Akun Facebook Lois Lois (fb.com/100060624750848) pada 9 Maret 2021 mengunggah sebuah tangkapan layar artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” dengan narasi sebagai berikut:
“Kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sbg Vaksin Plasebo utk menipu KIPI. Oleh KIPI.. Akan di bantah bhw kematian bukan akibat Vaksin.
Bukankah Indonesia di jadikan kelinci percobaan Vaksin Sinovac? Makanya belum setahun Vaksin sudah di temukan. Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam. Soalnya dr.Dirga Lambe mengatakan bhw Virus hewan bisa bermutasi kepada manusia.
Dan juru Vaksin-dr.Nadia Tarmizi adalah Ahli penyakit menular pada hewan . Vaksin sudah terlanjur di suntikkan dan WHO akhirnya melaporkan bhw Tidak di temukan bukti sumber penularan Hewan di Wuhan.
Kata Dokter2 Hewan: Ayam2 yg di suntikan Vaksin Sinovac ini banyak yg mati setelah 2 Minggu. Selamat ya buat IDI Anda tertipu ilmu sampah. Tapi mau di bantu.. Justru saya di gosipkan Gila gangguan jiwa berat!! IDI menolak di bantu Kemenkes menolak di bantu Kalau masih minta bukti Ini lhoooo: Pandemi berlarut2!!”
(GFD-2021-6514) [SALAH] “Vaksin Sinovac, Vaksin yg sebenarnya di peruntukkan untuk ayam”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 13/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, adanya klaim bahwa vaksin Sinovac merupakan vaksin yang diperuntukkan bagi ayam, lalu ayam-ayam yang disuntik vaksin Sinovac ini banyak yang mati setelah 2 minggu, dan Indonesia dijadikan kelinci percobaan vaksin Sinovac serta klaim kode barcode vaksin asli di tukar oleh Farmasi sebagai vaksin plasebo adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, vaksin Sinovac ditujukan untuk memberi perlindungan terhadap manusia dari infeksi Covid-19. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
DIlansir dari Tempo, untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait.
Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut:
Klaim 1: Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI
Fakta:
Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. “Tidak sesederhana itu (untuk menukar kode vaksin Sinovac),” kata Hindra.
Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
==================
Klaim 2: Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac
Fakta:
Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari Kompas.com, tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki.
Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.
Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020.
Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari.
==================
Klaim 3: Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac.
Fakta:
Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
Sementara itu, artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” sendiri berisi pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari yang menyebut penyebab seorang guru SD di Kota Tegal yang meninggal bukan karena vaksin.
“Dia punya penyakit gula (diabetes), yang jelas bukan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi),” kata Prima saat dikonfirmasi, Senin (8/3/2021) dikutip dari artikel yang tayang di situs jateng.suara.com pada Senin, 08 Maret 2021 pukul 17:25 WIB tersebut.
Faktanya, vaksin Sinovac ditujukan untuk memberi perlindungan terhadap manusia dari infeksi Covid-19. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
DIlansir dari Tempo, untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo mewawancarai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari pada 12 Maret 2021 dan menelusuri berbagai literatur terkait.
Berikut ini pemeriksaan fakta atas klaim-klaim tersebut:
Klaim 1: Barcode vaksin asli ditukar sebagai vaksin plasebo untuk menipu KIPI
Fakta:
Hindra menjelaskan bahwa barcode vaksin melalui satu sistem yang sama sejak selesai diproduksi di Cina hingga disuntikkan kepada penerima vaksin. Sistem satu pintu ini diterapkan untuk memudahkan pelacakan dan distribusi serta mencegah pemalsuan terhadap sebuah vaksin. “Tidak sesederhana itu (untuk menukar kode vaksin Sinovac),” kata Hindra.
Beberapa orang penerima vaksin Covid-19 memang mengalami KIPI. Dikutip dari Tempo, jumlah KIPI hanya sebanyak lima kasus per 10 ribu suntikan. Itu pun hanya berupa gejala yang ringan, seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
==================
Klaim 2: Indonesia menjadi kelinci percobaan vaksin Sinovac
Fakta:
Indonesia bukan satu-satunya pengguna vaksin Sinovac. Dikutip dari Kompas.com, tiga negara lainnya yang menggunakan vaksin Sinovac adalah Chili, Brazil, dan Turki.
Produksi vaksin sendiri membutuhkan proses yang panjang. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan ada enam tahap yang biasanya diperlukan dalam pengembangan vaksin , yakni eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, tinjauan peraturan dan persetujuan, produksi, dan kontrol kualitas.
