KOMPAS.com - Unggahan media sosial berupa tangkapan layar judul artikel mengeklaim mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan meminta Jaksa Agung menjemput paksa mantan presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam artikel itu, Budi Gunawan menyebut Jokowi harus bertanggung jawab atas korupsi yang dilakukannya saat menjabat presiden selama dua periode.
Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, unggahan itu merupakan hasil manipulasi.
Judul artikel yang mengeklaim Budi Gunawan meminta Jaksa Agung menjemput paksa Jokowi dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan tangkapan layar artikel di media Gelora News berjudul, "Budi Gunawan Meminta Ke Jaksa Agung Jemput Paksa Jokowi Untuk Mempertangung Jawaban atas Korupsi Yang Dilakukannya Selama Dua Periode Menjabat".
(GFD-2025-29044) [HOAKS] Budi Gunawan Minta Jaksa Agung Jemput Paksa Jokowi
Sumber:Tanggal publish: 15/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, tidak ditemukan artikel di laman Gelora News yang mengeklaim Budi Gunawan meminta Jaksa Agung menjemput paksa Jokowi.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri foto yang ada di dalam artikel menggunakan teknik reverse image search.
Hasilnya diketahui bahwa unggahan tersebut memanipulasi artikel Gelora News pada 11 September 2025 ini. Artikel aslinya berjudul "Publik Berhak Tahu Alasan Pencopotan Budi Gunawan".
Artikel itu memuat opini dari Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sugeng Teguh Santoso terkait pencopotan Budi Gunawan sebagai Menko Polkam pada awal September 2025.
Menurut Sugeng, seharusnya Presiden Prabowo memberi tahu kepada masyarakat alasan mengapa Budi Gunawan dicopot sebagai Menko Polkam.
Dalam artikel itu tidak ada pernyataan dari Budi Gunawan yang meminta Jaksa Agung menjemput paksa Jokowi. Sehingga, dapat dipastikan bahwa judul artikel itu merupakan hasil rekayasa.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian menelusuri foto yang ada di dalam artikel menggunakan teknik reverse image search.
Hasilnya diketahui bahwa unggahan tersebut memanipulasi artikel Gelora News pada 11 September 2025 ini. Artikel aslinya berjudul "Publik Berhak Tahu Alasan Pencopotan Budi Gunawan".
Artikel itu memuat opini dari Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sugeng Teguh Santoso terkait pencopotan Budi Gunawan sebagai Menko Polkam pada awal September 2025.
Menurut Sugeng, seharusnya Presiden Prabowo memberi tahu kepada masyarakat alasan mengapa Budi Gunawan dicopot sebagai Menko Polkam.
Dalam artikel itu tidak ada pernyataan dari Budi Gunawan yang meminta Jaksa Agung menjemput paksa Jokowi. Sehingga, dapat dipastikan bahwa judul artikel itu merupakan hasil rekayasa.
Kesimpulan
Unggahan berupa tangkap layar judul artikel yang mengeklaim Budi Gunawan meminta Jaksa Agung menjemput paksa Jokowi merupakan konten hasil manipulasi.
Artikel aslinya berjudul "Publik Berhak Tahu Alasan Pencopotan Budi Gunawan".
Adapun artikel itu memuat opini Politikus PSI, Sugeng Teguh Santoso yang mempertanyakan alasan mengapa Budi Gunawan dicopot sebagai Menko Polkam.
Artikel aslinya berjudul "Publik Berhak Tahu Alasan Pencopotan Budi Gunawan".
Adapun artikel itu memuat opini Politikus PSI, Sugeng Teguh Santoso yang mempertanyakan alasan mengapa Budi Gunawan dicopot sebagai Menko Polkam.
Rujukan
(GFD-2025-29043) Cek Fakta: Tidak Benar Prabowo Bicara Kepala Desa Dihapus di Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 15/09/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar postingan klaim Presiden Prabowo Subianto bicara kepala desa dihapus di Indonesia. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 12 September 2025.
Klaim berupa tulisan sebagai berikut:
"Ada benarnya juga sih
BELUM SELESAI MASALAH DPR DATANG LAGI MASALAH BESAR., PRABOWO BERBICARA KEPALA DESA DIHAPUS DI NEGARA INDONESIA
Prabowo" Simpel saja setujukah rakyat jika kades dihapus di negara Indonesia.
KADES ITU 91% TIDAK ADA GUNANYA DI INDONESIA BANYAK OKNUM OKNUM KADES YANG JADI KORUPTOR
Dana bansos dana desa PKH bantuan beras semua dikorupsi kepala desa"
Sementara caption dalam postingan sebagai berikut:
"Gimana Menurut Kalian..??
