Sebuah foto menampilkan dua perempuan yang salah satu perempuannya merupakan pekerja migran Indonesia (PMI) dikabarkan akan dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi, beredar di media sosial.
Perempuan yang dimaksud dalam unggahan tersebut bernama Wiwik Sri Rahayu, yang mengenakan baju warna merah.
"Sesama Bmi mari kita doakan mbak Mega Mendung atau wiwik sri Rahayu Asal Surabaya Jawa Timur yang baju warna merah semoga bisa terbebas dari kasus yang menjerat nya. Desa desus dia di vonis hukuman pancung Semoga pihak kjri bisa membantu pendampingan terhadap korban tersebut. Dengan dapat bantuan pendampingan hukum saat ini dia berada di Penjara Beriman jeddah. Dia pekerja Ilegal tersandung kasus di jeddah Al hamra, dengan tuduhan membantu BMI lainnya melakukan Aborsi atau Giret. Ditemukan, satu paket pil Stotec di tas nya,” narasi unggahan yang beredar luas di media sosial Facebook.
(GFD-2019-1954) Foto Wiwik Sri Rahayu asal Surabaya yang Divonis Hukuman Pancung di Arab Saudi
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Menanggapi perihal unggahan tersebut, Koordinator Perlindungan Warga (KPW) KJRI Jeddah, Safaat Ghofur memberikan klarifikasi.
Dia mengatakan perempuan yang dimaksud adalah Aminah binti Sai.
"Nama yang kita temukan di lapangan sesuai dengan foto yang kita dapat, bukanlah Wiwik Sudariyany, tetapi Aminah binti Sai. Kita masih butuh penelusuran lebih lanjut melalui dokumen resmi paspor/SPLP," katanya saat dikonfirmasi LiputanBMI, Minggu (28/4/2019).
Menurut Safaat, berdasarkan informasi yang diperoleh KJRI Jeddah setelah mendatangi penjara Dzahban, Aminah ditangkap dan ditahan bersama dua WNI lainnya atas tuduhan praktik aborsi yang telah menghilangkan nyawa orang lain. Akan tetapi Safaat memastikan kasus tersebut belum mendapat putusan dari Pengadilan Arab Saudi.
"Kasus tersebut masih dalam tahap investigasi, belum ada putusan dari Pengadilan. Menurut informasi, niat awal dia (Aminah) menolong memperlancar lahiran, tetapi malah menyebabkan kematian ibu dan bayi yang hendak ditolong," jelasnya.
KJRI Jeddah, lanjut Safaat, akan terus memantau kasus tersebut dengan mengajukkan kunjungan lanjutan ke penjara Dzahban dengan izin resmi.
"Mudah-mudahan 10 hari ke depan kita sudah dapat izin bertemu yang bersangkutan. Kami meminta kepada masyarakat jika mendapatkan informasi yang sifatnya sensitif agar terlebih dahulu konfirmasi ke KJRI Jeddah. Kasihan keluarganya di Indonesia tentu saja akan mendapat tekanan psikologis jika menerima kabar seperti itu," pungkasnya.
Dia mengatakan perempuan yang dimaksud adalah Aminah binti Sai.
"Nama yang kita temukan di lapangan sesuai dengan foto yang kita dapat, bukanlah Wiwik Sudariyany, tetapi Aminah binti Sai. Kita masih butuh penelusuran lebih lanjut melalui dokumen resmi paspor/SPLP," katanya saat dikonfirmasi LiputanBMI, Minggu (28/4/2019).
Menurut Safaat, berdasarkan informasi yang diperoleh KJRI Jeddah setelah mendatangi penjara Dzahban, Aminah ditangkap dan ditahan bersama dua WNI lainnya atas tuduhan praktik aborsi yang telah menghilangkan nyawa orang lain. Akan tetapi Safaat memastikan kasus tersebut belum mendapat putusan dari Pengadilan Arab Saudi.
"Kasus tersebut masih dalam tahap investigasi, belum ada putusan dari Pengadilan. Menurut informasi, niat awal dia (Aminah) menolong memperlancar lahiran, tetapi malah menyebabkan kematian ibu dan bayi yang hendak ditolong," jelasnya.
KJRI Jeddah, lanjut Safaat, akan terus memantau kasus tersebut dengan mengajukkan kunjungan lanjutan ke penjara Dzahban dengan izin resmi.
"Mudah-mudahan 10 hari ke depan kita sudah dapat izin bertemu yang bersangkutan. Kami meminta kepada masyarakat jika mendapatkan informasi yang sifatnya sensitif agar terlebih dahulu konfirmasi ke KJRI Jeddah. Kasihan keluarganya di Indonesia tentu saja akan mendapat tekanan psikologis jika menerima kabar seperti itu," pungkasnya.
Kesimpulan
Unggahan yang menyebutkan nama Wiwik Sri Rahayu asal Surabaya tersebut merupakan informasi tidak benar. Wanita yang ada di dalam foto unggahan itu bernama Aminah binti Sai.
Rujukan
(GFD-2019-1953) [SALAH] Video “Cebong di Saudi Bisa Nyoblos Tanpa Identitas”
Sumber: www.twitter.comTanggal publish: 07/04/2019
Berita
“Mau bantah, wahai
DUBES ARAB SAUDI? SELESAI MAGRIB KUMPUL DI TPS BERSAMA UTK BISA NYOBLOS BAGI YANG TAK PUNYA IDENTITAS
ini strategi PDIP yg bocor dari Arab Saudi! Hallo @KPU_ID @bawaslu_RI jgn tangkap yg sebar video dong!! #PrabowoSandiOkBanget”
DUBES ARAB SAUDI? SELESAI MAGRIB KUMPUL DI TPS BERSAMA UTK BISA NYOBLOS BAGI YANG TAK PUNYA IDENTITAS
ini strategi PDIP yg bocor dari Arab Saudi! Hallo @KPU_ID @bawaslu_RI jgn tangkap yg sebar video dong!! #PrabowoSandiOkBanget”
Hasil Cek Fakta
Sebuah video yang menampilkan seorang pria bicara mengenai persyaratan WNI di Saudi untuk mencoblos pada Pemilu 2019 viral di media sosial. Pria itu menyebut, PDIP akan mengarahkan pendukung ke TPS untuk mencoblos capres Jokowi meski hanya memiliki Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). Dalam lokasi,kejadian di video terdapat spanduk bertuliskan 'Pro Jokowi Saudi Arabia' dan logo Projo.
Saat dikonfirmasi, Ketum Projo Budi Arie Setyadi menyebut pria di video tersebut adalah Ketua DPLN PDIP Arab Saudi Sharief Rachmat. Menurutnya, apa yang disampaikan Sharief soal syarat SPLP untuk mencoblos tidak salah. Budi menekankan bahwa PDIP Saudi memperjuangkan hak pilih WNI yang hanya memiliki SPLP.
"Pernyataan ketua PDIP Arab Saudi tentang penggunaan Identitas SPLP tidak ada yang salah. Sharief menjelaskan bahwa SPLP adalah identitas resmi yang dikeluarkan oleh imigrasi KJRI atau KBRI di Arab saudi. Sebagaimana mengacu kepada Pilpres di 2014, seluruh identitas dapat dipakai untuk menggunakan hak pilih. Sharief menjelaskan bahwa PDIP akan memperjuangkan hal pilih bagi mereka yang mempunyai SPLP," ujar Budi kepada wartawan, Senin (8/4/2019).
Saat dikonfirmasi, Ketum Projo Budi Arie Setyadi menyebut pria di video tersebut adalah Ketua DPLN PDIP Arab Saudi Sharief Rachmat. Menurutnya, apa yang disampaikan Sharief soal syarat SPLP untuk mencoblos tidak salah. Budi menekankan bahwa PDIP Saudi memperjuangkan hak pilih WNI yang hanya memiliki SPLP.
"Pernyataan ketua PDIP Arab Saudi tentang penggunaan Identitas SPLP tidak ada yang salah. Sharief menjelaskan bahwa SPLP adalah identitas resmi yang dikeluarkan oleh imigrasi KJRI atau KBRI di Arab saudi. Sebagaimana mengacu kepada Pilpres di 2014, seluruh identitas dapat dipakai untuk menggunakan hak pilih. Sharief menjelaskan bahwa PDIP akan memperjuangkan hal pilih bagi mereka yang mempunyai SPLP," ujar Budi kepada wartawan, Senin (8/4/2019).
Rujukan
(GFD-2019-1952) [SALAH] Burhanuddin Muhtadi Dituding Dalang Quick Count Palsu
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/04/2019
Berita
VIRALKAN…
Terciduk juga akhirnya si Burhan Muhtadi ini. Ternyata benar dia adalah timsesnya Jokowi yang mengajarkan pembenaran kejahatan dan kebohongan QC..
Terciduk juga akhirnya si Burhan Muhtadi ini. Ternyata benar dia adalah timsesnya Jokowi yang mengajarkan pembenaran kejahatan dan kebohongan QC..
Hasil Cek Fakta
Menurut Burhan, video yang baru-baru ini viral membangun opini jika Burhanuddin Muhtadi melakukan strategi post truth dengan ‘membombardir’ masyarakat melalui hasil quick count palsu. Faktanya bahwa pada tanggal 21 Maret, ia Bersama Profesor Rhenald Kasali diundang dalam diskusi untuk membicarakan elektabilitas Joko Widodo. Burhan juga telah melaporkan empat akun media sosial yang dianggap paling bertanggung jawab.
“Padahal video itu berisi kegiatan saya (Burhanuddin Muhtadi) yang sedang berdiskusi dengan Profesor Rhenald Kasali membicarakan elektabilitas Jokowi dan itu sudah lama. Saat itu saya mengatakan Pak Jokowi paling banget dapat 55 persen karena sebelum pemilu perolehannya 54,9 persen. Muncul pertanyaan kenapa Jokowi tidak sampai 60 persen?” kata Burhanuddin.
Sebelumnya, Burhan juga telah mengklarifikasi kabar tersebut melalui akun twitternya @BurhanMuhtadi.
“Padahal video itu berisi kegiatan saya (Burhanuddin Muhtadi) yang sedang berdiskusi dengan Profesor Rhenald Kasali membicarakan elektabilitas Jokowi dan itu sudah lama. Saat itu saya mengatakan Pak Jokowi paling banget dapat 55 persen karena sebelum pemilu perolehannya 54,9 persen. Muncul pertanyaan kenapa Jokowi tidak sampai 60 persen?” kata Burhanuddin.
Sebelumnya, Burhan juga telah mengklarifikasi kabar tersebut melalui akun twitternya @BurhanMuhtadi.
Rujukan
(GFD-2019-1951) [SALAH] “#AniesDimana asiik nih nies”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 28/04/2019
Berita
“#AniesDimana
asiik nih nies..loe dimana”.
asiik nih nies..loe dimana”.
Hasil Cek Fakta
Foto-foto yang dibagikan oleh SUMBER adalah dokumentasi lama, bukan kejadian saat ini, dan ada juga yang lokasi kejadiannya BUKAN di Indonesia. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
Halaman: 5315/5553