• (GFD-2020-3542) [SALAH] Jus Daun Pepaya Mentah Obat DBD

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/01/2020

    Berita

    Beredar informasi yang menyebutkan bahwa daun pepaya merupakan obat yang dapat menyembuhkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Cara untuk mengolah daun pepaya menjadi obat ialah dengan menjadikannya jus. Berikut kutipan narasinya:

    % jiplak

    ‼PENTING‼
    UNTUK ANAK CUCU

    *Obat DBD telah ditemukan*

    Dari Prof. A.A. Mattjik mantan rektor IPB terkait pengobatan Demam Berdarah, krn skrg DBD sdg menggejala mungkin bisa sbg obat alternatif:

    KABAR TERKINI, ...
    "Obat Demam Berdarah"

    Berdasarkanm pengalaman dari seorang anak laki-laki yang telah sembuh dari penyakit demam berdarah.

    Setelah sebelumnya mengalami masa kritis di ICU ketika trombositnya mencapai angka 15 dan menghabiskan 15 liter tranfusi darah.

    Ayah dari anak tersebut mendapatkan rekomendasi dari temannya tentang Juice *Daun Pepaya* Mentah.

    Setelah minum juice tersebut, trombosit temannya yang semula 45 dengan 25 liter tranfusi darah naik dengan cepat menjadi 135.

    Hal ini membuat dokter dan perawat terkejut.

    Bahkan keesokan harinya, temannya itu sudah tidak diberikan tranfusi lagi.

    Cara membuat Juice tersebut:

    2 helai *daun pepaya* dibersihkan, ditumbuk dan diperas dengan saringan kain.

    Akan didapatkan 1 sendok makan per helai daun.

    Takarannya 2 sendok makan 1 kali sehari.

    Daun jangan dimasak, direbus atau dicuci dengan air panas karena khasiatnya akan hilang.

    Ingat:
    hanya *daunnya saja,* bukan batangnya atau getahnya.

    Rasanya memang pahit sekali, tetapi tetap harus diminum.

    Pengalaman lain tentang juice *daun pepaya* mentah ini didapat oleh seseorang dengan kondisi yang sangat parah.

    Orang ini keadaannya sangat kritis, di mana paru-parunya telah mulai diisi air
    Karena angka trombositnya yang sangat rendah.

    Sampai-sampai dia kesulitan untuk bernafas.

    Dokter hanya bisa berkata bahwa kekebalan tubuhnya yang akan bisa membuat dia bertahan.

    Untungnya, ibu mertua dari pasien tersebut mendengar tentang juice *daun pepaya* mentah tersebut.

    Setelah diberikan kepada pasien, keesokan hari, trombositnya mulai naik dan demamnya mulai hilang.

    Juice itu terus diberikan dan 3 hari berikutnya dia dinyatakan sembuh.

    Mohon dikirim ke grup informasi ini karena belakangan ini banyak sekali kasus penyakit demam berdarah. ????

    "Daun pepaya bisa untuk obat demam berdarah"

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut kurang tepat. Sebab, diketahui bahwa daun pepaya bukan obat DBD. Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, mengatakan sejauh ini, jus daun pepaya mentah belum didaftarkan ke Kemenkes sebagai obat tradisional yang bisa menyembuhkan DBD.

    "Kalau ini kami belum mendapatkan laporan resmi ke Kemenkes apakah sudah menjadi bagian obat tradisional yabg sudah diregistrasi di farmalkes (Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan). Sepertinya kami belum mendapat infonya," ungkap dr Nadia.

    dr Nadia juga menyebut belum ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan bahwa khasiat jus daun pepaya mentah mampu meningkatkan sistem imun, maupun meningkatkan trombosit.

    Hingga saat ini pula, belum ada obat yang benar-benar berkhasiat untuk menyembuhkan DBD. Sebabnya, DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus.

