Narasi pada gambar:
“TENTARA MERAH RRC..
BERKAMUFLASE JADI BANSER dan ANSOR..
SASARANNYA mengadu domba unat ISLAM..
WASPADA...
INI BERITA FIX dan bisa DI PERTANGGUNG JAWABKAN..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isu tentara merah RRC berkamuflase menjadi Banser dan Ansor sudah terklarifikasi pada artikel periksa fakta berjudul [SALAH] “Tentara Merah RRC Berkamuflase Jadi Banser” yang tayang di turnbackhoax.id pada 17 September 2018.
Dilansir dari nu.or.id (4 Mei 2017), Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwahid meluruskan seputar hoax yang menyebar luas di dunia maya itu. Ia membenarkan isi KTA Lie Tjin Kiong namun membantah bahwa Lie adalah non-Muslim. “Benar KTA itu. Dia seorang mualaf. Dia ikut Diklatsar Banser pada tahun 2001. Siapa pun boleh menjadi anggota Banser,” katanya.
Kepala Satkorwil Banser Jatim Gus Abid Umar menegaskan, Lie Tjin Kiong ini merupakan salah seorang pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya yang telah mengikuti Diklatsar Banser. “KTA memang benar diteken oleh Kasatkorwil Banser Jatim yang lama, dr Umar Usman. Banser juga punya yang Londho. Tapi mereka beragama Islam,” jelasnya.
Dilansir dari nu.or.id (4 Mei 2017), Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwahid meluruskan seputar hoax yang menyebar luas di dunia maya itu. Ia membenarkan isi KTA Lie Tjin Kiong namun membantah bahwa Lie adalah non-Muslim. “Benar KTA itu. Dia seorang mualaf. Dia ikut Diklatsar Banser pada tahun 2001. Siapa pun boleh menjadi anggota Banser,” katanya.
Kepala Satkorwil Banser Jatim Gus Abid Umar menegaskan, Lie Tjin Kiong ini merupakan salah seorang pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya yang telah mengikuti Diklatsar Banser. “KTA memang benar diteken oleh Kasatkorwil Banser Jatim yang lama, dr Umar Usman. Banser juga punya yang Londho. Tapi mereka beragama Islam,” jelasnya.
Kesimpulan
Isu lama yang sudah terklarifikasi pada tahun 2017 dan 2018. Kepala Satkorwil Banser Jatim Gus Abid Umar menegaskan, Lie Tjin Kiong ini merupakan salah seorang pengurus Masjid Cheng Ho Surabaya yang telah mengikuti Diklatsar Banser.”
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1279486962383836/
- https://turnbackhoax.id/2020/09/06/salah-tangkapan-layar-tentara-merah-rrc-berkamuflase-jadi-banser/
- https://turnbackhoax.id/2018/09/17/salah-tentara-merah-rrc-berkamuflase-jadi-banser/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4348681/cek-fakta-tidak-benar-tentara-merah-rrc-berkamuflase-jadi-banser
- https://www.nu.or.id/post/read/77659/heboh-hoax-non-muslim-tionghoa-jadi-anggota-banser
(GFD-2020-4937) [SALAH] “Di taruh mana muka Ridwan saidi”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/09/2020
Berita
Akun Facebook Sam Budi membagikan gambar yang berisikan tangkapan layar pemberitaan dengan judul Ini “Dosa-Dosa Jokowi di Mata Ridwan Saidi disandingan dengan foto Ridwan Saidi mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo. Dalam gambar tersebut terdapat narasi “SIBUK MENGHITUNG DOSA PAK JOKOWI, MALAH DIBALAS DENGAN PEMBERIAN PENGHARGAAN. ITULAH AKHLAK SEORANG PRESIDEN JOKOWI.”
Berikut kutipan narasinya:
Narasi postingan:
“Di taruh mana muka Ridwan saidi 🤣🤣🤣”
Narasi pada gambar:
“Pak Jokowi hanya mempraktekkan ajaran yang beliau anut, “Balaslah keburukan dengan kebaikan.””
