• (GFD-2020-5173) [SALAH] “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 04/10/2020

    Berita

    Akun Siti Aisah Bawazier (fb.com/sitiaisah.bawazier) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar artikel berita berjudul “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani” dengan narasi sebagai berikut:

    “”Semua akan saling bongkar pada waktunya..”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya artikel berjudul “Tjiptaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani” adalah klaim yang salah.

    Faktanya, judul artikel di gambar itu dipotong dari judul artikel asli yaitu “[CEK FAKTA] Ribka Tjibtaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”. Artikel ini sebenarnya berisi hasil periksa fakta terkait Ribka Tjibtaning yang bersumber dari akun Instagram @turnbackhoaxid pada 16 Juni 2020.

    Berikut isi artikel yang dimuat di situs swarakyat[dot]com pada 18 Juni 2020 tersebut:

    “Belum lama ini beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan foto salah satu anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuang, Ribka Tjiptaning. Foto tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Dian Limaran dengan menyertakan sebuah narasi yang berbunyi sebagai berikut.

    “Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI,” tulis akun Facebook Dian Limaran.

    Unggahan foto beserta narasi sangat penjang yang ia bagikan dalam sebuah grup dengan nama ‘Anies Sandi Menuju RI-1’. Pada narasi postingan foto itu, disebutkan bahwa Jokowi dan silsilah keluarganya merupakan simpatisan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

    Mengutip keterangan unggahan dari laman Instagram Mafindo @turnbackhoaxid oleh Mantra Sukabumi, Ribka Tjiptaning tidak pernah menyatakan “Saya PKI” melainkan hanya menulis kalimat “Aku Bangga Jadi Anak PKI” pada judul bukunya di tahun 2002 silam.

    Seperti kita ketahui, sejarah PKI sendiri telah berakhir setelah Gerakan 30 September 1965, yang kemudian disusul dengan pembantaian secara besar-besaran terhadap anggota dan simpatisan PKI. Dalam Ketetapan MPRS Nomr 25 Tahun 1966 pun sudah jelas tercantum bahwa PKI telah dibubarkan. Sehingga, sejak saat itu, tidak ada lagi aktivitas PKI di Indonesia. Selain itu, jika melihat kelahiran Ribka yang lahir pada 1 Juli 1959, maka tepat pada tahun 1965, Ribka baru menginjak usia 6 tahun.

    Adapun, asal-usul keluarga Jokowi pernah ditulis bersama oleh Wawan Mas’udi (dosen UGM) dan Ramdhon (dosen UNS) dalam buku “Jokowi dari Bantaran Kalianyar ke Istana” yang diluncurkan pada Desember 2018 bukan buku “jokowi undercover” yang dilarang pemerintah ya. Dalam buku tersebut diketahui bahwa kakek Jokowi dari jalur ayah, Lamidi Wiryomiharjo, merupakan Kepala Desa di Desa Krajan, Karanganyar, yang menjabat sejak 1950 hingga 1980-an. Pada masa orde baru, jika ada orang yang memiliki sangkut paut dengan PKI tidak mungkin terpilih menjadi Kepala Desa.

    Kemudian ibunya Sudjiatmi lahir pada 15 Februari 1943 di Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. Sudjiatmi menikah dengan Widjiatno Notomihardjo pada 1959. Pasangan ini lalu pindah dari Boyolali ke Srambatan, Solo bagian utara. Pada 21 Juni 1961, lahir anak pertama mereka, Joko Widodo.

    Dengan demikian, klaim Ribka Tjiptaning yang mengatakan “Saya PKI. Jokowi tak berani Gebuk saya, karena ibunya ketum Gerwani PKI” adalah Misleading Conten.”

    Kesimpulan

    Judul artikel di gambar itu dipotong dari judul artikel asli yaitu “[CEK FAKTA] Ribka Tjibtaning: Jokowi Tak Berani Gebuk Saya Karena Ibunya Ketum Gerwani”. Artikel ini sebenarnya berisi hasil periksa fakta terkait Ribka Tjibtaning yang bersumber dari akun Instagram @turnbackhoaxid pada 16 Juni 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5172) [SALAH] “PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/10/2020

    Berita

    Akun Zabdan Ramadhan (fb.com/ari.septina) mengunggah status berisi klaim sebagai berikut:

    “Semua tempat wisata dan jalan protokol perbatasan Medan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020.Semua tempat wisata di Kota Medan termasuk jalan protokol Medan dan perbatasan , ditutup selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Stay safe guys”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa PSBB di Kota Medan dilaksanakan selama 14 hari, mulai 3 hingga 17 Oktober 2020 adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax).

