“48 people died in Singapore
https : //www[dot]facebook[dot]com/100002508248302/posts/3597378857022354/?d=n”
“48 orang meninggal di Singapura
https : //www[dot]facebook[dot]com/100002508248302/posts/3597378857022354/?d=n”
Setelah vaksin meninggal
Vaksin singapura
Vaksinasi virus corona
Kasus Covid 19 Singapore
Kementerian kesahatan, singapura
Vaksin bikin mati
Apa benar habis vaksin bisa meninggal
meninggal setelah divaksin
(GFD-2021-6141) [SALAH] Singapura Hentikan Vaksinasi Setelah 48 Orang Meninggal di Negaranya
Sumber: twitter.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Luisa Capra (@LuisaCapra6) mengunggah cuitan berupa narasi yang menyebutkan terdapat 48 orang meninggal di Singapura beserta tautan unggahan Facebook. Cuitan tersebut diunggah pada 3 Januari 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi dan tautan unggahan Facebook tersebut merujuk kepada artikel The Telegraph berjudul “Singapore halts use of flu vaccines after 48 die in South Korea” yang terbit pada 26 Oktober 2020. Pada artikel itu, disebutkan bahwa Singapura menghentikan sementara penggunaan dua jenis vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra, sebagai tindakan pencegahan setelah dilaporkannya beberapa orang yang disuntikan vaksin flu meninggal di Korea Selatan.
Pihak pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi, akan tetap melanjutkan program vaksinasi karena tidak ditemukan hubungan antara kematian dan suntikan vaksin. Mengutip dari Reuters, 20 hasil otopsi dari National Forensic Service menunjukkan bahwa 13 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, dan gangguan lainnya yang bukan disebabkan oleh vaksinasi.
Mengutip dari DetikHealth, usai diberhentikannya penggunaan dua jenis vaksin influenza selama kurang lebih satu minggu pada Oktober 2020, Singapura kembali mengizinkan penggunaaan dua vaksin tersebut pada 2 November 2020. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura mengememukakan bahwa vaksin influenza yang beredar sudah memenuhi standar dengan efek samping yang dilaporan pasien bersifat ringan, seperti ruam merah dan demam.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter Luisa Capra (@LuisaCapra6) dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena tidak ada 48 orang yang meninggal di Singapura terkait vaksinasi flu.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi dan tautan unggahan Facebook tersebut merujuk kepada artikel The Telegraph berjudul “Singapore halts use of flu vaccines after 48 die in South Korea” yang terbit pada 26 Oktober 2020. Pada artikel itu, disebutkan bahwa Singapura menghentikan sementara penggunaan dua jenis vaksin influenza, SKYCellflu Quadrivalent dan VaxigripTetra, sebagai tindakan pencegahan setelah dilaporkannya beberapa orang yang disuntikan vaksin flu meninggal di Korea Selatan.
Pihak pemerintah Korea Selatan mengonfirmasi, akan tetap melanjutkan program vaksinasi karena tidak ditemukan hubungan antara kematian dan suntikan vaksin. Mengutip dari Reuters, 20 hasil otopsi dari National Forensic Service menunjukkan bahwa 13 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, dan gangguan lainnya yang bukan disebabkan oleh vaksinasi.
Mengutip dari DetikHealth, usai diberhentikannya penggunaan dua jenis vaksin influenza selama kurang lebih satu minggu pada Oktober 2020, Singapura kembali mengizinkan penggunaaan dua vaksin tersebut pada 2 November 2020. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura mengememukakan bahwa vaksin influenza yang beredar sudah memenuhi standar dengan efek samping yang dilaporan pasien bersifat ringan, seperti ruam merah dan demam.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter Luisa Capra (@LuisaCapra6) dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena tidak ada 48 orang yang meninggal di Singapura terkait vaksinasi flu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Bukan warga di Singapura, melainkan warga di Korea Selatan. Singapura memang sempat menghentikan program vaksinasi selama satu minggu, hingga akhirnya kembali berjalan pada November 2020. Adapun kematian puluhan orang tersebut disebabkan adanya riwayat penyakit lain, bukan karena vaksinasi.