#viral #fypfoto"
Benarkah klaim Prabowo Subianto bicara kepala desa dihapus di Indonesia? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Presiden Prabowo Subianto bicara kepala desa dihapus di Indonesia. Penelusuran mengarah pada artikel yang pernah tayang di Liputan6.com berjudul Cek Fakta: Tidak Benar Prabowo Bakal Hapus Jabatan Kepala Desa pada April 2025.
Artikel yang tayang pada 21 April 2025 tersebut berisi informasi bahwa kabar tentang Presiden Prabowo bakal menghapus jabatan kepala desa pada April 2025 ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut.
Hingga saat ini, tidak pernah ada pernyataan dari Prabowo Subianto bakal menghapus kepala desa.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Presiden Prabowo Subianto bicara kepala desa dihapus di Indonesia, tidak benar.
Rujukan
(GFD-2025-29042) Keliru: Video Dukungan Warga Cina Untuk Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 15/09/2025
Berita
VIDEO dengan klaim warga Cina dan Vatikan mendukung demonstrasi masyarakat Indonesia, beredar di akun TikTok [arsip] pada 4 September 2025 dan Facebook.
Video tersebut menampilkan sejumlah orang yang terdengar meneriakkan “Indonesia…Indonesia” saat seseorang yang diarak mobil terbuka melintas di hadapan mereka. “Terlihat dari video, masyarakat Cina teriak-teriak kepada presidennya buat dukung masyarakat Indonesia,” isi teks yang tertulis dalam video.
Namun, benarkah ini aksi tersebut bentuk dukungan warga Cina untuk Indonesia?
Video tersebut menampilkan sejumlah orang yang terdengar meneriakkan “Indonesia…Indonesia” saat seseorang yang diarak mobil terbuka melintas di hadapan mereka. “Terlihat dari video, masyarakat Cina teriak-teriak kepada presidennya buat dukung masyarakat Indonesia,” isi teks yang tertulis dalam video.
Namun, benarkah ini aksi tersebut bentuk dukungan warga Cina untuk Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu lewat pencarian gambar terbalik Google dan membandingkan narasi dengan sumber kredibel. Hasilnya, video tersebut tidak terkait dengan dukungan Cina terhadap aksi unjuk rasa di Indonesia pada akhir Agustus 2025.
Video tersebut cocok dengan dokumentasi yang dipublikasikan oleh akun YouTube Vatican News dan Live Now From Fox edisi 18 Mei 2025. Saat itu, Paus Leo XIV, paus pertama dari Amerika, memperkenalkan kepausan barunya. Dia melewati kerumunan umat Katolik yang berkumpul untuk menyaksikan pelantikannya di Vatikan pada Minggu pagi. Paus baru ini terpilih dalam putaran keempat pemungutan suara konklaf.
Situs CNN melansir, Paus ke-267 tiba di Vatikan dengan mobil kepausan dan disambut sorak-sorai dari kerumunan besar saat dia berkeliling Lapangan Santo Petrus dengan mobil khusus untuk pertama kalinya. Sekitar 100.000 orang telah berkumpul pada awal Misa.
Seruan “Viva il Papa” diulang beberapa kali, dan terdengar sorak kegirangan serta tepuk tangan meriah saat Paus memasuki Lapangan Santo Petrus untuk memulai Misa.
Di antara mereka yang hadir dalam liturgi dua jam pada hari Minggu tersebut antara lain Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang terlihat berjabat tangan sebelum dimulainya kebaktian. Kemudian pada hari Minggu, Leo bertemu Zelensky di Vatikan.
Video tersebut cocok dengan dokumentasi yang dipublikasikan oleh akun YouTube Vatican News dan Live Now From Fox edisi 18 Mei 2025. Saat itu, Paus Leo XIV, paus pertama dari Amerika, memperkenalkan kepausan barunya. Dia melewati kerumunan umat Katolik yang berkumpul untuk menyaksikan pelantikannya di Vatikan pada Minggu pagi. Paus baru ini terpilih dalam putaran keempat pemungutan suara konklaf.
Situs CNN melansir, Paus ke-267 tiba di Vatikan dengan mobil kepausan dan disambut sorak-sorai dari kerumunan besar saat dia berkeliling Lapangan Santo Petrus dengan mobil khusus untuk pertama kalinya. Sekitar 100.000 orang telah berkumpul pada awal Misa.
Seruan “Viva il Papa” diulang beberapa kali, dan terdengar sorak kegirangan serta tepuk tangan meriah saat Paus memasuki Lapangan Santo Petrus untuk memulai Misa.
