(GFD-2022-9447) Menyesatkan, Rusia Membantu Indonesia saat akan Diserang Australia pada 2015

Sumber: cekfakta.tempo.co
Tanggal publish: 17/03/2022

Berita


Unggahan bahwa Rusia membantu Indonesia saat akan diserang negara tetangga pada 2015, beredar pada 8 Maret 2022. Serangan dari negara tetangga itu berkaitan dengan eksekusi mati dua dari sembilan warga Australia yang menyelundupkan heroin seberat 8,3 kilogram dari Indonesia ke Australia pada 2005. Sembilan pelaku itu dikenal dengan Bali Nine.
Unggahan itu berupa video berdurasi hampir 5 menit berisi kompilasi rekaman pengerahan pesawat Sukhoi untuk pengamanan dua terpidana mati. Teks yang termuat di dalamnya, menyebut bahwa Indonesia saat itu mendapatkan tekanan besar dari Australia, Brazil dan Prancis, sehingga harus mengerahkan kekuatan militer, dan bersiaga perang.
Dalam narasi juga disebut, bahwa Rusia menghormati keputusan Indonesia meski salah satu terpidana mati adalah warga negara Rusia. 
Meski Indonesia tidak meminta bantuan, Rusia kemudian mengirimkan beberapa kapal perang dari kawasan pasifik, Vladivostok, menuju laut Koral di pesisir timur Australia. Langkah itu diklaim, Australia bersama Inggris dan Amerika akan menyerang Indonesia. Kejadian ini membuat Australia protes keras ke Rusia. Protes ini muncul sebagai cover media Daily Telegraph berjudul “Rash Putin”.
Tangkapan layar unggahan video yang dengan narasi Rusia membantu Indonesia saat akan diserang Australia pada 2015

Hasil Cek Fakta


Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan bahwa datangnya kapal-kapal milik Rusia di dekat Australia saat itu terjadi pada 2014. Peristiwa ini tidak terkait dengan eksekusi mati dua pelaku Bali Nine pada 2015. 
Tempo menggunakan berbagai kata kunci soal pengiriman kapal perang Rusia dari Vladivostok ke Australia. Dikutip dari The Sydney Morning Herald 12 November 2014, saat itu Rusia mengirim armada kapal perang ke Australia yang menunjukkan ketegangan menjelang pertemuan G20, di tengah ketegangan antara kedua negara atas kecelakaan pesawat MH17.
Peta kapal perang Rusia yang mendekati Australia. Sumber The Sydney Morning Herald
The Guardian, dengan mengutip Seven News, melaporkan pada 12 November 2014 bahwa empat kapal Rusia saat itu berada di Laut Coral di selatan Bougainville dan bergerak menuju perairan Australia. Ini terjadi beberapa hari sebelum KTT G20 di Brisbane dan pada saat ketegangan meningkat antara Moskow dan Canberra.
Ketegangan kedua negara itu dipicu setelah Perdana Menteri Australia saat itu, Tony Abbott mengecam keras Rusia atas dugaan perannya dalam penembakan jatuh pesawat penumpang Malaysia Airlines di Ukraina timur pada Juli 2014.
Kantor perdana menteri mengatakan Abbott telah memberi tahu Putin bahwa Australia memiliki informasi yang menunjukkan bahwa MH17 dihancurkan oleh rudal dari peluncur yang keluar dari Rusia, ditembakkan dari dalam Ukraina timur dan kemudian kembali ke Rusia. 
Namun Rusia menolak seruan Australia untuk meminta maaf dan kompensasi atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 karena menganggap tuduhan itu prematur dan “tidak sah”.
Sementara eksekusi dua terpidana mati dari Bali Nine terjadi pada 2015. Dikutip dari arsip Tempo, saat itu mendesak pemerintah Indonesia untuk membatalkan eksekusi mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua terpidana mati kasus narkoba yang dikenal sebagai bagian dari kelompok Bali Nine. 
Untuk mengawal proses eksekusi mati itu, Pemerintah Indonesia mengerahkan satu skuadron jet tempur Sukhoi untuk mengawal pemindahan dua pengedar narkoba Australia terpidana mati dari LP Kerobokan di Bali ke pulau penjara Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan pasukan Raiders dan Kavaleri TNI AD. 

Kesimpulan


Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa Rusia membantu Indonesia saat akan diserang Australia pada 2015 adalah menyesatkan. Narasi tentang pengerahan kapal perang Rusia ke perairan Coral Australia terjadi pada 2014, menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brisbane, Australia. Sedangkan eksekusi mati dua kelompok Bali Nine terjadi pada 2015.
Tim Cek Fakta Tempo

Rujukan