=====
Beredar postingan di media sosial yang menyatakan bahwa Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo, mendukung Paslon nomor 02, Prabowo-Sandi. Namun, melalui halaman Facebook resmi dari Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo melakukan klarifikasi terhadap berita tersebut dan menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar.
=====
Narasi:
Beredar postingan di media sosial yang menyatakan bahwa Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo, mendukung Paslon nomor 02, Prabowo-Sandi, dalam gambar tersebut terdapat tulisan:
“Kami mengutuk keras penyerangan Biadab yg di lakukan Fartai PDI-P Di DIY Ke markas FPI, yang memakan Korban 1 Anggota FPI, 2 Umat kami dan @ Gereja di rusak, 1 Anggota Imtel Tni, dan ! orang Panwaslu. 17 April 2019 kami tdk Goyah Pilih 02”
Narasi dalam postingan:
“Wow... teriak yang dalam GBK Radikal, pengusung khilafah, mau hapus tahlilan , ganti Pancasila.....tapi mereka berani rusak gereja !!!!!! Gilaaa.... kemarin masjid”
=====
(GFD-2019-1936) [SALAH] Foto Pdt.DR.Ir.Niko Njotorahardjo Mendukung Paslon Prabowo-Sandi
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 08/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Melalui halaman Facebook terverifikasi dari Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo, dijelaskan bahwa beliau dan Healing Movement Ministry, tidak pernah memberikan arahan untuk memilih salah satu paslon Capres dan Cawapres.
Dalam postingannya di laman facebook resminya, Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo mengatakan,
“Shalom saudara/i
Atas nama Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dan Healing Movement Ministry, kami TIDAK PERNAH memberikan arahan untuk memilih salah satu paslon Capres dan Cawapres. Pilihan Capres dan Cawapres ada di tangan saudara/i.
Jika ada postingan dalam bentuk gambar ini yang mengatasnamakan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo sudah dipastikan adalah HOAX.
Demikian informasi ini kami sampaikan.
Mohon bantu sebarkan pesan ini.
Tuhan Yesus memberkati????”
Dalam postingannya di laman facebook resminya, Pdt.DR.Ir.Niko.Njotorahardjo mengatakan,
“Shalom saudara/i
Atas nama Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo dan Healing Movement Ministry, kami TIDAK PERNAH memberikan arahan untuk memilih salah satu paslon Capres dan Cawapres. Pilihan Capres dan Cawapres ada di tangan saudara/i.
Jika ada postingan dalam bentuk gambar ini yang mengatasnamakan Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo sudah dipastikan adalah HOAX.
Demikian informasi ini kami sampaikan.
Mohon bantu sebarkan pesan ini.
Tuhan Yesus memberkati????”
Rujukan
(GFD-2019-1932) [SALAH] Video Obama Merilis Lukisan Prabowo
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 05/04/2019
Berita
Beredar sebuah cuplikan video yang berisi mantan presiden Amerika Serikat Obama membuka kain hitam yang berisi lukisan Prabowo Subianto, yang sebenarnya terjadi adalah video tersebut merupakan hasil suntingan dari video saat Obama dan istrinya Michelle merilis lukisan potret diri Obama dan Istrinya.
=====
Narasi:
Beredar sebuah cuplikan video yang berisi mantan presiden Amerika Serikat Obama membuka kain hitam yang berisi lukisan Prabowo Subianto di salah satu laman media sosial dengan narasi:
“Sosok seorang pemimpin yang di akui dunia Mr. Prabowo Subianto
Saya yang sampaikan anda yang simpulkan ????????????????
#17AprilPrabowoPresident”
=====
=====
Narasi:
Beredar sebuah cuplikan video yang berisi mantan presiden Amerika Serikat Obama membuka kain hitam yang berisi lukisan Prabowo Subianto di salah satu laman media sosial dengan narasi:
“Sosok seorang pemimpin yang di akui dunia Mr. Prabowo Subianto
Saya yang sampaikan anda yang simpulkan ????????????????
