(GFD-2020-8063) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Satelit Pangkalan Militer Cina di Laut Natuna Utara?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 28/04/2020
Berita
Foto-foto yang diklaim sebagai citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertainya, foto-foto itu dirilis oleh Google Earth dan disebut sebagai gambar proyek pembangunan pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara yang tidak jauh dari Pulau Batam dan Pontianak.
Di Facebook, foto-foto itu diunggah salah satunya oleh akun Kopi Pahit Pribumi, yakni pada 25 April 2020. Akun ini menulis narasi sebagai berikut:
"Ngeriiii....!!!!Akhirnya ketahuan lagi !!!Kenapa China Dukung Penuh Jokowi.Google Earth Rilis Gambar Proyek Pembangunan Pangkalan Militer China Dilaut Natuna, Tidak Jauh Dari Pulau Batam-Riau dan Tidak Jauh Dari Pontianak.Ternyata Ada Hal Besar Yang Ditutup-tutupi Dari Rakyat Indonesia.Potensi Terbesar Dalam Memaksakan Kehendak Untuk Tetap Berkuasa, Terkesan Ada Yang Ingin Di Selesaikan.Viralkan....!!!Agar Semua Rakyat Indonesia Tahu Dan Sadar Bahwa NKRI Diujung Tanduk....Kalau Pangkalan Militer China Sdh Selesai.... Dan Pelabuhan Juga Bandara Dikuasai.... Lalu Rakyat Indionesia Tidak Akan Bisa Lari Kemana-mana....Kita Pasti Akan Diberangus Oleh Mereka..!!!"
Akun Kopi Pahit Pribumi juga mencantumkan tautan sumber gambar yang ia unggah. Tautan itu merujuk pada unggahan akun Twitter @HmEi7_IND dan artikel di situs Militermeter.com. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun Kopi Pahit Pribumi tersebut telah dibagikan lebih dari 350 kali.
Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Kopi Pahit Pribumi (kiri) dan artikel di situs Militermeter.com (kanan).
Apa benar foto-foto tersebut adalah citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara?
Hasil Cek Fakta
Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memeriksa artikel di situs Militermeter.com yang tautannya diunggah oleh akun Kopi Pahit Pribumi. Menurut artikel tersebut, foto-foto satelit itu memperlihatkan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly.
Berdasarkan petunjuk tersebut, Tempo menelusuri lokasi Kepulauan Spratly. Berdasarkan peta di situs resmi Perpustakaan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Kepulauan Spratly masih berada di dalam Laut Cina Selatan dan tidak berada di dalam Laut Natuna Utara.
Dilihat di Google Maps, kepulauan ini terletak di tengah Laut Cina Selatan. Negara yang terdekat dengan kepulauan ini adalah Filipina. Sementara dalam peta baru Indonesia yang fotonya pernah dimuat di Kumparan.com, Laut Natuna Utara berada di barat daya Kepulauan Spratly.
Tempo pun mencari pemberitaan tentang pembangunan pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly dengan mesin pencarian Google. Dilansir dari berita di Kompas.com pada 29 Maret 2017, Cina memang memiliki tiga pangkalan militer berskala besar yang telah selesai dibangun di Laut Cina Selatan.
Asia Maritim Transparency Initiative (AMTI), bagian dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Washington DC, Amerika Serikat, pernah merilis citra satelit pangkalan di Kepulauan Spratly tersebut. Pangkalan itu terletak di pulau karang Subi, Mischief, dan Fiery Cross.
Selain di Kepulauan Spratly, menurut AMTI, Cina memiliki pangkalan lain di Pulau Woody dan Kepulauan Paracel. Keduanya berada di utara Kepulauan Spratly. "Ini akan memungkinkan pesawat tempur militer Cina beroperasi ke hampir seluruh Laut Cina Selatan," kata AMTI.
Dilansir dari Tirto.id, sejak kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Cina telah mereklamasi sekitar 1.290 hektare tanah di tujuh pulau karang di Kepulauan Spratly. Di atasnya dibangun pangkalan militer. Ada tiga pangkalan militer Cina di sana, yakni Yongshu di Fiery Cross, Zhubi di Subi, dan Meiji di Mischief.