“SIBUK MENGHITUNG DOSA PAK JOKOWI, MALAH DIBALAS DENGAN PEMBERIAN PENGHARGAAN. ITULAH AKHLAK SEORANG PRESIDEN JOKOWI”
Berikut kutipan narasinya:
Narasi postingan:
“Di taruh mana muka Ridwan saidi 🤣🤣🤣”
Narasi pada gambar:
“Pak Jokowi hanya mempraktekkan ajaran yang beliau anut, “Balaslah keburukan dengan kebaikan.””
“SIBUK MENGHITUNG DOSA PAK JOKOWI, MALAH DIBALAS DENGAN PEMBERIAN PENGHARGAAN. ITULAH AKHLAK SEORANG PRESIDEN JOKOWI”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa foto Ridwan Saidi mendapat penghargaan dalam gambar tersebut hasil suntingan dari dua foto yang berasal dari antarafoto.com. Foto pertama ialah foto Ketua Mahkamah Agung periode 2009-2012 Harifin Andi Tumpa mendapatkan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama di Istana Negara Jakarta, Kamis 15 Agustus 2019. Foto tersebut merupakan karya fotografi dari Wahyu Putro A dari antarafoto.
Lalu, foto kedua ialah foto Ridwan Saidi saat menghadiri Diskusi Polemik bertajuk Kata Survey, Partai Islam Melorot, di Jakarta, Sabtu pada 20 Oktober 2012. Foto tersebut merupakan hasil karya Rosa Panggabean dari antarafoto.
Melalui penelusuran lebih lanjut, penghargaan yang pernah diraih oleh Ridwan Saidi kisaran tahun 1971 hingga terakhir 2008. Berikut beberapa penghargaan kepada Ridwan Saidi yang dilansir dari merdeka.com:
[…] Karya Penerbitan:
Golkar Pascapemilu 1992, 1993
Anak Betawi Diburu Intel Yahudi, 1996
Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya, 1997
Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah, 2007
Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, 2008
Kegiatan Lain:
White House Conference on Youth, Colorado, Amerika Serikat, 1971
Australia-Indonesia Dialogue, Canberra, Australia, 1981
International Parliament Union Conference, Manila, Filipina, 1982
ASEAN Parliament Conference, Singapura, 1983
Muktamar Rakyat Islam se-Dunia, Irak, 1993
Babylonian Cultural Festival, Irak, 1994 […]
Lalu, foto kedua ialah foto Ridwan Saidi saat menghadiri Diskusi Polemik bertajuk Kata Survey, Partai Islam Melorot, di Jakarta, Sabtu pada 20 Oktober 2012. Foto tersebut merupakan hasil karya Rosa Panggabean dari antarafoto.
Melalui penelusuran lebih lanjut, penghargaan yang pernah diraih oleh Ridwan Saidi kisaran tahun 1971 hingga terakhir 2008. Berikut beberapa penghargaan kepada Ridwan Saidi yang dilansir dari merdeka.com:
[…] Karya Penerbitan:
Golkar Pascapemilu 1992, 1993
Anak Betawi Diburu Intel Yahudi, 1996
Profil Orang Betawi: Asal muasal, kebudayaan, dan adat istiadatnya, 1997
Status Piagam Jakarta: Tinjauan hukum dan sejarah, 2007
Fakta dan Data Yahudi di Indonesia, 2008
Kegiatan Lain:
White House Conference on Youth, Colorado, Amerika Serikat, 1971
Australia-Indonesia Dialogue, Canberra, Australia, 1981
International Parliament Union Conference, Manila, Filipina, 1982
ASEAN Parliament Conference, Singapura, 1983
Muktamar Rakyat Islam se-Dunia, Irak, 1993
Babylonian Cultural Festival, Irak, 1994 […]
Kesimpulan
Foto Ridwan Saidi menerima penghargaan merupakan hasil suntingan dari dua foto dari antarafoto, yakni foto Pemberian Penghargaan Kepada Ketua Mahkamah Agung Periode 2009-2012 Harifin Andi Tumpa pada 15 Agustus 2019 dan foto Ridwan Saidi dalam diskusi “Kata Survey, Partai Islam Melorot pada 20 Oktober 2012. Adapun, penghargaan yang pernah diterima oleh Ridwan Saidi ialah pada kisaran tahun 1971 dan terakhir 2008.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1279392082393324/
- https://turnbackhoax.id/2020/09/05/salah-di-taruh-mana-muka-ridwan-saidi/
- https://www.antarafoto.com/seni-budaya/v1565857206/penganugerahan-tanda-gelar-kehormatan
- https://www.antarafoto.com/mudik/v1350712201/ridwan-saidi
- https://www.merdeka.com/ridwan-saidi/profil/
(GFD-2020-4936) [SALAH] “PDIP BUKA OPSI BUBARKAN MUI DEMI UTUHNYA PANCASILA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/09/2020
Berita
“Saya gak butuh like saya butuh tagar.. Bro..!!