Sebelum diujicobakan ke luar Cina, vaksin Sinovac telah terlebih dahulu menjalani uji coba fase I dan fase II yang melibatkan sejumlah warga Cina. Sinovac memulai pengembangan kandidat vaksin dari virus yang tidak aktif, yang disebut CoronaVac tersebut, pada 28 Januari 2020.
Pada 13 April 2020, Administrasi Produk Medis Nasional Cina (NMPA) memberikan persetujuan untuk uji klinis fase I dan fase II di Cina, yang dimulai pada 16 April di Provinsi Jiangsu. Uji klinis fase I dan fase II itu melibatkan orang dewasa yang sehat dan berusia 18-59 tahun. Mereka diberi vaksin selama 14 hari.
==================
Klaim 3: Vaksin yang sebenarnya diperuntukkan bagi ayam. Ayam banyak yang mati setelah disuntik vaksin Sinovac.
Fakta:
Menurut Hindra, vaksin Sinovac ditujukan bagi manusia, sesuai tahap uji klinis yang dilakukan terhadap manusia meskipun, sebelum uji klinis tersebut, dilakukan uji coba terhadap binatang. Untuk vaksin Sinovac, pengujian telah dilakukan terhadap tikus. Tidak ada penggunaan ayam dalam pengembangan vaksin Sinovac. Demikian juga, tidak ada publikasi yang menyebutkan bahwa ayam-ayam mati setelah divaksin Sinovac.
Sementara itu, artikel berjudul “Guru di Kota Tegal Meninggal Usai Divaksin Sinovac” sendiri berisi pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari yang menyebut penyebab seorang guru SD di Kota Tegal yang meninggal bukan karena vaksin.
“Dia punya penyakit gula (diabetes), yang jelas bukan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi),” kata Prima saat dikonfirmasi, Senin (8/3/2021) dikutip dari artikel yang tayang di situs jateng.suara.com pada Senin, 08 Maret 2021 pukul 17:25 WIB tersebut.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1282/keliru-klaim-vaksin-sinovac-sebenarnya-ditujukan-bagi-ayam-dan-barcode-aslinya-ditukar
- https://tekno.tempo.co/read/1435940/ini-daftar-kejadian-ikutan-gejala-ringan-dan-berat-usai-vaksinasi-covid-19
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/21/102500465/berikut-negara-negara-yang-menyetujui-penggunaan-vaksin-sinovac-untuk-lawan
- https://www.clinicaltrialsarena.com/news/brazils-regulator-phase-iii-trial-sinovac-covid-19-vaccine/
- https://jateng.suara.com/read/2021/03/08/172545/guru-di-kota-tegal-meninggal-usai-divaksin-sinovac
(GFD-2021-6513) [SALAH] Rusia Menemukan bahwa Covid-19 Tidak Disebabkan oleh Virus
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/03/2021
Berita
Pengguna Facebook dengan nama pengguna Zekeriyya Genc mengunggah sebuah narasi (8/3) yang menyatakan bahwa hasil otopsi terhadap jenazah korban Covid-19 yang dilakukan oleh dokter di Rusia telah menemukan bahwa penyakit Covid-19 tidak disebabkan oleh virus, melainkan radiasi elektromagnetik 5G. Narasi tersebut juga menyebutkan bahwa untuk mengobati Covid-19, hanya dibutuhkan aspirin 100 mg, apronic atau parasetamol 650 mg.
Rusia nekat otopsi
Rusia nekat otopsi
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ada pernyataan terkait penemuan tersebut di situs resmi pemerintah Rusia. WHO serta hasil penelitian para ahli juga telah menegaskan bahwa Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan maupun mencegah Covid-19, oleh karena itu WHO mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga jarak, menggunakan masker ketika bepergian, serta menghindari kerumunan. Lebih lanjut, teknologi 5G telah terbukti tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Narasi dengan topik serupa juga telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 Februari 2021 lalu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Zekeriyya Genc tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Narasi dengan topik serupa juga telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 Februari 2021 lalu.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Zekeriyya Genc tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7506181/
- https://www.nytimes.com/2019/07/16/science/5g-cellphones-wireless-cancer.html
- https://www.forbes.com/sites/brucelee/2020/04/09/5g-networks-and-covid-19-coronavirus-here-are-the-latest-conspiracy-theories/?sh=f9ee2776d415
- https://turnbackhoax.id/2021/02/14/salah-covid-19-bukan-virus-sumber-kementerian-kesehatan-italy/
(GFD-2021-6512) [SALAH] Rebusan Daun Jambu Biji Dicampur Cuka Bisa Bunuh Virus Covid-19
Sumber: TwitterTanggal publish: 12/03/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim soal ramuan yang mampu mengobati seseorang dari virus covid-19. Ramuan itu terdiri dari daun jambu biji, jahe, lemon, bawang bombai, hingga bawang putih.
Klaim ramuan untuk mengobati virus covid-19 ditemukan di akun Twitter @TirivaviTinashe. Begini narasi yang dia buat dalam Bahasa Inggris:
"Guava leaves, Ginger, Lemon, Vinegar, Onion, Garlic. Mix in Hot water. Do steaming 3 times a day until you sweat. It keeps your air channels open and your lungs clean. Now it's self help, Hospital Zero. Lets fight Covid 19 together..."
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Daun jambu biji,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…"
Klaim ramuan untuk mengobati virus covid-19 ditemukan di akun Twitter @TirivaviTinashe. Begini narasi yang dia buat dalam Bahasa Inggris:
"Guava leaves, Ginger, Lemon, Vinegar, Onion, Garlic. Mix in Hot water. Do steaming 3 times a day until you sweat. It keeps your air channels open and your lungs clean. Now it's self help, Hospital Zero. Lets fight Covid 19 together..."
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Daun jambu biji,jahe,bawang putih,lemon,bawang merah dan cuka.Campur dengan air panas.Hirup uap panas hasil rebusan bahan-bahan tersebut 3 kali sehari hingga anda berkeringat.Uap itu akan membuat saluran pernapasan anda tetap lancar dan paru-paru anda bersih.Lakukan untuk diri anda sendiri.Mari lawan Covid19 bersama-sama…"
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi edukator kesehatan, dr. Muhammad Fajri Adda’I. Dia pun memastikan ramuan itu salah.
"Itu (ramuan herbal) hoaks bercampur. Saya sering bahas di seminar," katanya melalui WhatsApp, Selasa (9/3/2021).
Dokter Fajri mengatakan, jambu biji yang dicampur jahe, bawang putih, lemon, dan bawang merah, memang punya kemungkinan meningkatkan imun. Namun, itu masih membutuhkan pembuktian.
"Secara umum, bila dikonsumsi dengan takaran yang cukup, lemon mengandung vitamin C yang dibutuhkan selama sehari, sebanyak 150 miligram. Buat maintenance sistem imun memang bagus," ujarnya.
"Namun untuk spesifik membunuh Covid-19 itu hoaks. Karena sejauh ini belum yang terbukti bisa bunuh virus Covid-19," kata dr. Fajri menambahkan.
Lebih lanjut, dr. Fajri malah bingung dengan klaim ramuan itu yang ditambahkan cuka. Menurutnya, cuka bisa membuat ramuan menjadi asem dan berbahaya untuk penderita penyakit kronis.
"Lalu, dicampur cuka, bagaimana? Ya, asem. Ketika Ph-nya rendah, ini hati-hati untuk penderita maag, bisa kambuh. Ini sudah jelas hoaks. Hati-hati mencerna informasi," ujarnya memberikan penjelasan.
"Itu (ramuan herbal) hoaks bercampur. Saya sering bahas di seminar," katanya melalui WhatsApp, Selasa (9/3/2021).
Dokter Fajri mengatakan, jambu biji yang dicampur jahe, bawang putih, lemon, dan bawang merah, memang punya kemungkinan meningkatkan imun. Namun, itu masih membutuhkan pembuktian.
"Secara umum, bila dikonsumsi dengan takaran yang cukup, lemon mengandung vitamin C yang dibutuhkan selama sehari, sebanyak 150 miligram. Buat maintenance sistem imun memang bagus," ujarnya.
"Namun untuk spesifik membunuh Covid-19 itu hoaks. Karena sejauh ini belum yang terbukti bisa bunuh virus Covid-19," kata dr. Fajri menambahkan.
Lebih lanjut, dr. Fajri malah bingung dengan klaim ramuan itu yang ditambahkan cuka. Menurutnya, cuka bisa membuat ramuan menjadi asem dan berbahaya untuk penderita penyakit kronis.
"Lalu, dicampur cuka, bagaimana? Ya, asem. Ketika Ph-nya rendah, ini hati-hati untuk penderita maag, bisa kambuh. Ini sudah jelas hoaks. Hati-hati mencerna informasi," ujarnya memberikan penjelasan.
Kesimpulan
Klaim daun jambu biji yang dicampur jahe, bawang putih, bawang merah, cuka, dan lemon bisa menyembuhkan seseorang dari virus covid-19 merupakan informasi hoaks. Sebab, hingga saat ini belum ada ramuan yang direkomendasikan bisa membunuh covid-19.
Rujukan
(GFD-2021-6511) [SALAH] Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan Terbuka untuk Semua Pemegang KTP
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 12/03/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP.
Informasi tersebut beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP tersebut:
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemda DKI, dan Indonesia Healthcare Corporation menyulap arena olahraga bersejarah di ibu kota, Istora Senayan menjadi Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama.
Kegiatan yang dimulai pada hari ini, Senin (8/3/2021), ditujukan untuk mendorong percepatan program vaksinasi nasional.
Setiap hari, Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama ini menargetkan tak kurang dari 5 ribu pendaftar akan divaksin, dan akan dilakukan secara berturut-turut selama sekitar 4 bulan.
Kementerian BUMN menjadi lokomotif hadirnya Sentra Vaksinasi Bersama, demi mempermudah akses bagi publik. Serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah.
"Ini momen krusial, agar kita semua mempercepat program Indonesia Sehat demi mendukung Indonesia Bekerja. Lansia sebagai yang paling rentan, harus didahulukan," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Selasa (8/3/2021).
Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama juga akan digelar di kota-kota lain yang membutuhkan percepatan.
Wah… Indonesia benar-benar bergerak cepat nih... agar program vaksinasi ini mencapai target yang direncanakan.
#VaksinUntukKIta
*Terbuka untuk semua pemegang KTP*.
Kuota hanya 5000 orang/hari
Lansia pagi hari, yg dibawah 60 tahun siang hari
Ktp NON DKI juga bisa
Go show, tanpa daftar2
Setiap hari termsk hari Sabtu dan Minggu
Pukul : 8.00 SD 16.00
vaksin nasional istora
vaksin gbk
Vaksin di GBK
Halo, apakah berita vaksin di GBK bisa untuk masyarakat luas walaupun bukan warga DKI Jakarta?
Vaksin covid gratis di istora
Vaksin di istora
Istora Senayan GBK
Vaksin utk 3 golongan:
PINTU A. Diatas 60.
PINTU B. Antara 40 sd 60.
PINTU C. Dibawah 40.
Semoga Berguna 👍🏽👍🏽👍🏽
Cepat kok ......
Kita datang minta No,
Bawa KTP Asli,
Isi form ,
Serahkan ,
Kita duduk tunggu,
Ntar di panggil nama,
Cek tensi ,
Berapa pertanyaan hal Diabets, dll....
Kita balik tunggu di panggil,
Setelah di suntik ,
Hrs tunggu 30 Menit,
Ambil sertifikat ,
Pulang ......Beres......
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemda DKI, dan Indonesia Healthcare Corporation menyulap arena olahraga bersejarah di ibu kota, Istora Senayan menjadi Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama.
Kegiatan yang dimulai pada hari ini, Senin (8/3/2021), ditujukan untuk mendorong percepatan program vaksinasi nasional.
Setiap hari, Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama ini menargetkan tak kurang dari 5 ribu pendaftar akan divaksin, dan akan dilakukan secara berturut-turut selama sekitar 4 bulan.
Kementerian BUMN menjadi lokomotif hadirnya Sentra Vaksinasi Bersama, demi mempermudah akses bagi publik. Serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah.
"Ini momen krusial, agar kita semua mempercepat program Indonesia Sehat demi mendukung Indonesia Bekerja. Lansia sebagai yang paling rentan, harus didahulukan," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Selasa (8/3/2021).
Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama juga akan digelar di kota-kota lain yang membutuhkan percepatan.
Wah… Indonesia benar-benar bergerak cepat nih... agar program vaksinasi ini mencapai target yang direncanakan.
#VaksinUntukKIta
Terbuka untuk semua pemegang KTP.
Kuota hanya 5000 orang/hari
Lansia pagi hari*,
yg dibawah 60 tahun siang hari
* Ktp NON DKI juga bisa*
*Go show, *
tanpa daftar2
Setiap hari termsk hari Sabtu dan Minggu
Pukul : 8.00 SD 16.00
vaksin gratis di Istora Senayan
Informasi tersebut beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp, berikut informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP tersebut:
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemda DKI, dan Indonesia Healthcare Corporation menyulap arena olahraga bersejarah di ibu kota, Istora Senayan menjadi Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama.