Selain Cina, Kepulauan Spratly pun diperebutkan Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Filipina punya lapangan terbang Rancudo di Pulau Thitu, Vietnam memiliki distrik Truong Sa di salah satu pulau, sementara Malaysia membangun Layang-layang Resort di pulau karang Swallow.
Untuk memastikan hal itu, Tempo menelusuri lokasi Subi, Mischief, dan Fiery Cross di Google Earth. Hasilnya, foto-foto unggahan situs Militermeter.com memang merupakan citra satelit pulau karang yang berada di Kepulauan Spratly tersebut, yakni Subi dan Fiery Cross. Ada pula foto satelit Pulau Woody.
Berikut ini foto-foto satelitnya:
Gambar tangkapan layar citra satelit pulau karang Subi di Google Earth.
Gambar tangkapan layar citra satelit pulau karang Fiery Cross di Google Earth.
Gambar tangkapan layar citra satelit Pulau Woody di Google Earth.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa foto-foto di atas merupakan citra satelit pangkalan militer Cina di Laut Natuna Utara menyesatkan. Foto-foto itu memperlihatkan gambar satelit pangkalan militer Cina di Kepulauan Spratly, tepatnya di pulau karang Subi dan Fiery Cross, serta di Pulau Woody. Pulau-pulau tersebut berada di dalam Laut Cina Selatan, bukan di Laut Natuna Utara.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- http://archive.ph/BPKDH
- https://twitter.com/HmEi7_IND/status/1125401766973984768?s=08&fbclid=IwAR0Jn94VerwZQS86bWci516bd3fViPqLTrYqNAd-0Q899xs8OCtfdK58DXs
- http://militermeter.com/google-earth-rilis-gambar-pangkalan-militer-china-di-laut-natuna/
- http://militermeter.com/google-earth-rilis-gambar-pangkalan-militer-china-di-laut-natuna/
- http://egsa.geo.ugm.ac.id/2017/11/06/sengketaperairanlautcinaselatan/
- https://www.google.com/maps/place/Kepulauan+Spratly/@10.7398099,115.6779782,11z/data=!4m5!3m4!1s0x3180d691fcdf5b69:0x6634a41464120ce0!8m2!3d10.723282!4d115.8264655
- https://kumparan.com/kumparannews/china-protes-pergantian-nama-laut-natuna-utara-di-peta-baru-indonesia
- https://internasional.kompas.com/read/2017/03/29/09261221/pangkalan.militer.china.di.laut.china.selatan.siap.digunakan
- https://tirto.id/cina-klaim-kepulauan-spratly-duterte-ancam-kerahkan-militer-dlE6
(GFD-2020-8062) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Kakak-Adik di Tangerang yang Kena Covid-19 Usai Bermain di Luar Rumah?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 28/04/2020
Berita
Pesan berantai dengan narasi bahwa ada kakak-adik di Tangerang yang tertular Covid-19 setelah bermain di luar rumah beredar di grup-grup percakapan WhatsApp. Pesan berantai itu dilengkapi dengan video yang memperlihatkan dua anak yang sedang berpelukan dengan seorang perempuan di dalam sebuah mobil ambulans.
Dalam video berdurasi 2 menit 10 detik itu, terlihat seorang perempuan bersama seorang bocah di dalam mobil ambulans. Beberapa saat kemudian, masuk bocah lainnya yang digendong oleh seorang pria ke dalam mobil ambulans itu. Si perempuan juga memeluk bocah-bocah itu. Beberapa petugas medis dengan alat pelindung diri (APD) pun tampak berada di sekitar mobil ambulans tersebut.
Sesekali, dalam video itu, terdengar suara perempuan yang berbicara. Perempuan tersebut berkata, "Anak bontotnya usia 4 tahun ya, sama yang tengahnya 8 (tahun). Ini semua positif Covid-19. Ini anak usia 4 tahun. Sembuhkan ya Allah. Ini yang tengah, 8 tahun, juga positif Covid-19. Ya Allah ya rahman ya rahim. Kangen, kangen mamanya."
Adapun narasi lengkap pesan berantai itu adalah sebagai berikut: "Di Tangerang, dua bersaudara kakak beradik terjangkit Covid-19, setelah pulang dari bermain di luar rumah. Saat ini sedang dijemput oleh Team Medis utk dibawa ke Rumah Sakit. Pengalaman berharga bagi para orang tua yg masih mempunyai anak atau cucu yg suka bermain di luar rumah. Apabila sudah pulang ke rumah, langsung cuci tangan, cuci kaki & dianjurkan sekalian untuk mandi. Dan keluar rumah harus memakai masker."
