(GFD-2021-7405) [SALAH] Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional Tidak Mengucapkan Tahun Baru Islam
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/08/2021
Berita
Beredar sebuah unggahan di Facebook yang mengklaim bahwa Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya tidak mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam pada kesempatan 1 Muharram 1443H yang bertepatan pada Rabu, 10 Agustus 2021.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya melalui media sosial resminya Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1443H. Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa hijrahnya Rasulullah Saw. dapat dijadikan pelajaran dan renungan bahwa dibutuhkan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan, “Perbedaan latar belakang sosial dan budaya justru menjadi kekuatan,” tulis Presiden dalam takarirnya.
Kemudian, melalui media sosial resmi Kementerian Agama, Yaqut Cholil memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam melalui video. Pada kesempatan tersebut Menteri Agama mengajak untuk memperkuat spirit hijrah dengan gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19, “Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.” Ujar Menteri Agama dalam Videonya.
Selain itu, setelah ditelusuri TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam Rabu, 10 Agustus 2021.
Dengan demikian klaim Presiden, Menteri Agama, dan TV nasional tidak mengucapkan Tahun Baru Islam merupakan hoax dengan kategori Konten yang Salah.
Kemudian, melalui media sosial resmi Kementerian Agama, Yaqut Cholil memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam melalui video. Pada kesempatan tersebut Menteri Agama mengajak untuk memperkuat spirit hijrah dengan gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19, “Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.” Ujar Menteri Agama dalam Videonya.
Selain itu, setelah ditelusuri TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam Rabu, 10 Agustus 2021.
Dengan demikian klaim Presiden, Menteri Agama, dan TV nasional tidak mengucapkan Tahun Baru Islam merupakan hoax dengan kategori Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah, faktanya melalui akun media sosial pribadinya Presiden Joko Widodo memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil, melalui media sosial resmi Kementerian Agama juga memberikan Selamat Tahun Baru Islam.
Klaim tersebut salah, faktanya melalui akun media sosial pribadinya Presiden Joko Widodo memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil, melalui media sosial resmi Kementerian Agama juga memberikan Selamat Tahun Baru Islam.
Rujukan
(GFD-2021-7404) [SALAH] “Seragam Baru Polri Seragam Lama Coklat untuk Satpam”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/08/2021
Berita
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama “Banyu Langit V”, postingannya disertai 3 foto, yakni foto 4 orang berseragam polisi warna biru, beberapa orang Polisi membawa seragam polisi berwarna biru dan gambar anak-anak memakai seragam polisi berwarna biru. Postingan Banyu juga terdapat narasi bahwa seragam biru tersebut adalah seragam baru Kepolisian RI dan seragam coklat digunakan Satpam.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Banyu Langit V adalah hoax.
Hoax serupa juga beredar sejak Oktober tahun 2020 lalu, yang menarasikan seragam Polisi RI telah berubah warna menjadi biru mirip “Komunis Tiongkok”
Dilansir dari jawapos.com, keempat orang pada gambar yang mengenakan seragam Polisi berwarna biru tersebut adalah WNA asal Tiongkok yang menyamar sebagai Polisi China untuk melakukan penipuan.
Kapolres Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo menerangkan, para WNA tersebut beraksi dan menipu para WNA asal Tiongkok di Indonesia, dengan cara menghubungi para korban lewat internet dan video call untuk dimintai transfer sejumlah uang ke rekening bank di Tiongkok.
“Mereka ini tugasnya menghubungi. Meminta sejumlah uang untuk ditransfer ke rekening di Tiongkok. Korbannya adalah warga negara Tiongkok yang ada di Indonesia,” ujar Kapolres Barelang AKBP Prasetyo.
Adapun foto para Polisi yang membawa seragam berwarna biru merupakan gambar yang berasal dari artikel portal berita online batamnews.co.id, dengan judul artikel “Pura-pura Jadi Polisi China, Modus Pelaku Cyber Fraud di Batam” dimuat pada Jumat 20 September 2019.
