Akun Palsu:
Tenor, 12bulan
Rp5000.000 : 12bulanRp = [416.667]
——————————————————
Rp416.667 -50% = [208.333]
jadi perbulan bayar angsuranRp= [208.333]selama 12 bulan.
dan itu sudah dibantu/dipotong subsidi 50%, dari pemerintah.
Korban : “Syaratnya apa pak?”
Akun Palsu:”Ibu bisa kirim data” ibu terlebih dahulu, seperti foto KTP dan KK, dan bidang usaha kalau ad, dan numer yang bisa dihubungin.
(GFD-2021-7131) [SALAH] Akun Facebook Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Menawarkan Pinjaman Uang
Sumber: Screenshot chat Facebook messengerTanggal publish: 23/06/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar akun di Facebook yang mengatasnamakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Akun tersebut bernama “Eri” dan terlihat foto profilnya bergambar Eri Cahyadi.
Diketahui, akun “Eri” menawarkan bantuan pinjaman sebesar Rp5000.000 dan dapat diangsur selama 12 bulan. Dalam periode angsuran tersebut, peminjam akan diberikan subsidi pemerintah sebesar 50%, sehingga yang awalnya diangsur Rp416.667/bulan, peminjam hanya akan dikenai biaya angsuran Rp208.333/bulan. Selain itu, persyaratan peminjaman yakni harus mengirimkan foto KTP, KK, menginfokan jenis usaha bila ada, dan memberikan nomor HP yang dapat dihubungi.
Setelah dilakukan pencarian fakta terkait, akun bernama “Eri” adalah AKUN PALSU.
Melalui akun Twitter resmi Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya), akun bernama “Eri” bukanlah akun resmi dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Lebih lanjut, Humas Kota Surabaya meminta masyarakat untuk waspada terhadap segala bentuk penipuan, dan melaporkan jika menemukan informasi yang mencurigakan kepada akun resmi Humas Kota Surabaya di Twitter (@BanggaSurabaya), atau akun Facebook dengan nama akun “Bangga Surabaya”.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa akun Facebook bernama “Eri” adalah akun palsu, dan termasuk kategori hoaks Konten Tiruan.
Diketahui, akun “Eri” menawarkan bantuan pinjaman sebesar Rp5000.000 dan dapat diangsur selama 12 bulan. Dalam periode angsuran tersebut, peminjam akan diberikan subsidi pemerintah sebesar 50%, sehingga yang awalnya diangsur Rp416.667/bulan, peminjam hanya akan dikenai biaya angsuran Rp208.333/bulan. Selain itu, persyaratan peminjaman yakni harus mengirimkan foto KTP, KK, menginfokan jenis usaha bila ada, dan memberikan nomor HP yang dapat dihubungi.
Setelah dilakukan pencarian fakta terkait, akun bernama “Eri” adalah AKUN PALSU.
Melalui akun Twitter resmi Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya), akun bernama “Eri” bukanlah akun resmi dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Lebih lanjut, Humas Kota Surabaya meminta masyarakat untuk waspada terhadap segala bentuk penipuan, dan melaporkan jika menemukan informasi yang mencurigakan kepada akun resmi Humas Kota Surabaya di Twitter (@BanggaSurabaya), atau akun Facebook dengan nama akun “Bangga Surabaya”.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa akun Facebook bernama “Eri” adalah akun palsu, dan termasuk kategori hoaks Konten Tiruan.
Kesimpulan
[SALAH] Akun Facebook Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Menawarkan Pinjaman Uang
Akun Palsu. Melalui akun Twitter resmi Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya) mengonfirmasi bahwa akun Facebook tersebut palsu.
Akun Palsu. Melalui akun Twitter resmi Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya) mengonfirmasi bahwa akun Facebook tersebut palsu.
Rujukan
(GFD-2021-7130) [SALAH] Mengandung Virus Baru, Merek Handsanitizer ‘Farah’ Dapat Sebabkan Tangan Melepuh
Sumber: facebook.comTanggal publish: 23/06/2021
Berita
“Jangan gunakan sanitizer perusahaan ini. Ini bukan sanitizer. Ini adalah virus baru dengan penyakit awal. Bagikan dengan semua orang”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi dari media sosial Facebook mengenai klaim produk handsanitizer merek Farah yang dinyatakan mengandung virus baru. Sebuah foto tangan melepuh juga disertakan sebagai gambaran akibat menggunakan produk handsanitizer tersebut. Informasi ini tersebar melalui akun Facebook Sulyeh Sulyeh yang dibagikan pada 12 Juni 2021 lalu.