#17AprilPrabowoPresident”
=====
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar tersebut merupakan hasil suntingan dari video saat Obama dan istrinya Michelle merilis lukisan potret diri Obama dan Istrinya yang dirilis oleh Smithsonian's National Portrait Gallery dan dilukis oleh Kehinde Wiley dan Amy Sherald.. Video dirilis pada 12 Februari 2018. Video serupa telah di upload di media social Youtube dan bisa dilihat secara umum melalui akun resmi dari Smithsonian's National Portrait Gallery dengan nama akun Smithsonian.
Dalam video yang telah disunting terlihat jelas bahwa terdapat lapisan gambar baru yang sengaja di tambahkan dalam video. Terlihat saat Obama membuka kain hitam yang menutupi lukisan, secara tiba-tiba terdapat bayangan Foto Prabowo sebelum kain sepenuhnya turun.
Dalam video yang telah disunting terlihat jelas bahwa terdapat lapisan gambar baru yang sengaja di tambahkan dalam video. Terlihat saat Obama membuka kain hitam yang menutupi lukisan, secara tiba-tiba terdapat bayangan Foto Prabowo sebelum kain sepenuhnya turun.
Rujukan
- https://www.youtube.com/watch?v=uKbtYvJd1Ks
- https://www.youtube.com/watch?v=uX8muQOfzqA
- https://www.liputan6.com/global/read/3282998/foto-dibuat-seniman-amerika-afrika-ini-lukisan-potret-barack-dan-michelle-obama?page=5
- https://www.merdeka.com/gaya/lukisan-barack-michelle-obama-resmi-dipajang-di-galeri-nasional.html
- https://news.detik.com/foto-news/d-3864296/lukisan-resmi-barack-dan-michelle-obama-diungkap/5#share_top
- https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180213165121-241-275925/lukisan-eksklusif-barack-dan-michelle-obama-dipamerkan
(GFD-2019-1931) Segerombolan WNA Cina Berseragam Tentara dan Bersenjata di Kalimantan Utara
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/04/2019
Berita
Beredar di media sosial soal informasi adanya kehadiran WNA Cina berpakaian tentara dan bersenjata di Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Keberadaan WNA itu terlihat Jumat (20/4) lalu di kawasan Gunung Sari RT 21. Warga menduga dari ciri fisik, WNA itu berasal dari China.
“Sementara masyarakat indonesia disibukan dgn Ricuh Pemilu ada info tentara cina sdh masuk di daerah Apung, vidio ini direkam masyarakat apung secara diam2 dr depan rumahnya,mohon dicek TNI apa benar?" isi narasi dari unggahan yang beredar di media sosial.
Keberadaan WNA itu terlihat Jumat (20/4) lalu di kawasan Gunung Sari RT 21. Warga menduga dari ciri fisik, WNA itu berasal dari China.
“Sementara masyarakat indonesia disibukan dgn Ricuh Pemilu ada info tentara cina sdh masuk di daerah Apung, vidio ini direkam masyarakat apung secara diam2 dr depan rumahnya,mohon dicek TNI apa benar?" isi narasi dari unggahan yang beredar di media sosial.
Hasil Cek Fakta
Kabar yang viral tersebut sampai ke jajaran Kodim 0903 Tanjung Selor. Tim pun dikerahkan untuk menyelidiki keberadaan WNA yang diketahui berjumlah 7 orang.
“Kabar mereka tentara asing itu tidak benar. Bahwa mereka menggunakan seragam mirip loreng, tapi mereka bukan tentara. Ini masih kita cek di lapangan,” kata Dandim 0903 Tanjung Selor Letkol Infanteri Sigit Hengki Purwanto kepada wartawan, Rabu (12/4).
