• (GFD-2020-5945) [SALAH] Bill Gates dan CEO Pfizer Menolak Disuntik Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 30/12/2020

    Berita

    Pada 18 Desember 2020, pemilik akun Facebook Elias F Vargas mengunggah sebuah klaim yang menyebut Bill Gates melarang keluarganya untuk disuntik vaksin covid-19. Akun itu juga menyebut CEO Pfizer, Albert Bourla tidak mau divaksin covid-19.

    Sehari setelahnya, akun Facebook yang menggunakan nama Jayis Blesswilliams juga mengunggah klaim yang sama. Bill Gates dan CEO Pfizer menolak disuntik vaksin covid-19.

    Begini narasinya:

    "Bill Gates mengatakan dia tidak akan divaksinasi, begitupun anak-anaknya. CEO Pfizer juga menunda menerima vaksin covid-19."

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya menggunakan mesin pencari, Google. Hasil pencarian mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Bill Gates, Pfizer CEO both plan to take COVID-19 vaccine".

    Pada artikel yang dipublikasikan pada 29 Desember 2020, USA Today menghubungi Bridgitt Arnold, juru bicara keluarga Bill Gates. Arnold menyebut kalau klaim keluarga Bill Gates menolak disuntik vaksin covid-19 tidak benar.

    "Saat gilirannya, mereka bakal melakukan itu (divaksin)," katanya.

    Bill Gates sendiri mengatakan dirinya siap untuk disuntik vaksin covid-19. Dia mengatakan itu saat diwawancarai oleh presenter Today, Savannah Guthrie. Klik tautan ini untuk melihat wawancara Bill Gates."Apapun posisi saya, saya akan segera melangkah dan mengambil vaksin," kata Bill Gates kepada Guthrie.

    Sementara itu, CEO Pfizer, Albert Bourla, bukannya menolak untuk disuntik vaksin covid-19. Dia hanya tidak mau menjadi yang pertama. Hal ini bisa ditemukan di artikel Liputan6.com dengan judul: "Alasan CEO Pfizer Bukan Jadi Orang Pertama yang Dapat Suntikan Vaksin COVID-19."

    Dalam artikel yang dipublikasikan pada 18 Desember 2020 itu, Bourla mengungkapkan, dirinya belum menerima suntikan vaksin untuk melawan virus COVID-19 dan menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut.

    "Umur saya 59 tahun, saya dalam keadaan sehat, saya bukan di baris pertama, jadi untuk tipe saya tidak disarankan untuk divaksinasi sekarang. Sebisa mungkin, aku akan melakukannya aturan itu," kata Bourla.

    Jika dia divaksinasi, masyarakat umum akan mempertimbangkan untuk melakukannya. Sadar akan pengaruhnya terhadap populasi terkait keputusan mereka untuk menerima vaksin atau tidak, CEO perusahaan farmasi tersebut menyatakan dia belum mempertimbangkan untuk menerimanya lebih awal.

    Bourla menjelaskan, survei yang dilakukan oleh apoteker sendiri mengungkapkan bahwa masyarakat akan lebih rela divaksinasi jika CEO perusahaan disuntik terlebih dahulu. Responden menilai vaksinasi CEO Pfizer akan lebih menentukan dibandingkan jika presiden terpilih, Joe Biden, menerima obat tersebut.

    "Dengan pemikiran itu, saya mencoba mencari cara untuk mendapatkan vaksinasi, meskipun ini bukan waktu saya, hanya untuk menunjukkan kepercayaan pada perusahaan," katanya.

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebut Bill Gates dan CEO Pfizer, Albert Bourla menolak disuntik vaksin covid-19 merupakan informasi yang salah. Faktanya, Bill Gates dan Albert Bourla siap untuk disuntik vaksin covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5944) [SALAH] Salju Di Mesir Cuaca Tidak Normal

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 30/12/2020

    Berita

    “エジプトに雪…異常気象や…”

    (Salju Di Mesir… Cuaca Tidak Normal…)

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun twitter bernama @/Ran_Paratrooper mengunggah foto Piramida dan Sphinx dengan narasi klaim bahwa saat ini Mesir tengah turun salju pada 19 desember 2020. cuitan tersebut sudah di retweets lebih dari 11 ribu kali dan di likes sebanyak 90 ribu pengguna twitter lain.

    Berdasarkan penelusuran, dilansir dari tempo.co, baik foto Piramida ataupun Sphinx tersebut tidak diambil di Mesir. kedua ikon terkenal tersebut hanyalah miniatur yang berada di Tobu World Square, Kota Nikko, Prefektur Tochigi, Jepang. Meskipun unggahan tersebut sudah diklarifikasi oleh yang bersangkutan bahwa lokasi sebenarnya berada di Tobu World Square, namun postingan tersebut sudah terlanjur viral di kalangan pengguna twitter.

    Tempo kemudian membandingkan foto tersebut dengan foto Zona Mesir Tombu World Square di Google Maps. Hasilnya, ditemukan bahwa taman hiburan yang berisi 14 ribu miniatur itu memang menampilkan Piramida dan Sphinx sebagai salah satu obyeknya.

    Namun, hal yang menunjukkan bahwa Piramida dan Sphinx tersebut tidak berada di Mesir adalah adanya miniatur Menara Eiffel di belakang Piramida itu. Di Google Maps, terlihat jelas bahwa miniatur Menara Eiffel di Tombu World Squre berada di belakang Zona Mesir.