Masih sehubungan dengan kasus penyamaran WNA asal Tiongkok, artikel dari batamnews.co.id tersebut menginformasikan bahwa pihak Kapolresta Balerang telah menangkap warga asing asal China dan Taiwan berjumlah 47 orang, karena terbukti melakukan penipuan kepada WNA China di Indonesia.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Banyu Langit V adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Hoax serupa juga beredar sejak Oktober tahun 2020 lalu, yang menarasikan seragam Polisi RI telah berubah warna menjadi biru mirip “Komunis Tiongkok”
Dilansir dari jawapos.com, keempat orang pada gambar yang mengenakan seragam Polisi berwarna biru tersebut adalah WNA asal Tiongkok yang menyamar sebagai Polisi China untuk melakukan penipuan.
Kapolres Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo menerangkan, para WNA tersebut beraksi dan menipu para WNA asal Tiongkok di Indonesia, dengan cara menghubungi para korban lewat internet dan video call untuk dimintai transfer sejumlah uang ke rekening bank di Tiongkok.
“Mereka ini tugasnya menghubungi. Meminta sejumlah uang untuk ditransfer ke rekening di Tiongkok. Korbannya adalah warga negara Tiongkok yang ada di Indonesia,” ujar Kapolres Barelang AKBP Prasetyo.
Adapun foto para Polisi yang membawa seragam berwarna biru merupakan gambar yang berasal dari artikel portal berita online batamnews.co.id, dengan judul artikel “Pura-pura Jadi Polisi China, Modus Pelaku Cyber Fraud di Batam” dimuat pada Jumat 20 September 2019.
Masih sehubungan dengan kasus penyamaran WNA asal Tiongkok, artikel dari batamnews.co.id tersebut menginformasikan bahwa pihak Kapolresta Balerang telah menangkap warga asing asal China dan Taiwan berjumlah 47 orang, karena terbukti melakukan penipuan kepada WNA China di Indonesia.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Banyu Langit V adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Faktanya, seragam warna biru yang dipakai keempat orang yang berjejer tersebut digunakan sebagai modus penipuan. Mereka akhirnya ditangkap oleh Kepolisian Barelang karena melalukan aksi penipuan dengan menyamar sebagai Polisi China.
Informasi Palsu. Faktanya, seragam warna biru yang dipakai keempat orang yang berjejer tersebut digunakan sebagai modus penipuan. Mereka akhirnya ditangkap oleh Kepolisian Barelang karena melalukan aksi penipuan dengan menyamar sebagai Polisi China.
Rujukan
(GFD-2021-7403) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Artikel Detik.com berjudul “Demokrat protes pesawat Warna merah putih melintas di hambalang”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/08/2021
Berita
Akun Facebook bernama J Wiyono pada 4 Agustus 2021 mengunggah postingan 2 gambar yang salah satunya merupakan gambar tangakpan layar sebuah artikel dari detik news. Artikel tersebut berjudul “Demokrat protes pesawat Warna merah putih melintas di hambalang”.
"cat pesawat"
"cat pesawat"
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri gambar pada postingan Facebook merupakan artikel detik.com yang telah disuting pada bagian judul serta gambar. Artikel Detik.com yang asli mempunyai kesamaan waktu pengunggahan yaitu 3 Agustus 2021 jam 12.46 WIB. Artikel tersebut berjudul “Dengan judul Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah”.
Lebih lanjut gambar dibawah judul pada postingan Facebook juga merupakan gabungan dari 2 gambar. Gambar pesawat pada postingan Facebook sama dengan gambar pada artikel Kompas.com yang berjudul “Spesifikasi Pesawat Kepresidenan yang Ganti Cat Merah Putih, Apa Kecanggihannya?” yang diunggah pada 6 Agustus, 2021. Dalam artikel terdapat keterangan gambar “Pesawat Boeing 737-8U3 yang menjadi pesawat Kepresidenan RI dengan cat merah putih Abdiel IR”.
Gambar bangunan yang ada di Facebook sama dengan gambar pada salah satu artikel merdeka.com berjudul “Potret suram mega proyek Hambalang bak ‘rumah hantu'” yang diunggah pada 18 Maret 2016 jika dilihat jelas tidak ada gambar pesawat yang melintas di atas bangunan Hambalang.
Dengan demikian gambar tangkapan layar detik.com yang diunggah J Wiyono telah disuting dari artikel asli detik.com yang berjudul “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.