    "Sampai saat ini DBD belum ada obatnya karena prinsipnya infeksi oleh virus, yang memang beum ada obat untuk menghilangkan virusnya. Pengobatan saat ini dilangsungkan untuk mengobati gejala seperti turun trombosit dan mencegah dehidrasi," terangnya lagi.

    Informasi perihal daun pepaya yang keliru ini juga sudah pernah muncul di Filipina dan sudah dilakukan pemeriksa fakta oleh Verafiles (organisasi pemeriksa fakta dari Filipina). Berdasarkan hasil periksa fakta Verafiles bahwa memang belum ada bukti ilmiah daun pepaya yang dijadikan jus menjadi obat DBD. Berikut kutipannya:

    […] The effectiveness of papaya leaf extract as treatment for dengue is still being evaluated. However, initial studies show the juice indeed has the potential to raise platelet levels in dengue patients.

    People with the dengue virus can have decreased platelet counts and platelet dysfunction as the disease progresses, according to 2007 World Health Organization (WHO) guidelines on the disease and a DOH primer.

    The Philippine Institute of Traditional and Alternative Health Care (PITAHC), an attached office of the DOH leading research and promotion of traditional medicine, recognized local and foreign records and studies that found papaya leaves to have a positive effect on dengue patients.

    In an email to VERA Files, PITAHC said the use of papaya leaves as treatment has been “anecdotally recorded” in the country and provided a link to the Philippine Knowledge Digital Library on Health (PKDLH) -- a national database of traditional medicines “gathered from work of researchers and scholars.” It showed that papaya leaves were being used as a treatment in two focus groups and a community, but the database did not elaborate further.

    Meanwhile, PITAHC also took note of studies abroad recorded in the Encyclopedia of Common Medicinal Plants in the Philippines Volume I that found promise in the use of papaya leaves as a treatment for dengue. They were:

    a 2011 study in Pakistan which found papaya leaves to show “potential activity against dengue fever” after a 45-year-old male dengue patient drank the extract twice a day for five days, and
    a 2013 study in Malaysia which found that those who drank papaya leaf extract in a trial involving 228 dengue patients had increased platelet counts.

    However, PITAHC also stressed that large-scale clinical trials still need to be conducted to determine the treatment’s efficacy. It cited a 2016 study in India, published in the International Journal of Applied and Basic Medical Research, which said:

    “[Carica] papaya leaf extract can be considered as a potential candidate for increase in platelet count in patients of dengue; however, there is need of high-quality evidence in the form of large clinical trials before a decision related to the use of such extract is made.”

    Source: Efficacy and safety of Carica papaya leaf extract in the dengue: A systematic review and meta-analysis, International Journal of Applied and Basic Medical Research, Oct.-Dec. 2016.

    Apart from papaya leaves, tawa-tawa leaves have also been the subjects of research on herbal treatments for dengue. Tawa-tawa is recorded in the PKDLH and Encyclopedia of Common Medicinal Plants of the Philippines, but the latter noted that clinical evidence supporting its efficacy is lacking.

    Additionally, the DOH, WHO, and the Centers for Disease Prevention and Control in the United States have all said there is currently no specific treatment for dengue, but it can be managed early. […]

    Terjemahan:

    […] Efektivitas ekstrak daun pepaya sebagai pengobatan untuk demam berdarah masih dievaluasi. Namun, studi awal menunjukkan jus memang memiliki potensi untuk meningkatkan kadar trombosit pada pasien demam berdarah.

    Orang dengan virus dengue dapat mengalami penurunan jumlah trombosit dan disfungsi trombosit seiring perkembangan penyakit, menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2007 tentang penyakit dan primer DOH.

    Institut Perawatan Kesehatan Tradisional dan Alternatif Filipina (PITAHC), kantor terlampir dari DOH yang memimpin penelitian dan promosi obat tradisional, mengakui catatan lokal dan asing dan penelitian yang menemukan daun pepaya memiliki efek positif pada pasien demam berdarah.