Namun setelah melakukan penelusuran, klaim unggahan tersebut ternyata keliru. Virus baru yang dikatakan terkandung dalam produk pembersih tangan ini adalah informasi yang tidak berdasar.
Produk pembersih tangan (handsanitizer) merek Farah adalah produk handsanitizer yang dikeluarkan oleh The National Detergent Company (NDC). Website resmi NDC mengungkapkan bahwa produk handsanitizer yang dikeluarkan oleh mereka mengandung alkohol sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam penjelasannya, website NDC ini menjelaskan bahwa Farah sendiri mengandung 70% Etil Alkohol, sementara standar minimal yang direkomendasikan adalah 60%. Selain itu melansir dari Times of Oman, Anish Kumar, Head of Marketing NDC, mengatakan bahwa produk hand sanitizer tersebut telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman. Pembersih tangan ini telah mematuhi standar kesehatan lokal dan global.
Kabar mengenai bahaya produk handsanitizer Farah pun sempat beredar luas di masyarakat pada Juli 2020 lalu. Kini, kabar keliru tersebut pun beredar kembali dengan klaim bahwa produk handsanitizer Farah ini dilarang karena mengandung virus yang dapat menyebabkan tangan melepuh.
Merujuk pada ulasan dari agensi administrasi makanan dan obat-obatan Amerika (FDA), FDA tidak pernah menyatakan bahwa produk handsanitizer Farah mengandung virus berbahaya yang mampu merusak kulit sampai melepuh. Tertanggal 25 Maret 2021, FDA sendiri masih memberikan peringatan berbahaya untuk produk handsanitizer dari Spanyol, produk Solusi Antimikroba Durisan, dan produk lain yang disebutkan dalam daftarnya. Selain daripada itu, FDA tidak pernah mengeluarkan peringatan tentang bahaya produk handsanitizer merek Farah
Dalam setiap ulasan artikel pada website resminya, FDA selalu melakukan pembaharuan terkait informasi mengenai produk handsanitizer yang aman ataupun yang harus dihindari. FDA selalu menekankan kepada masyarakat agar memilih produk handsanitizer dengan kandungan diatas 60% Etil Alkohol.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa produk handsanitizer merek Farah tidak mengandung virus yang dapat menyebabkan tangan melepuh. Kabar ini adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Namun setelah melakukan penelusuran, klaim unggahan tersebut ternyata keliru. Virus baru yang dikatakan terkandung dalam produk pembersih tangan ini adalah informasi yang tidak berdasar.
Produk pembersih tangan (handsanitizer) merek Farah adalah produk handsanitizer yang dikeluarkan oleh The National Detergent Company (NDC). Website resmi NDC mengungkapkan bahwa produk handsanitizer yang dikeluarkan oleh mereka mengandung alkohol sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam penjelasannya, website NDC ini menjelaskan bahwa Farah sendiri mengandung 70% Etil Alkohol, sementara standar minimal yang direkomendasikan adalah 60%. Selain itu melansir dari Times of Oman, Anish Kumar, Head of Marketing NDC, mengatakan bahwa produk hand sanitizer tersebut telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman. Pembersih tangan ini telah mematuhi standar kesehatan lokal dan global.
Kabar mengenai bahaya produk handsanitizer Farah pun sempat beredar luas di masyarakat pada Juli 2020 lalu. Kini, kabar keliru tersebut pun beredar kembali dengan klaim bahwa produk handsanitizer Farah ini dilarang karena mengandung virus yang dapat menyebabkan tangan melepuh.
