(GFD-2020-8067) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satu-satunya Orang yang Boleh Duduk di Ka'bah Saat Corona?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/04/2020
Berita
Foto yang memperlihatkan seorang pria yang sedang duduk di depan Ka'bah yang sepi pengunjung beredar di grup-grup percakapan WhatsApp sejak Rabu, 29 April 2020. Foto tersebut dibagikan dengan narasi bahwa pria itu, seorang tukang bersih-bersih, adalah satu-satunya orang yang diizinkan duduk di Ka’bah saat pandemi virus Corona Covid-19.
Berikut narasi utuh yang menyertai foto tersebut:
"Satu-satunya orang yang diizinkan duduk di Ka’bah saat ini!!Dia adalah tukang bersih-bersih. Bukan raja, bukan menteri, bukan pula pangeran, bukan pula ulama.Allah ternyata lebih memilih dia dibanding yang lain. Uang, kekayaan, status, pangkat, dan keluarga tidak apa-apanya di hadapan Allah. Maka, singkirkanlah rasa bangga yang berlebihan dengan itu semua, dan mulailah perlakukan mereka yang kurang beruntung dengan rasa hormat dan saling menghargai. Buanglah jauh-jauh kesombongan Anda, dan mulailah belajar menjadi seorang yang rendah hati."
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Haji Apeh Dollar.
Selain di WhatsApp, foto dengan narasi yang sama juga beredar di Facebook. Foto itu salah satunya diunggah oleh akun Haji Apeh Dollar pada Sabtu, 18 April 2020. Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah dibagikan sebanyak 772 kali dan direspons sebanyak 854 kali.
Apa benar foto di atas adalah foto satu-satunya orang yang diizinkan duduk di Ka'bah saat pandemi Covid-19?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan tool Source, foto tersebut dijepret oleh fotografer Associated Press (AP), Amr Nabil, pada 6 Maret 2020. Namun, menurut keterangan foto di situs AP, pria tersebut bukanlah tukang bersih-bersih, melainkan polisi.
Berikut keterangan foto yang ditulis AP: "Seorang polisi Saudi berdoa di depan Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci muslim Mekkah, Arab Saudi, Sabtu, 7 Maret 2020. Arab Saudi mengosongkan situs suci Islam untuk sterilisasi atas kekhawatiran terhadap virus Corona baru."
Gambar tangkapan layar unggahan foto di situs AP.
Dilansir dari situs berita Turki, Erzurum Sayfasi, foto jepretan Amr Nabil itu memang telah dipelintir. Menurut berbagai unggahan di media sosial, hanya staf kebersihan yang diizinkan beribadah di Ka'bah ketika tempat suci umat Islam itu ditutup sejak pandemi Covid-19.
Menurut sejarah, Ka'bah pernah ditutup beberapa kali karena berbagai alasan, seperti perang dan epidemi. Pada 1814 misalnya, ketika terjadi wabah di Hijaz, wilayah di sebelah barat laut Arab Saudi, yang menyebabkan kematian sekitar 8 ribu orang, ziarah di Ka'bah ditiadakan.
Namun, dikutip dari situs berita Arab Saudi, Sawaleif, saat salat tarawih pertama kemarin, terdapat beberapa jamaah yang melakukan salat di depan Ka'bah. Meskipun begitu, kebanyakan dari mereka adalah petugas administrasi masjid atau staf bagian wakah.
Dilansir dari berita di Liputan6.com pada 23 April 2020, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengizinkan salat tarawih berjamaah digelar di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Namun, salat tersebut dilakukan dengan pengurangan rakaat menjadi sepuluh atau hanya lima kali salam.
Sebelumnya, pada pekan kedua April, salat tarawih berjamaah selama Ramadan di masjid-masjid Arab Saudi sempat dilaporkan bakal ditiadakan. Pada 21 April lalu, pemerintah Arab Saudi juga memperpanjang penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Itikaf pun ditangguhkan.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, membenarkan izin salat tarawih oleh Raja Salman tersebut. Namun, salat tarawih itu terbatas untuk petugas di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Sementara masyarakat umum tidak diperbolehkan. "Kena aturan jam malam," kata Agus.