Sigit mengaku belum tahu jelas asal kewarganegaraan ketujuh orang itu, meski masyarakat menduganya asal China. “Apakah benar itu mahasiswa, atau orang yang ingin melihat-lihat situasi wisata di sini. Sebagai informasi, orang asing ini datang dari Jakarta,” ujar Sigit.
“Dari Jakarta kemudian langsung ke Berau dan jalan darat ke sini (Bulungan). Imigrasinya bukan melalui Berau atau Tarakan, tapi melalui imigrasi Jakarta. Nah sehingga kami putus komunikasi untuk mengecek visa atau paspor, dalam rangka apa ke sini,” tambah Sigit.
Sigit memastikan, ketujuh orang itu bukan tentara dan tidak membawa senjata yang menjadi perbincangan warga. “Arahnya (ketujuh WNA) itu ke Gunung Sari, mau melihat proses pengambilan gaharu. Mereka cuma dua hari di lokasi,” terang Sigit.
Masih dijelaskan Sigit, keberadaan WNA itu memang tidak berkoordinasi dengan keamanan.
“Tidak berkoordinasi. Yang jelas orang asing datang ke imigrasi ditembuskan ke kita. Tapi kita tidak ditembusi imigrasi. Imigrasi Berau tidak tahu, imigrasi Tarakan juga tidak ada tembusan. Karena memang imigrasinya dari Jakarta. Masyarakat tidak perlu resah. Tour Guide-nya lagi kita cari. Cuma uniform mirip tentara,” demikian Sigit.
Di pihak Kepolisian juga memastikan informasi di media sosial yang menyebutkan adanya kehadiran WNA China, di Desa Gunung Sari, kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, adalah kabar bohong.
“Sehubungan informasi adanya berita bahwa ada tentara China bersenjata lengkap, di Kaltara, khususnya di Bulungan, krimsus langsung lidik,” kata Dirkrimsus Polda Kalimantan Utara, Kombes Pol Helmi Kwarta Kesuma Putra, dalam penjelasan dia kepada wartawan di Tanjung Selor, Kamis (25/4).
Helmi menerangkan, semua pihak bekerja baik dari Polri dan TNI di Kalimantan Utara, untuk memastikan kebenaran informasi itu, dan melakukan pemeriksaan yang bisa menjelaskan fakta sebenarnya.
“Jadi, ditemukan fakta bahwa memang ada kunjungan ke sana (Desa Gunung Sari), pelajar dari China. Penelitian terhadap tanaman Gaharu. Yang mengantar, sudah kita periksa, pihak hotel juga sudah kita periksa, dan CCTV juga. Kemudian, orang-orang yang kita anggap bisa menjelaskan fakta sebenarnya di TKP,” ujar Helmi.
“Tidak ada tentara, bukan tentara. Dan, tidak ada senjatanya. Jadi, bohong beredar di medsos itu, tentara China lengkap senjata, ratusan orang. Berita itu bohong, membuat resah. Seolah-olah, tidak ada polisi tidak ada tentara,” tambah Helmi.
Helmi menegaskan, Dirkrimsus tengah memproses kabar bohong di medsos itu. “Dari alat bukti yang ada, perkara ini akan kita tindaklanjuti ke penyelidikan. Siapa-siapa yang menyebarkan berita bohong ini, siap-siap saja. Masyarakat, siapa saja yang coba-coba sebarkan berita bohong maka siap-siap menghadapi Cyber Crime,” terang Helmi.
Masih dijelaskan Helmi, kabar bohong itu membuat resah, sehingga pelakunya harus berhadapan dengan hukum yang berlaku. “Siapapun akan kita proses. Nanti hasil pemeriksaan akan disampaikan kemudian. Nanti akan kita beri keterangan detail terkait identitas pelaku,” tutup Helmi.
“Kabar mereka tentara asing itu tidak benar. Bahwa mereka menggunakan seragam mirip loreng, tapi mereka bukan tentara. Ini masih kita cek di lapangan,” kata Dandim 0903 Tanjung Selor Letkol Infanteri Sigit Hengki Purwanto kepada wartawan, Rabu (12/4).