Merujuk pada ulasan dari agensi administrasi makanan dan obat-obatan Amerika (FDA), FDA tidak pernah menyatakan bahwa produk handsanitizer Farah mengandung virus berbahaya yang mampu merusak kulit sampai melepuh. Tertanggal 25 Maret 2021, FDA sendiri masih memberikan peringatan berbahaya untuk produk handsanitizer dari Spanyol, produk Solusi Antimikroba Durisan, dan produk lain yang disebutkan dalam daftarnya. Selain daripada itu, FDA tidak pernah mengeluarkan peringatan tentang bahaya produk handsanitizer merek Farah
Dalam setiap ulasan artikel pada website resminya, FDA selalu melakukan pembaharuan terkait informasi mengenai produk handsanitizer yang aman ataupun yang harus dihindari. FDA selalu menekankan kepada masyarakat agar memilih produk handsanitizer dengan kandungan diatas 60% Etil Alkohol.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa produk handsanitizer merek Farah tidak mengandung virus yang dapat menyebabkan tangan melepuh. Kabar ini adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya tidak ada sumber dari badan pemeriksa kandungan produk kesehatan yang menyatakan informasi demikian. Melansir dari pengawas makanan dan obat-obatan Amerika, produk merek Farah pun tidak termasuk dalam daftar produk handsanitizer yang berbahaya.
Faktanya tidak ada sumber dari badan pemeriksa kandungan produk kesehatan yang menyatakan informasi demikian. Melansir dari pengawas makanan dan obat-obatan Amerika, produk merek Farah pun tidak termasuk dalam daftar produk handsanitizer yang berbahaya.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1415/keliru-klaim-produk-hand-sanitizer-di-foto-ini-mengandung-virus-baru
- https://www.ndcoman.com/personal-care/product/FarahHandSanitizer
- https://timesofoman.com/article/90043-ndcs-farah-hand-sanitiser-gets-ministry-approval
- https://www.fda.gov/drugs/drug-safety-and-availability/fda-updates-hand-sanitizers-consumers-should-not-use
(GFD-2021-7129) [SALAH] “##BERAKHIR PAHIT##. SK GUBERNUR DI CABUT. DETIK DETIK JOKOWI UMUMKAN PEMECATAN ANIES”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 22/06/2021
Berita
“BERITA TERBARU ~ ISTANA BERGEMURUH !! DETIK² JOKOWI UMUMKAN PENCOPOTAN ANIES ~ VIRAL TERKINI.
Hasil Cek Fakta
Channel Youtube bernama gerbang politik mengunggah sebuah video berdurasi 10 menit 3 detik mengenai pencabutan SK (Surat Keputusan) Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Jokowi.
Namun setelah video tersebut diputar, tidak terdapat penjelasan apapun mengenai pencabutan SK Gubernur Anies Baswedan ataupun proses dilaksanakannya pencabutan SK Gubernur sebagaimana narasi yang tertera pada foto thumbnail video tersebut. Video berdurasi 10 menit 3 detik itu hanya memaparkan informasi terkait kekecewaan berbagai pihak atas kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur dalam menangani kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang terus mengalami peningkatan.
Sebelumnya, pada awal tahun 2021 telah beredar informasi serupa, yaitu mengenai Anies Baswedan yang telah dicopot jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun melansir dari kominfo.go.id, informasi tersebut adalah hoax. Karena faktanya, tidak ada informasi valid dari media arus utama terkait hal itu.
Melansir dari medcom.id, informasi hoax tersebut dipicu oleh pernyataan Ketua DPC Partai Gerindra Ali Lubis yang meminta Anies mundur sebab tidak mampu mengatasi kasus Covid-19 di DKI Jakarta dengan baik.
Argumen Ali Lubis yang membentuk opini publik itupun menyebabkan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberikan peringatan secara lisan kepada Ali Lubis atas pernyataan pribadinya tersebut. Menurutnya, pernyataan atas pendapat pribadi terkait hal seperti itu pun harus dikoordinasikan dengan partai terlebih dahulu agar tidak membentuk opini publik.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait dicopotnya SK Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan oleh Presiden Jokowi ialah informasi yang salah atau masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Namun setelah video tersebut diputar, tidak terdapat penjelasan apapun mengenai pencabutan SK Gubernur Anies Baswedan ataupun proses dilaksanakannya pencabutan SK Gubernur sebagaimana narasi yang tertera pada foto thumbnail video tersebut. Video berdurasi 10 menit 3 detik itu hanya memaparkan informasi terkait kekecewaan berbagai pihak atas kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur dalam menangani kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang terus mengalami peningkatan.
Sebelumnya, pada awal tahun 2021 telah beredar informasi serupa, yaitu mengenai Anies Baswedan yang telah dicopot jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun melansir dari kominfo.go.id, informasi tersebut adalah hoax. Karena faktanya, tidak ada informasi valid dari media arus utama terkait hal itu.
Melansir dari medcom.id, informasi hoax tersebut dipicu oleh pernyataan Ketua DPC Partai Gerindra Ali Lubis yang meminta Anies mundur sebab tidak mampu mengatasi kasus Covid-19 di DKI Jakarta dengan baik.
Argumen Ali Lubis yang membentuk opini publik itupun menyebabkan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad memberikan peringatan secara lisan kepada Ali Lubis atas pernyataan pribadinya tersebut. Menurutnya, pernyataan atas pendapat pribadi terkait hal seperti itu pun harus dikoordinasikan dengan partai terlebih dahulu agar tidak membentuk opini publik.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait dicopotnya SK Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan oleh Presiden Jokowi ialah informasi yang salah atau masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta.
Informasi tersebut salah. Faktanya dalam video yang diunggah oleh channel Youtube gerbang politik tersebut memuat informasi yang berbeda dengan narasi yang tertera dalam thumbnail video.
Informasi tersebut salah. Faktanya dalam video yang diunggah oleh channel Youtube gerbang politik tersebut memuat informasi yang berbeda dengan narasi yang tertera dalam thumbnail video.
Rujukan
(GFD-2021-7128) [SALAH] Video Apel Persiapan Lockdown DKI
Sumber: facebook.comTanggal publish: 22/06/2021
Berita
“APEL PERSIAPAN LOCKDOWN DKI”
ppkm
PPKM
PPKM darurat di dki
PPKM mikro darurat
ppkm
PPKM
PPKM darurat di dki
PPKM mikro darurat
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook bernama Agus Efriyanto memposting sebuah video berdurasi 14 detik. Dalam video yang diambil dari dalam mobil tersebut terdengar suara yang mengklaim bahwa sedang terjadi apel persiapan lockdown DKI.
Setelah ditelusuri melansir dari detik.com Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan bahwa video tersebut bukan apel lockdown. Apel tersebut merupakan apel untuk pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta. Apel yang bertempat di Monas tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta yang menyebut kondisi Jakarta saat ini semakin mengkhawatirkan.
Informasi video yang beredar di media sosial tentang video apel persiapan lockdown DKI merupakan hoaks juga didapatkan dari kanal Youtube Tribun Jateng dalam salah satu videonya berjudul “Hoaks Polisi Apel Jelang Lockdown DKI Jakarta” yang diunggah pada 21 Juni 2021.
Dengan demikian video yang diklaim merupakan apel persiapan lockdown DKI merupakan hoaks. Hal tersebut sudah diklarifikasi oleh Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo bahwa apel tersebut dalam rangka pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.
Setelah ditelusuri melansir dari detik.com Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan bahwa video tersebut bukan apel lockdown. Apel tersebut merupakan apel untuk pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta. Apel yang bertempat di Monas tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta yang menyebut kondisi Jakarta saat ini semakin mengkhawatirkan.
Informasi video yang beredar di media sosial tentang video apel persiapan lockdown DKI merupakan hoaks juga didapatkan dari kanal Youtube Tribun Jateng dalam salah satu videonya berjudul “Hoaks Polisi Apel Jelang Lockdown DKI Jakarta” yang diunggah pada 21 Juni 2021.
Dengan demikian video yang diklaim merupakan apel persiapan lockdown DKI merupakan hoaks. Hal tersebut sudah diklarifikasi oleh Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo bahwa apel tersebut dalam rangka pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).
Video tersebut merupakan hoaks. Faktanya, video tersebut merupakan apel untuk pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta.
Video tersebut merupakan hoaks. Faktanya, video tersebut merupakan apel untuk pelaksanaan PPKM Mikro DKI Jakarta.
Rujukan
Halaman: 5443/6645