    Pjs Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho, mengatakan informasi itu tidak benar. Arief berpesan masyarakat berhati-hati terhadap berita bohong alias hoax.

    “Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax). Hati-hati dalam mengonsumsi berita apalagi berita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelas Arief saat dimintai konfirmasi.

    Bantahan ini juga disampaikan melalui akun Instagram Humas Pemko Medan pada 2 Oktober 2020.

    “Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa Informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu TIDAK BENAR (HOAX). Hati-hati dalam mengkonsumsi berita apalagi berita tersebut TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN KEBENARANNYA. Sekali lagi, kami tekankan, berita tersebut adalah HOAX. Ayo jangan mudah percaya terhadap berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut. Saring sebelum sharing. Hati-hati berita HOAX” tulis akun Humas Pemko Medan.

    Kesimpulan

    Pemerintah Kota Medan menyatakan bahwa informasi yang beredar mengenai PSBB di Kota Medan mulai tanggal 3 hingga 17 Oktober 2020 itu tidak benar (hoax).

    Rujukan

  • (GFD-2020-5171) [SALAH] “dua orang ini tiba tiba nyobek2 Qur’an dan Kitab dan sejadah di gunting, ketahuan sama santri”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/10/2020

    Berita

    Akun Siti Elizhah (fb..com/siti.elizhah) mengunggah sebuah foto dengan narasi:

    “Baru saja terjadi di kampung susukan bojong parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Cari-cari Ustad, dan ditanya keperluan nya malah ngotot dan ngajak berantem. Dan dua orang ini tiba tiba nyobek2 Qur’an dan Kitab dan sejadah di gunting, ketahuan sama santri. Ujung2nya diHakimi. Waspada. Jaga Ulama dan Habaib.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya dua pemuda yang merobek Al Quran dan Kitab serta menggunting sajadah di Kampung Susukan, Desa Bojongkokosan, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Polres Sukabumi dan pihak Pesantren Al-Muhtadin telah mengklarifikasi bahwa tidak ada penusukan atau perusakan sebagaimana yang beredar di media sosial.

    Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif menegaskan, informasi yang menyebut penusukan atau bahwa dua pemuda itu merobek-robek Alquran dan sajadah tidaklah benar. Ketika datang, mereka langsung bertemu dengan warga sekitar pondok dan menanyakan sang ustad.

    ’’Wah, hoax itu. Nggak benar. Tidak ada penusukan atau penyobekan Alquran. Keduanya tidak bawa sajam,’’ papar Lukman saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Pihak pesantren juga telah mengklarifikasi bahwa tidak ada penusukan atau perusakan sebagaimana yang beredar di media sosial.

    Menurut Lukman, dua pemuda itu hanya ingin berobat kepada salah seorang ustad di kawasan tersebut. Namun, ustad yang dicari tidak berada di tempat.

    Sesampainya di kediaman ustaz tersebut, kedua orang itu kemudian masuk ke rumah ustaz diantarkan oleh seorang warga yang juga ketua DKM masjid setempat. Saat itu ustaz yang dimaksud tidak ada ditempat. Perselisihan kemudian terjadi, saat warga menanyakan maksud dan tujuan kedua pria tersebut.

    “Saat ditanya oleh warga tujuan dan maksud dua orang tersebut menemui Ustaz Engkus, mereka menjawab dengan nada dan kata-kata yang tidak enak, setelah itu karena merasa curiga dua orang tersebut dibawa keluar rumah dan datang santri dan ditanyakan kembali namun dua orang tersebut menjawab dengan kata yang tidak enak,” lanjut Lukman.

    Saat itu kedua pria itu memilih pergi, saat diikuti mereka malah lari dan membuat warga dan santri di sekitar lokasi mengejar dan mengamankannya di pesantren Al-Muhtadin dan menghubungi pihak Kepolisian Sektor Parungkuda untuk ditindak lanjuti. Kemudian, petugas mendatangi lokasi dan mengamankan kedua pemuda dari kerumunan masa.

    AKBP Lukman juga menghimbau kepada masyarakat, jangan begitu saja percaya terhadap berita atau informasi yang belum pasti kebenarannya. Karena memang, dari informasi yang tidak benar akan menimbulkan reaksi yang kurang baik.