Di antara mereka yang hadir dalam liturgi dua jam pada hari Minggu tersebut antara lain Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang terlihat berjabat tangan sebelum dimulainya kebaktian. Kemudian pada hari Minggu, Leo bertemu Zelensky di Vatikan.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim dukungan warga Cina untuk Indonesia adalah keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@789ael/video/7546054714559974662?_r=1&_t=ZS-8zdsYzsAzHJ
- https://mvau.lt/media/80be91fa-44f0-4808-a69e-7016d35f3f2f
- https://www.facebook.com/watch/?v=1113222153594136
- https://www.youtube.com/watch?v=CO2aYIDuYzE&t=29s
- https://www.youtube.com/watch?v=1Sv2r3mO_FM
- https://edition.cnn.com/2025/05/18/europe/pope-leo-inauguration-mass-intl
(GFD-2025-29041) Keliru: Video Aksi Warga Rusia Mendukung Demonstrasi di Indonesia Akhir Agustus 2025
Sumber:Tanggal publish: 15/09/2025
Berita
SEBUAH video beredar di TikTok [arsip] dan Facebook yang diklaim sebagai warga Rusia yang aksi mendukung demonstrasi rakyat Indonesia pada pekan terakhir Agustus 2025.
Video yang diunggah pada 30 Agustus 2025 itu memperlihatkan ribuan orang berkumpul di jalan dan bergerak ke arah yang sama. “Kini Rusia turun tangan atas kejadian demo di Indonesia,” tulis pengunggah konten.
Namun, benarkah klaim dalam video itu?
Video yang diunggah pada 30 Agustus 2025 itu memperlihatkan ribuan orang berkumpul di jalan dan bergerak ke arah yang sama. “Kini Rusia turun tangan atas kejadian demo di Indonesia,” tulis pengunggah konten.
Namun, benarkah klaim dalam video itu?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan aplikasi pencarian gambar terbalik, penelusuran lokasi dengan Google Maps, dan membandingkan narasinya dengan informasi dari sumber kredibel. Hasilnya, peristiwa dalam video bukan terjadi di Rusia dan tidak terkait dengan dukungan ke demonstrasi di Indonesia.
Melalui pencarian gambar terbalik, Tempo menemukan video tersebut awalnya diunggah oleh akun TikTok @salehgtail pada 2 Agustus 2025. Pengunggahnya tidak melengkapi video itu dengan keterangan lokasi maupun aktivitas orang-orang yang direkamnya.
Selain itu, video yang memperlihatkan gedung yang sama juga diunggah akun Twitter @Ali051217 pada 14 Agustus 2025. Kali ini disertai keterangan bahwa video itu memperlihatkan hari peringatan Arbaeen atau Arbain yang juga disebut hari raya Syiah, di Kota Karbala, Irak.
Dalam bahasa Arab, Arbain berarti 40. Angka itu bermakna sebagai peringatan 40 hari meninggalnya Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dalam Pertempuran Karbala, yang terjadi di tahun 61 Hijriyah atau 680 Masehi.
Jutaan orang mengikuti perayaan tahunan itu di Karbala, di dekat makam Husain bin Ali. Penelusuran menggunakan Google Maps, menemukan bahwa gedung dalam video tersebut adalah hotel Al Qasr Residence. Lokasi hotel ini benar di Jalan Imam Hussain, Karbala, dekat makam Husain bin Ali.
Foto lainnya dari Google Maps menunjukkan gedung dua menara dan satu kubah di tengahnya yang dipasangi banyak lampu. Lokasi gedung itu di samping kanan Al Qasr Residence dan makam Husain bin Ali di Karbala, Irak.
Solidaritas dari Warga Negara Lain
Dilansir BBC, warga negara lain di ASEAN memang menunjukkan dukungannya pada aksi demonstrasi dan pengemudi ojek daring yang juga menjadi korban kekerasan kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi. Namun tak ada informasi kredibel yang mengatakan warga Rusia peduli akan hal itu.
Warga Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand, menunjukkan dukungan pada demonstran Indonesia yang melakukan unjuk rasa pada akhir Agustus 2025, dengan menaikkan tagar #SEAblings yang bermakna persaudaraan sesama Asean dan menggunakan warna simbol protes (brave pink and hero green).
Bahkan kalangan muda dalam kelompok Mandiri Malaysia menggelar unjuk rasa di depan KBRI Kuala Lumpur pada Selasa 2 September 2025. Sebagian warga negara-negara Asean itu membelikan makanan untuk pengemudi ojol secara daring.