Lebih lanjut gambar dibawah judul pada postingan Facebook juga merupakan gabungan dari 2 gambar. Gambar pesawat pada postingan Facebook sama dengan gambar pada artikel Kompas.com yang berjudul “Spesifikasi Pesawat Kepresidenan yang Ganti Cat Merah Putih, Apa Kecanggihannya?” yang diunggah pada 6 Agustus, 2021. Dalam artikel terdapat keterangan gambar “Pesawat Boeing 737-8U3 yang menjadi pesawat Kepresidenan RI dengan cat merah putih Abdiel IR”.
Gambar bangunan yang ada di Facebook sama dengan gambar pada salah satu artikel merdeka.com berjudul “Potret suram mega proyek Hambalang bak ‘rumah hantu'” yang diunggah pada 18 Maret 2016 jika dilihat jelas tidak ada gambar pesawat yang melintas di atas bangunan Hambalang.
Dengan demikian gambar tangkapan layar detik.com yang diunggah J Wiyono telah disuting dari artikel asli detik.com yang berjudul “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Gambar tersebut telah disunting. Faktanya judul artikel asli detik.com adalah “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah”.
Gambar tersebut telah disunting. Faktanya judul artikel asli detik.com adalah “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah”.
Rujukan
- https://news.detik.com/berita/d-5667604/demokrat-protes-cat-biru-di-pesawat-kepresidenan-diganti-merah
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/06/090600465/spesifikasi-pesawat-kepresidenan-yang-ganti-cat-merah-putih-apa?page=all
- https://m.merdeka.com/foto/peristiwa/681281/20160318153257-potret-suram-mega-proyek-hambalang-bak-rumah-hantu-001-isniqbal-nugroho.html?hcb=1
(GFD-2021-7402) [SALAH] Akun Facebook Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Prim Haryadi
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/08/2021
Berita
Beredar akun Facebook Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Prim Haryadi. Akun tersebut menggunakan foto profil dan latar belakang foto Facebook dengan gambar yang sama.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, akun Facebook tersebut adalah palsu. Dialnsir dari akun Instagram resmi @ditjenbadilum diklarifikasi bahwa akun yang mengatasnamakan Prim Haryadi adalah palsu. Prim Haryadi tidak pernah membuat maupun memiliki akun Facebook. Jika ada permintaan apapun dari akun itu mohon diabaikan saja.
“Sehubungan dengan beredarnya akun Facebook yang mengatasnamakan Bapak Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum, Dr. H. Prim Haryadi, S. H., M. H., dengan ini disampaikan bahwa yang bersangkutan tidak pernah membuat maupun memiliki akun Facebook tersebut dan akun tersebut merupakan akun palsu. Jika ada permintaan apapun yang berasal dari akun tersebut, mohon diabaikan saja. #ditjenbadilum#mahkamahagung #mahkamahagungri #akunpalsu #akunpalsufacebook.”, tulis akun Instagram resmi @ditjenbadilum.
Dengan demikian, akun Facebook Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Prim Haryadi dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
“Sehubungan dengan beredarnya akun Facebook yang mengatasnamakan Bapak Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum, Dr. H. Prim Haryadi, S. H., M. H., dengan ini disampaikan bahwa yang bersangkutan tidak pernah membuat maupun memiliki akun Facebook tersebut dan akun tersebut merupakan akun palsu. Jika ada permintaan apapun yang berasal dari akun tersebut, mohon diabaikan saja. #ditjenbadilum#mahkamahagung #mahkamahagungri #akunpalsu #akunpalsufacebook.”, tulis akun Instagram resmi @ditjenbadilum.
Dengan demikian, akun Facebook Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Prim Haryadi dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rahmah an nisaa (UIN Sunan Ampel Surabaya).
Faktanya, dilansir dari akun Instagram resmi @ditjenbadilum diklarifikasi bahwa akun tersebut palsu. Prim Haryadi tidak pernah membuat maupun memiliki akun Facebook.
Faktanya, dilansir dari akun Instagram resmi @ditjenbadilum diklarifikasi bahwa akun tersebut palsu. Prim Haryadi tidak pernah membuat maupun memiliki akun Facebook.
Rujukan
Halaman: 5252/6522