• (GFD-2021-6530) [SALAH] 1 Ramadhan 2021 Jatuh Pada Hari Jum’at dan Waktu Siang Terpanjang Selama 33 Tahun Terakhir

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/03/2021

    Berita

    *RAMADHAN YG ISTIMEWA*
    = Ramadhan Tahun Ini =
    .
    1 Ramadhan : Hari Jumaat
    8 Ramadhan : Hari Jumaat
    15 Ramadhan : Hari Jumaat
    22Ramadhan : Hari Jumaat
    29Ramadhan : Hari Jumaat
    Ramai tidak tahu bahwa Ramadhan tahun ini akan Kita tempuh dengan 5 kali Jumat, yang berlaku setiap 20 tahun.
    .
    Ramadhan yang akan datang ini akan menjadi Ramadhan dengan waktu siangnya terpanjang selama 33 tahun ke belakang.
    .
    Itu bermakna Ramadhan kali ini memberi kesempatan bagi kita untuk memperoleh pahala lebih besar dalam 33 tahun.
    .
    Ya Allah sampaikanlah Kami pada bulan Ramadhan..

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook bernama Hja Asnira Aslina mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada hari Jum’at serta Ramadhan Tahun ini menjadi Ramadhan dengan siang terpanjang selama 33 tahun terakhir.

    Informasi tersebut dibantah oleh Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Ismail Fahmi menyatakan, kedua klaim informasi itu tidak benar.
    Berdasarkan Taqwim Standar Indonesia, Ramadhan tahun ini akan jatuh pada pertengahan April 2021.

    1 Ramadhan pada tahun kemarin jatuh pada hari Jumat. Sementara itu, 10 Februari 2021 kemarin, Muhammadiyah menetapkan awal puasa tahun 2021 jatuh pada 13 April yang bertepatan dengan hari Selasa. Tanggal tersebut merujuk hasil perhitungan astronomi (hisab) yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

    “1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021 M,” dilansir dari situs resmi PP Muhammadiyah.

    Sementara itu, klaim Ramadhan kali ini merupakan bulan puasa dengan waktu siang terpanjang dalam kurun 33 terakhir, Ismail menyatakan tidak benar. Waktu siang hari saat Ramadan akan paling panjang jika Ramadhan terjadi pada Juni hingga Juli atau saat Matahari di belahan Bumi Utara.

    Sehingga, klaim mengenai 1 Ramadhan 2021 jatuh pada hari Jum’at dan waktu siang terpanjang selama 33 tahun terakhir merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)

    Klaim tersebut salah, faktanya PP Muhammadiyah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 2021 bertepatan pada hari Selasa 13 April 2020 dan waktu siang hari saat Ramadan akan paling panjang jika Ramadhan terjadi pada Juni hingga Juli atau saat Matahari di belahan Bumi Utara.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6529) [SALAH] Video “Presiden Jokowi Ingatkan OJK/SWI||Jangan Menyusahkan Rakyat Di Masa Sulit”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/03/2021

    Berita

    Akun Facebook Fian Ojhan Oj Slengean (fb.com/fianojhanoj.slengean) pada 12 Maret 2021 membagikan tautan video Youtube berjudul “Presiden Jokowi Ingatkan OJK/SWI||Jangan Menyusahkan Rakyat Di Masa Sulit” ke grup Waingapu Fan’s Club dengan narasi sebagai berikut:

    “Presiden Jokowi Tegur OJK/SWI Jangan Buat Regulasi yg bertumpuk tapi hasilnya Kurpsi.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya video yang berisi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur OJK / SWI agar jangan menyusahkan rakyat di masa sulit adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Presiden Jokowi sama sekali tidak menegur OJK maupun SWI agar tidak menyusahkan rakyat di tengah pandemi Covid-19 di video tersebut. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019. Presiden Jokowi hanya mengingatkan para pemimpin di Indonesia untuk beradaptasi di era revolusi industri 4.0.

    Dilansir dari Tempo, dalam video ini, tidak terdapat penjelasan bahwa Presiden Jokowi menegur SWI OJK karena menyusahkan rakyat di masa pandemi. Video itu berisi pidato Jokowi terkait revolusi industri 4.0.

    Berikut isi pidato Jokowi dalam video tersebut:

    “Revolusi Industri 4.0, digital economy, sudah mulai masuk dan ini harus kita respon dengan cepat. Kita harus tanggap dengan perubahan-perubahan global. Kita harus cepat mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang ada. Karena revolusi industri 4.0 membawa disrupsi, perubahan yang radikal. Kita harus sadar ini adalah perubahan yang radikal, perubahan yang tidak terduga, memporak-porandakan standar-standar yang telah ada. Menurut saya, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang open mind, yang terbuka, karena jamannya sekarang memang jaman terbuka. Kita butuh pemimpin-pemimpin yang siap menghadapi ketidakterdugaan, karena perubahan dunia ini sekarang cepat sekali. Kita baru belajar internet of thing, muncul artificial intellegence, muncul advanced robotic, muncul virtual reality, muncul Bitcoin, muncul cryptocurrency. Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, enggak cepat merespon, enggak cepat belajar mengenai perubahan-perubahan itu, kita ditinggal. Kita juga butuh pemimpin yang bisa bereaksi cepat, dan butuh pemimpin yang goal oriented, result oriented, bukan procedure oriented yang bertele-tele. Dan kita harapkan training-training yang nanti akan kita lakukan secara besar-besaran lahir para reformis pembawa perubahan-perubahan, bisa mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang mau membuat sistem itu menjadi sederhana. Karena dalam perubahan-perubahan dunia yang sangat cepat seperti sekarang ini, kita butuh kebijakan yang bisa kita putuskan cepat, bukan justru kita memproduksi regulasi yang sebanyak-banyaknya yang justru mempersulit kita sendiri dalam mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang ada. Tapi saya yakin dengan perubahan-perubahan yang ada kita bisa merespons sangat cepat terhadap adanya perubahan-perubahan. Dan kembali lagi ingin saya sampaikan bahwa ke depan bukan negara kuat yang akan mengalahkan negara yang lemah, bukan negara yang besar yang akan mengalahkan negara yang kecil, tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.”

    Tempo kemudian mencari konteks dari pidato tersebut dengan memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID, lalu menelusuri gambar-gambar ini dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa pidato Presiden Jokowi dalam video tersebut disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center pada 27 November 2018. Video ini pernah dimuat oleh akun YouTube BI.

    Salah satu poin penting yang disampaikan Jokowi dalam pidato itu adalah bahwa para pemimpin di Indonesia harus dapat beradaptasi dan berinovasi terhadap begitu cepatnya perkembangan teknologi. Dalam pidato tersebut, Jokowi sama sekali tidak menegur OJK atau SWI agar tidak menyusahkan rakyat Indonesia di masa pandemi Covid-19. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019.

    Video yang sama juga pernah ditayangkan oleh situs media CNBC Indonesia pada tanggal yang sama dengan judul “Saat Jokowi Memuji Keberanian BI Naikan Suku Bunga”. Berita terkait isi pidato Jokowi dalam Pertemuan Tahunan BI pada 2018 itu pun pernah dimuat oleh Kompas.com.

    Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengatakan, dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, Indonesia harus dipimpin oleh figur dengan kriteria khusus agar tidak tertinggal dari negara-negara lain. “Kita butuh pemimpin-pemimpin, orang-orang seperti apa? Agen-agen transformasi seperti apa? Baik itu di level desa, kabupaten/kota, provinsi, maupun di nasional? Di level manajerial di BUMN, di perusahaan swasta? Seperti apa yang kita butuhkan?”

    Pertama, menurut Jokowi, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berpikiran terbuka. Sebab, dalam menghadapi sesuatu yang baru dan tidak pernah ada sebelumnya, dibutuhkan fleksibilitas. Selain itu, kata dia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang siap menghadapi produk revolusi industri 4.0, seperti advanced robotic, virtual reality, dan cryptocurrency. “Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, enggak cepat merespons, enggak cepat mempelajari perubahan-perubahan itu, kita ditinggal,” ujar Jokowi.

