• (GFD-2021-6489) [SALAH] Gambar Artikel Berjudul “Kontras: Ironis Kim Jong Un Minta Dikritik saat Kebebasan Sipil Terancam!”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/03/2021

    Berita

    Akun Facebook Dukung Jokowi 3 Periode (fb.com/Jokowi3Period) pada 13 Februari 2021 mengunggah sebuah gambar artikel berjudul “Kontras: Ironis Kim Jong Un Minta Dikritik saat Kebebasan Sipil Terancam!”yang seolah dimuat di situs Law Justice pada Kamis, 11/02/2021 11:24 WIB dengan narasi sebagai berikut :

    “Dasar Kim Jong Un padahal pemimpin otoriter sok-sokan mau menerima kritik palingan juga nanti yang kritik dihukum mati. Untung saja Indonesia dipimpin oleh Jokowi seorang pemimpin yang selalu terbuka menerima kritik dan tidak baperan”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya gambar artikel berjudul “Kontras: Ironis Kim Jong Un Minta Dikritik saat Kebebasan Sipil Terancam!” adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, gambar itu merupakan gambar editan dengan mengganti kata “Jokowi” dengan “Kim Jong Un” pada judul artikel tersebut. Artikel aslinya berjudul “Kontras: Ironis Jokowi Minta Dikritik saat Kebebasan Sipil Terancam!” yang tayang di situs Law Justice pada Kamis, 11/02/2021 11:24 WIB.

    Artikel tersebut berisi kritik dari Peneliti Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Rivanlee Anandar terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah.

    Sementara itu, foto Kim Jong Un di gambar tangkapan itu juga merupakan editan. Foto Kim Jong Un tersebut salah satunya dimuat di artikel berjudul “N Korea: Kim fires senior economic official amid deepening crisis” yang tayang di situs Aljazeera pada 12 Februai 2021.

    Kesimpulan

    Gambar editan dengan mengganti kata “Jokowi” dengan “Kim Jong Un” pada judul artikel tersebut. Artikel aslinya berjudul “Kontras: Ironis Jokowi Minta Dikritik saat Kebebasan Sipil Terancam!” yang tayang di situs Law Justice pada Kamis, 11/02/2021 11:24 WIB.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6488) [SALAH] “kejadiannya desa tungondeng kabupaten Bulukumba”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 08/03/2021

    Berita

    “Ini kejadiannya desa tungondeng kabupaten Bulukumba, mungkin ada yg dekat dari daerah itu dan punya keluarga polisi atau TNI segera tangkap binatang yg satu ini…??”.

    Hasil Cek Fakta

    Salah satu video dengan isi yang sama sudah dibagikan sebelumnya oleh situs Hiru News pada 2 Maret lalu: “Video sensitif seorang ibu yang menyerang bayi perempuannya yang berusia sembilan bulan saat ini beredar di media sosial. Serangan itu dilakukan oleh seorang perempuan berusia 24 tahun di kawasan Navaladi di Ariyalai, Jaffna. Wanita yang terlibat dalam insiden itu ditangkap dan anak itu telah ditahan polisi. Terungkap bahwa wanita tersebut berasal dari Timur Tengah. Polisi Jaffna sedang melakukan penyelidikan terkait hal ini. Tonton videonya dari sini.”

    Artikel berita dari situs lain, Ada Derana: “Seorang wanita dari daerah Manithottam di Jaffna telah ditangkap karena memukuli bayinya yang berusia 8 bulan menggunakan tongkat.”

    Selain itu, hasil pemeriksaan oleh GALIGO.ID dengan cara mendengarkan bahasa yang digunakan di video, mengkonfirmasi ke salah satu tokoh pemuda Desa Tugondeng, dan konfirmasi ke Kapolres Bulukumba, klaim bahwa lokasi peristiwa terjadi di Bulukumba adalah SALAH

    Kesimpulan

    BUKAN peristiwa di Bulukumba. Peristiwa di Jaffna, Sri Lanka, yang berjarak sekitar 12.658 km melalui jalur darat dari Bulukumba. Artikel dengan video yang sama sudah muncul sebelumnya pada 2 Maret 2021, beberapa hari yang lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6487) [SALAH] Foto PBB Utus Tentara AS untuk Menyerang Myanmar

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah klaim yang menyebut Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) membawa pasukan Amerika Serikat ( AS ) untuk melakukan penyerangan ke Myanmar.

    Klaim itu berada di akun Facebook, Angel Lay. Dia juga mengunggah foto tentara AS sedang berada dalam pesawat yang diklaim dalam perjalanan menuju Myanmar.

    Begini narasi yang dia buat dalam bahasa Myanmar yang sudah diterjemahkan:

    "Breaking News

    Sudah waktunya kejahatan mati.

    Ketua PBB Christine Schraner Burgener telah menyatakan perang terhadap Myanmar atas permintaan Dr. Sasa.

    Dikatakan bahwa lebih dari 180 negara, termasuk AS, akan berperang.

    Juga terancam menduduki daratan China karena didukung" Thar Wa "[julukan Panglima Angkatan Darat Myanmar].

    Beberapa saksi mata mengatakan dua fregat meninggalkan Australia [menuju Burma] pada pukul 11:30 hari ini.

