• (GFD-2021-6145) [SALAH] Gambar artikel REPUBLIKA tentang Daftar Bumbu Masak/Makanan Mengandung Babi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    “”DIPERINGATKAN KPD SELURUH UMAT ISLAM TDK MEMBELI ATAU MENJUAL BUMBU MASAK/MAKAN YG MENGANDUNG BABI ATAU BARANG HARAM SBGMN DAFTAR DIBAWAH INI:

    1.Masako (positif mengandung babi) ;

    Micin sasa;positif (mengandung babi);
    micin ajinomoto positig (mengandung babi) ;
    Indomie goreng bumbunya positif”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook bernama Asepcobra memposting sebuah gambar tangkapan layar dari artikel REPUBLIKA.co.id yang berisi informasi daftar bumbu masak/makanan yang mengandung babi. Postingan tersebut diunggah pada grup Warga urang sunda pada 14 Januari 2021

    Setelah ditelusuri pada artikel REPUBLIKA.co.id, tangkapan layar yang menyebutkan beberapa nama yaitu Masako, Micin sasa, Micin Ajinomoto, dan Indomie goreng bumbunya positif mengandung babi merupakan potongan dari keseluruhan artikel REPUBLIKA.co.id yang berjudul “Beredar Daftar Bumbu Makanan tak Halal Versi MUI, Benarkah?”. Dalam artikel yang dimuat pada 14 Januari 2020, Kominfo dan LPPOM MUI menyatakan informasi daftar tersebut adalah hoax.

    Melansir dari turnbackhoax.id, dalam artikel yang dimuat pada 7 Desember 2020 didapatkan informasi daftar bumbu masak dan makanan yang mencatut beberapa nama merk dan dinyatakan mengandung babi merupakan hoax yang berulang dan beredar sejak tahun 2016.

    Dengan demikian, gambar tangkapan layar artikel dari REPUBLIKA.co.id pada postingan tersebut tidak utuh. Artikel tersebut berisi tentang informasi daftar bumbu masak/makanan yang mencatut beberapa nama merk tersebut dinyatakan mengandung babi adalah hoax yang berulang, sehingga unggahan akun Asepcobra masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Gambar tangkapan layar tersebut tidak utuh. Faktanya, pada isi artikel REPUBLIKA.co.id merupakan penjelasan daftar bumbu masak/makanan yang mencatut beberapa nama merk tersebut dinyatakan mengandung babi adalah hoax yang berulang.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6144) [SALAH] Surat Tugas dan Surat Edaran KPK di Wilayah Papua

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    SURAT TUGAS

    Nomor: Sprin, DIK/253/KPK. 01.00/01/2021

    PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan pencegahan, penindakan, koordinasi, supervisi, dan Monitoring terhadap Penanganan tindak pidana korupsi, perlu di lakukan perekrutan tenaga tambahan di lapangan.

    DASAR: Pasal 6 huruf C, Pasal 38 ayat ( 1 ) Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2002, tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana di Ubah dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Undang – Undang, Surat Perintah Penugasan Nomor: Sprin. Dik/253 /KPK. 01.00/01/2021.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar Surat Edaran dan Surat Tugas di wilayah Papua oleh KPK. Dalam surat tersebut terdapat label KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) disertai dengan tanda tangan ketua KPK, Firli Bahuri.

    Disebutkan dalam Surat Tugas, KPK memberikan tugas kepada individu tertentu untuk melakukan pemantauan, penghimpunan data, pelaporan dan bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk monitoring dan pencegahan tindak pidana korupsi.

    Adapun dalam Surat Edaran, berisi pemberitahuan mengenai adanya pelantikan pengurus, penyerahan SK atribut dan pembekalan pengurus KPK tingkat Provinsi yang akan dilakukan di lokasi tertentu.

    Pihak KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) melalui laman resminya (kpk.go.id) serta akun media sosial terverifikasi, mengungkapkan bahwa KPK tidak pernah menerbitkan Surat Edaran dan Surat Tugas yang beredar di Wilayah Papua.