#BubarkanPDIP.”
“PDIP BUKA OPSI BUBARKAN MUI DEMI UTUHNYA PANCASILA”
MUI dibubarkan
#BubarkanPDIP.”
“PDIP BUKA OPSI BUBARKAN MUI DEMI UTUHNYA PANCASILA”
MUI dibubarkan
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Meli Berlin mengunggah status pada 04/9/2020 berupa tangkapan layar pemberitaan berjudul “PDIP BUKA OPSI BUBARKAN MUI DEMI UTUHNYA PANCASILA” beserta tagar #BubarkanPDIP.
Dari hasil penelusuran diketahui gambar tersebut sudah melalui tahap penyuntingan sebelumnya. Artikel asli berjudul “Junimart Buka Opsi Bubarkan IPDN, Demi Kemanusiaan” yang tayang di situs berita gonews.co pada tanggal 03/9/2020. Dalam artikel asli dibahas mengenai usulan Jumimart Girsang, legislator partai PDI Perjuangan, untuk membubarkan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) karena persoalan makanan yang tidak layak di sekolah kedinasan tersebut.
“Dari segi kemanusiaan, saya sudah bilang dari kemarin, bubarkan saja IPDN! Makannya itu lebih sejahtera yang di Lapas. Saya sudah ke IPDN Jakarta,” kata Jumimart dalam rapat Komisi II DPR RI Bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Gedung DPR RI, Rabu (02/9/2020).
Dilansir dari dpr.go.id, Pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR RI yang digelar tanggal 02/9/2020, pembahasan berfokus pada arah kebijakan rencana program anggaran tahun 2021 Kemendagri. Tidak terdapat pembahasan mengenai pembubaran MUI pada agenda rapat maupun pada artikel asli. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Dari hasil penelusuran diketahui gambar tersebut sudah melalui tahap penyuntingan sebelumnya. Artikel asli berjudul “Junimart Buka Opsi Bubarkan IPDN, Demi Kemanusiaan” yang tayang di situs berita gonews.co pada tanggal 03/9/2020. Dalam artikel asli dibahas mengenai usulan Jumimart Girsang, legislator partai PDI Perjuangan, untuk membubarkan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) karena persoalan makanan yang tidak layak di sekolah kedinasan tersebut.
“Dari segi kemanusiaan, saya sudah bilang dari kemarin, bubarkan saja IPDN! Makannya itu lebih sejahtera yang di Lapas. Saya sudah ke IPDN Jakarta,” kata Jumimart dalam rapat Komisi II DPR RI Bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Gedung DPR RI, Rabu (02/9/2020).
Dilansir dari dpr.go.id, Pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR RI yang digelar tanggal 02/9/2020, pembahasan berfokus pada arah kebijakan rencana program anggaran tahun 2021 Kemendagri. Tidak terdapat pembahasan mengenai pembubaran MUI pada agenda rapat maupun pada artikel asli. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).
Gambar suntingan atau editan. Artikel asli berjudul “Junimart Buka Opsi Bubarkan IPDN, Demi Kemanusiaan”. Tidak ada pembahasan mengenai pembubaran MUI dalam artikel.
Gambar suntingan atau editan. Artikel asli berjudul “Junimart Buka Opsi Bubarkan IPDN, Demi Kemanusiaan”. Tidak ada pembahasan mengenai pembubaran MUI dalam artikel.
Rujukan
Halaman: 5458/6132