Adapun dikutip dari Kumparan.com, saf salat tarawih di Masjidil Haram saat ini terlihat renggang, tidak lagi rapat seperti awal Ramadan. Jamaah pun tidak banyak, lantaran penutupan Masjidil Haram. Yang diperbolehkan masuk hanya para staf dan imam, dengan pemeriksaan kesehatan yang ketat.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa foto itu adalah foto satu-satunya orang yang diizinkan duduk di Ka'bah saat pandemi Covid-19, yakni tukang bersih-bersih, menyesatkan. Pria dalam foto itu bukan petugas kebersihan, melainkan polisi Arab Saudi yang bertugas di Masjidil Haram. Pemerintah Arab Saudi memang menangguhkan salat berjamaah di Masjidil Haram untuk mencegah penyebaran virus Corona. Namun, petugas masjid, seperti bagian administrasi, wakaf, dan sebagainya, serta para imam masih diperbolehkan salat di sana. Salat pun dilakukan dengan jaga jarak.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/Ki8zd
- http://www.apimages.com/metadata/Index/Virus-Outbreak-Mideast-Saudi-Arabia/13190f76996740fc801878dbebc37843/20/0
- https://www.erzurumsayfasi.com/haber/kabe-ibadete-kapatilinca-sadece-bir-kisi-ibadet-etti-goruntu-gorevlerin-icini-burktu-h924.html
- https://sawaleif.com/%D8%A3%D9%88%D9%84-%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%AA%D8%B1%D8%A7%D9%88%D9%8A%D8%AD-%D8%A8%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%B1%D9%85%D9%8A%D9%86-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D8%B1%D9%8A%D9%81%D9%8A%D9%86-%D9%88%D8%A7%D9%84-549881/
- https://www.liputan6.com/global/read/4235725/raja-salman-izinkan-sholat-tarawih-di-masjidil-haram-dan-masjid-nabawi-hanya-10-rakaat?source=search
- https://kumparan.com/kumparannews/saf-tarawih-berjemaah-di-masjidil-haram-renggang-ini-fatwanya-1tJHbja5vOn/full
(GFD-2020-8066) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Pekerja Nigeria yang Mengamuk Karena Dikurung di Area Pabrik Cina Saat Lockdown?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/04/2020
Berita
Video yang diklaim memperlihatkan peristiwa mengamuknya pekerja perusahaan Cina di Nigeria beredar di media sosial. Video ini disebarkan dengan narasi bahwa para pekerja itu mengamuk karena dikurung di area pabrik milik perusahaan Cina tersebut saat Nigeria memberlakukan lockdown di tengah pandemi virus Corona Covid-19.
Di Facebook, terdapat dua video yang dibagikan dengan narasi tersebut, yang diunggah oleh akun Akar Shenja pada 22 April 2020. Dalam video pertama, terlihat beberapa orang yang membakar tumpukan benda hingga mengeluarkan asap hitam yang membumbung tinggi. Puluhan orang dalam video itu kemudian bergerak menuju gerbang pabrik. Sementara dalam video kedua, terlihat ratusan orang yang berkumpul sembari mendengarkan seseorang yang sedang berorasi.
Adapun narasi utuh yang dibagikan oleh akun Akar Shenja adalah sebagai berikut:
"Pemerintah Nigeria menerapkan lockdown nasional untuk mencegah Corona!Namun pabrik China di Nigeria bisa mengunci pintu dan menyuruh pekerja tetap bekerja!Tanpa memberi jaminan makan yang layak!Setelah 14 hari pabrik memulangkan pekerja dengan tanpa memberi upah!Para pekerja mengamuk dan membakar pabrik!!"
Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Akar Shenja tersebut telah direspons lebih dari 900 kali, dikomentari lebih dari 350 kali, dan dibagikan lebih dari 300 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Akar Shenja.
Apakah benar video tersebut merupakan video pekerja perusahaan Cina di Nigeria yang mengamuk karena dikurung di area pabrik saat lockdown di tengah pandemi virus Corona Covid-19?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video-video tersebut menjadi beberapa gambar dengantoolInVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image tool Google, Yandex, dan TinEye.