Sigit mengaku belum tahu jelas asal kewarganegaraan ketujuh orang itu, meski masyarakat menduganya asal China. “Apakah benar itu mahasiswa, atau orang yang ingin melihat-lihat situasi wisata di sini. Sebagai informasi, orang asing ini datang dari Jakarta,” ujar Sigit.
“Dari Jakarta kemudian langsung ke Berau dan jalan darat ke sini (Bulungan). Imigrasinya bukan melalui Berau atau Tarakan, tapi melalui imigrasi Jakarta. Nah sehingga kami putus komunikasi untuk mengecek visa atau paspor, dalam rangka apa ke sini,” tambah Sigit.
Sigit memastikan, ketujuh orang itu bukan tentara dan tidak membawa senjata yang menjadi perbincangan warga. “Arahnya (ketujuh WNA) itu ke Gunung Sari, mau melihat proses pengambilan gaharu. Mereka cuma dua hari di lokasi,” terang Sigit.
Masih dijelaskan Sigit, keberadaan WNA itu memang tidak berkoordinasi dengan keamanan.
“Tidak berkoordinasi. Yang jelas orang asing datang ke imigrasi ditembuskan ke kita. Tapi kita tidak ditembusi imigrasi. Imigrasi Berau tidak tahu, imigrasi Tarakan juga tidak ada tembusan. Karena memang imigrasinya dari Jakarta. Masyarakat tidak perlu resah. Tour Guide-nya lagi kita cari. Cuma uniform mirip tentara,” demikian Sigit.
Di pihak Kepolisian juga memastikan informasi di media sosial yang menyebutkan adanya kehadiran WNA China, di Desa Gunung Sari, kecamatan Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, adalah kabar bohong.
“Sehubungan informasi adanya berita bahwa ada tentara China bersenjata lengkap, di Kaltara, khususnya di Bulungan, krimsus langsung lidik,” kata Dirkrimsus Polda Kalimantan Utara, Kombes Pol Helmi Kwarta Kesuma Putra, dalam penjelasan dia kepada wartawan di Tanjung Selor, Kamis (25/4).
Helmi menerangkan, semua pihak bekerja baik dari Polri dan TNI di Kalimantan Utara, untuk memastikan kebenaran informasi itu, dan melakukan pemeriksaan yang bisa menjelaskan fakta sebenarnya.
“Jadi, ditemukan fakta bahwa memang ada kunjungan ke sana (Desa Gunung Sari), pelajar dari China. Penelitian terhadap tanaman Gaharu. Yang mengantar, sudah kita periksa, pihak hotel juga sudah kita periksa, dan CCTV juga. Kemudian, orang-orang yang kita anggap bisa menjelaskan fakta sebenarnya di TKP,” ujar Helmi.
“Tidak ada tentara, bukan tentara. Dan, tidak ada senjatanya. Jadi, bohong beredar di medsos itu, tentara China lengkap senjata, ratusan orang. Berita itu bohong, membuat resah. Seolah-olah, tidak ada polisi tidak ada tentara,” tambah Helmi.
Helmi menegaskan, Dirkrimsus tengah memproses kabar bohong di medsos itu. “Dari alat bukti yang ada, perkara ini akan kita tindaklanjuti ke penyelidikan. Siapa-siapa yang menyebarkan berita bohong ini, siap-siap saja. Masyarakat, siapa saja yang coba-coba sebarkan berita bohong maka siap-siap menghadapi Cyber Crime,” terang Helmi.
Masih dijelaskan Helmi, kabar bohong itu membuat resah, sehingga pelakunya harus berhadapan dengan hukum yang berlaku. “Siapapun akan kita proses. Nanti hasil pemeriksaan akan disampaikan kemudian. Nanti akan kita beri keterangan detail terkait identitas pelaku,” tutup Helmi.