    Semoga Amaysu (Aung San Suu Kyi) sehat.

    Orang yang mencintai Amaysuu, teruslah berjuang."

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com memasukan foto tentara AS yang berada di dalam pesawat ke pencarian gambar terbalik, Google Image.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke situs angkatan udara AS, US Air Force’s. Foto itu, rupanya dibagikan di situs tersebut pada 5 April 2012. Namun, foto tersebut diambil pada 20 Maret 2012 ketika tentara AS transit di Kyrgyzstan.

    Foto itu memiliki caption sebagai berikut:

    "Prajurit Angkatan Darat AS dan kargo mereka diamankan di C-17 Globemaster III 20 Maret 2012, sebelum lepas landas dari Pusat Transit di Manas, Kyrgyzstan. C-17 Globemaster III dapat memuat hingga 158 penumpang dan lima palet bagasi. (Foto Angkatan Udara AS / Sersan Angela Ruiz)."

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri foto lainnya yang diunggah Angel Lay menggunakan Google Image. Foto itu menampilkan ekor pesawat AS dan sejumlah tentara AS.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs US Air Force’s. Diketahui foto itu dibuat pada 13 April 2015, dengan caption sebagai berikut:

    "Parajumper Angkatan Darat AS dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan parajumper Angkatan Darat Inggris dari Brigade Serangan Udara ke-16 masuk ke pesawat mobilitas selama Latihan Akses Operasi Gabungan 15-01 13 April 2015, di Pope Army Airfield, Fort Bragg, North Carolina. CJOAX berlangsung beberapa kali setiap tahun untuk mengesahkan kemampuan Angkatan Udara dan Angkatan Darat untuk mengerahkan pengangkutan udara strategis, pasukan kontingensi dan dukungan dalam formasi besar airdrop. (Foto Angkatan Udara AS oleh Penerbang Senior Peter Thompson / Released)"

    Cek Fakta Liputan6.com, dengan Google Search, tidak menemukan artikel dari media kredibel yang menyebut PBB mengutus tentara AS untuk melakukan serangan ke Myanmar.

    Kesimpulan

    Klaim PBB mengirim tentara AS untuk melakukan serangan ke Myanmar merupakan informasi hoaks. Tidak ditemukan bukti kuat yang membahas klaim tersebut.

    Foto yang dibagikan netizen juga sudah beredar di internet jauh sebelum adanya kudeta Myanmar, yang terjadi di awal tahun 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6486) [SALAH] Banyak Data Orang Meninggal Dunia Akibat Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim netizen yang menyebut ada banyak kasus meninggal dunia akibat vaksin covid-19. Klaim ini juga menyebut vaksin covid-19 memiliki efek samping yang berbahaya.

    Klaim ada banyak kasus orang meninggal dunia akibat vaksin covid-19 ditemukan di akun Facebook milik Welly Bullock. Dia membuat klaim itu pada 25 Februari 2021.

    Begini narasinya:

    "Begitu banyak data orang meninggal akibat vaksin covid yg aku temukan..

    Sampe sampe aku cape baca nya satu persatu..

    Dan cape juga buat posting di sosial media buat buktiin kalo vaksin covid punya efek samping yg berbahaya".

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Dia memastikan itu informasi hoaks.

    "Tidak benar, itu hoaks. Tidak ada (yang meninggal) karena vaksin," kata dr Siti melalui WhatsApp, Senin (8/3/2021).

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Jangan Termakan Hoaks, Vaksin Covid-19 Tidak Menyebabkan Kematian". Artikel ini dimuat di situs Liputan6.com pada 1 Maret 2021.

    Artikel tersebut mengambil penjelasan dari vaksinolog sekaligus Dokter Penyakit Dalam di RS Menteng Mitra Afia, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. Dia pun menjelaskan tentang efek samping dari vaksin.

    "Semua produk medis, selain memiliki manfaat, juga mempunyai efek samping. Efek samping vaksin dikenal dengan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi. Dari penelitian diketahui bahwa maoritas KIPI bersifat ringan dan merupakan reaksi lokal, yakni nyeri atau kemerahan di bekas suntikan."

    "Sebagian kecil orang setelah divaksinasi akan mengalami reaksis sistemik, seperti demam hingga lemas. Pada prinsipnya, ini merupakan hal yang wajar. Reaksi pasca-vaksinasi merupakan hal lumrah yang terjadi karena saat vaksin diberikan ke tubuh kita, ada proses pengenalan antara tubuh dan anti-gen atau virus mati," ujarnya.

    Dokter Dirga juga memastikan kalau program vaksinasi aman dilakukan. Dia juga menyebut, hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan akibat vaksin covid-19.

    "Mengenai efek kejang pada vaksin sinovac, itu belum pernah dilaporkan sehingga tidak benar. Tidak benar juga ada laporan atau bukti vaksin covid-19 menyebabkan kematian," ucapnya mengakhir.

    Kesimpulan

    Klaim ada banyak data orang meninggal akibat vaksin covid-19 seperti klaim netizen merupakan informasi hoaks. Vaksin covid-19 dipastikan aman dan tidak menyebabkan kematian.

    Rujukan