(GFD-2018-911) [BENAR] “Wali kota Semarang Bantah Ada Kelurahan yang Masuk Zona Merah Difteri di Daerahnya”
Sumber:Tanggal publish: 23/07/2018
Hasil Cek Fakta
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi sapaan akrabnya, membantah kabar yang mengatakan Kelurahan Genuksari masuk sebagai zona merah difteri dan adanya himbauan untuk menggunakan masker ketika melewati Jalan Dong Biru. “Itu hoaks! Memang ada kasus difteri di sana, tetapi sudah ditangani sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang sehingga tidak ada namanya zona merah. Apalagi, sampai tidak boleh lewat daerah itu,” katanya.
Rujukan
(GFD-2019-893) [SALAH] Khofifah dan Ganjar Acungkan Jari Satu untuk Jokowi
Sumber: FacebookTanggal publish: 11/01/2019
Berita
Berkaitan dengan pelaporan Anies Baswedan ke Bawaslu, muncul informasi di Facebook pada 8 Januari 2019. Akun Dank Firmansatria mengunggah foto Khofifah Indar Parawansa dan Ganjar Prabowo yang sedang mengacungkan satu jari, sesuai nomor urut pasangan calon presiden Jokowi-Ma’ruf Amin.
Hasil Cek Fakta
Khofifah mengacungkan Jari satu dalam foto tersebut karena dia memang memperoleh nomor urut satu saat pengundian nomor pasangan calon Pilgub Jatim. Foto tersebut diambil saat Khofifah Kampanye bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan di Kediri, Jawa Timur, Senin 23 April 2018.
Sedangkan foto Ganjar tersebut adalah dokumentasi saat Ganjar berada di tengah kerumunan massa pendukungnya, warga kecamatan Andong, Boyolali. Itu adalah bagian dari kampanye Ganjar sebagai cagub Jawa Tengah. Sama halnya dengan Khofifah Indar Parawansa, Ganjar Pranowo dan pasangannya Taj Yasin Maimoen memperoleh nomor urut satu. Hal ini yang membuat mengapa Ganjar mengacungkan jari satu dalam fotonya.
Sedangkan foto Ganjar tersebut adalah dokumentasi saat Ganjar berada di tengah kerumunan massa pendukungnya, warga kecamatan Andong, Boyolali. Itu adalah bagian dari kampanye Ganjar sebagai cagub Jawa Tengah. Sama halnya dengan Khofifah Indar Parawansa, Ganjar Pranowo dan pasangannya Taj Yasin Maimoen memperoleh nomor urut satu. Hal ini yang membuat mengapa Ganjar mengacungkan jari satu dalam fotonya.
Kesimpulan
Foto Khofifah dan Ganjar itu diambil jauh sebelum pengambilan nomor urut Pemilihan Presiden yang baru dilakukan pada 22 September 2018. Dengan demikian foto Khofifah dan Ganjar yang mengacungkan jari satu tidak berkaitan dengan dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Rujukan
(GFD-2019-892) Benarkah Al Jazeera Menayangkan Wawancara Kasus Rizieq Shihab?
Sumber: TwitterTanggal publish: 10/01/2019
Berita
Informasi yang menyebutkan bahwa media Al Jazeera TV menyiarkan talkshow tentang Saudi Arabia yang telah mengantongi pelaku pemfitnah Habib Rizieq Shihab, beredar di media sosial.
Di Twitter, informasi itu disebarkan oleh akun Mustofa Nahra Tampang Jateng V @AkunTofa pada 10 November 2018.
@AkunTofa menulis:
"Dikabarkan al Jazeera, polisi KSA sudah mengantongi identitas pelaku, setelah melihat CCTV cadangan. Doakan semoga para pelaku tertangkap."
@AkunTofa menulis status tersebut disertai dengan sebuah foto suasana talkshow di ruang studio Al Jazeera. Unggahan itu sempat di bagikan ulang 735 kali dan disukai 534 akun.
Di Facebook, informasi serupa juga diunggah oleh Khairul Anam dengan tulisan:
#AlJazeerahTv
Kasus HRS murni ada di TV Al Jazeerah. Para pelaku fitnah sedang diburu otoritas Saudi. Polisi Saudi sudah mengantongi identitas pelaku utama dari CCTV cadangan. Nama2 pelaku sudah dikantongi polisi Saudi & sudah masuk target.
Semoga pelaku dan aktor inteligen busuk yang sudah memfitnah HRS segera tertangkap.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah mengkonfirmasi kebenaran Rizieq dimintai keterangan oleh aparat keamanan Arab Saudi. Ini terkait laporan adanya bendera mirip bendera ISIS yang terpasang di depan rumah Imam Besar FPI tersebut di Mekah.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin, menduga ada rekayasa dan campur tangan intelijen hitam dalam pemasangan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di kediaman pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Arab Saudi.
Lalu benarkah Al Jazeera menyiarkan berita bahwa otoritas Saudi Arabia telah mengantongi pemfitnah Rizieq Shihab?
Di Twitter, informasi itu disebarkan oleh akun Mustofa Nahra Tampang Jateng V @AkunTofa pada 10 November 2018.
@AkunTofa menulis:
"Dikabarkan al Jazeera, polisi KSA sudah mengantongi identitas pelaku, setelah melihat CCTV cadangan. Doakan semoga para pelaku tertangkap."
@AkunTofa menulis status tersebut disertai dengan sebuah foto suasana talkshow di ruang studio Al Jazeera. Unggahan itu sempat di bagikan ulang 735 kali dan disukai 534 akun.