Rujukan
(GFD-2019-1930) Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sumber: aljazera.onlineTanggal publish: 25/04/2019
Berita
Laman daring aljazera.online menaikan sebuah artikel berjudul berjudul “Info Dari Turki: Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi” pada 20 April 2019. Dalam artikel tersebut dituliskan sejumlah kepala negara sudah memberikan selamat kepada Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo.
Namun, di akhir artikel terdapat informasi bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak dan tidak mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi pada Pemilu 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Namun, di akhir artikel terdapat informasi bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak dan tidak mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi pada Pemilu 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa artikel tersebut memelintir artikel berita dari laman detik.com yang berjudul “Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon.” Perbedaan antara artikel tersebut dengan detik.com ada pada bagian akhir.
Pada artikel aljazera.online menyertakan komentar seorang pengguna akun Twitter @hasmi_bakhtiar yang mengaku memiliki info langsung dari Turki kalau Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi. Sedangkan, dalam artikel aslinya di detik.com, tidak ada kutipan tersebut. Berikut perbandingan kedua artikel tersebut:
Artikel di aljazera.online:
[…] Info Dari Turki : Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei.
Namun seorang warganet bernama Hasmi Bakhtiar langsung menuliskan komentar mengejutkan di akun medsos Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan mendapat info dari Turki, bahwa Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi.
Semua kepala negara masih menunggu hasil resmi yang akan keluar tanggal 22 Mei nanti.
Di akhir kalimat, Hasmi mengecam Jokowi agar jangan pakai jabatan sebagai presiden untuk mengelabui publik. […]
Lalu, ini artikel dari detik.com:
[…] Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon
Jakarta - Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei. […]
Dari perbandingan isi artikel sudah jelas ada tambahan di akhir artikel aljazera.online. Terkait laman daring aljazera.online juga bukan bagian dari Al Jazeera Media Network. Bantahan itu pernah diutarakan oleh Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network Sohaib Jassim ketika laman tersebut menuliskan artikel dengan informasi salah berjudul “Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk Kabah” pada 15 April 2019 dan sudah dicek kebenarannya oleh liputan6.com di cekfakta.com pada tanggal 16 April 2019.
Berikut bantahan Al Jazeera Media Network terkait laman aljazera.online:
[…] Dalam pernyataan yang disebar grup percakapan Whatsapp para jurnalis, Sohaib Jassim, Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network menegaskan, www.aljazera.online tak terkait dengan pihaknya.
Berikut isi keterangan tersebut:
Salam,
Sehubungan dengan beredarnya sebuah tulisan berjudul "Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk ke Kabah" yang dipublikasikan oleh situs bernama aljazera.online kemarin, Al Jazeera Media Network Biro Jakarta bermaksud menyampaikan keterangan sebagai berikut:
1. Al Jazeera Media Network tidak pernah memproduksi tulisan itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan pengelola situs tersebut
2. Al Jazeera Media Network mengecam keras penggunaan nama situs yang seolah-olah mirip dengan nama media kami
3. Al Jazeera Media Network mendesak agar pengelola situs aljazera.online dan situs-situs lain yang mencatut nama kami agar segera mengganti nama karena sangat merugikan Al Jazeera Media Network
4. Al Jazeera Media Network tidak memiliki situs berita online berbahasa Indonesia hingga saat ini
Sebagai informasi tambahan, Al Jazeera Media Network merupakan jaringan media internasional berbasis di Qatar yang menaungi stasiun televisi Al Jazeera English Channel, Al Jazeera Arabic Channel, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Mubasher (Live), aljazeera.com (Bahasa Inggris), aljazeera.net (Bahasa Arab), AJ+, dan lainnya.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan. Terima kasih.
Sohaib Jassim
Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network […]
Pada artikel aljazera.online menyertakan komentar seorang pengguna akun Twitter @hasmi_bakhtiar yang mengaku memiliki info langsung dari Turki kalau Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi. Sedangkan, dalam artikel aslinya di detik.com, tidak ada kutipan tersebut. Berikut perbandingan kedua artikel tersebut:
Artikel di aljazera.online:
[…] Info Dari Turki : Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei.
