• (GFD-2019-1963) HRS Akan Kerahkan People Power, POLRI: Kami Siap Tembak “Mati” Perusuh NKRI Sekalipun Itu Cucu Nabi

    Sumber: ghsryhey7547ujrhzs.blogspot.com
    Tanggal publish: 02/05/2019

    Berita

    Beredar konten di situs ghsryhey7547ujrhzs[dot]blogspot[dot]com yang mengatakan bahwa “HRS Akan Kerahkan People Power, POLRI: Kami Siap Tembak “Mati” Perusuh NKRI Sekalipun Itu Cucu Nabi.”

    Dalam artikel ini berisi tentang pernyataan Kapolri yang menyarankan paslon capres dan cawapres Prabowo-Sandi untuk melakukan rekonsiliasi daripada mengerahkan people power yang diwacanakan Habib Rizieq.

    Hasil Cek Fakta

    Divisi Humas Polri menyatakan bahwa artikel tersebut adalah tidak benar alias hoaks. Melalui akun media sosial Instagram divisihumaspolri, Rabu (1/5/2019) ditegaskan bahwa Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut.

    “Telah beredar konten di Facebook “HRS Akan Kerahkan People Power, POLRI: Kami Siap Tembak “Mati” Perusuh NKRI Sekalipun Itu Cucu Nabi”, adalah Tidak Benar/ HOAX. Kapolri, Jenderal Polisi Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D., tidak pernah mengeluarkan statement/ Pernyataan tersebut.”
    Saring Sebelum Sharing.

    Dalam akun resmi Divisi Humas Polri itu juga dicantumkan hastag #TangkalHoax, #SaringSebelumSharing, #LawanHoax.

    Penelusuran Bisnis.com, tidak ada kutipan yang sesuai dengan judul artikel. Kemudian, pernyataan yang dikutip bukan dari Kapolri tetapi Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin yang diwawancarai Tirto.id tentang saran terhadap kubu Prabowo-Sandi menyikapi hasil hitung cepat dan rekapitulasi KPU.

    Selain itu, setelah dilakukan penelurusuran, situs ghsryhey7547ujrhzs[dot]blogspot[dot]com ini adalah situs yang dibuat oleh pemilik akun blogger yang sama dengan akun yang membuat situs operain[dot]blogspot[dot]com yang sering dilaporkan sebagai situs penyebar hoaks dan saat ini sudah dihapus oleh Google.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1962) [SALAH] Menpora Imam Nahrawi Mundur Dari Jabatannya

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 02/05/2019

    Berita

    Beredar pesan berantai melalui aplikasi pesan Whatsapp tentang mundurnya Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Dalam pesan itu, tidak disebutkan kapan tanggal dan sumbernya secara jelas. Berikut narasinya:

    INFO
    Dari sebelah

    Imam Nahrawi kabarnya malam ini mau mengundurkan diri sebagai menpora tp blm tahu lokasi di istana atau dmn

    pantau semuanya ya

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, diketahui bahwa pesan tersebut tidak benar. Sebab, beberapa pihak terkait sudah memberikan bantahannya. Bantahan pertama dari Deputi Pengembangan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh pada 30 April 2019 menyatakan bahwa kabar tersebut hoaks. Apalagi, saat diminta keterangannya oleh awak media, Asrorun menyatakan dirinya tengah bersama Imam saat diminta konfirmasi.

    “Itu hoaks. Info dari siapa? Ini saya lagi sama dia (Imam),” kata Asrorun saat dihubungi awak media pada Selasa Malam, 30 April 2019.

    Asrorun menjelaskan, pertemuan antara Menpora dengan Presiden Joko Widodo membahas SEA Games.

    Senada dengan Asrorun, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto pun membantahnya. Menurut Gatot, kabar pengunduran diri Imam Nahrawi yang telah diterima awak media hanya rumor belaka alias hoaks.

    “Enggak benar, karena enggak ada info. Hoaks,” ujar Gatot.

    Bantahan kedua dinyatakan oleh elite Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Lukmanul Khakim menegaskan, isu tersebut adalah hoaks. “Tidak benar. Itu hoax. Tidak tahu siapa yang menyebarkan. Mas Imam masih Menpora,” kata Lukman.

    Senada dengan Lukman, Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding menyatakan hal yang sama, yakni isu mundurnya Imam sebagai Menpora adalah hoaks. Ia menekankan bahwa kedatangan Imam ke Istana untuk menemui Jokowi bukan pamitan sebagai menteri. Namun, ada pembahasan terkait persiapan Sea Games 2019.

    “Enggak benar itu. Saya sudah ngomong ke mas Imam. Itu kan ke Istana ngomong soal Sea Games 2019 di Filipina,” tutur Karding.

    Dan, bantahan terakhir dikemukakan oleh Imam Nahrawi sendiri. Ia menegaskan, isu yang menyatakan dirinya mengundurkan diri dari jabatannya merupakan hoaks. “Wah, itu berita hoaks,” kata Imam.

    Imam mengaku, baru mengetahui mengenai pesan broadcast yang menyebut kehadirannya ke Istana sore ini untuk menyampaikan permohonan pengunduran diri kepada Presiden Jokowi. “Wah, saya kok baru dengar,” ujar Imam.

    Menurut Imam, pertemuannya dengan Jokowi untuk membahas persiapan SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020. “Soal persiapan menuju SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020,” sambungnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1961) [SALAH] “Menag nya Saja Bilang mesti DIRANGKUL”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/05/2019

    Berita

    “73 Tahun Merdeka 7 Presiden Memerintah NKRI Belum Pernah Film Homo Lulus Sensor. Baru di Era Ini…
    Paham Kalian Mengapa Para Ulama yg Lurus Turun Gunung Saat Pemilu Kemarin…?
    Omong Kosong Homo Tdk Dilegalkan. Menag nya Saja Bilang mesti DIRANGKUL…
    Ya Allah Rusaknya Zaman ini”.

    Hasil Cek Fakta

    Konteks “merangkul” dari pernyataan Menag adalah MENGAJAK untuk kembali ke jalan yang benar, dan tidak ada “homo dilegalkan” seperti klaim oleh SUMBER. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1960) [SALAH] Percakapan Yunarto Wijaya, Amankan Suara Pilpres

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 30/04/2019

    Berita

    Percakapan Yunarto Wijaya dengan seseorang yang ia panggil “Jendral” :
    “Jendral” : mas toto gmn survei aman kan
    Yunarto Wijaya : siap Jendral..angka sdh diamankan….sesuai arahan….86’

    Hasil Cek Fakta

    Melansir dari detik.com, Yunarto menuturkan teror dan tersebarnya chat palsu berisi seolah-olah percakapan dirinya dengan seseorang yang disebut jenderal itu, terjadi 3 hari sebelum hari pencoblosan atau 14 April 2019. Keesokannya, dia membuat laporan ke Bareskrim, namun masih perlu melampirkan bukti-bukti.
    “Sebenarnya sudah terjadi 3 hari sebelum pemilu dan yang paling mengganggu adalah nomor telepon saya diumbar ke mana-mana, lalu juga dengan beberapa fitnah terkait dengan chat palsu. Seakan akan saya membuat survei, berkomunikasi dengan orang yang saya nggak ngerti maksudnya siapa, tapi ada kalimat ‘Siap 86, jenderal. Sudah diamankan’, sesuatu seperti itulah,” ujarnya.

    Rujukan