• (GFD-2021-7328) [SALAH] “KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKIN OLEH SEBUAH SISTEM #PPKMLevel4Diperpanjang”

    Sumber: Helo.com
    Tanggal publish: 29/07/2021

    Berita

    NARASI: “KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN
    KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKIN
    OLEH SEBUAH SISTEM

    PENTING DI BACA dan DI PAHAMI ????

    Rapid tes itu cek DARAH..
    sedangkan covid-19 GAK masuk ke darah…”

    Perpanjangan ppkm level 4 indonesia

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan tulisan yang membahas tentang Rapid Test yang selain sudah TIDAK lagi berlaku per Desember tahun 2020, BUKAN merupakan metode tes satu-satunya karena jika hasil Rapid Test Antigen (Swab) reaktif akan dilanjutkan dengan tes PCR untuk memastikan memang benar terinfeksi oleh SARS-CoV-2.

    KONTAN.CO.ID pada 17 Desember 2020: “Hasil pemeriksaan rapid test antigen menjadi syarat bagi pengguna transportasi umum yang ingin bepergian ke luar kota. Sebelum ada kebijakan rapid test antigen, pemerintah telah menerapkan kewajiban surat keterangan rapid test antibodi. Selain itu juga ada tes polymerase chain reaction atau PCR, apa bedanya?

    Liputan6.com pada 19 Desember 2020: “Pemerintah DKI Jakarta mulai memperketat peraturan guna menekan penyebaran Covid-19. Salah satu aturan tersebut adalah wajib membawa surat rapid test antigen bagi individu yang hendak keluar-masuk Jakarta. Aturan ini berlaku mulai 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021. Rapid test antigen sendiri berbeda dengan rapid test antibodi atau rapid test biasa yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah di ujung jari.” (dengan infografis)

    Alodokter pada 29 September 2020: “Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini. Pengamilan sampel untuk metode ini bisa menggunakan teknik usap (swab), maupun dengan PCR kumur

    Alodokter pada 9 Mei 2020: “Rapid test tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Corona atau SARS-CoV-2 di tubuh Anda. Oleh karena itu, pemeriksaan ini tidak bisa menjadi patokan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19. Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi apakah di dalam darah terdapat antibodi IgM dan IgG yang bertugas melawan virus Corona atau tidak. Kedua antibodi ini diproduksi secara alami oleh tubuh ketika seseorang telah terpapar virus Corona. … Untuk pemeriksaan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan menggunakan metode swab dan tes PCR

    detikhealth pada 24 Februari 2020: “Virus penyebab COVID-19 juga diberi nama. Nama resmi yang diberikan Komite Taksonomi Virus Internasional untuk virus corona Wuhan, adalah SARS-CoV-2, kependekan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

    Kesimpulan

    MENYESATKAN. Faktanya, Rapid Test Antibody per Desember tahun 2020, sebelum masa PPKM saat ini (2021), sudah TIDAK berlaku, digantikan oleh Rapid Test Antigen (Swab). Selain itu, jika hasil test reaktif masih dilanjutkan dengan tes PCR untuk memastikan memang benar terinfeksi oleh SARS-CoV-2.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7327) [SALAH] Minum Sambil Berdiri Berbahaya bagi Ginjal

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 28/07/2021

    Berita

    Beredar sebuah narasi oleh akun Instagram faktakesehatankuu yang mengatakan bahwa minum sambil berdiri merupakan salah satu penyebab kerusakan ginjal. Hal tersebut diklaim disebabkan oleh tidak tersaringnya air yang diminum ketika berdiri dan langsung menuju kandung kemih.

    Minum air berdiri

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir melalui laman berita Detik, ahli Urologi RS Cipto Mangunkusumo, yakni dr. Ponco Birowo, SpU. PhD., mengatakan bahwa ketika air diminum, air akan masuk ke kerongkongan dan masuk ke lambung untuk proses penyerapan sari terlebih dahulu. Yang mana, proses penyerapan sari pada lambung tersebut membutuhkan waktu berjam-jam sebelum air masuk ke ginjal.

    “Tidak ada hubungannya dengan sikap minum, mau sambil duduk atau berdiri air tetap butuh waktu berjam-jam untuk sampai ginjal,” ucap dr. Ponco Birowo, SpU. PhD., melalui laman berita Detik.

    Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada situs turnbackhoax.id dengan judul “[HOAX] MINUM DENGAN POSISI BERDIRI BISA TIMBULKAN SAKIT BATU GINJAL”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram faktakesehatankuu tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Detik, ahli urologi dari RS Cipto Mangunkusumo, yaitu dr. Ponco Birowo, SpU. PhD mengatakan bahwa sikap minum tidak berpengaruh pada kesehatan ginjal. Hal ini dikarenakan air butuh proses dan waktu berjam-jam untuk sampai ginjal.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7326) [SALAH] Gambar Artikel Kompas berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Tranfusi Darah, Karl Marx Pilih Pendonor yang Hafal Das Kapital “

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 28/07/2021

    Berita

    “Hemoglobin Rendah dan Butuh Tranfusi Darah, Karl Marx Pilih Pendonor yang Hafal Das Kapital “

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter bernama Eko Kuntadhi memposting sebuah tangkapan layar salah satu artikel Kompas TV yang berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Tranfusi Darah, Karl Marx Pilih Pendoror yang Hafal Das Kapital”. Postingan tersebut diunggah pada 22 Juli 2021.

    Setelah melakukan penelusuran pada website Kompas TV tidak ditemukan artikel dengan judul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Tranfusi Darah, Karl Marx Pilih Pendonor yang Hafal Das Kapital” namun ditemukan sebuah artikel asli yang berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Transfusi Darah, Ustaz Yusuf Mansur Pilih Pendonor yang Hafal Alquran”. Waktu pengunggahan yang tercantum pada postingan Twitter tersebut sama dengan artikel berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Transfusi Darah, Ustaz Yusuf Mansur Pilih Pendonor yang Hafal Alquran” yaitu 21 Juli 2021 jam 18.43. Gambar yang ada di bawah judul pada postingan Twitter telah disunting, gambar yang asli adalah foto Ustaz Yusuf Mansur.

    Dengan demikan gambar yang diunggah Eko Kuntadhi merupakan suntingan dari artikel Kompas TV yang berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Transfusi Darah, Ustaz Yusuf Mansur Pilih Pendonor yang Hafal Alquran” sehingga masuk dalam kategori konten parodi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Gambar tersebut merupakan suntingan dari artikel Kompas TV yang berjudul “Hemoglobin Rendah dan Butuh Transfusi Darah, Ustaz Yusuf Mansur Pilih Pendonor yang Hafal Alquran”.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7325) [SALAH] Driver Grab Meminta Jokowi untuk Turun

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/07/2021

    Berita

    “Wow
    Aku suka gaya loh bang😃”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar informasi dari akun Facebook Imen Blaem berupa sebuah foto seorang driver Grab yang memegang sebuah papan yang bertuliskan “SUDAH CUKUP PAK…!!! KALO JELAS GAK MAMPU TURUUUUN..!!! JANGAN CENGENGESAN DI ATAS DERITA RAKYAT”. Postingan ini disukai sebanyak 797 kali, dikomentari 62 kali, dan disebarkan kembali 107 kali.

    Berdasarkan penelurusan, foto yang serupa ditemukan pada postingan dari akun Facebook resmi Grab dengan papan bertuliskan “SERAHIN KEBUTUHAN KAMU SAMA ABANG, KAMU DIRUMAH AJA – GrabAssistant –“, pada postingan itu juga terdapat caption sebagai berikut:

    “Makasih ya karena kamu udah saling jaga dengan tetap di rumah aja!
    Mungkin kamu bingung saat harus beli sesuatu, tapi gak bisa keluar rumah.
    Tenang aja, kamu bisa andalkan GrabAssistant untuk titip beliin apa aja yang kamu butuhkan!
    Mulai dari makanan, sampai keperluan harian, GrabAssistant siap belikan!
    Gak usah khawatir, ratusan ribu driver Grab sudah divaksin dan selalu terapkan pengantaran tanpa kontak.”

    Grab Indonesia dan Gojek juga menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam Rencana Seruan Aksi Nasional terhadap penolakan PPKM yang sempat beredar dan direncanakan berlangsung pada 24 Juli 2021 yang pada akhirnya batal diselenggarakan.

    Melihat dari penjelasan tersebut foto driver Grab meminta Jokowi untuk turun adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang dimanipulasi/Manipulated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Gambar yang telah disunting, gambar sebenarnya adalah bentuk promosi salah satu fitur Grab yaitu GrabAssistant.

    Rujukan