• (GFD-2022-8936) [SALAH] NASA Mempekerjakan 24 Teolog untuk Memeriksa Reaksi Masyarakat terhadap Penemuan Alien

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 07/01/2022

    Berita

    Situs berita Daily Mail mempublikasikan artikel pada 24 Desember 2021, yang menyatakan bahwa NASA mempekerjakan 24 teolog untuk meneliti respons masyarakat dunia apabila alian dan kehidupan di planet lain ditemukan. Berdasarkan artikel Daily Mail, penelitian tersebut juga bertujuan untuk melihat bagaimana penemuan tersebut dapat mengubah persepsi tentang Tuhan dan teori penciptaan.

    Klaim tersebut berawal dari bantuan dana sebesar 1,1 juta dollar AS yang diberikan NASA kepada CTI (Center for Theological Inquiry) milik Universitas Princeton di AS, di mana CTI memang bertujuan untuk menjembatani para teolog, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk membahas isu-isu seputar agama dan lingkungan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, dana bantuan yang diberikan NASA kepada CTI di tahun 2014 tidak bertujuan untuk melibatkan CTI dalam program NASA. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara resmi dari NASA dalam wawancaranya dengan AP News bulan Desember lalu.

    Direktur CTI, William Storrar, juga memberikan informasi serupa. Dalam wawancaranya dengan AP News, beliau memaparkan bahwa program tersebut murni untuk kepentingan CTI dalam meneliti keberadaan alien dan kehidupan di planet lain.

    NASA juga telah berhenti memberikan bantuan dana sejak 2017, dan NASA tidak mempekerjakan satupun teolog.

    Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas sebelumnya oleh The Berkshire Eagle dengan judul “Not Real News: NASA hasn’t hired theologians to study reaction to alien life”.

    Dengan demikian, berita yang dipublikasikan oleh situs Daily Mail tersebut dikategorikan sebagai konteks yang salah karena bantuan dari NASA kepada CTI pada 2014 dikait-kaitkan dengan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra

    Informasi tersebut salah. Faktanya, NASA tidak mempekerjakan 24 teolog dari CTI (Center for Theological Inquiry) dan dana bantuan yang diberikan NASA kepada CTI di tahun 2014 tidak bertujuan untuk melibatkan CTI dalam program NASA.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8935) [SALAH] Video Penduduk Aborigin di Australia Menyambut Pemerintah dengan Busur dan Panah sebagai Bentuk Penolakan Vaksin Covid-19

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 07/01/2022

    Berita

    Akun Twitter dengan nama pengguna “anisaz9_basit” mengunggah sebuah video yang menunjukkan sekelompok warga pribumi Australia, atau penduduk Aborigin, tengah mengarahkan busur dan panah ke arah beberapa orang petugas pemerintahan. Dalam unggahan tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan atas program vaksinasi Covid-19 secara paksa yang dilakukan oleh pemerintah.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan merupakan video penduduk Aborigin di Australia yang menolak vaksin Covid-19, melainkan merupakan video konflik antara pemerintah Brasil dengan penduduk pribumi, suku Guarani, pada tahun 2019 lalu. Video yang sama pertama kali diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “LemusteleSUR” pada 29 Maret 2019 lalu.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “anisaz9_basit” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.

    Bukan video penduduk Aborigin di Australia yang menolak vaksin Covid-19. Video tersebut merupakan video konflik antara pemerintah Brasil dengan penduduk Guarani pada tahun 2019 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8934) [SALAH] Tunggul Pohon Silicon Raksasa Yang Ada Ribuan Tahun Lalu

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/01/2022

    Berita

    Beredar sebuah gambar di Facebook yang mengklaim bahwa terdapat beberapa pohon Silicon raksasa di bumi peninggalan ribuan tahun lalu yang dikenal sebagai konduktor suara dan pembangkit listrik, pohon-pohon tersebut mampu bertukar data melalui akar-akarnya yang terhubung.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, dilansir dari AFP gambar yang dibagikan tersebut merupakan gunung yang terdapat di berbagai wilayah. Gambar pertama, yang terlihat seperti tunggul coklat dengan akar mengarah ke tanah, menurut sumber aslinya, Alamy.com, gunung tersebut merupakan sebuah gunung berapi bekas di bawah laut yang memiliki puncak datar akibat erosi gelombang di depresi Afar Ethiopia.

    Kemudian, gambar kedua dan empat merupakan Gunung Autana yang terdapat di Venezuela. Selain itu, gambar terakhir menunjukkan merupakan formasi batuan yang terletak di negara bagian Wyoming AS bernama Devils Tower , yang dinyatakan sebagai Monumen Nasional AS pertama pada tahun 1906, menurut situs nps.gov Devils Tower terbentuk dari batuan yang terbuat dari magma cair yang telah membeku.

    Dengan demikian klaim Pohon Silicon Raksasa Peninggalan Ribuan Tahun Ditebang merupakan informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Informasi tersebut keliru. Faktanya gambar yang dibagikan tersebut bukanlah bekas sebuah pohon raksasa yang telah ditebang, melainkan merupakan gunung dari beberapa daerah yang berbeda.

    Rujukan

  • (GFD-2022-8933) [SALAH] Warga Korea Selatan yang Belum Vaksin Dilarang Mengikuti Pemilihan Presiden

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 07/01/2022

    Berita

    Beredar sebuah informasi di Facebook yang mengklaim bahwa warga Korea Selatan yang belum divaksinasi tidak diperbolehkan mengikuti pemilihan presiden pada Maret 2022 karena sebagian besar yang menolak vaksinasi tidak mempercayai pemerintah dan cenderung lebih mendukung oposisi.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, dilansir dari AFP juru bicara komisi pemilihan nasional Korea Selatan membantah adanya klaim tersebut. “Klaim tersebut tidak mendasar, tidak ada kaitannya antara hak memilih dan status vaksinasi seseorang” ujar Juru Bicara Komisi Pemilihan Nasional Korea Selatan kepada AFP.

    Dengan demikian klaim Warga Korea Selatan yang Belum Vaksin Dilarang Mengikuti Pemilihan Presiden merupakan informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Informasi tersebut salah. Faktanya, juru bicara komisi pemilihan nasional Korea Selatan membantah pernyataan menyesatkan tersebut.

    Rujukan