Kegiatan yang dimulai pada hari ini, Senin (8/3/2021), ditujukan untuk mendorong percepatan program vaksinasi nasional.
Setiap hari, Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama ini menargetkan tak kurang dari 5 ribu pendaftar akan divaksin, dan akan dilakukan secara berturut-turut selama sekitar 4 bulan.
Kementerian BUMN menjadi lokomotif hadirnya Sentra Vaksinasi Bersama, demi mempermudah akses bagi publik. Serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah.
"Ini momen krusial, agar kita semua mempercepat program Indonesia Sehat demi mendukung Indonesia Bekerja. Lansia sebagai yang paling rentan, harus didahulukan," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Selasa (8/3/2021).
Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama juga akan digelar di kota-kota lain yang membutuhkan percepatan.
Wah… Indonesia benar-benar bergerak cepat nih... agar program vaksinasi ini mencapai target yang direncanakan.
#VaksinUntukKIta
*Terbuka untuk semua pemegang KTP*.
Kuota hanya 5000 orang/hari
Lansia pagi hari, yg dibawah 60 tahun siang hari
Ktp NON DKI juga bisa
Go show, tanpa daftar2
Setiap hari termsk hari Sabtu dan Minggu
Pukul : 8.00 SD 16.00
vaksin nasional istora
vaksin gbk
Vaksin di GBK
Halo, apakah berita vaksin di GBK bisa untuk masyarakat luas walaupun bukan warga DKI Jakarta?
Vaksin covid gratis di istora
Vaksin di istora
Istora Senayan GBK
Vaksin utk 3 golongan:
PINTU A. Diatas 60.
PINTU B. Antara 40 sd 60.
PINTU C. Dibawah 40.
Semoga Berguna 👍🏽👍🏽👍🏽
Cepat kok ......
Kita datang minta No,
Bawa KTP Asli,
Isi form ,
Serahkan ,
Kita duduk tunggu,
Ntar di panggil nama,
Cek tensi ,
Berapa pertanyaan hal Diabets, dll....
Kita balik tunggu di panggil,
Setelah di suntik ,
Hrs tunggu 30 Menit,
Ambil sertifikat ,
Pulang ......Beres......
Kementerian BUMN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Pemda DKI, dan Indonesia Healthcare Corporation menyulap arena olahraga bersejarah di ibu kota, Istora Senayan menjadi Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama.
Kegiatan yang dimulai pada hari ini, Senin (8/3/2021), ditujukan untuk mendorong percepatan program vaksinasi nasional.
Setiap hari, Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama ini menargetkan tak kurang dari 5 ribu pendaftar akan divaksin, dan akan dilakukan secara berturut-turut selama sekitar 4 bulan.
Kementerian BUMN menjadi lokomotif hadirnya Sentra Vaksinasi Bersama, demi mempermudah akses bagi publik. Serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah.
"Ini momen krusial, agar kita semua mempercepat program Indonesia Sehat demi mendukung Indonesia Bekerja. Lansia sebagai yang paling rentan, harus didahulukan," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir di Jakarta, Selasa (8/3/2021).
Sentra Vaksinasi Covid-19 Bersama juga akan digelar di kota-kota lain yang membutuhkan percepatan.
Wah… Indonesia benar-benar bergerak cepat nih... agar program vaksinasi ini mencapai target yang direncanakan.
#VaksinUntukKIta
Terbuka untuk semua pemegang KTP.
Kuota hanya 5000 orang/hari
Lansia pagi hari*,
yg dibawah 60 tahun siang hari
* Ktp NON DKI juga bisa*
*Go show, *
tanpa daftar2
Setiap hari termsk hari Sabtu dan Minggu
Pukul : 8.00 SD 16.00
vaksin gratis di Istora Senayan
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi Sentra Vaksinasi Covid-19 terbuka untuk semua pemegang KTP, dengan mendapati penjelasan dari Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga.
Arya mengatakan, informasi tentang Sentra Vanksinasi Covid-19 terbuka untuk semua pemegang KTP yang beredar dijejaring sosial tidak benar.
"Jadi ini adalah hoaks yang tersebar dan perlu diluruskan," kata Arya dalam pesan suara.
Menurutnya, Sentra Vanksinasi Covid-19 hanya melayani pegawai publik dan lansia yang terdata sebagai warga DKI Jakarta.