Kepedulian itu muncul dengan berbagai alasan, ada yang karena pernah bertemu pengemudi ojol yang baik, merasakan nasib yang sama karena pemerintah yang korup, dan terkesan akan keberanian berbagai kelompok di Indonesia yang berani menunjukkan protes.
Melalui pencarian gambar terbalik, Tempo menemukan video tersebut awalnya diunggah oleh akun TikTok @salehgtail pada 2 Agustus 2025. Pengunggahnya tidak melengkapi video itu dengan keterangan lokasi maupun aktivitas orang-orang yang direkamnya.
Selain itu, video yang memperlihatkan gedung yang sama juga diunggah akun Twitter @Ali051217 pada 14 Agustus 2025. Kali ini disertai keterangan bahwa video itu memperlihatkan hari peringatan Arbaeen atau Arbain yang juga disebut hari raya Syiah, di Kota Karbala, Irak.
Dalam bahasa Arab, Arbain berarti 40. Angka itu bermakna sebagai peringatan 40 hari meninggalnya Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW dalam Pertempuran Karbala, yang terjadi di tahun 61 Hijriyah atau 680 Masehi.
Jutaan orang mengikuti perayaan tahunan itu di Karbala, di dekat makam Husain bin Ali. Penelusuran menggunakan Google Maps, menemukan bahwa gedung dalam video tersebut adalah hotel Al Qasr Residence. Lokasi hotel ini benar di Jalan Imam Hussain, Karbala, dekat makam Husain bin Ali.
Foto lainnya dari Google Maps menunjukkan gedung dua menara dan satu kubah di tengahnya yang dipasangi banyak lampu. Lokasi gedung itu di samping kanan Al Qasr Residence dan makam Husain bin Ali di Karbala, Irak.
Solidaritas dari Warga Negara Lain
Dilansir BBC, warga negara lain di ASEAN memang menunjukkan dukungannya pada aksi demonstrasi dan pengemudi ojek daring yang juga menjadi korban kekerasan kepolisian dalam menangani aksi demonstrasi. Namun tak ada informasi kredibel yang mengatakan warga Rusia peduli akan hal itu.
Warga Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand, menunjukkan dukungan pada demonstran Indonesia yang melakukan unjuk rasa pada akhir Agustus 2025, dengan menaikkan tagar #SEAblings yang bermakna persaudaraan sesama Asean dan menggunakan warna simbol protes (brave pink and hero green).
Bahkan kalangan muda dalam kelompok Mandiri Malaysia menggelar unjuk rasa di depan KBRI Kuala Lumpur pada Selasa 2 September 2025. Sebagian warga negara-negara Asean itu membelikan makanan untuk pengemudi ojol secara daring.
Kepedulian itu muncul dengan berbagai alasan, ada yang karena pernah bertemu pengemudi ojol yang baik, merasakan nasib yang sama karena pemerintah yang korup, dan terkesan akan keberanian berbagai kelompok di Indonesia yang berani menunjukkan protes.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar merupakan rekaman aksi massa di Rusia yang mendukung demonstrasi di Indonesia akhir Agustus 2025 adalah klaim keliru.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@arifinmaksum26/video/7544374495918836998?_r=1&_t=ZS-8zdqzLg3bM1
- https://perma.cc/J2WB-YHZE
- https://www.facebook.com/reel/743601508583272
- https://www.tiktok.com/@salehgtali/video/7533881705015282951
- https://x.com/Ali051217/status/1956018529720762380
- https://www.google.com/maps/place/%D9%85%D8%B6%D9%8A%D9%81+%D9%82%D8%B5%D8%B1+%D9%83%D8%B1%D8%A8%D9%84%D8%A7%D8%A1+Al+Qasr+Residence%E2%80%AD/@32.6080623,44.0291521,783a,35y,11.86h,40.43t/data=!3m1!1e3!4m15!1m8!3m7!1s0x15596bf35a7001e5:0xf5f09f073b2d9a8f!2z2YHZhtiv2YIg2YbZiNixINin2YTYrdix2YXZitmG!8m2!3d32.6169545!4d44.0384177!10e5!16s%2Fg%2F11g6xnxz0j!3m5!1s0x15596bef3a6edced:0xdd182a54fa53e76e!8m2!3d32.6121058!4d44.0312558!16s%2Fg%2F11dymw6p9_?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI1MDkwOS4wIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- https://www.bbc.com/indonesia/articles/c5y4875nw5qo
Halaman: 527/7143
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5349687/original/018589000_1757927272-kades_1.jpg)