    Kesimpulan

    Polres Sukabumi dan pihak Pesantren Al-Muhtadin telah mengklarifikasi bahwa tidak ada penusukan atau perusakan sebagaimana yang beredar di media sosial.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5170) [SALAH] “Emil Saat Diambil Darah untuk Uji Vaksin China, tutup jarumnya belum di buka”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/10/2020

    Berita

    Akun Raffasya (fb.com/raffasya.0) mengunggah beberapa foto Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang sedang diambil darahnya pada tahap ke-empat uji klinis vaksin COVID-19 (V3) dengan narasi sebagai berikut:

    “Emil Saat Diambil Darah untuk Uji Vaksin China..! Itu tutup jarumnya belum di buka mil..”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ketika diambil darahnya saat tahap ke-empat uji klinis vaksin COVID-19 (V3), penutup jarum alat pengambil darahnya belum dibuka adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Alat pengambilan darah yang digunakan oelh Ridwan Kamil adalah Vacutainer, yang memang memilik 2 jarum, satu ke vena satu ke tabung vacum. Yang terlihat seperti tutup itu, itu adalah tabung vacumnya.

    Melansir informasi yang diunggah di akun Instagramnya pada Jumat (2/10/2020), orang nomor satu di Jawa Barat itu langsung meng-capture unggahan akun Instagram @teluuur yang menudingnya berpura-pura.

    “Alat ini namanya VACUTAINER mas @teluuur. Ada dua jarum: satu ke vena satu ke tabungnya. Yang terlihat seperti tutup itu, ya itulah tabung vacumnya. Teknologi baru dalam pengambilan darah. Beda dengan jarum suntik jadul yang biasa dipake. Jika gak ngerti tanya pada ahlinya, bukan menuding pura-pura disuntik dan pembohongan publik. Posting dari yang tidak berilmu dikeproki oleh followernya yang sama2 tidak pake ilmu. Kasian. Pikarunyaeun. Dimaafkan.” tulis Ridwan Kamil.

    Dikutip darik detikcom, salah seorang relawan vaksin COVID-19, Fadly Barjadi Kusuma menyatakan, alat yang digunakan untuk mengambil sampel darah memang seperti itu adanya.

    “Kalau fotonya dari atas kelihatan jarumnya,” ujar Fadly saat dihubungi detikcom, Kamis (1/10). Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengendara ojek online itu telah mendapatkan dua kali penyuntikan vaksin pada 11 dan 26 Agustus 2020. Ia pun telah menjalani pengambilan sampel darah di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Kota Bandung pada 9 September 2020.

    “Setelah alat pengambilan darah tersebut menembus kulit, alatnya memang dipegang seperti itu. Dilepas setelah beres pengambilan, kemudian diambil plester biasa atau yang putih,” tutur Fadly.

    Tabung pengumpul darah Vacutainer adalah tabung reaksi steril yang berbahan baku kaca atau plastik, dengan penghenti karet yang berwarna yang membuat segel vakum di dalam tabung, memfasilitasi gambar volume cairan yang telah ditentukan sebelumnya. Tabung Vacutainer dapat berisi aditif yang dirancang untuk menstabilkan dan mempertahankan spesimen sebelum pengujian analitis.

    Tabung tersedia dengan jarum yang dirancang khusus untuk keselamatan, dengan berbagai opsi pelabelan dan volume penarikan. Warna bagian atas menunjukkan aditif dalam botol.

    Tabung Vacutainer ditemukan oleh Joseph Kleiner dan Becton Dickinson pada tahun 1949. Vacutaineradalah merek dagang terdaftar dari Becton Dickinson, yang memproduksi dan menjual tabung saat ini.

    Jarum Vacutainer memiliki ujung ganda, dengan satu sisi terbungkus lapisan karet tipis untuk keselamatan. Ketika jarum disekrupkan ke dalam dudukan plastik bening, jarum karet berada di dalam dudukan, dan jarum yang terbuka akan dimasukkan ke dalam vena. Ketika tabung Vacutainer dimasukkan ke dalam dudukannya, tutup karetnya tertusuk oleh jarum dalam dan kekosongan dalam tabung menarik darah melalui jarum dan ke dalam tabung. Tabung yang diisi kemudian dilepas dan tabung yang lain dapat dimasukkan dan diisi dengan cara yang sama. Jumlah udara yang dievakuasi dari tabung menentukan berapa banyak darah yang akan mengisi tabung sebelum darah berhenti mengalir.

    Rujukan