Hasilnya, diketahui bahwa kedua video itu telah ramai dibagikan di media sosial sejak dua pekan lalu, tepatnya pada 15 April 2020. Di Twitter, salah satu akun yang pernah menggunggah video pertama adalah akun terverifikasi milik Kayode Ogundamisi, @ogundamisi.
Dilansir dari Al Jazeera, Ogundamisi merupakan seorang komentator urusan Nigeria dan internasional. Dia juga terlibat dalam perjuangan pro-demokrasi Nigeria. Dalam cuitannya, Ogundamisi menulis, "Serangan terhadap perusahaan Cina di negara bagian Ogun, Nigeria barat daya. Properti hancur."
Tautan unggahan Ogundamisi di Twitter itu pun dimuat di situs media Nigeria, The Cable, pada tanggal yang sama. Berita mengenai hal tersebut diberi judul "VIDEO: Workers protest against Chinese company in Ogun for locking them in" atau "VIDEO: Para pekerja protes terhadap perusahaan Cina di Ogun karena mengunci mereka di dalam perusahaan".
Menurut The Cable, dalam video itu, terdapat seorang pemuda yang mengatakan bahwa mereka marah karena kelaparan. Beberapa pekerja yang protes pun berkata, "Tidak ada lagi manajemen. Manajemen seharusnya sudah mengatur ini sejak kemarin, membayar kami setidaknya dua-dua bulan gaji."
Juru bicara kepolisian Ogun, Abimbola Oyeyemi, mengatakan para pekerja perusahaan Cina di daerah Ibese, Ogun, itu memprotes keputusan korporasi yang mengunci mereka di dalam perusahaan. Sebelumnya, dalam rangka menghentikan penyebaran Covid-19, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari memerintahkan perpanjangan lockdown selama dua minggu di wilayah ibukota federal serta negara bagian Lagos dan Ogun.
Namun, menurut Oyeyemi, sejak lockdown dimulai, manajemen tidak mengizinkan pekerja keluar dari perusahaan. "Manajemen mengunci mereka di dalam. Jadi, itulah yang memicu protes. Dan ini telah diselesaikan. Insiden itu terjadi tiga hari lalu," katanya.
Dalam berita tersebut, Oyeyemi juga meluruskan isu bahwa video itu adalah video para pemuda Nigeria yang marah yang menghancurkan fasilitas milik perusahaan Cina. "Tidak ada yang menyerang. Yang terjadi adalah perselisihan antara pekerja dan manajemen perusahaan itu. Bukan anggota masyarakat yang menyerang perusahaan," ujar Oyeyemi.
Gambar tangkapan layar berita yang dimuat oleh The Cable.
Adapun video kedua, menurut penelusuran Tempo, pernah dimuat di situs komunitas online wartawan internasional yang fokus pada isu seputar Nigeria, Sahara Reporters, pada 15 April 2020. Video itu terdapat dalam berita yang berjudul "Virus Corona: Perusahaan Tiongkok Mengunci Pekerja Nigeria di Dalam Gedungnya di Ogun, Menolak untuk Membiarkan Mereka Pergi".
Sama dengan berita yang dimuat oleh The Cable, berita di Sahara Reporters ini menyatakan bahwa para pekerja di Ogun itu dikurung oleh perusahaan Cina yang mempekerjakan mereka. Perusahaan ini menolak membiarkan mereka pergi meskipun Presiden Muhammadu Buhari telah memperpanjang kebijakan lockdown di Lagos, Ogun, dan wilayah ibukota federal.