    Dalam sebuah email ke File VERA, PITAHC mengatakan penggunaan daun pepaya sebagai pengobatan telah "direkam secara anekdot" di negara itu dan memberikan tautan ke Perpustakaan Digital Pengetahuan Kesehatan Filipina (PKDLH) - basis data nasional obat-obatan tradisional "dikumpulkan dari karya para peneliti dan cendekiawan. ”Itu menunjukkan bahwa daun pepaya digunakan sebagai pengobatan dalam dua kelompok fokus dan sebuah komunitas, tetapi database tidak menjelaskan lebih lanjut.

    Sementara itu, PITAHC juga mencatat penelitian di luar negeri yang dicatat dalam Encyclopedia of Common Medicinal Plants di Filipina Volume I yang menjanjikan penggunaan daun pepaya sebagai pengobatan untuk demam berdarah. Mereka:

    sebuah studi 2011 di Pakistan yang menemukan daun pepaya menunjukkan "aktivitas potensial melawan demam berdarah" setelah seorang pasien dengue laki-laki berusia 45 tahun minum ekstrak dua kali sehari selama lima hari, dan sebuah studi 2013 di Malaysia yang menemukan bahwa mereka yang minum ekstrak daun pepaya dalam percobaan yang melibatkan 228 pasien dengue mengalami peningkatan jumlah trombosit.

    Namun, PITAHC juga menekankan bahwa uji klinis skala besar masih perlu dilakukan untuk menentukan kemanjuran pengobatan. Ini mengutip sebuah studi 2016 di India, yang diterbitkan dalam International Journal of Applied and Basic Medical Research, yang mengatakan:

    “[Carica] ekstrak daun pepaya dapat dianggap sebagai kandidat potensial untuk peningkatan jumlah trombosit pada pasien demam berdarah; Namun, ada kebutuhan bukti berkualitas tinggi dalam bentuk uji klinis besar sebelum keputusan terkait dengan penggunaan ekstrak tersebut dibuat. "

    Sumber: Khasiat dan keamanan ekstrak daun Carica papaya dalam demam berdarah: Tinjauan sistematis dan meta-analisis, Jurnal Internasional Riset Medis Dasar dan Terapan, Oktober-Desember. 2016.

    Selain daun pepaya, daun tawa-tawa juga telah menjadi subjek penelitian tentang pengobatan herbal untuk demam berdarah. Tawa-tawa dicatat dalam PKDLH dan Ensiklopedia Tanaman Obat-Obatan Umum Filipina, tetapi yang terakhir mencatat bahwa bukti klinis yang mendukung kemanjurannya masih kurang.

    Selain itu, DOH, WHO, dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat semuanya mengatakan bahwa saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah, tetapi dapat dikelola lebih awal. […]

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal itu, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang beredar tidak tepat. Daun pepaya belum terbukti secara ilmiah sebagai obat DBD. Dengan demikian, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3541) [SALAH] Arief Budiman Mengaku Disuap Megawati Rp. 2 Triliun

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 14/01/2020

    Berita

    Postingan akun Facebook Bilal Ar Robah yang mengunggah tampilan layar dari berita cnnindonesia.com dengan tambahan narasi yang intinya mengatakan Ketua KPU, Arief Budiman mengaku disuap Megawati dengan sejumlah uang Rp. 2 triliun dan sudah mendapat 958 respon, 352 komentar dan dibagikan 2,9 ribu kali ketika tampilan layar diambil adalah tidak benar adanya.

    Diketahui judul berita yang asli dari cnnindonesia.com tersebut adalah “Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019” yang ditayangkan pada Kamis, 13 Juni 2019 dan foto dalam artikel tersebut merupakan karya Jurnalis Antara, Indrianto Eko Suwarso.

    NARASI:

    “Arief budiman sudah mulai pasang kuda-kuda lur. Takut kena ciduk KPK, arief budiman mengaku di suap megawati 2 trilyun dan di ancam agar memenangkan partainya di pilplres 2019,” unggah akun Facebook Bilal Ar Robah, Sabtu (11/1).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Facebook Bilal Ar Robah mengunggah screenshot atau tampilan layar dari media daring cnnindonesia.com. Dalam tampilan layar tersebut tampak foto Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman.