Bukan warga di Singapura, melainkan warga di Korea Selatan. Singapura memang sempat menghentikan program vaksinasi selama satu minggu, hingga akhirnya kembali berjalan pada November 2020. Adapun kematian puluhan orang tersebut disebabkan adanya riwayat penyakit lain, bukan karena vaksinasi.
Rujukan
- https://www.telegraph.co.uk/news/2020/10/26/singapore-halts-use-flu-vaccines-48-die-south-korea/amp/?fbclid=IwAR0n8aXV-rHlfeAM2I972hygywDkJpiwKZHpfllziDJg_AgtJ6alNHOPXbg
- https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-southkorea-flushot/south-korean-authorities-stick-to-flu-vaccine-plan-after-deaths-rise-to-48-idUSKBN2790G8
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5238851/singapura-kembali-izinkan-vaksin-influenza-usai-dihentikan-sementara
(GFD-2021-6140) [SALAH] Video Gunung Semeru di Lumajang Keluarkan Lahar Dingin
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
Gunung Semeru di Lumajang Keluarkan Lahar Dingin
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook bernama Ardi Aris Putra Nugroho mengunggah video yang berdurasi 59 detik memperlihatkan sebuah arus lahar dingin mengalir ke jalan raya dan mengenai sebuah truk. Video tersebut telah dibagikan sebanyak 186 kali.
Setelah ditelusuri video tersebut banyak dibagikan di Youtube dan merupakan video amatiran yang diambil saat merekam detik-detik munculnya arus banjir di Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Bondowoso pada 29 Januari 2020 lalu.
Sehingga, klaim mengenai video kejadian Gunung Semeru di Lumajang yang mengeluarkan lahar dingin termasuk hoaks dengan kategori konten yang salah.
Setelah ditelusuri video tersebut banyak dibagikan di Youtube dan merupakan video amatiran yang diambil saat merekam detik-detik munculnya arus banjir di Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Bondowoso pada 29 Januari 2020 lalu.
Sehingga, klaim mengenai video kejadian Gunung Semeru di Lumajang yang mengeluarkan lahar dingin termasuk hoaks dengan kategori konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)
Bukan video lahar dingin dari Gunung Semeru. Faktanya, Video tersebut merupakan video banjir bandang di Bondowoso pada 29 Januari 2020 lalu.
Bukan video lahar dingin dari Gunung Semeru. Faktanya, Video tersebut merupakan video banjir bandang di Bondowoso pada 29 Januari 2020 lalu.
Rujukan
(GFD-2021-6139) [SALAH] Video Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Pilot pesawat Indonesia itu adalah yang pertama jatuh ke dalam air”
NARASI DALAM VIDEO:
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Pesawat Indonesia”
Hoax Sriwijaya Air
“Pilot pesawat Indonesia itu adalah yang pertama jatuh ke dalam air”
NARASI DALAM VIDEO:
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Pesawat Indonesia”
Hoax Sriwijaya Air
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook Aung Kyaw Moe mengunggah sebuah video (11/1) yang menunjukkan rekaman jatuhnya pesawat ke dalam air. Dalam video tersebut tercantum narasi yang menyatakan bahwa video itu merupakan video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021 lalu. Unggahan tersebut juga disertai keterangan yang menyatakan bahwa pilot pesawat merupakan korban yang pertama kali jatuh ke dalam air pada saat pesawat jatuh.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan merupakan video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, melainkan video jatuhnya pesawat milik Hawaii, Makani Kai Air, pada 11 Desember 2013 di perairan Hawaii, Amerika Serikat. Video tersebut pertama kali ditayangkan dalam acara ‘Good Morning America’ pada 10 Januari 2014 waktu setempat. Video yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube resmi milik ABC News, dengan judul ‘Hawaii Plane Crash Caught on Tape | Good Morning America | ABC News’.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs AFP dengan judul artikel ‘Video Falsely Purports to Show Indonesia Plane Crash’.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Aung Kyaw Moe tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut bukan merupakan video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, melainkan video jatuhnya pesawat milik Hawaii, Makani Kai Air, pada 11 Desember 2013 di perairan Hawaii, Amerika Serikat. Video tersebut pertama kali ditayangkan dalam acara ‘Good Morning America’ pada 10 Januari 2014 waktu setempat. Video yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube resmi milik ABC News, dengan judul ‘Hawaii Plane Crash Caught on Tape | Good Morning America | ABC News’.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs AFP dengan judul artikel ‘Video Falsely Purports to Show Indonesia Plane Crash’.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook Aung Kyaw Moe tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Bukan video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, melainkan video jatuhnya pesawat milik Hawaii, Makani Kai Air, pada 11 Desember 2013 di perairan Hawaii, Amerika Serikat.