Dilansir dari Naija News, perusahaan Cina tersebut bernama Goodwill Ceramics. Perusahaan itu berada di zona perdagangan bebas Ogun-Guangdong, Igbesa, Ogun. Lokasi ini sesuai dengan nama yang tercantum di atas gerbang dalam video pertama. Menurut Naija News, perusahaan itu diduga mengunci lebih dari 100 pekerja Nigeria di pabrik tanpa memberi mereka makanan yang layak. Naija News juga melaporkan bahwa perusahaan ini menahan pekerja selama 14 hari.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang dibagikan oleh akun Akar Shenja di atas sebagian benar. Video yang diunggah akun tersebut memang memperlihatkan pekerja perusahaan Cina di Nigeria yang mengamuk karena dikurung di area pabrik saat lockdown di tengah pandemi virus Corona Covid-19. Namun, tidak terdapat laporan yang menyatakan bahwa para pekerja itu membakar pabrik. Dalam video, mereka hanya terlihat membakar beberapa benda.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/KTaMG
- https://twitter.com/ogundamisi/status/1250312365452578818
- https://www.aljazeera.com/profile/kayode-ogundamisi.html
- https://www.thecable.ng/video-workers-protest-against-chinese-company-in-ogun-for-locking-them-in
- http://saharareporters.com/2020/04/15/coronavirus-chinese-company-locks-nigerian-workers-inside-premises-ogun-refuses-allow
- https://www.naijanews.com/2020/04/15/covid-19-lockdown-chinese-company-locks-nigerian-workers-inside-premises-in-ogun/
(GFD-2020-8065) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Gibran Salahkan Rakyat yang Tak Patuhi Aturan Pemerintah Atas Merebaknya Covid-19?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 29/04/2020
Berita
Artikel yang berjudul "Corona Merebak, Gibran Salahkan Rakyat tak Patuhi Aturan Pemerintah" viral di media sosial. Banyak akun di Twitter yang membagikan tautan artikel tersebut. Artikel itu sendiri dipublikasikan oleh situs Suara Nasional pada 26 April 2020.
Artikel tersebut dibuka dengan kalimat:
Banyaknya warga yang terkena virus Corona baru (Covid-19) karena tidak mengikuti aturan pemerintah seperti menghindari kerumunan, tidak mudik lebih dulu.
"Apabila kita semua patuh dengan berbagai anjuran pemerintah dan tenaga ahli, Insya Allah wabah ini segera usai dan aktivitas akan normal kembali," kata Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah video di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/4/2020).
Artikel ini pun mendapat respons yang beragam dari warganet. Akun @Panca66 misalnya, memberikan komentar, "Bapaknya aja nga mematuhi aturan yang dikeluarkan pemerintah, anaknya kok yo bisa nyalahin rakyat. Ono2 bae." Unggahan ini menjadi salah satu unggahan yang viral.
Gambar tangkapan layar beberapa unggahan di Twitter yang memuat tautan artikel dari situs Suara Nasional.
Benarkah Gibran salahkan rakyat yang tak patuhi aturan pemerintah atas merebaknya Covid-19 sebagaimana yang tertulis dalam artikel di atas?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, situs Suara Nasional tidak menyebutkan sumber dari artikel tersebut, apakah hasil wawancara atau menyadur dari media lain. Tempo pun mencari berita dari media-media kredibel untuk dibandingkan dengan isi artikel di situs Suara Nasional itu,
Melalui pencarian dengan mesin perambah Google, Tempo menemukan bahwa pernyataan Gibran seperti yang dimuat dalam artikel di situs Suara Nasional itu lebih dulu dipublikasikan di Kompas.com pada 24 April 2020 dengan judul "Gibran: Bila Patuh Anjuran Pemerintah, Wabah Corona Segera Usai".
Kutipan-kutipan dari pernyataan Gibran dalam berita di Kompas.com ini sama dengan yang dimuat di situs Suara Nasional. Namun, dalam berita di Kompas.com, tidak terdapat pernyataan dari Gibran yang menyalahkan rakyat atas merebaknya Covid-19 sebagaimana yang tercantum dalam judul artikel di situs Suara Nasional.
Konteks pernyataan Gibran, sesuai dengan berita di Kompas.com, adalah imbauan agar warga yang berada di perantauan menunda mudik untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19. "Bagi teman-teman yang sedang berada di perantauan, mohon menahan diri untuk tidak mudik terlebih dahulu. Karena kita tak tahu, jangan-jangan kita adalah OTG (Orang Tanpa Gejala)," kata Gibran.