    Selain mengunggah tampilan layar tersebut, akun Facebook Bilal Ar Robah juga menambahkan narasi yang berbunyi sebagai berikut.

    “Arief budiman sudah mulai pasang kuda-kuda lur. Takut kena ciduk KPK, arief budiman mengaku di suap megawati 2 trilyun dan di ancam agar memenangkan partainya di pilplres 2019,” unggah akun Facebook Bilal Ar Robah, Sabtu (11/1).

    Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencari, diketahui unggahan tampilan layar dari akun Facebook Bilal Ar Robah berasal dari dari artikel cnnindonesia.com yang berjudul “Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019”. Artikel ini ditayangkan pada Kamis, 13 Juni 2019, dengan foto yang disematkan berasal dari Fotografer Antara, Indrianto Eko Suwarso. Didalam artikel ini tidak ada redaksi yang berbunyi Ketua KPU, Arief Budiman mengaku disuap Megawati dengan jumlah uang Rp. 2 triliun.

    Berikut isi lengkap artikelnya:

    Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019

    CNN Indonesia | Kamis, 13/06/2019 17:02 WIB

    Ketua KPU Arief Budiman mengaku mendapat ancaman lebih masif selama penyelenggaraan Pemilu 2019 dibanding pada 2014 saat menjadi komisioner. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

    Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku mendapat ancaman selama penyelenggaraan Pemilu 2019. Ancaman yang diterima lebih masif dibanding saat menjadi Komisioner KPU pada 2014.

    “Kualitas ancamannya, kualitas tekanannya, tapi kalau sekarang kan lebih masif di media sosial. Jadi tiap hari ya bukan hanya ratusan, tapi mungkin bisa ribuan yang keberatan, mencaci maki, mengolok-olok,” kata Arief saat dihubungi wartawan, Kamis (13/6).

    Ia mengaku ancaman-ancaman kepada dirinya dilancarkan via pesan singkat kepada dirinya. Namun, sejauh ini belum ada ancaman yang dilakukan secara serius.

    Kendati mendapat banyak ancaman, ia merasa masih aman dengan kondisi saat ini. Apalagi, menurut dia, setiap komisioner KPU mendapat perlindungan khusus dari kepolisian.

    “Ada petugas kepolisian yang bersama kami, ada petugas kepolisian yang di-stand by-kan di kantor dan ada yang ditempatkan di rumah dinas,” ucap Arief.

    Ia juga menegaskan hingga kini belum ada gangguan apa pun yang bersifat mengkhawatirkan. “Yang penting kita merasa nyaman, sampai hari ini tidak ada gangguan apapun,” ujarnya. (dhf/agi)

    Rujukan

  • (GFD-2020-3540) [SALAH] “membal karena dioplos plastik”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/01/2020

    Berita

    Hoaks yang sudah diklarifikasi oleh sumber awalnya. Sama seperti isu pada tahun 2017 lalu, membal BUKAN karena plastik tetapi karena kandungan Amilopektin dan Amilosa.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Menyesatkan

    Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”.

    * SUMBER membagikan isu beras dicampur plastik yang sebelumnya sudah diklarifikasi oleh sumbernya.

    (2) Sesuai dengan yang dinarasikan di video, “pas lagi ada viral dari TNI yang menangkap basah” dan “tanggal 8 bulan Januari 2020 jam 15:40”, pada tanggal 8 oknum TNI yang menyebutkan mengenai beras palsu sudah melakukan klarifikasi setelah diperiksa oleh BPOM:


    * Liputan6.com: “Saat klarifikasi oknum anggota TNI, Kopda Harmin menyatakan permohonan maaf usai videonya mempertanyakan keaslian beras di warung makan tersebar luas. Dia menyatakan, sikapnya sebagai bentuk perlindungan kepada warganya karena posisinya sebagai Babinsa.”

    Selengkapnya di “Akhir Video Viral Beras Palsu Oknum TNI” http://bit.ly/2srkOsE / http://archive.md/4H2Ge (arsip cadangan).

    Rujukan

  • (GFD-2020-3539) [SALAH] “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 13/01/2020

    Berita

    Postingan akun Facebook Herry Yanti yang menampilkan tampilan layar dari berita detik.com dengan judul “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang” adalah tidak benar adanya. Diketahui judul berita yang asli dari detik.com tersebut adalah “Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi” yang ditayangkan pada Rabu, 24 April 2019 dengan penulis Zunita Putri dan Agung Pambudhi sebagai fotografer.

    NARASI:

    “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang,” unggah akun Facebook Herry Yanti, Sabtu (11/1).

    =====

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Facebook Herry Yanti mengunggah screenshot atau tampilan layar yang menampilkan berita dari media daring detik.com. Judul beritanya adalah “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang” yang disertai dengan foto Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman dan terdapat nama penulis Zunita Putri.

    Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencari, diketahui unggahan tampilan layar dari akun Herry Yanti adalah tidak benar atau hasil suntingan.

    Diketahui tampilan layar yang diunggah akun Herry Yanti adalah berasal dari berita media daring detik.com dengan judul asli “Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi”. Artikel ini ditulis oleh Zunita Putri pada Rabu, 24 April 2019 dengan foto karya Agung Pambudhi.

    Berikut isi lengkap artikelnya:

    Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi

    Zunita Putri – detikNews
    Rabu, 24 Apr 2019 16:40 WIB

    Foto: Ketua KPU Arief Budiman. (Agung Pambudhy-detikcom)
    Jakarta – Ketua KPU Arief Budiman menyarankan agar pemerintah mengevaluasi Pemilu Serentak 2019. KPU meminta ada pembicaraan khusus soal pemilu ini.

    Awalnya, Arief menuturkan jumlah petugas KPPS yang ada di seluruh TPS Indonesia berkisar hampir 7,2 juta orang. Hingga saat ini, informasi yang didapatnya terkait petugas KPPS meninggal angkanya sudah melebihi 119, namun dia belum menjelaskan secara rinci totalnya.

    Karena banyaknya kasus dan petugas KPPS yang gugur saat bertugas, Arief mengatakan perlu adanya evaluasi di pemilu kali ini. Dia menyebut akan ada evaluasi mulai dari teknis kerja hingga penyelenggaraan pemilu.

    “Ya ini jadi perhatian kita semua, pasca-pemilu perlu kita lakukan evaluasi, bukan hanya terkait dengan sistemnya, tapi juga teknis kerjanya bagaimana, dengan teknis kerja seperti sekarang ini, orang nggak bisa selesaikan sampai dengan tengah malam, dia bahkan harus melanjutkan sampai dengan pagi sampai matahari terbit berikutnya,” kata Arief di KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

    Arief menuturkan pemilu kali ini melelahkan semua pihak, baik petugas KPPS hingga peserta pemilu. Karena itu, dia kembali menekankan perlu ada pembahasan khusus terkait persoalan ini.

    “Memang melelahkan, ini melelahkan bagi semua. Bagi penyelenggara pemilu, bagi peserta pemilu, bagi petugas keamanan, bagi masyarkat juga. Ini tentu melelahkan bagi semua, jadi saya pikir perlu dijadikan pembahasan bersama,” tuturnya.

    Sebelumnya, Komisioner KPU Viryan Aziz menyarankan agar pemilu serentak cukup dilaksanakan satu kali. Sebab, beban pemilu serentak melebihi kemampuan yang dimiliki.

    “Pemilu serentak dengan 5 kotak suara cukup sekali saja, jangan lagi dilaksanakan,” ujar Viryan di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (23/4). (zap/idh)

    Rujukan