    Sampai dengan saat ini, KPK tidak memiliki cabang atau kepengurusan di tingkat daerah, dan tidak memberikan mandat atau wewenang melalui Surat Tugas kepada pihak lain selain pegawai KPK dalam menjalankan tugas monitoring dan pencegahan korupsi

    Melalui akun Twitter resmi @KPK_RI, KPK berharap agar semua pihak terlibat untuk bertanggungjawab dengan tidak menyebarkan informasi palsu, serta KPK menghimbau agar masyarakat senantiasa WASPADA dan melakukan verifikasi informasi yang mengatasnamakan KPK.

    KPK menambahkan, bila ada pihak yang meminta uang, fasilitas, atau pemerasan dalam bentuk apapun, dipersilahkan untuk melapor kepada aparat penegak hukum setempat. KPK mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan jika mendapatkan informasi sejenis, dapat mengkonfirmasi melalui Call Center 198 atau e-mail informasi@kpk.go.id.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa Surat Tugas dan Surat Edaran mengatasnamakan KPK yang beredar di wilayah Papua adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN TIRUAN.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Surat Palsu. Melalui laman resmi kpk.go.id, KPK mengklarifikasi bahwa Surat Tugas dan Surat Edaran yang beredar di wilayah Papua mengatasnamakan KPK adalah PALSU.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6143) [SALAH] Video Bill Gates Rapat dengan CIA Mengenai Vaksin Pada Tahun 2005

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    “Everyone needs to listen to this!
    Bill Gates briefing the CIA back in 2005 on how he has created a plan to suppress certain genes in humans by way of vaccines. “We will need to create a respiratory virus in order to get the vaccine out.” Guys. Seriously. Don’t be fooled by the government.
    & Do not get the vaccine”.

    Terjemahan Narasi:
    “Semua orang perlu mendengarkan ini!
    Bill Gates memberi tahu CIA pada tahun 2005 tentang bagaimana dia telah membuat rencana untuk menekan gen tertentu pada manusia melalui vaksin. “Kami perlu membuat virus di saluran pernapasan untuk mendistribusikan vaksin.” Kawan. Sungguh. Jangan tertipu oleh pemerintah.
    & Jangan divaksin”.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar video di media sosial berupa seorang pria yang tengah presentasi tentang program vaksin. Narasi yang beredar menyebutkan pria dalam video adalah Bill Gates. Selain itu video juga menampilkan beberapa gambar tentang vaksin yang dapat mengendalikan pikiran manusia.

    Dari hasil penelusuran diketahui klaim tersebut tidak benar. Video telah beredar sejak 2011 lalu dengan klaim yang menyerang pihak CIA. Presenter dalam video bukan Bill Gates, begitu pula dengan video presentasi pada CIA yang juga tidak asli. Juru bicara Bill & Melinda Gates Foundation mengonfirmasi kepada Reuters.com pada 14 Mei 2020 melalui email bahwa video tersebut tidak menampilkan Bill Gates.

    Sementara video itu sendiri merupakan promosi untuk film berjudul ‘FunVax’, sebuah film dokumenter pada tahun 2011 yang gagal diproduksi oleh sutradara Ryan Harper. Film ini gagal diproduksi karena kekurangan dana dan dibiarkan begitu saja, namun promosinya sudah beredar di internet secara diam-diam.

    Sejak beredar pada tahun 2011, telah banyak media yang memeriksa kebenaran dari video ini. Terlebih setelah video memperlihatkan gambar dua otak manusia yang berbeda dengan klaim “itu adalah otak religius dan non-religius” sebenarnya adalah gambar yang sama dari seorang pecandu sabu berusia 43 tahun, gambar tersebut diambil dari artikel ilmiah di Neurology.org edisi Desember 2010. Foto telah disunting dengan memberi efek berwarna merah dan kuning.

    “Gambar hasil photoshop dari artikel tahun 2010 yang tidak terkait dengan video”, diterjemahkan dari situs metabunk 01 Desember 2010.