Di Facebook, informasi serupa juga diunggah oleh Khairul Anam dengan tulisan:
#AlJazeerahTv
Kasus HRS murni ada di TV Al Jazeerah. Para pelaku fitnah sedang diburu otoritas Saudi. Polisi Saudi sudah mengantongi identitas pelaku utama dari CCTV cadangan. Nama2 pelaku sudah dikantongi polisi Saudi & sudah masuk target.
Semoga pelaku dan aktor inteligen busuk yang sudah memfitnah HRS segera tertangkap.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah mengkonfirmasi kebenaran Rizieq dimintai keterangan oleh aparat keamanan Arab Saudi. Ini terkait laporan adanya bendera mirip bendera ISIS yang terpasang di depan rumah Imam Besar FPI tersebut di Mekah.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212, Novel Bamukmin, menduga ada rekayasa dan campur tangan intelijen hitam dalam pemasangan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di kediaman pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Arab Saudi.
Lalu benarkah Al Jazeera menyiarkan berita bahwa otoritas Saudi Arabia telah mengantongi pemfitnah Rizieq Shihab?
Hasil Cek Fakta
Tempo menggunakan Google Image untuk menelusuri toto talkshow di Al Jazeera TV. Dengan tools tersebut, muncul sebuah berita beserta video di website Al Jazeera berjudul Should the world be worried by a President Trump?
Video yang dipublikasikan di Al Jazeera itu sama dengan foto yang beredar di Twitter dan Facebook. Akan tetapi talkshow tersebut dilakukan pada 11 November 2016, jauh sebelum kasus Rizieq Shihab.
Kedua, selain waktu yang tidak sesuai, narasumber talkshow tersebut bukan dari pihak polisi Saudi Arabia. Melainkan, Mark Burns, yang tak lain adalah juru kampanye Donald Trump saat bertarung dalam Pemilihan Presiden AS melawan Hillary Clinton.
Ketiga, isi talkshow itu tentu saja bukan terkait Rizieq Shihab. Akan tetapi tentang masa depan kebebasan sipil di dunia ketika Donald Trump akhirnya memenangkan Pemilihan Presiden AS.
Video yang dipublikasikan di Al Jazeera itu sama dengan foto yang beredar di Twitter dan Facebook. Akan tetapi talkshow tersebut dilakukan pada 11 November 2016, jauh sebelum kasus Rizieq Shihab.
Kedua, selain waktu yang tidak sesuai, narasumber talkshow tersebut bukan dari pihak polisi Saudi Arabia. Melainkan, Mark Burns, yang tak lain adalah juru kampanye Donald Trump saat bertarung dalam Pemilihan Presiden AS melawan Hillary Clinton.
Ketiga, isi talkshow itu tentu saja bukan terkait Rizieq Shihab. Akan tetapi tentang masa depan kebebasan sipil di dunia ketika Donald Trump akhirnya memenangkan Pemilihan Presiden AS.
Kesimpulan
Dari penelusuran fakta itu bisa disimpulkan bahwa beredarnya informasi bahwa Al Jazeera menyiarkan berita bahwa otoritas Saudi Arabia telah mengantongi pemfitnah Rizieq Shihab, adalah salah.
Setelah menjadi viral, @AkunTofa sebagai penyebar informasi telah mencabut dan meminta maaf. Melalui twitter, Mustofa Nahra menulis:
“Maaf tuips. Berita al Jazeera tadi saya hapus saja karena sumber informasinya ternyata anonim setelah saya teliti. Daripada menakuti (menjadi genderuwo) dan menyesatkan Cebong, maka lebih baik saya hapus. tks”
Setelah menjadi viral, @AkunTofa sebagai penyebar informasi telah mencabut dan meminta maaf. Melalui twitter, Mustofa Nahra menulis:
“Maaf tuips. Berita al Jazeera tadi saya hapus saja karena sumber informasinya ternyata anonim setelah saya teliti. Daripada menakuti (menjadi genderuwo) dan menyesatkan Cebong, maka lebih baik saya hapus. tks”
Rujukan
(GFD-2019-891) [SALAH] Penasihat Istana RI adalah Anggota Partai Komunis Cina
Sumber: FacebookTanggal publish: 10/01/2019
Berita
Baru-baru ini beredar sebuah informasi bahwa Presiden Jokowi mengangkat Jack Ma sebagai penasehat Istana. Yang dipersoalkan dalam informasi itu adalah Jack Ma menjadi anggota Partai Komunis China. Informasi itu diunggah oleh akun Tata di Facebook pada 28 Desember 2018. Dia menyertakan video berdurasi 1 menit 32 detik dengan tulisan:
"Tetap waspada, bahaya komunis, rapatkan barisan, menangkan Prabowo sandi!! #PAS"
"Tetap waspada, bahaya komunis, rapatkan barisan, menangkan Prabowo sandi!! #PAS"
Hasil Cek Fakta
Jack Ma menerima tawaran menjadi penasihat panitia pengarah roadmap e-commerce Indonesia. Ma datang ke Indonesia pada Oktober 2018 untuk menghadiri rangkaian acara Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional – Bank Dunia di Bali. Sementara surat kabar pendukung pemerintah Cina, The People's Daily, mengkonfirmasi bahwa Jack Ma menjadi anggota Partai Komunis China (CPC) pada November 2018.
Kesimpulan
Dari fakta di atas bahwa video yang menyebutkan penasihat Istana RI adalah anggota Partai Komunis Cina adalah salah. Penunjukan Jack Ma oleh pemerintah Indonesia hanya sebagai penasihat panitia pengarah e-commerce dalam kapasitasnya sebagai pendiri Alibaba Group.
Rujukan
Halaman: 5452/5589