Gambar tangkapan layar berita di Kompas.com.
Menurutnya, OTG berpotensi menularkan virus ke orang-orang yang rentan, seperti balita dan orang tua, di kampung halaman. "Apabila kita semua patuh dengan berbagai anjuran pemerintah dan tenaga ahli, Insya Allah wabah ini segera usai dan aktivitas akan normal kembali," kata Gibran.
Kutipan kedua inilah yang kemudian dijadikan angle berita oleh situs Suara Nasional dengan framing "banyaknya warga yang terkena virus Corona baru (Covid-19) karena tidak mengikuti aturan pemerintah seperti menghindari kerumunan, tidak mudik lebih dulu".
Media tidak kredibel
Situs Suara Nasional tergolong sebagai media yang tidak kredibel karena tidak mencantumkan alamat redaksi. Padahal, ketentuan terkait ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Pers bahwa "perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan".
Selain itu, dalam situs Suara Nasional, tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam judul artikel di situs Suara Nasional di atas, bahwa Gibran salahkan rakyat yang tak patuhi aturan pemerintah atas merebaknya Covid-19, menyesatkan. Artikel itu disadur dari Kompas.com yang kemudian diubah angle dan judulnya dengan narasi yang tidak dinyatakan oleh anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://suaranasional.com/2020/04/26/corona-merebak-gibran-salahkan-rakyat-tak-patuhi-aturan-pemerintah/?fbclid=IwAR2O6VgfhVrMp-GWPmHOJ-crjAx4Yt28m6oqghU4L3MkCjPo79rGtk51pOU
- https://twitter.com/panca66/status/1255011952302030849
- https://regional.kompas.com/read/2020/04/24/11462531/gibran-bila-patuh-anjuran-pemerintah-wabah-corona-segera-usai
(GFD-2020-8064) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesan Berantai Soal Modus Baru Perampokan dengan Suara Tangisan Bayi?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 29/04/2020
Berita
Pesan berantai yang berisi narasi mengenai modus baru perampokan dengan suara tangisan bayi dan pipa bocor beredar di WhatsApp dan Facebook dalam beberapa hari terakhir. Menurut pesan berantai yang isinya diklaim berasal dari kisah seorang perempuan bernama Ida Laniari itu, modus tersebut dilakukan perampok dengan memutar rekaman suara bayi atau membuka semua keran di luar rumah.
Salah satu akun Facebook yang membagikan pesan berantai itu adalah akun Adinda Hanny, yakni pada 26 April 2020. Dalam unggahannya, akun ini juga menyertakan foto seorang bayi yang diletakkan di depan pintu sebuah rumah dengan alas selimut.
Adapun narasi lengkap pesan berantai itu adalah sebagai berikut:
Pemberitahuan.Penting.Seorang Perempuan, Ida Laniari:Mendengar bayi yang menangis di terasnya malam hari, dan dia menelpon polisi karena saat itu sudah larut malam, Dan dia merasa ada yang aneh…..polisi memberitahu dia, apapun yang terjadi, JANGAN buka pintunya.....Wanita tersebut kemudian mengatakan bahwa sepertinya bayi itu merangkak dekat jendela, dan wanita tersebut khawatir kalo bayi itu akan merangkak ke jalan & menyeberang.Polisi bilang," Sudah ada polisi yang sedang menuju kesana, apapun yang terjadi, JANGAN buka pintu ”Polisi tersebut memberitahu wanita itu bahwa sebuah rekaman pembunuhan merekam suara bayi menangis & menggunakannya sebagai tipuan.Wanita di dalam rumah akan berpikir bahwa ada seseorang yang menelantarkan bayinya di luar mereka. Polisi belum memastikan, tapi polisi sering mendapat telepon dari beberapa wanita yang mengatakan bahwa mereka mendengar tangisan bayi di luar rumah mereka ketika mereka sedang sendiri di rumah pada malam hari.Juga dengan air yang bocor !!!Jika anda bangun di tengah malam & mendengar semua keran di luar rumah anda terbuka / anda berpikir ada pipa yang bocor, JANGAN KELUAR UNTUK MEMERIKSANYA !Ada orang yang sengaja membuka semua keran di luar rumah anda sehingga anda akan keluar untuk memeriksa & kemudian orang itu mulai menyerang anda.Tetaplah waspada, jaga diri anda, dan hubungi tetangga anda !Ada juga rumah yg meteran listriknya dimatikan...Ketika keluar ditodong kmd dirampok rumahnya...Saya Mohon Tolong teruskan pesan ini.Artikel ini sebaiknya ditanggapi secara serius karena, Modus tangisan bayi di sebutkan “ adalah modus baru pelaku kejahatan.Saya menyarankan anda untuk meneruskan pesan ini kepada semua orang yang anda kenal.Ini mungkin bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Sebuah lilin tidak akan redup jika lilin tersebut digunakan untuk menyalakan lilin yang lain..Kirim pesan ini kepada semua orang yang anda kenal yang mungkin butuh untuk diingatkan kembali bahwa dunia yang kita tinggali ini memiliki banyak kegilaan & lebih baik berhati-hati dari pada menyesal nantinya..Setiap orang hanya memerlukan waktu 5 menit untuk membaca ini.Ini mungkin dapat menyelamatkan anda atau seseorang yang anda cintai.Terima kasih.
Copas### grup K2 TNI-POLRI
Hingga artikel ini dimuat,unggahan akun AdindaHanny tersebut telah dikomentari lebih dari 9 ribu kali dan dibagikan lebih dari 55 ribu kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Adinda Hanny yang berisi pesan berantai soal modus baru perampokan dengan suara tangisan bayi.
Bagaimana kebenaran pesan berantai soal modus baru perampokan di atas?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi informasi tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait dari media-media kredibel dengan memasukkan kata kunci "modus perampokan dengan suara bayi" di mesin pencarian Google. Hasilnya, diketahui bahwa pesan berantai yang sama pernah beredar pada 2018 dan 2019.
Dikutip dari artikel cek fakta di Turnbackhoax.id pada 24 Februari 2018, pesan berantai itu berasal dari hoaks yang sebelumnya beredar di luar negeri yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Informasi tersebut juga pernah diverifikasi oleh Hoax-Slayer yang menyatakan bahwa klaim itu salah.
Menurut Hoax-Slayer, pesan berantai tersebut muncul pertama kali pada 2003. Hoax-Slayer juga menyatakan bahwa tidak ada laporan dari sumber-sumber yang kredibel mengenai modus semacam itu yang digunakan oleh pembunuh berantai di mana pun.
Pada Maret 2019, pesan berantai yang sama kembali beredar. Pesan berantai ini pun telah distempel sebagai hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). "Sebenarnya, pesan tersebut adalah tipuan yang sudah berjalan lama yang muncul pertama kali di tahun 2013," demikian keterangan Kominfo.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Instagram Humas Polda Jawa Timur.
Humas Polda Jawa Timur pun telah menyatakan pesan berantai itu sebagai hoaks. "Telah beredar informasi di media sosial dan WhatsApp tentang modus kejahatan tangisan bayi. Perlu kami klarifikasi bahwa berita tersebut adalah hoaks," kata Humas Polda Jatim di Instagram pada 5 Maret 2019.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi dalam pesan berantai di atas, bahwa terdapat modus baru perampokan dengan suara tangisan bayi, keliru. Hoaks ini sudah pernah beredar di Indonesia sejak 2018. Polisi pun telah menyatakan pesan berantai itu sebagai hoaks.
IBRAHIM ARSYAD
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://web.facebook.com/adinda.maycindia.3/posts/2498092583853578
- https://turnbackhoax.id/2018/02/24/hoax-pembunuh-berantai-memancing-korban-menggunakan-bayi-mennangis/
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/17005/hoaks-modus-kejahatan-tangisan-bayi/0/laporan_isu_hoaks
- https://www.instagram.com/p/BuniBsPBBB0/
Halaman: 5388/6821







