• (GFD-2020-3556) [SALAH] Obama Mencalonkan Diri Sebagai Presiden Kenya Tahun 2021

    Sumber: worlddailynewsreport.com
    Tanggal publish: 27/01/2020

    Berita

    Sebuah artikel dari worlddailynewsreport.com berjudul ‘Barack Obama Announces Intention to Run as President of Kenya in 2021’ berisikan informasi yang menyebutkan Barack Obama telah mengonfirmasi keinginannya untuk maju dalam pilpres Kenya pada tahun 2021. Dalam artikel tersebut, disebutkan Obama percaya diri dapat mengatasi permasalahan di Kenya sebagaimana yang dia lakukan dulu saat menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Dalam artikel tersebut disebutkan pula Obama mengumumkan bahwa dia telah membentuk partai sendiri, National Democratic Party of Kenya (NDP) dan mengonfirmasi keinginannya untuk melakukan negosiasi untuk membentuk koalisi.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa artikel terbitan World News Daily Report mengenai pencalonan Obama merupakan sebuah satire. Hal tersebut diketahui dari bagian disclaimer dalam penjelasan About Us situs tersebut. Berdasarkan disclaimer tersebut, tulisan di laman tersebut hanya untuk hiburan dan lelucon.

    […] WNDR assumes however all responsibility for the satirical nature of its articles and for the fictional nature of their content. All characters appearing in the articles in this website – even those based on real people – are entirely fictional and any resemblance between them and any persons, living, dead, or undead is purely a miracle. […]

    Terjemahan:

    […] WNDR bertanggung jawab atas segala isi satire yang terdapat dalam artikel-artikelnya dan untuk sifat fiksi yang terdapat dalam konten. Semua karakter yang muncul dalam artikel di situs ini, meski berdasarkan karakter sungguhan, adalah fiksi dan kesamaan antara karakter tersebut dengan semua orang, baik hidup maupun tidak, adalah murni sebuah keajaiban. […]

    Selain itu, jika menggunakan Google Reverse Image, gambar yang ditampilkan dalam artikel tersebut merupakan dokumentasi dari sebuah pemberitaan yang pernah terbit sebelumnya. Gambar tersebut muncul dalam pemberitaan UPI News yang berjudul Obama to Visit Kenya in July for First Time as President, terbit pada 31 Maret 2015.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konten tersebut dibuat untuk hiburan dan lelucon. Foto yang digunakan juga diambil dari pemberitaan peristiwa yang telah lama terjadi. Oleh karena itu, artikel tersebut termasuk dalam kategori Satire/Parodi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3555) [SALAH] ‘Akhirnya Mundur Juga Abis Ngatain Orang-Orang Tanjung Priok’

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/01/2020

    Berita

    Beredar postingan yang menyebutkan bahwa Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly mengundurkan diri dari jabatannya pasca membuat pernyataan terkait warga Tanjung Priok. Dalam postingannya tersebut disertai pemberitaan dari cnnindonesia.com dengan judul ‘Yasonna Laoly Mundur sebagai Menteri Hukum dan HAM.’ Berikut kutipan narasinya:

    AKHIRNYA MUNDUR JUGA

    ABIS NGATAI ORANG2 TANJUNG PRIUK

    LAGIAN SEBENERNYA NIH ORANG ASLI PRIBUMI APA BUKAN SIH ??

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa konten narasi dalam postingan dan pemberitaan yang dibagikannya tidak sesuai. Sebab, dalam pemberitaan itu mengulas mengenai pengajuan pengunduran diri Yasonna pada September 2019.

    Alasan mundurnya Yasonna kala itu lantaran dirinya terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2019-2024. Berikut cuplikan dari pemberitaan di cnnindonesia.com yang tayang pada 27 September 2019:

    […] Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengajukan surat pengunduran diri sebagai menteri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (27/9). Yasonna mundur karena akan segera dilantik menjadi anggota DPR periode 2019-2024.

    Dalam surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Jokowi, Yasonna mengajukan pengunduran sebagai menteri terhitung 1 Oktober 2019. Hal ini tak terlepas dari terpilihnya Yasonna menjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara I.

