Dua anak di Kota Pekalongan diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumi sebuah permen cokelat. Satu orang meninggal dunia dan satu orang lagi saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Anak yang meningal dunia bernama, Jesika Putri (5) warga Panjang Wetang, Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara. Jesika meninggal saat masih dalam perawatan di RSUD Bendan. Sedangkan Nur Syafia Rahma (5) warga Panjang Wetan Gg. 1 B Pekalongan Utara kini masih menjalani peraatan intensif di RSU Budi Rahayu.
Kondisi Nur Syafia Rahma (5) sendiri masih nampak lemas di ruang perawatan anak RS Budi Rahayu Kota Pekalongan.
Saat ditemui di ruang perawatan anak, Syafia mengaku senang dengan permen cokelat yang dibeli di sebuah warung karena bungkus permen ada gambar putri duyung.
"Saya dan Jesika makan satu coklat, setelah itu saya pusing dan mual, " kata Syafia lemas.
Ditambahkan ibu Syafia yakni Nur Rose Firdaus (28), saat membeli permen cokelat itu pada Rabu (24/4) sore. Anaknya membeli di warung dekat dengan harga satu bungkus Rp 500.
"Ada tiga anak. Yang memakan hanya anak saya dan Jesika. Satu jam setelah makan, Jesika muntah-muntah dan beberapa menit kemudian anak saya ikut muntah-muntah," kata Nur Rose.
Ditempat yang sama dokter Shiren Amalia, dokter RSU Budi Rahayu yang menanangani Nur Syafia Rahma mengatakan kondisi pasien kini membaik.
"Kondisinya membaik, sudah bisa diajak bercanda, tidak muntah-muntah lagi," katanya.
Menurutnya, kondisi seperti itu bisa jadi karena keracunan makanan. Pihaknya saat ini akan melakukan diagnosa penyebab dari kemungkinan lainnya.
"Ya dengan kecurigaan intoksikasi atau keracunan ya karena coklat, namun kita akan diagnosa lagi," katanya.
Sementara itu, di rumah duka Jesika Putri, ayah korban yakni Taufik (42) saat ditemui pada Kamis (25/4) petang mengatakan anaknya meninggal pada Kamis pagi setelah beberapa kali muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit.
"Setelah makan coklat, anak saya muntah-muntah dan mengeluarkan keringat dingin," jelasnya.
Karena terus muntah-muntah dan lemas, akhirnya Taufik memutuskan untuk membawa anaknya ke RSUD Bendan pada Kamis dini hari.
"Namun tuhan memanggil anak terakhir saya itu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto saat dihubungi detikcom Kamis (25/4) mengatakan pihaknya kini akan membawa sampel permen cokelat ke laboratirium di Semarang.
"Kepastian penyebabnya menunggu hasil Lab dimana sampel makanan baru kita sampaikan ke Balai Besar POM Semarang besok," kata Slamet Budiyanto.
Terkait kejadian tersebut pihaknya belum bisa memastikan apakah permen cokelat tersebut beracun atau tidak sebelum dilakukan uji laboratorium.
Sedangkan Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Ferry Situpu menegaskan pihaknya masih mendalami kasus ini.
"Anggota kita masih mendalami kasus ini. Kita juga menunggu hasil labnya," jelasnya singkat.
(GFD-2019-1940) Dua Anak Keracunan Permen Cokelat, 1 Meninggal dan 1 Opname
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Rujukan
(GFD-2019-1939) Gatot Nurmantyo Bantah Isi Pesan Berantai Yang Mencatut Namanya
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Belum lama ini, beredar pesan berantai di aplikasi chatting Whatsapp yang mengatasnamakan mantan panglima TNI, Jendral (Purn) TNI Gatot Nurmantyo. dalam pesan berantai itu menyebut bahwa kalaupun Indonesia harus berperang melawan Negara lain dalam konteks ini adalah China, maka Indonesia hanya bisa bertahan selama 3 hari.
Hasil Cek Fakta
Menanggapi pesan berantai yang cukup panjang tersebut, Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa tulisan yang mencatut namanya itu adalah tidak benar atau Hoaks.
Melalui akun instagram miliknya @nurmantyo_gatot, Gatot mengcapture isi pesan berantai itu disertai caption bantahan bahwa itu bukanlah statement dari dirinya.
“Beredar pesan di Whatsapp yang mengatasnamakan saya. Saya tegaskan, informasi ini bukan dari saya! Ini adalah HOAX! Mohon kiranya untuk berhenti menyebarkan pesan-pesan ujaran kebencian seperti ini.” tulisnya.