    Dari penelusuran di atas, video tersebut merupakan bagian dari promosi film berjudul “FunVax,” dan presenter dalam video bukan Bill Gates, namun aktor yang berperan sebagai presenter. Sehingga status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Bukan Bill Gates. Video tersebut merupakan promosi film berjudul “FunVax” yang gagal digarap pada tahun 2011 oleh sutradara bernama Ryan Harper. Foto hasil rontgen otak dalam video diambil dari studi pada tahun 2010 tentang seorang wanita berusia 43 tahun dengan riwayat penyalahgunaan metamfetamin (sabu-sabu).
  • (GFD-2021-6142) [SALAH] Video Puluhan Santri Pingsan Setelah Vaksin Covid-19 Sinovac

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/01/2021

    Berita

    “Vaksin sinovac memakan korban lagi kali ini santri dari jember…. pekerjaan paling aneh org sehat kok disuntik macam gk ad kerjaan lain”
    Setelah di vaksin pingsan

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Rahmat Lubis memposting ulang sebuah status dengan klaim narasi bahwa vaksin Sinovac memakan korban santri di Jember, Jawa Timur dari pengguna Facebook Misman. Postingan yang diunggah pada 13 Januari 2021 ini telah mendapatkan sebanyak 4 komentar dan telah dibagikan sebanyak 1 kali oleh pengguna Facebook lain.

    Setelah ditelusuri, peristiwa dalam video tersebut terjadi jauh sebelum munculnya Covid-19, video tersebut ditemukan di kanal Youtube Jember 1Tv pada 28 Febuari 2018, dengan judul “Puluhan Santri Pingsan Usai Imunisasi Difteri”. Dalam keterangannya, disebutkan bahwa puluhan santri di pondok pesantren Pondok Pesantren Madinatul Ulum berada di Kecamatan Jenggawah itu pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri.

    Dilansir dari akun Instagram Pondok Pesantren Madinatul Ulum @madinatululum_, Pihak ponpes membagikan Surat Edaran YPP, terkait video vaksinasi Difteri 3 tahun lalu yang disebar ulang dan dikaitkan dengan vaksinasi Covid-19.

    Berikut keterangan Surat Edaran YPP:
    “Assalamualaikum Wr. Wb. Salam silaturahim kami sampaikan, semoga kesehatan dan kebaikan menaungi kita semua. Menanggapi tersebarnya kembali video vaksinasi di YPP. Madinatul Ulum, maka kami merasa perlu meluruskan beberapa hal: 1. Vakasinasi pada video tersebut merupakan vaksinasi difteri yang dilakukan oleh Puskesmas Jenggawah tiga tahun lalu pada tanggal 28 Februari 2018. 2. Tidak benar jika video tersebut dihubungkan dengan vaksinasi COVID-19 yang marak akhir-akhir ini. 3. Alhamdulillah, kondisi terkini seluruh santri YPP. Madinatul Ulum dalam keadaan sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa 4. Seluruh kegiatan dan aktivitas yang berlangsung di lingkungan YPP. Madinatul Ulum dilakukan dengan mengikuti protokol COVID-19. 5. Oleh karena itu, dimohon untuk tidak memancing ketakutan dan kegaduhan dengan kembali menyebarluaskan video tersebut. Demikian informasi ini kami sampaikan, atas kerjasamanya kami haturkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb”.

    Sebagai tambahan, pemberitaan terkait video tersebut terdapat dalam artikel Liputan6.com berjudull “73 Santri Jember Mual Massal Pasca-Imunisasi Difteri” terbit pada 1 Maret 2018. Puluhan santri Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Jember, dirawat di Puskesmas Jenggawah. Sebagian besar santri juga dirawat secara intensif di pesantren karena mengalami mual, pusing, dan lemas pada 27 Februari 2018 malam.

    Dengan demikian klaim vaksin Sinovac memakan korban santri di Jember dengan video yang dibagikan adalah tidak benar karena video tersebut merupakan video vaksinasi Difteri 3 tahun lalu. Sehingga klaim tersebut masuk dalam ketegori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rahmah An Nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).

    Informasi yang salah. Narasi dalam postingan tidak sesuai dengan video yang diunggah. Faktanya, dalam video dinyatakan puluhan santri pondok pesantren di Kecamatan Jenggawah Jember pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri pada 27 Febuari 2018.

    Rujukan