    Yasonna menyebut bahwa seorang menteri tak boleh rangkap jabatan sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

    "Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan dari Bapak Presiden yang telah menunjuk saya sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla serta dukungan selama saya menjabat," tulis Yasonna dalam surat tertanggal 27 September 2019 yang ditandatanganinya. […]

    Akan tetapi, Yasonna kembali menjabat sebagai Menkumham pasca ditunjuk kembali oleh Presiden Joko Widodo. Berikut cuplikan pemberitaan mengenai pengangkatan Yasonna kembali menjadi Menkumham:

    […] JAKARTA, KOMPAS.com - Yasonna H. Laoly mundur sebagai anggota DPR RI periode 2019—2024 setelah kembali dilantik sebagai Menteri Hukum dan HAM ( Menkumham) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).

    "Hari ini baru resmi pengunduran diri. Nanti (surat pengunduran) akan dikirim ke DPR," ucap Yasonna usai acara serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.

    Acara serah terima jabatan itu dilakukan Tjahjo kepada Yasonna.

    "Kepada Prof. Laoly selamat bertugas mengemban amanah untuk bangsa dan negara yang kita cintai. Kami juga menyampaikan mohon maaf kepada segenap jajaran di Kemenkumham apabila ada hal-hal yang mungkin kurang berkenan selama 23 hari," ucap Tjahjo dalam sambutannya pada acara sertijab tersebut. […]

    Adapun, terkait kasus Yasonna dengan warga Tanjung Priok, ia sudah menyampaikan permohonan maaf. Kasus ketersinggungan warga Tanjung Priok terhadap Yasonna lantaran pernyataannya saat mengisi acara 'Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan' di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, pada Kamis 16 Januari 2020.

    Permohonan maaf Yasonna sudah disampaikan secara terbuka pada 22 Januari 2020. Berikut cuplikan pernyataan maafnya:

    […] Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Menkumham) Yasonna Laoly meminta maaf atas ucapannya yang dinilai menyinggung warga Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Yasonna merasa pernyataannya yang kini dipersoalkan itu tidak dimaksudkan untuk menyinggung warga Tanjung Priok.

    "Kemudian ternyata berkembang penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas sehingga saudara-saudara saya yang ada di Tanjung Priok merasa tersinggung, maka saya menyampaikan permohonan maaf," kata Yasonna. […]

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka tampak bahwa narasi pada konten postingan sumber memelintir informasi pemberitaan dari cnnindonesia.com. Selain itu, pemberitaan cnnindonesia.com bukan terkait pemberitaan masalah Yasonna dengan warga Tanjung Priok, melainkan soal pengunduran dirinya dari Menkumham lantaran akan dilantik menjadi anggota DPR RI 2019-2024. Atas dasar itu, maka konten pada sumber masuk kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3549) [SALAH] Vaksin Penyebab Autis

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 24/01/2020

    Berita

    Beredar melalui Whatsapp dan Facebook informasi yang menyebutkan bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme. Dalam informasi yang beredar itu disebutkan penyebab autisme itu lantaran adanya zat thimerosal di dalam vaksin. Berikut kutipan narasinya:

    Mohon disebarne untuk Amancu ( anak, mantu dan cucu )

    *"Vaksin Penyebab AUTIS"*

    Buat para Pasangan MUDA. Oom dan Tante yg punya keponakan... atau bahkan calon ibu ... perlu nih dibaca ttg autisme. Bisa di share kpd yg masih punya anak kecil spy ber-hati2. Stlh kesibukan yg menyita waktu, baru skrg sy bisa dpt waktu luang membaca buku "Children with Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless,MD yg (terjemahannya) diterbitkan oleh Grasindo.
    Ternyata buku yg sy beli di toko buku Gramedia seharga Rp. 50.000,-itu benar2 membuka mata sy, dan sayang sekali baru terbit stlh anak sy Joey (27 bln) didiagnosa mengidap Autisme Spectrum Disorder.

    Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar2 membuat sy menangis.
    Selama 6 bln pertama hidupnya (Aug 2001-Feb 2002), Joey memperoleh 3x suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3x suntikan vaksin HiB. Menurut buku tsb (hal 54-55) ternyata dua macam vaksin yg diterima anak sy dlm 6 bln pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawet, “Thimerosal”, yg terdiri dr Etilmerkuri yg menjadi penyebab utama sindrom Autisme Spectrum Disorder yg meledak sejak awal thn 1990 an. Vaksin yg mengandung Thimerosal itu sendiri sdh dilarang di Amerika sejak akhir thn 2001.
    Alangkah sedihnya sy, anak yg sy tunggu kehadirannya selama 6 thn, dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yg bagus, terkenal, dan mahal di Karawaci Tangerang, dgn harapan memperoleh treatment yg terbaik, ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dgn selubung vaksinasi.