Melalui akun instagram miliknya @nurmantyo_gatot, Gatot mengcapture isi pesan berantai itu disertai caption bantahan bahwa itu bukanlah statement dari dirinya.
“Beredar pesan di Whatsapp yang mengatasnamakan saya. Saya tegaskan, informasi ini bukan dari saya! Ini adalah HOAX! Mohon kiranya untuk berhenti menyebarkan pesan-pesan ujaran kebencian seperti ini.” tulisnya.
Rujukan
(GFD-2019-1938) Babi Berbulu Domba Diciptakan Austria Untuk Mengecoh Umat Muslim
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/04/2019
Berita
"Babi Manggalitsa adalah teknologi baru Austria kacukan babi dgn biri biri, tujuan untuk mengelirukan umat islam supaya mkn babi yg disangka daging biri biri dibuang kepala selepas di sembelih.tlg share untuk kepentingan umat Islam."
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi mengenai babi yang memiliki bulu mirip domba atau biri-biri di media sosial. dalam informasi itu diklaim bahwa babi berbulu domba ini merupakan teknologi baru yang sengaja di ciptakan di Negara Austria dengan tujuan mengecoh umat Muslim agar memakan babi. dalam klaim yang beredar, babi jenis ini merupakan hasil kawin silang antara babi dengan domba atau biri-biri.
Berdasarkan penelusuruan, dilansir dari liputan6.com dan merdeka.com, dijelaskan bahwa babi yang dimaksud adalah babi mangalitsa. hewan babi jenis tersebut merupakan ras yang paling langka di dunia dan babi jenis tersebut berasal dari Hungaria.
Mangalitsa atau juga dikenal sebagai mangalica, merupakan salah satu ras babi paling langka di dunia yang berasal dari Hungaria. Ras ini mengalami pertumbuhan rambut yang tidak biasa, yang sekilas menyerupai bulu domba. Bulu mangalitsa bisa berwarna hitam atau merah, tetapi yang paling umum ditemui adalah yang berwarna pirang.
Mangalitsa adalah jenis babi yang paling populer di daerah Balkan,sehingga 1950 (terdapat 30.000 babi jenis ini di Hungary pada tahun 1943).
Mangalitsa bukanlah spesies yang benar-benar baru. Ia dikembangkan di abad 19, sekitar tahun 1830, dari persilangan antara babi jenis Bakonyi dan Szalontai asal Hungaria dengan babi Sumadia asal Serbia.
Persilangan itu menghasilkan babi yang aneh. Jika biasanya babi tidak memiliki bulu, babi Mangalitsa ini memiliki bulu tebal seperti biri-biri.
Pada 2006, Mangalitsa mulai diimpor ke Inggris. BBC mengakui, orang yang pertama kali melihat mereka pasti akan berpikir bahwa mereka adalah domba.
Mangalitsa merupakan spesies babi dengan harga yang sangat mahal. Mangalitsa mengandung lemak antara 65-70 persen, sehingga hanya diminati oleh kalangan tertentu di Hungaria dan beberapa negara Eropa lainnya.
Maraknya informasi tentang mangalitsa cukup membuat masyarakat muslim khawatir terhadap peredaran daging Mangalitsa. Namun di Indonesia, jenis babi ini belum ada.
Peredaran daging hewan ternak di Indonesia diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
Dalam ketentuan pasal 36 UU RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran hewan atau ternak dan produk hewan di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Di samping itu,produsen harus memenuhi ketentuan pencantuman label halal untuk setiap produk yang diperdagangkan di Indonesia, sebagaimana ketentuan pada pasal 2 PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Dengan ini, produsen daging tidak bisa serta merta mendistribusikan produksi daging mereka tanpa melalui izin dari Menteri Pertanian.
Saat diwawancara bimasislam, Kasubdit Produk Halal Direktur Urais dan Binsyar, Siti Aminah mengatakan, pengawasan masyarakat terhadap peredaran daging hewan sangat penting.
"Ini menjadi faktor pendukung agar daging Mangalitsa tidak benar-benar beredar di negeri kita. Kontrol masyarakat diperlukan dalam mengawasi pangan yang beredar," tegasnya.
Lebih lanjut, hal lain yang perlu diwaspadai adalah barang gunaan yang berbahan woll.
"Perlu ketelitian dan kehati-hatian konsumen muslim dalam memilih barang gunaan yang tidak mengandung unsur haram," tutupnya.