Bukan video jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, melainkan video jatuhnya pesawat milik Hawaii, Makani Kai Air, pada 11 Desember 2013 di perairan Hawaii, Amerika Serikat.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/video-falsely-purports-show-indonesia-plane-crash
- https://www.youtube.com/watch?v=QguEfBMhpyc
- https://abcnews.go.com/US/harrowing-video-hawaiian-plane-crash-inside-cabin/story?id=21484715
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-soal-video-jatuhnya-sriwijaya-air-yang-beredar-di-myanmar-1v0Vc4Tjpmb
(GFD-2021-6138) [SALAH] Foto Anies Baswedan Membaca Koran di Genangan Banjir
Sumber: FacebookTanggal publish: 19/01/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati foto Gubernur Anies Baswedan sedang membaca koran di dalam banjir.
Foto Anies Baswedan membaca koran dalam banjir diunggah akun Facebook Rusdie Zie Lyon, pada 15 Januari 2021.
Foto yang diiunggah menampilkan Anies Baswedan mengenakan syal bendera Palestina sedang membaca koran Republika dengan berita utama berjudul "KAMI SEDANG KEBANJIRAN" di dalam air, dengan latarbelakang sejumlah orang yang terendam air setinggi dada orang dewasa.
Foto Anies Baswedan membaca koran dalam banjir diunggah akun Facebook Rusdie Zie Lyon, pada 15 Januari 2021.
Foto yang diiunggah menampilkan Anies Baswedan mengenakan syal bendera Palestina sedang membaca koran Republika dengan berita utama berjudul "KAMI SEDANG KEBANJIRAN" di dalam air, dengan latarbelakang sejumlah orang yang terendam air setinggi dada orang dewasa.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto Anies Baswedan membaca koran dalam banjir, dengan menggunakan Google Image dengan menjadikan foto Anies Baswedan sebagai bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kecam AS, Anies Baswedan: Kemerdekaan Palestina!" yang dimuat situs dream.co.id, pada 8 Desember 2021.
Artikel situs dream.co.id memuat foto yang identik dengan foto klaim. Namun, dalam foto Anies membaca koran di dalam ruangan dengan judul utama "KAMI BERSAMA PALESTINA". Foto tersebut bersumber dari akun Instagram @aniesbaswedan.
Penelusuran dilanjutkan dengan menjadikan foto banjir yang menjadi latar belakang foto klaim menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya artikel berjudul "Langganan Kok Banjir" yang dimuat situs lampost.co, pada 28 Oktober 2017.
Artikel situs lampost.co memuat foto banjir yang menjadi latarbelakang foto klaim. Namun tidak ada Anies Baswedan dalam foto tersebut.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kecam AS, Anies Baswedan: Kemerdekaan Palestina!" yang dimuat situs dream.co.id, pada 8 Desember 2021.
Artikel situs dream.co.id memuat foto yang identik dengan foto klaim. Namun, dalam foto Anies membaca koran di dalam ruangan dengan judul utama "KAMI BERSAMA PALESTINA". Foto tersebut bersumber dari akun Instagram @aniesbaswedan.
Penelusuran dilanjutkan dengan menjadikan foto banjir yang menjadi latar belakang foto klaim menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya artikel berjudul "Langganan Kok Banjir" yang dimuat situs lampost.co, pada 28 Oktober 2017.
Artikel situs lampost.co memuat foto banjir yang menjadi latarbelakang foto klaim. Namun tidak ada Anies Baswedan dalam foto tersebut.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim foto Anies Baswedan membaca koran dalam banjir tidak benar. Foto tersebut merupakan hasil editan yang menyatukan dua foto yang berbeda.
Rujukan
Halaman: 5332/6298