    Beruntung sy msh bisa memberi ASI sampai skrg, sehingga Joey tdk menderita Autisme yg parah. Tetapi tetap saja, sampai skrg dia blm bicara, hrs diet pantang gluten dan casein, hrs terapi ABA, Okupasi, dan nampaknya hrs dibarengi dgn diet supplemen yg keseluruhannya sangat besar biayanya.

    Melalui e-mail ini sy hanya ingin menghimbau para dokter anak di Indonesia, para pejabat di Dep Kesehatan, tolonglah baca buku tsb dan tolong musnahkan semua vaksin yg msh mengandung Thimerosal. Jgn sampai (dan bukan tdk mungkin sdh terjadi) sisa stok yg tdk habis di Amerika Serikat tsb di ekspor dgn harga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas2 spt contohnya vaksin Hepatitis B, yg skrg sedang giat2 nya dikampanyekan sampai ke pedesaan.
    Kpd para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, dan assertif dgn menolak vaksin yg mengandung Thimerosal tsb, cobalah bernegosiasi dgn dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yg tdk mengandung Thimerosal.

    Juga tolong e-mail ini diteruskan kpd mereka yg akan menjadi orang tua, agar tdk mengalami nasib yg sama spt sy.

    Sekali lagi, jgn sampai kita kehilangan satu generasi anak2
    penerus bangsa, apalagi jika mereka datang dr keluarga yg berpenghasilan rendah yg utk makan saja sulit apalagi utk membiayai biaya terapi supplemen, ABA, Okupasi, dokter ahli Autisme (yg daftar tunggunya sampai ber-bulan2) , yg besarnya sampai jutaaan Rupiah perbulannya.

    Terakhir, mohon doanya utk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman2 senasibnya di Indonesia yg skrg sdg berjuang membebaskan diri dr belenggu Autisme.

    "Let's share with others... Show them that WE care !" Persiapan kita utk cucu ya....

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan, narasi yang ada dalam pesan itu tidak benar. Pada tahun 2015, pesan ini juga pernah disebarkan ke masyarakat.

    "Itu berita hoaks sejak tahun 2015 yang lalu," kata Anung

    Pada tahun 2015, pihak Kemenkes sudah pernah mengeluarkan klarifikasi tentang vaksin penyebab autis. Klarifikasi itu diberikan melalui sebuah surat resmi Kemenkes.

    Kemenkes menyatakan, thimerosal telah digunakan secara luas dalam berbagai sediaan farmasi, seperti vaksin, antibodi buatan atau imonoglobulin, antiserum, dan obat tetes mata untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme terhadap vaksin.

    "Juga berfungsi sebagai stabilisator dan meningkatkan imunogenitas (kemampuan imunitas) vaksin," demikian bunyi keterangan resmi Kemenkes.

    Kemenkes menyebutkan, ada pembuktian ilmiah yang mendukung thimerosal tidak berhubungan dengan timbulnya autisme. Hal ini telah dipublikasikan sejak tahun 2002.

    "Belum ada bukti yang mendukung bahwa thimerosal pada vaksin berpengaruh terhadap perkembangan syaraf anak/terhadap gangguan sistem syaraf," demikian Kemenkes.

    Bantahan lain juga disampaikan oleh Pakar Tumbuh Kembang Anak, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), M.Si. Ia Menyatakan bahwa isu tersebut tidak benar. Prof. Soedjatmiko mengungkap kabar itu disebarkan oleh peneliti mantan dokter bedah Andrew Wakefield yang melakukan penelitian dengan beberapa anak.

    Anak-anak itu disebut Wakefield menjadi autis lantaran menerima vaksin, tapi setelah diaudit Wakefield ternyata melakukan sejumlah kecurangan dan kekeliruan dalam penelitiannya.