Berdasarkan penelusuruan, dilansir dari liputan6.com dan merdeka.com, dijelaskan bahwa babi yang dimaksud adalah babi mangalitsa. hewan babi jenis tersebut merupakan ras yang paling langka di dunia dan babi jenis tersebut berasal dari Hungaria.
Mangalitsa atau juga dikenal sebagai mangalica, merupakan salah satu ras babi paling langka di dunia yang berasal dari Hungaria. Ras ini mengalami pertumbuhan rambut yang tidak biasa, yang sekilas menyerupai bulu domba. Bulu mangalitsa bisa berwarna hitam atau merah, tetapi yang paling umum ditemui adalah yang berwarna pirang.
Mangalitsa adalah jenis babi yang paling populer di daerah Balkan,sehingga 1950 (terdapat 30.000 babi jenis ini di Hungary pada tahun 1943).
Mangalitsa bukanlah spesies yang benar-benar baru. Ia dikembangkan di abad 19, sekitar tahun 1830, dari persilangan antara babi jenis Bakonyi dan Szalontai asal Hungaria dengan babi Sumadia asal Serbia.
Persilangan itu menghasilkan babi yang aneh. Jika biasanya babi tidak memiliki bulu, babi Mangalitsa ini memiliki bulu tebal seperti biri-biri.
Pada 2006, Mangalitsa mulai diimpor ke Inggris. BBC mengakui, orang yang pertama kali melihat mereka pasti akan berpikir bahwa mereka adalah domba.
Mangalitsa merupakan spesies babi dengan harga yang sangat mahal. Mangalitsa mengandung lemak antara 65-70 persen, sehingga hanya diminati oleh kalangan tertentu di Hungaria dan beberapa negara Eropa lainnya.
Maraknya informasi tentang mangalitsa cukup membuat masyarakat muslim khawatir terhadap peredaran daging Mangalitsa. Namun di Indonesia, jenis babi ini belum ada.
Peredaran daging hewan ternak di Indonesia diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
Dalam ketentuan pasal 36 UU RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi kegiatan pemasaran hewan atau ternak dan produk hewan di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Di samping itu,produsen harus memenuhi ketentuan pencantuman label halal untuk setiap produk yang diperdagangkan di Indonesia, sebagaimana ketentuan pada pasal 2 PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.
Dengan ini, produsen daging tidak bisa serta merta mendistribusikan produksi daging mereka tanpa melalui izin dari Menteri Pertanian.
Saat diwawancara bimasislam, Kasubdit Produk Halal Direktur Urais dan Binsyar, Siti Aminah mengatakan, pengawasan masyarakat terhadap peredaran daging hewan sangat penting.
"Ini menjadi faktor pendukung agar daging Mangalitsa tidak benar-benar beredar di negeri kita. Kontrol masyarakat diperlukan dalam mengawasi pangan yang beredar," tegasnya.
Lebih lanjut, hal lain yang perlu diwaspadai adalah barang gunaan yang berbahan woll.
"Perlu ketelitian dan kehati-hatian konsumen muslim dalam memilih barang gunaan yang tidak mengandung unsur haram," tutupnya.
Kesimpulan
Informasi mengenai babi berbulu domba berjenis mangalitsa yang diciptakan melalui teknologi baru oleh Austria yang mengawinkan babi dengan domba adalah tidak benar, karena faktanya babi jenis ini sudah ada sejak tahun 1943 dan merupakan kawin silang antara babi jenis Bakonyi dan Szalontai asal Hungaria dengan babi Sumadia asal Serbia.
Sementara untuk daging babi Mangalitsa dipastikan tidak beredar di Indonesia. Narasi yang dibangun dan disebarkan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. masyarakat khususnya umat muslim harus lebih teliti dalam memilih barang konsumsi atau gunaan yang tidak mengandung unsur haram.
Sementara untuk daging babi Mangalitsa dipastikan tidak beredar di Indonesia. Narasi yang dibangun dan disebarkan tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. masyarakat khususnya umat muslim harus lebih teliti dalam memilih barang konsumsi atau gunaan yang tidak mengandung unsur haram.
Rujukan
(GFD-2019-1937) [SALAH] “hasil buntung dari tangan buntung”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/04/2019
Berita
“PETUGAS “SITUNG” DI KPU, MENGHITUNG BERDASAR PESANAN, hasil buntung ,dari tangan buntung, ????????”.
Hasil Cek Fakta
Foto yang dibagikan oleh SUMBER sudah beredar sebelumnya di Internet sebagai “Trik Lucu Curang di Ujian”, selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
Halaman: 5318/5553