    Sekedar informasi, Taman ini terdiri dari enam zona yaitu Jepang, Jepang modern, Amerika, Eropa, Asia dan Mesir. Meskipun sulit untuk melakukan perjalanan keliling dunia, kamu dapat merasa seperti melakukan perjalanan keliling dunia dalam satu hari di sini.

    Kesimpulan

    Bukan di Mesir. foto Piramida dan Sphinx yang diselimuti salju tersebut berlokasi di taman hiburan Tobu World Square, Jepang, pada 17 Desember 2020. Saat foto itu diambil, salju memang turun di negara subtropis tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5943) [SALAH] Video Keadaan RS Covid Wisma Atlet

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 30/12/2020

    Berita

    “All….. Stay Safe and stay Healthy. Jangan kendor dgn 3Mnya. 👌

    RS Covid Wisma Atlit semalam. Video dari pak Prof Ronnie. Serem. 😥”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter ? ?Ameera ? ? (@Ameeranti) mengunggah video disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa video tersebut direkam di RS Wisma Atlet. Video unggahan yang berdurasi 0:33 detik itu telah ditonton sebanyak 12,6 rb kali serta mendapat respon sebanyak 51 retweet, 167 suka, dan 28 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan di Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia. Mengutip dari East Coast China Press, rumah sakit penampungan Kuantan itu dibagi menjadi dua area dengan bidai. Adapun pasien yang beristirahat di sana menggunakan tikar jerami plastic dan selimut sebagai tempat tidur.

    Mengutip dari My Metro, pemilihan Stadion Indoor Kompleks Olahraga (Sukpa) Pahang sebagai Pusat Karantina dan Perawatan Covid-19 (PKRC) dilakukan karena memiliki fasilitas dasar yang memadai. Direktur Departemen Kesehatan Negara (JKN) Pahang, Datuk Dr Bahari Che Awang Ngah mengatakan, dalam waktu yang bersamaan, PKRC dapat mengobati kasus Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dalam jumlah besar antara 50 hingga 200 orang. Selain itu, lokasinya juga dekat dengan Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan (HTAA) dan Sultan Ahmad Shah Medical Center, International Islamic University Malaysia (SASMEC) yang memiliki keahlian dan peralatan yang memadai untuk penanganan kasus kritis.

    “Sukpa yang terletak di dekat jalan raya akan memudahkan pengangkutan kasus positif ini dari kecamatan lain,” ungkapnya.

    Dengan demikian, unggahan akun Twitter ? ?Ameera ? ? (@Ameeranti) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Context karena video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Narasi yang salah. Faktanya, video tersebut bukan direkam di RS Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, melainkan Stadium Tertutup Kompleks Sukan Pahang (Sukpa), Kuantan, Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5942) [SALAH] Video Koruptor di China Jalani Hukuman Tembak Mati

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 29/12/2020

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video koruptor ditembak mati di China. Video yang diklaim penembakan mati koruptor di China diunggah akun Facebook Djamal Bin Nur, pada 28 Desember 2020.

    Klaim penembakan mati koruptor di China yang diunggah menampilkan delapan orang dengan tangan terikat dan dikawal sejumlah orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam dengan tulisan "POLICE" di pundaknya.

    Kemudian orang yang diikat tersebut dijejerkan satu per satu dengan posisi duduk ditempat yang sudah ditandai dengan lingkaran putih.

    Setelah delapan orang tersebut duduk, delapan orang mengenakan penutup kepala, muka, baju hitam memegang senjata laras panjang dengan mengarahkan ke delapan orang yang duduk tersebut.

    Setelah terdengar suara aba-aba, delapan orang bersenjata tersebut menembak bagian kepala, setelah terdengar suara letusan delapan orang yang duduk tersebut kemudian jatuh tersungkur.

    Dalam video berdurasi 1.12 menit tersebut, terdapat tulisan "INDONESIA KAPAN? tembak MATI koruptor di CINA".

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Coba di Indonesia para koruptor di tembak mati..ada yg setuju ga"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China, dengan menggunakan Yandex.

    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "【閲覧注意】中国で犯罪者8人が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声… 闇の処刑記録が壮絶" yang dimuat situs tocana.jp, pada 18 Juni 2020.

    Artikel situs tocana.jp memuat foto yang identik dengan cuplikan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.

    Artikel situs tocana.jp menyebutkan, foto tersebut merupakan cuplikan dari film dokumenter yang mengkisahkan wanita yang dijatuhi hukuman mati dan dihukum tembak karena membutuh suaminya, hasil rekaman diambil di China pada tahun 2005.

    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "【中国】犯罪者が銃殺刑に処される映像流出! 諦める女、笑う警官、響く銃声" yang dimuat situs ameblo.jp, pada 26 Juni 2020.

    Artikel situs ameblo.jp, memuat foto yang identik dengan klaim video hukuman penembakan mati koruptor di China.

    Situs ameblo.jp menyebutkan, video tersebut diunggah di YouTube dan telah menjadi topik hangat. Video yang diambil di China pada tahun 2005 itu adalah sebuah film dokumenter yang mengikuti proses hukuman mati dengan ditembak seorang wanita yang membunuh suaminya.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, video hukuman penembakan mati koruptor di China tidak benar.

    Video tersebut merupakan film dokumenter tentang proses hukuman tembak mati seorang wanita yang membunuh suaminya di China.

    Rujukan