• (GFD-2020-3890) [SALAH] Video Demo TKA China di Morowali

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 05/05/2020

    Berita

    Akun Facebook Edi Sutardi mengunggah video yang diklaim sebagai demonstrasi TKA asal China di Morowali. Dalam video itu disebutkan jumlah TKA China yang demo mencapai ratusan ribu orang. Berikut kutipan narasi yang menyertai videonya:

    “INI FAKTA YANG MEMBUAT RAKYAT JADI CEMBURU... MARAH !!!
    RAKYAT YANG JUGA MEMBUTUHKAN PEKERJAAN...
    KENAPA PEMERINTAH INI MEMBIARKAN SEMUA INI TERJADI...”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa konten tersebut merupakan Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Isu tersebut sudah pernah dibahas dalam dua artikel periksa fakta, yakni [SALAH] “Imbas ketidaksetaraan kesejahteraan gaji pekerja lokal dan TKA” dan [SALAH] Narasi TKA di Video Demo PT IMIP Morowali.

    Peristiwa dalam video tersebut sebenarnya merupakan aksi mogok karyawan PT IMIP di Morowali kepada pihak manajemen mengenai UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota) pada Januari 2019. Dilansir dari antaranews.com, aksi mogok tersebut merupakan upaya pekerja untuk mendesak Gubernur Sulteng mengeluarkan keputusan menaikan UMSK tahun 2019 sebesar 20 persen, menyusul gagalnya kesepakatan yang telah dibangun antara pihak perusahaan, serikat buruh dan Dewan Pengupahan Kabupaten Morowali.

    Selain itu, Menteri Ketenagakerjaan kala itu, yakni Hanif Dhakiri juga sudah memberikan pernyataan atas kasus tersebut. Dilansir dari cnnindonesia.com, Hanif membantah aksi mogok yang dilakukan ribuan buruh di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dilakukan oleh pekerja asing asal China.

    Aksi mogok kerja pada Kamis (23/1) itu, kata Hanif, juga tidak berkaitan dengan penolakan tenaga kerja asing (TKA) yang berasal dari negeri 'Tirai Bambu'. Melainkan, terkait dengan Upah Minimum Sektoral (UMSK) di Kabupaten Morowali.

    "Selamat pagi. Demo buruh di Morowali bukan demo TKA China. Juga bukan demo menolak TKA China. Demo buruh di Morowali terkait Upah Minimum Sektoral (UMSK) Kabupaten setempat, yang saat ini sedang ditangani otoritas terkait di sana. Jangan termakan hoaks. Jangan ikut sebarkan hoaks. Waspadai adu domba," ujar Hanif melalui akun Twitter pribadinya @hanifdhakiri, Jumat (25/1).

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim video tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten video tersebut masuk kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3889) [SALAH] Video “Hati'' yg suka mkn tlr. Orang cina bunuh orang tuh plan tapi pasti”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/05/2020

    Berita

    Akun Facebook atas nama Dorsil membagikan sebuah video yang memperlihatkan seorang pria memecahkan telur dan menyatakan bahwa telur tersebut palsu. Dalam narasi yang menyertai video tersebut, akun Dorsil menuliskan imbauan hati-hati untuk yang suka makan telur. Berikut kutipan narasinya:

    “Hati'' yg suka mkn tlr. Orang cina bunuh orang tuh plan tapi pasti... yg mau brbagi info silahkan..”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa postingan tersebut tidak benar. Sebab, video yang dibagikan tersebut merupakan pada tahun 2018 dan sudah terklarifikasi. Dilansir dari merdeka.com, Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Asep Safrudin mengatakan, video viral soal telur palsu adalah tidak benar. Dalam video berdurasi dua menit itu terlihat Syahroni B Daud (49) menerangkan kalau telur yang didapat anaknya dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah palsu.

    "Kami koordinasi dengan Kanit Johar Baru, kita lakukan koordinasi dengan Dinas KPKP, kemudian Dinas Peternakan dan Food Station dan ternyata hasilnya tidak palsu. Bahkan telur itu adalah telur yang siap konsumsi oleh masyarakat," kata Asep di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).

    Polisi langsung menelusuri telur palsu yang dijadikan contoh oleh Syahroni dalam video. Polisi menemukan bahwa telur itu adalah maninan dan bukan untuk dikonsumsi.

    "Ini bukan telur palsu, tapi telur mainan yang diproduksi di Korea untuk dijual dan untuk main anak-anak. Hasilnya memang untuk diperjualbelikan sebagai mainan. Inilah yang diviralkan oleh orang-orang sehingga Syahroni termakan isu telur palsu," jelasnya.

    Adapun, kasus pada video tersebut sudah selesai dengan permohonan maaf Syahroni. Dilansir dari kumparan.com, Syahroni menjelaskan irinya mendapatkan isu itu dari grup WhatsApp. Ia kemudian menyuruh anaknya membeli telur. Syahroni menduga telur yang dibeli, mirip dengan ciri yang dilihatnya dalam pesan berantai.

    "Saya pecahkan ternyata waktu itu memang posisi telur yang saya dapat dari KJP (Kartu Jakarta Pintar) ini kuningnya agak kenyal sekali, setelah itu kertas yang membungkusnya pun tebal. Jadi sesuai ingatan saya wah ini agak sesuai dengan yang palsu," kata Syahroni di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).

    Syahroni kemudian memberanikan diri untuk menuju lokasi pengambilan telur di Pasar Johar Baru. Ia mengaku, hanya ingin meminta konfirmasi karena telur yang ia dapat seperti telur palsu dalam pesan berantai.

    Aksi Syahroni yang seolah membuktikan adanya telur palsu di pasaran sempat beredar lewat Youtube. Salah satu video menampilkan Syahroni memecahkan telur yang disebutnya palsu sudah ditonton lebih dari 20 ribu kali.

    "Ternyata setelah di investigasikan kemarin Alhamdulillah saya sangat bersalah, karena ilmu saya sangat sedikit sekali dan telur yang beredar di masyarakat ini tentunya benar-benar asli, tidak ada yang palsu," jelasnya mengklarifikasi.

    "Saya sekali lagi mohon maaf agar dimaafkan kesalahan saya mengasumsikan telur ini palsu," imbuhnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten yang dibagikan akun Facebook Dorsil tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3888) [SALAH] Video “rezim memaksa para kyai utk di suntik dgn dalih utk ketahanan tubuh dari virus..kyai di banten ini tegas menolak!!”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/05/2020

    Berita

    Beredar video melalui pesan berantai Whatsapp yang diklaim sebagai peristiwa seorang Kyai di Banten menolak untuk disuntik dengan dalih ketahanan tubuh. Pada video yang berdurasi 1.29 detik itu terlihat pria berpakaian gamis tersebut berdebat dengan seorang petugas.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Cepat atau lambat program rezim utk pengetesan covid 19 ke para kyai sudh di lakukan...rezim memaksa para kyai utk di suntik dgn dalih utk ketahanan tubuh dari virus..kyai di banten ini tegas menolak!!..”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran diketahui bahwa klaim pada narasi tidak benar. Sebab, kejadian dalam video tersebut bukan terjadi di Banten. Peristiwa tersebut merupakan upaya membawa pasien positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk diisolasi selepas ia melakukan salat tarawih.

    Dilansir dari kompas.com, Seorang pasien positif covid-19 warga Kelurahan Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menolak saat dijemput petugas medis untuk menjalani isolasi di RSUD Kota Mataram, Rabu (29/4/2020). S diketahui juga sempat terlibat debat alot dengan petugas medis yang datang ke rumahnya.

    "Sempat bersitegang dengan kami karena dia menganggap sehat tidak ada gejala," kata Camat Cakranegara Erwan saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

    Saat itu, S menyanggah bahwa dirinya sakit, meskipun berdasar informasi dari Pemerintah Provinsi NTB, hasil tes swab S adalah positif corona dan harus menjalani isolasi di rumah sakit. Selain itu, S juga diketahui pernah menghadiri acara Ijtima Ulama Sedunia di Gowa.

    Menurut Erwan, S diketahui pernah menghadiri acara Ijtima Ulama Dunia di Gowa beberapa pekan lalu. S juga tak melaporkan hasil tes swab ke pihak kelurahan atau ketua lingkungannya, sehingga banyak warga yang tak mengetahuinya.

    "Saat kami melakukan pengecekan ke rumahnya, yang bersangkutan justru tidak ada. Mestinya kan isolasi mandiri sejak kepulangannya dari Gowa, Makassar. Kami cek justru shalat tarawih bersama banyak warga di Masjid Nurul Yakin," kata Camat Cakranegara Erwan saat dikonfirmasi, Kamis (30/4/2020).

    Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya S melunak dan mengikuti arahan dari Satgas Covid-19 untuk diIsolasi di RSUD Mataram.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, narasi dan konten videonya tidak saling terkait. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3887) [SALAH] “Pengeluaran Rokok Ekspedisi Tanggal 25 Maret 2020 Sampai 30 April 2020 Akan Ditarik Pihak Terkait Untuk Dimusnahkan”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/05/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai melalui Whatsapp menyebutkan akan ada penarikan dan pemusnahan produk Rokok HM Sampoerna, Ekspedisi tanggal 25 Maret - 30 April 2020 meliputi Djisamsoe, Sampoerna Mild, Sampoerna Keretek, Magnum. Disematkan juga tautan berita dari Suara.com terkait informasi 500 karyawan HM Sampoerna yang diduga terpapar COVID-19 dan dua di antaranya meninggal.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Pengeluaran rokok ekspedisi tgl 25 maret 2020 sampe 30 april 2020 akan ditarik pihak terkait untuk dimusnahkan, diantaranya product hm.sampoerna : djisamsoe, sampoerna mild, sampoerna keretek, magnum.
    https://jatim[dot]suara[dot]com/read/2020/04/30/045445/500-karyawan-hm-sampoerna-diduga-terpapar-corona-2-meninggal

    Yang merokok agar berhati2....”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran faktanya klaim tersebut salah. Dikutip dari laman detik.com Direktur PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita mengatakan informasi yang sudah beredar luas tersebut tidaklah benar. Ia memastikan tidak ada penarikan produk di lapangan.

    "Kami tegaskan itu informasi yang tidak benar terkait pemusnahan produk," kata Elvira kepada detikcom, Sabtu (2/5/2020).

    Dikutip kembali melalui laman antaranews.com Elvira Lianita mengatakan sejak ada dua karyawan yang dinyatakan positif COVID-19, perusahannya telah menghentikan aktivitas di pabrik Rungkut 2 pada 27 April 2020.

    Elvira mengatakan pihaknya telah melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan ke konsumen, atau dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan COVID-19 yang disarankan oleh European CDC (Centre for Disease Prevention and Control) dan juga World Health Organization (WHO).

    Saran dua organisasi dunia itu terkait virus penyebab COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.

    Elvira mengatakan perusahaannya telah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas pabrik, melakukan penelusuran kontak, meminta karyawannya melakukan tes COVID-19 dan melakukan karantina mandiri.

    Selain itu, penyematan artikel dari Suara.com pun tidak terkait dengan klaim narasinya. Sebab, artikel berjudul “500 Karyawan HM Sampoerna Diduga Terpapar Corona, 2 Meninggal” yang tayang pada 30 April 2020 itu tidak membahas mengenai penarikan produk rokok HM Sampoerna. Artikel itu hanya membahas mengenai dugaan 500-an orang karyawan terpapar COVID-19.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Whatsapp dan ini dapat masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang salah.

    Rujukan