Namun seorang warganet bernama Hasmi Bakhtiar langsung menuliskan komentar mengejutkan di akun medsos Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan mendapat info dari Turki, bahwa Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi.
Semua kepala negara masih menunggu hasil resmi yang akan keluar tanggal 22 Mei nanti.
Di akhir kalimat, Hasmi mengecam Jokowi agar jangan pakai jabatan sebagai presiden untuk mengelabui publik. […]
Lalu, ini artikel dari detik.com:
[…] Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon
Jakarta - Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei. […]
Dari perbandingan isi artikel sudah jelas ada tambahan di akhir artikel aljazera.online. Terkait laman daring aljazera.online juga bukan bagian dari Al Jazeera Media Network. Bantahan itu pernah diutarakan oleh Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network Sohaib Jassim ketika laman tersebut menuliskan artikel dengan informasi salah berjudul “Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk Kabah” pada 15 April 2019 dan sudah dicek kebenarannya oleh liputan6.com di cekfakta.com pada tanggal 16 April 2019.
Berikut bantahan Al Jazeera Media Network terkait laman aljazera.online:
[…] Dalam pernyataan yang disebar grup percakapan Whatsapp para jurnalis, Sohaib Jassim, Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network menegaskan, www.aljazera.online tak terkait dengan pihaknya.
Berikut isi keterangan tersebut:
Salam,
Sehubungan dengan beredarnya sebuah tulisan berjudul "Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk ke Kabah" yang dipublikasikan oleh situs bernama aljazera.online kemarin, Al Jazeera Media Network Biro Jakarta bermaksud menyampaikan keterangan sebagai berikut:
1. Al Jazeera Media Network tidak pernah memproduksi tulisan itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan pengelola situs tersebut
2. Al Jazeera Media Network mengecam keras penggunaan nama situs yang seolah-olah mirip dengan nama media kami
3. Al Jazeera Media Network mendesak agar pengelola situs aljazera.online dan situs-situs lain yang mencatut nama kami agar segera mengganti nama karena sangat merugikan Al Jazeera Media Network
4. Al Jazeera Media Network tidak memiliki situs berita online berbahasa Indonesia hingga saat ini
Sebagai informasi tambahan, Al Jazeera Media Network merupakan jaringan media internasional berbasis di Qatar yang menaungi stasiun televisi Al Jazeera English Channel, Al Jazeera Arabic Channel, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Mubasher (Live), aljazeera.com (Bahasa Inggris), aljazeera.net (Bahasa Arab), AJ+, dan lainnya.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan. Terima kasih.
Sohaib Jassim
Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network […]
Kesimpulan
Dengan demikian, laman tersebut bukanlah bagian dari media Al Jazeera. Selain itu, laman tersebut juga tidak menyertakan nama penulisnya. Berbeda dengan artikel asli di detik.com yang menyertakan nama penulis aslinya. Oleh sebab itu, isi artikelnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/880327085633161/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/25/salah-erdogan-tidak-pernah-akui-kemenangan-jokowi/
- https://news.detik.com/berita/d-4516379/sudah-21-kepala-negara-ucap-selamat-ke-jokowi-erdogan-juga-akan-telepon
- https://jurnalpolitik.id/2019/04/cek-fakta-erdogan-tak-akui-kemenangan-jokowi-di-pilpres-2019
- https://www.suara.com/news/2019/04/23/155138/cek-fakta-presiden-turki-erdogan-tak-akui-kemenangan-jokowi-di-pilpres
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/253/fakta-atau-hoaks-benarkah-presiden-erdogan-tidak-mengakui-kemenangan-jokowi-pada-pilpres-2019
- https://cekfakta.com/focus/1824
Halaman: 5319/5553