Gambar tangkapan layar pesan berantai di WhatsApp tentang kakak-adik yang tertular Covid-19 di Tangerang (kanan) dan video yang menyertainya (kiri).
Apa benar video itu adalah video kakak-adik di Tangerang yang tertular Covid-19 setelah bermain di luar rumah?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video yang menyertai pesan berantai di atas memang pernah ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi. Salah satunya adalah tvOne, yang mempublikasikan video tersebut di YouTube pada 26 April 2020 dengan judul "Diduga Tertular Corona dari Suami, Istri dan Dua Anaknya Dijemput Petugas Medis".
Video tersebut diberi keterangan, "Video penjemputan dua bocah yang diduga terinfeksi virus Corona Covid-19 beredar luas di WhatsApp. Video penjemputan dua bocah ini pun cukup mengharukan. Petugas dengan pakaian lengkap menggunakan APD menjemput kedua anak ini menggunakan mobil ambulans. Sang ibu yang terlihat sudah berada dalam mobil ambulans itu tak henti-hentinya memeluk anaknya."
Kanal YouTube CNN Indonesia juga mengunggah video tersebut pada tanggal yang sama dengan judul "2 Anak Positif Corona Diduga Tertular Ibu". "Video dua anak yang dievakuasi oleh petugas Covid-19 dengan APD lengkap dari rumahnya viral di media sosial. Kedua anak ini diduga tertular dari sang ibu," demikian keterangan yang ditulis oleh kanal CNN Indonesia.
Namun, dilansir dari Detik.com, peristiwa dalam video itu bukan terjadi di Tangerang. Kedua bocah itu tinggal di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menurut juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, pada 25 April 2020, kakak-adik itu diduga tertular dari ibunya. Kini, mereka telah dibawa ke RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
Pada 26 April 2020, berdasarkan arsip berita Tempo, Bupati Bogor Ade Yasin pun menjelaskan bahwa ayah kedua bocah itu bekerja di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran. "Awal kejadian, ketika bapaknya pulang dari tempat kerja pada 14 April, tiga jam kemudian, anaknya merasakan panas dan kepalanya sakit, suhunya sekitar 40 derajat Celcius," kata Ade.
Meskipun begitu, dari hasil laboratorium, si ayah tidak tertular alias negatif Covid-19. Namun, istri serta dua anaknya yang berusia empat tahun dan delapan tahun positif. "Anaknya ada tiga. Yang pertama, usia 8 tahun, positif. Yang kedua, negatif. Yang terakhir, yang 4 tahun, positif," kata Ade yang merupakan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor itu.
Ade memaparkan, pada 15 April pagi, kedua anak tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit. Kemudian, mereka ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Selanjutnya, pada 18 April, si ibu juga mengeluhkan sakit sehingga memutuskan untuk tes swab. "Pada 20 April, keluar hasil laboratorium dari RS Polri bahwa ibu beserta kedua anaknya itu positif Covid-19," kata Ade.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi bahwa video di atas adalah video kakak-adik di Tangerang yang tertular Covid-19 setelah bermain di luar rumah menyesatkan. Peristiwa dalam video itu terjadi di Cileungsi, Kabupaten Bogor, bukan di Tangerang. Menurut Bupati Bogor Ade Yasin, ayah kedua bocah tersebut bekerja di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=mGuFW_wssTk
- https://www.youtube.com/watch?v=ROpq4HZ0IaY
- https://news.detik.com/berita/d-4991150/gugus-tugas-kabupaten-bogor-2-anak-di-cileungsi-kena-corona-tertular-dari-ibu
- https://metro.tempo.co/read/1335850/suami-kerja-di-rsd-wisma-atlet-istri-dan-anak-positif-covid-19
(GFD-2020-8061) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Pesan Berantai Soal Aksi Balas Dendam Para Pembegal dan Geng Motor pada Selasa Malam Besok?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 27/04/2020
Berita
Pesan berantai soal bakal digelarnya aksi balas dendam oleh para pembegal dan geng motor pada Selasa malam besok beredar di WhatsApp pada Senin, 27 April 2020. Pesan berantai yang isinya diklaim berasal dari Divisi Humas Mabes Polri itu pun menghimbau warga untuk tidak keluar rumah hingga Rabu dini hari, 29 April 2020.