"Jadi bukan untuk yang bukan pegawai publik dan bukan lansia," tutur Arya.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Sentra Vaksin Bersama BUMN di Istora Senayan Bukan untuk Masyarakat Umum" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 10 Maret 2021.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, sejak pergelaran perdananya, muncul informasi di ranah media sosial yang menyebutkan Sentra Vaksinasi Covid-19 terbuka untuk semua pemegang KTP. Salah satu informasi menyebutkan, kegiatan vaksinasi ini bisa diikuti tanpa harus mendaftar dan terbuka selama 7 hari, termasuk Sabtu dan Minggu.
Menanggapi kabar tersebut, Koordinator Program Management Office (PMO) Komunikasi Publik Komite Penanganan Covid-19 am Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPPEN), Arya Sinulingga, meluruskan bahwa Sentra Vaksinasi Covid-19 hanya melayani lansia dan pelayan publik (frontliner BUMN).
Kedua kelompok itu pun hanya bisa mendaftar vaksinasi di Istora Senayan jika memiliki KTP DKI Jakarta.
"Ini untuk meluruskan, bahwa Sentra Vaksinasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN itu adalah untuk pegawai publik dan lansia yang terdata di DKI Jakarta," ujar Arya, Rabu (10/3/2021).
Staf Khusus Menteri BUMN ini pun menegaskan, Sentra Vaksinasi Covid-19 tidak diperuntukkan untuk yang bukan pegawai publik dan non-lansia.
"Jadi ini adalah hoax yang tersebar dan perlu diluruskan supaya jangan sampai ada yang mencoba membuat cara-cara yang tidak benar, membuat (program) vaksinasi kita menjadi berantakan," ucap Arya.
Arya mengatakan, informasi tentang Sentra Vanksinasi Covid-19 terbuka untuk semua pemegang KTP yang beredar dijejaring sosial tidak benar.
"Jadi ini adalah hoaks yang tersebar dan perlu diluruskan," kata Arya dalam pesan suara.
Menurutnya, Sentra Vanksinasi Covid-19 hanya melayani pegawai publik dan lansia yang terdata sebagai warga DKI Jakarta.
"Jadi bukan untuk yang bukan pegawai publik dan bukan lansia," tutur Arya.
Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Sentra Vaksin Bersama BUMN di Istora Senayan Bukan untuk Masyarakat Umum" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 10 Maret 2021.
Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, sejak pergelaran perdananya, muncul informasi di ranah media sosial yang menyebutkan Sentra Vaksinasi Covid-19 terbuka untuk semua pemegang KTP. Salah satu informasi menyebutkan, kegiatan vaksinasi ini bisa diikuti tanpa harus mendaftar dan terbuka selama 7 hari, termasuk Sabtu dan Minggu.
Menanggapi kabar tersebut, Koordinator Program Management Office (PMO) Komunikasi Publik Komite Penanganan Covid-19 am Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPPEN), Arya Sinulingga, meluruskan bahwa Sentra Vaksinasi Covid-19 hanya melayani lansia dan pelayan publik (frontliner BUMN).
Kedua kelompok itu pun hanya bisa mendaftar vaksinasi di Istora Senayan jika memiliki KTP DKI Jakarta.
"Ini untuk meluruskan, bahwa Sentra Vaksinasi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN itu adalah untuk pegawai publik dan lansia yang terdata di DKI Jakarta," ujar Arya, Rabu (10/3/2021).
Staf Khusus Menteri BUMN ini pun menegaskan, Sentra Vaksinasi Covid-19 tidak diperuntukkan untuk yang bukan pegawai publik dan non-lansia.
"Jadi ini adalah hoax yang tersebar dan perlu diluruskan supaya jangan sampai ada yang mencoba membuat cara-cara yang tidak benar, membuat (program) vaksinasi kita menjadi berantakan," ucap Arya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan terbuka untuk semua pemegang KTP tidak benar.
Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan hanya melayani pegawai publik dan lansia yang terdata sebagai warga DKI Jakarta.
Sentra Vanksinasi Covid-19 Istora Senayan hanya melayani pegawai publik dan lansia yang terdata sebagai warga DKI Jakarta.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/4502927/sentra-vaksin-bersama-bumn-di-istora-senayan-bukan-untuk-masyarakat-umum?utm_source=dlvr.it&utm_medium=Facebook
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4503215/cek-fakta-tidak-benar-informasi-sentra-vaksinasi-covid-19-istora-senayan-terbuka-untuk-semua-pemegang-ktp
Halaman: 5384/6436