    Kesimpulan

    Presiden Jokowi sama sekali tidak menegur OJK maupun SWI agar tidak menyusahkan rakyat di tengah pandemi Covid-19 di video tersebut. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019. Presiden Jokowi hanya mengingatkan para pemimpin di Indonesia untuk beradaptasi di era revolusi industri 4.0.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6528) [SALAH] Gambar Papan Nama “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/03/2021

    Berita

    “RUMAH SAKIT JIWA
    KECEBONG
    Dr. DJAMAL”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar di Facebook foto papan nama Rumah Sakit Jiwa Kecebong Dr. Djamal. Foto tersebut diposting oleh akun bernama Iwhy Suiwhy pada 10 Maret 2021.

    Setelah ditelusuri, gambar pada postingan tersebut telah disunting. Papan nama tersebut adalah papan nama Rumah Sakit Jiwa MAHONI Dr. Dr. Djamalurin. S yang berada di Jalan Mahoni, Medan, Sumatera Utara. Gambar tesebut ditemukan juga pada bulan Juli 2020 dan merupakan hoax yang kembali muncul.

    Dengan demikian, gambar postingan Facebook tersebut telah disunting pada bagian nama yang seharusnya “Rumah Sakit Jiwa MAHONI” disunting menjadi “RUMAH SAKIT JIWA KECEBONG” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Gambar tersebut telah disunting. Faktanya, Rumah Sakit Jiwa tersebut bernama Mahoni dan gambar tersebut merupakan hoax yang kembali muncul.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6527) [SALAH] Tautan Subsidi Kuota Internet dan Pulsa Kemendikbud

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/03/2021

    Berita

    “http://kuotasekolah[dot]online/?gokuota
    Daftar Segera!! Subsidi kuota kemendikbud lagi diperpanjang”

    Internet subsidi
    Subsidi Kuota
    Subsidi internet

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp berisi informasi dan tautan terkait perpanjangan subsidi kuota Kemendikbud. Setelah tautan tersebut dibuka, terdapat klaim bahwa voucher internet Indosat tersedia di aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play. Selain itu, calon penerima subsidi diminta untuk memasukkan nomor telepon aktif.

    Berdasarkan hasil penelusuran, pesan berantai tersebut merupakan hoaks lama yang telah dimodifikasi dengan klaim yang berbeda dan bukan tautan resmi subsidi kuota dari Kemendikbud. Mengutip dari Kompas, Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Hasan Chabibie yang diwawancarai pada 10 Februari 2021 menegaskan, berbagai informasi yang beredar dan menyebut Kemendikbud memberikan subsidi pulsa dan kuota internet itu adalah kabar bohong.

    “Informasi itu jelas hoaks,” tegas Hasan.

    Adapun informasi resmi terkait subsidi kuota internet Kemendikbud 2021 dapat diakses melalui https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.

    Selain itu, pihak Indosat Oredoo yang namanya dicatut dalam situs palsu subsidi kuota itu juga membantah informasi serupa. VP Head of Strategic Communications Indosat Ooredoo Adrian Prasanto menegaskan, informasi tersebut hoaks.

    “Itu phishing,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (21/12/2020).

    Informasi serupa terkait subsidi kuota internet dan pulsa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax pada artikel berjudul [SALAH] Bantuan Pulsa Sebesar Rp200 Ribu untuk Guru, Dosen, dan Pelajar dan [SALAH] Link Program Bantuan Pulsa 200 Ribu dan Kuota 75 GB.

    Dari berbagai fakta yang telah dipaparkan, pesan berantai terkait subsidi kuota internet dan pulsa Kemendikbud dapat dikategorikan sebagai konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, tautan tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar dan telah dikonfirmasi oleh pihak Kemendikbud.

    Rujukan