Di bagian awal pesan berantai itu, terdapat narasi bahwa polisi akan melakukan razia besar-besaran di seluruh Indonesia. Razia ini digelar karena banyak kerabat para pembegal atau geng motor yang akan melakukan balas dendam. Balas dendam itu disebabkan oleh banyaknya rekan mereka yang ditangkap, ada juga yang dibakar, oleh warga.
"Mereka berkata: 'Bahwasannya kami para pembegal motor akan membalas dendam atas perlakuan masyarakat yang main bakar terhadap anggota kami, bahkan akan lebih kejam dan brutal di jalanan'. Mereka berjanji, setiap ada pengendara sepeda motor di pagi sampai malam dan dini hari, akan dibacok dan dicincang," demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.
Di bagian akhir, terdapat pula narasi yang berbunyi, "Mulai jam 10 malam besok sampa dengan dini hari, penduduk dilarang beraktivitas di keluar rumah disebabkan adanya teror balas dendam dari komplotan pembegal dan geng motor. Tadi siang kantor polsek dilempari kertas yang bertuliskan: 'Nyawa harus dibayar dengan nyawa dan kami akan bertumbuh menjadi besar'."
Gambar tangkapan layar pesan berantai di WhatsApp yang berisi klaim soal aksi balas dendam para pembegal dan geng motor.
Apa benar pesan berantai soal aksi balas dendam para pembegal dan geng motor itu?
Hasil Cek Fakta
Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim CekFakta mula-mula memasukkan kata kunci "aksi balas dendam pembegal dan geng motor" ke mesin pencarian Google. Hasilnya, ditemukan bahwa narasi tersebut pernah beredar pada 2016. Bantahan mengenai adanya aksi itu pernah dimuat oleh Detik.com pada 11 November 2016. Ketika itu, narasi yang beredar sama persis dengan narasi dalam pesan berantai di atas, yakni:
Pihak kepolisian akan melakukan Razia besar2an di semua titik.Razia dilakukn dengan gabungan mulai dari Mabes, Polda, Polres hingga Polsek. Karena banyak kerabat para Pembegal atau Genk motor yang akan membalas dendam dikarenakan rekan2 mereka banyak yg tertangkap & ada juga yang dibakar.
Mereka berkata: "bahwasannya kami para pembegal motor akan membalas dendam atas perlakuan masyarakat yang main bakar terhadap angota kami, bahkan akan lebih kejam & brutal di jalanan".
Mereka berjanji setiap ada pengendara sepeda motor di pagi sd malam & dini hari akan dibacok dan dicincang.Tlg sebarkn informasi ini bhw mulai jam 10 malam besok sampai dengan dini hari, penduduk dilarang beraktifitas keluar rumah disebabkn adanya teror balas-dendam dr komplotan pembegal dan Genk motor.
Tadi siang kantor Polsek dilempari kertas yang bertulisan, "Nyawa harus dibayar dengan Nyawa dan kami akan bertumbuh menjadi besar,"
Para warga dihimbau JANGAN keluar pada mlm & dini hari utk sementara, jika TIDAK ada hal-hal yang mendesak.Demikian pesan dr Humas Mabes-Polri.Bantu Share yaa ..demi keselamatan kwn2 & keluarga kita.Tks.
Saat itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, menegaskan bahwa pesan berantai tersebut hoaks. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Mabes Polri ketika itu, Brigadir Jenderal Agus Rianto. "Berita seperti ini sudah beberapa kali beredar. Mudah-mudahan masyarakat tidak terprovokasi," kata Agus.
Dilansir dari Liputan6.com, pesan berantai itu beredar setelah adanya aksi anggota geng motor yang berniat balas dendam dengan menembak anggota geng lain. Peristiwa ini terjadi di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, pada 9 Oktober 2016 sekitar pukul 04.00 WIB.
Penembakan itu bermula saat Tribowo, pria berusia 20 tahun asal Cilangkap, Jakarta Timur, berkendara ke daerah Jatiasih untuk balas dendam dan mencari geng motor yang menyerang kelompoknya. Sebelumnya, rekan korban, Paul Martin Manurung, mengalami luka tembak di bagian leher saat melewati Jalan Raya Kodau, Pondok Gede, Bekasi, pada 9 Oktober 2016 sekitar pukul 03.00 WIB.
Tak terima kawannya ditembak, Tribowo dan rekan-rekannya menyisir Jalan Raya Kodau yang mengarah ke Jatiasih. Tribowo cs pun menyerang sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di depan Gang H Puro, Jatimekar, Jatiasih. Namun, Tribowo lebih dulu dipepet dan ditembak dengan senjataairsoft gun. Tribowo pun tersungkur dan tewas di tempat.
Pesan berantai yang sama pun pernah menyebar di media sosial pada 2017, 2018, 2019, dan 2020. Pada 2017, pesan berantai itu beredar di Sumatera Utara, yang juga telah dibantah oleh polda setempat. Juru bicara Polda Sumut, Komisaris Besar Rina Sari Ginting menegaskan bahwa rencana aksi balas dendam para pelaku begal tersebut tidak ada. "Hoaks itu muncul sejak 10 Oktober lalu," katanya dikutip dari Jawapos.com pada 20 Oktober 2017.
Hari ini, 27 April 2020, Polri juga sudah membantah pesan berantai mengenai razia polisi karena bakal adanya aksi balas dendam para pembegal atau geng motor. Saat ini, kepolisian sedang melaksanakan Operasi Ketupat 2020 dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, pesan berantai soal aksi balas dendam para pembegal dan geng motor pada Selasa malam besok di atas keliru. Pesan berantai tersebut sudah beredar sejak 2016 dan terus dibagikan setiap tahunnya hingga saat ini. Polisi juga telah menegaskan bahwa pesan berantai itu hoaks.
IKA NINGTYAS
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://news.detik.com/berita/d-3343437/pesan-sadis-aksi-balas-dendam-pelaku-begal-motor-benarkah
- https://www.liputan6.com/news/read/2622758/berniat-balas-dendam-anggota-geng-motor-di-bekasi-justru-tewas
- https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/20/10/2017/resah-gara-gara-kabar-begal-balas-dendam/
- https://www.instagram.com/p/B_eG3S_J3Vq/
(GFD-2020-8060) [Fakta atau Hoaks] Benarkah WHO Sebut Penularan Corona Tak Lagi Hanya Lewat Droplet Tapi Juga Udara?
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 27/04/2020
Berita
Pesan berantai yang menyebut bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penularan virus Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara beredar di WhatsApp dan Facebook sejak Minggu, 26 April 2020. Menurut pesan berantai itu, virus Corona bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam.
Selain itu, pesan berantai itu juga mengklaim bahwa virus Corona yang berada di ruangan tertutup dapat bertahan lebih lama serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena Covid-19. "Karena udara yang berputar di situ-situ saja," demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.
Pesan itu disebut berasal dari juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto. Agar lebih meyakinkan, pesan berantai tersebut memuat tautan berita dari situs media Kompas.com berjudul "Jubir Pemerintah: Sesuai Rekomendasi WHO, Mulai Hari Ini Semua Gunakan Masker" yang dimuat pada 5 April 2020.
Pesan berantai itu pun menghubungkan klaim tersebut dengan kewajiban memakai masker ketika keluar rumah. "Maka, Bapak dan Ibu tolong kita ikuti protokol yang semakin ketat ini yaitu bahwa kalau kita keluar, biarpun tidak ke kerumunan massa, WAJIB pakai masker untuk saling melindungi satu sama lain karena menurut WHO ada satu golongan baru dalam proses penularan wabah ini yaitu OTG (orang tanpa gejala)."
Gambar tangkapan layar pesan berantai di WhatsApp yang berisi klaim tentang penularan virus Corona Covid-19 lewat udara.
Apa benar WHO menyatakan penularan virus Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara?
Hasil Cek Fakta
Tim CekFakta Tempo mula-mula membaca berita dari Kompas.com yang tautannya dicantumkan dalam pesan berantai itu. Hasilnya, tidak ditemukan keterangan dari juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, bahwa WHO menyatakan penularan Covid-19 tidak lagi melalui droplet tapi juga udara.
Selain itu, tidak ada pula penjelasan bahwa WHO menyatakan virus Corona Covid-19 bisa bertahan dan melayang-layang di udara selama 8 jam atau pun bertahan lebih lama di ruangan tertutup serta lebih cepat mendarat di tubuh seseorang yang belum terkena Covid-19 karena udara berputar di situ-situ saja.
Berita tersebut berisi pernyataan Yuri bahwa, sesuai rekomendasi WHO dalam mencegah penyebaran Covid-19, semua orang harus menggunakan masker. Yuri juga mengatakan bahwa masyarakat dapat menggunakan masker kain. Sementara tenaga kesehatan wajib mengenakan masker bedah atau masker N95. Penggunaan masker ini penting karena, ketika seseorang berada di luar rumah, terdapat banyak sekali ancaman penularan virus.
Sampai hari ini, WHO tidak pernah membuat pernyataan bahwa virus Corona Covid-19 bisa ditularkan melalui udara. Dalam situs resminya, WHO masih menulis bahwa, menurut penelitian sejauh ini, virus Corona Covid-19 umumnya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
WHO memberikan penjelasan bagaimana Covid-19 bisa menular melalui droplet, yakni sebagai berikut:
Covid-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit Covid-19 batuk atau napas (bersin). Droplet ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terjangkit Covid-19. Penularan Covid-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit Covid-19. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran Covid-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Rekomendasi penggunaan masker bagi seluruh masyarakat
Sebelumnya, WHO hanya merekomendasikan penggunaan masker bagi orang yang sakit dan orang yang merawat pasien. Pada 6 April 2020, WHO merekomendasikan penggunaan masker bagi seluruh masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Namun, alasannya bukan karena virus Corona Covid-19 bisa bertahan di udara selama 8 jam, melainkan karena kemungkinan penularan Covid-19 dari orang tanpa gejala.
Di dokumen WHO tentang saran penggunaan masker dalam konteks Covid-19, terdapat sejumlah laporan di mana orang yang terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala (pra-gejala) berpotensi menularkannya ke orang lain. Selain itu, ada pula orang yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala.
Meskipun begitu, hingga saat ini, belum ada bukti bahwa pemakaian masker oleh orang yang sehat dapat mencegah mereka terinfeksi virus pernapasan, termasuk virus Corona Covid-19. Karena itu, menurut WHO, penggunaan masker tetap harus disertai dengan langkah-langkah pencegahan mendasar lainnya, yakni rajin mencuci tangan, jaga jarak, serta tidak menyentuh wajah dan mata.
WHO juga menekankan bahwa masker medis dan respirator diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. WHO pun mendukung negara-negara yang mengeluarkan rekomendasi penggunaan masker bagi orang yang sehat sembari melakukan penelitian tentang efektivitas hal tersebut. Saran bagi penggunaan masker nonmedis, harus mempertimbangkan jumlah lapisan kain, bahan yang digunakan, kualitas hidrofobik, bentuk, dan pas atau tidaknya masker saat dipakai.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa WHO menyatakan penularan Corona Covid-19 tidak lagi hanya melalui droplet tapi juga udara, keliru. Hingga artikel ini dimuat, dalam situs resminya, WHO menyebut bahwa virus Corona Covid-19 umumnya menular melalui kontak dengan droplet dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, bukan melalui udara.
IKA NINGTYAS
Update: Dikutip dari Kompas.com, pada 9 Juli 2020, WHO mengeluarkan pernyataan resmi bahwa virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, dapat menyebar melalui udara. WHO mendefinisikan penularan melalui udara sebagai penyebaran infeksi yang disebabkan oleh inti tetesan (aerosol) yang bisa menular ketika melayang di udara dalam jarak serta waktu yang lama. WHO bersama para ilmuwan telah mengevaluasi apakah SARS-CoV-2 juga dapat menyebar melalui aerosol tanpa adanya prosedur yang meng
Rujukan
- https://nasional.kompas.com/read/2020/04/05/16562611/jubir-pemerintah-sesuai-rekomendasi-who-mulai-hari-ini-semua-gunakan-masker
- https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
- https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331693/WHO-2019-nCov-IPC_Masks-2020.3-eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/10/115333865/kajian-terbaru-who-bukti-bukti-yang-menunjukkan-transmisi-virus-corona
Halaman: 5389/6821