    "Tapi ternyata setelah di audit, dari 18 itu, 5 sudah autis sebelum diimunisasi, yang sisanya ternyata setelah di follow up tidak autis," ungkap Prof. Soedjatmiko

    Setelah terbukti melakukan manipulasi dalam penelitian, Wakefield juga dinyatakan telah melanggar etika sebagai dokter, yang akhirnya izin praktiknya sebagai dokter di Inggris dicabut. Penelitian Wakefield jadi satu-satunya penelitian yang menyatakan ada korelasi antara vaksin dan autisme. Di sisi lain, ada lebih dari 40 penelitian lain yang menyatakan tidak ada korelasi vaksin dengan autisme.

    "Kakak beradik disuntik vaksin, adiknya menderita autis, kakaknya enggak tuh baik-baik aja. Kalau vaksin menyebabkan autis, berarti setiap tahunnya ada 3 juta bayi autis, jadi nggak ada itu (kabar) hoaks," tegas Prof. Soedjatmiko.

    Sementara itu, hingga kini belum diketahui mengapa seorang anak menderita autis. Profesor yang mengajar di Universitas Indonesia itu menilai ada berbagai faktor seorang anak menderita autisme salah satunya orang tua dengan penyakit kejiwaan, kekurangan nutrisi saat hamil, dan kelahiran belum waktunya.

    "Autis faktornya banyak sekali, belum diketahui dengan pasti, tapi diduga mulai dibawa keturunan dari orang tua, mempunyai kelainan kejiwaan berpotensi mempunyai anak autis," ungkapnya.

    "Atau lama hamil kekurangan zat jutrisi tertentu, bukan otomatis (menderita autis) ya, hanya berpotensi anaknya autis, atau bayi yang lahir kurang bulan, juga berpotensi menjadi autis, apalagi dalam keluarga besar ada sakit jiwa. Selama ibunya hamil kurang nutrisi bayinya berat lahir rendah itu lebih besar lagi potensi menjadi autis," tutupnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang menyebutkan vaksin menyebabkan autisme adalah salah. Atas dasar itu, maka konten informasi yang tersebar masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3548) [SALAH] Video Hasil Operasi Usus Buntu Penuh Boba

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 21/01/2020

    Berita

    "Hasil operasi usus buntu dan didapatkan Bubble Tea yg TIDAK bisa hancur “Xi Bo Ba”.

    Kurangi kunsumsi Bubble Tea sebelum terlambat."

    Beredar video yang memperlihatkan organ dalam dengan benda bulat berlendir berwarna kehitam-hitaman. Pada narasi yang menyertai video itu disebutkan bahwa video itu merupakan hasil operasi usus buntu yang berisikan Boba. Berikut kutipan narasinya:

    Hasil operasi usus buntu dan didapatkan Bubble Tea yg TIDAK bisa hancur “Xi Bo Ba”.

    Kurangi kunsumsi Bubble Tea sebelum terlambat.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim video tersebut tidak benar. Menurut Ahli pencernaan Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), lebih meyakini gambar yang ditampilkan dalam video tersebut adalah kantung empedu. Karenanya, tidak masuk akal bila dikaitkan dengan boba atau bola-bola tapioka yang sedang ngehits sebagai topping minuman-minuman kekinian.

    “Boba itu terbuat dari karbohidrat, sedangkan apa yang ada di dalam kantung empedu itu adalah kolesterol. Jadi, bisa dikatakan bahwa itu sudah pasti bukan boba dan bisa dibilang itu adalah informasi hoaks,” tegasnya.

    Dokter Ari kembali menegaskan, benda dalam video merupakan batu yang ada di kantung empedu. “Walau mirip dengan boba secara kasat mata, tapi itu bukan boba, itu batu empedu,” kata dia.

    Adapun, sebagai pengetahuan, untuk dapat membedakan batu empedu dapat dilihat dari jenisnya. Berikut dua jenis batu empedu:

    1. Batu empedu kolesterol
    Ini merupakan jenis yang paling umum dan sering tampak berwarna kuning. Sebagian besar terdiri dari kolesterol yang tidak larut, tapi mungkin juga mengandung komponen lain.

    2. Batu empedu pigmen
    Batu empedu jenis ini terbuat dari bilirubin berlebih atau pigmen yang terbentuk selama pemecahan sel darah merah. Batu-batu ini biasanya berwarna coklat atau hitam gelap.

    Kesimpulan

    Bedasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa video yang beredar bukan organ usus buntu yang berisikan boba, melainkan empedu dengan batu empedu. Atas dasar itu, maka konten video tersebut masuk kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan