• (GFD-2021-8785) Keliru, Ini Video Kecelakaan Mobil yang Menewaskan Pembuat Karikatur Nabi Muhammad

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/10/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan sebuah mobil terbakar di jalan raya beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa mobil yang dikendarai Lars Vilks, pembuat karikatur Nabi Muhammad mengalami kecelakaan dan terbakar hingga membuatnya tewas mengenaskan.
    Di Instagram, video tersebut dibagikan akun ini pada 9 Oktober 2021. Berikut narasinya:
    “Copas dari Bu Widia Astuti Melihat video kematian Lars Vilks, membuat bergidik ngeri. Dia terbakar hidup-hidup selama 3 jam. Jeritan kesakitannya terdengar jelas. Beberapa orang terlihat berusaha memadamkan mobilnya yang terbakar. Mobil itu dalam kondisi terjepit dibawah sebuah truk kontainer gandeng besar. Tak memungkinkan bagi Vilks dan dua polisi yang mengawalnya untuk menyelamatkan diri. Vilks terdengar meraung-raung kepanasan. Kobaran api di mobilnya semakin besar. Tak ada yang bisa memadamkan. Ketika kobaran api semakin membesar, orang-orang yang tadinya berusaha menolong segera menjauh. Mereka khawatir terkena ledakan mobil. Dan raungan Vilks semakin menyayat hati. Raungannya terhenti ketika nyawanya sudah melayang. Nyawa busuk penghina Nabi Muhammad saw. Meskipun dia selalu dikawal polisi sejak tahun 2007, tapi dia tak bisa melarikan diri dari kematian yang mengenaskan…”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 59 ribu kali dan mendapat 415 komentar. Apa benar ini video kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad?
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim bahwa ini adalah video kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya menggunakan reverse image Google dan Yandex. Hasilnya, video keceakaan yang mengakibatkan terbakarnya mobil tersebut terjadi di Rusia pada September 2014.
    Video yang identik dengan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah ke Youtube pada 21 September 2014 dengan judul dalam bahasa Rusia yang berarti “ (PERHATIAN 18+) 21/09/2014 Konsekuensi dari kecelakaan Izhevsk - Mozhga, 9 mobil.”
    Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Xierch pada 19 Oktober 2014 dengan judul, “ Kecelakaan di jalan: Izhevsk - Mozhga [18+].”
    Menurut kanal tersebut, kecelakaan itu terjadi pada 21 September 2014. Beberapa orang mencoba menolongnya dengan cara memadamkan api tapi upaya itu gagal. Ia tewas terbakar di dalam mobil.
    Petugas polisi Udmurtia membuka kasus pidana atas fakta kecelakaan, di mana seorang penduduk Izhevsk yang berusia 39 tahun terbakar sampai tewas. Kecelakaan itu terjadi pada 21 September sekitar pukul 15:00 di wilayah Mozhginsky. Sembilan mobil terlibat dalam kecelakaan sekaligus.
    Seperti yang dikatakan kerabat lelaki yang meninggal itu kepada portal  izhlife.ru  , hari itu dia kembali ke Izhevsk, mengunjungi ibunya di desa Baiteryakovo. Pria itu meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan, salah satunya berusia 16 tahun, yang lain berusia 9 tahun.
    Setelah tabrakan, dalam sekejap, mobil itu terbakar. Fakta bahwa ada seorang pria di kabin tidak segera terlihat oleh para saksi mata. Mereka baru sadar setelah mendengar jeritan dari dalam mobil yang hancur.
    Sementara seniman Swedia Lars Vilks, yang menimbulkan kontroversi di seluruh dunia pada tahun 2007 dengan gambar Nabi Muhammad dengan tubuh seekor anjing, tewas dalam kecelakaan mobil di dekat kota selatan Markaryd pada hari Minggu, 3 Oktober 2021.
    Vilks, 75, yang hidup di bawah perlindungan polisi sejak gambar-gambar itu diterbitkan, sedang bepergian dengan kendaraan polisi yang bertabrakan dengan truk. Dua petugas polisi juga tewas.
    "Ini adalah insiden yang sangat tragis. Sekarang penting bagi kita semua bahwa kita melakukan segala yang kita bisa untuk menyelidiki apa yang terjadi dan apa yang menyebabkan tabrakan itu," kata polisi Swedia dalam sebuah pernyataan, Senin, dikutip dari Kantor Berita Reuters, 4 Oktober 2021.
    Dilansir dari BBC, Vilks dilaporkan bepergian dengan kendaraan polisi sipil yang bertabrakan dengan sebuah truk di dekat kota Markaryd di Swedia selatan.
    Penyelidik mengatakan tabrakan itu, yang juga menewaskan dua pengawal polisi, tidak menunjukkan tanda-tanda pelanggaran.
    Sebuah pernyataan dari polisi mengatakan masih belum jelas bagaimana tabrakan itu terjadi, tetapi pada awalnya tidak ada yang menunjukkan bahwa ada orang lain yang terlibat.
    Setelah kecelakaan itu, kebakaran besar terjadi dan sejumlah kendaraan darurat datang ke tempat kejadian. Pengemudi truk terluka dan dibawa ke rumah sakit, di mana dia diinterogasi oleh penyelidik.
    "Ini sedang diselidiki seperti kecelakaan di jalan lainnya. Karena dua polisi terlibat, penyelidikan telah ditugaskan ke bagian khusus dari kantor kejaksaan," kata seorang juru bicara polisi kepada kantor berita AFP, menambahkan bahwa tidak ada kecurigaan adanya permainan curang.
    Seorang saksi mata mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet bahwa mobil yang diduga ditumpangi Vilks tampaknya kehilangan kendali dan menabrak sisi jalan raya dengan kecepatan tinggi. Truk di depan tidak sempat berbelok dan kemudian mereka bertabrakan dengan ledakan keras dengan "kecepatan luar biasa", katanya kepada surat kabar itu.
    Stefan Sinteus, kepala unit investigasi regional Swedia Selatan, mengatakan pada konferensi pers bahwa petugas berusaha untuk menentukan mengapa mobil itu membelok dari jalan.
    "Kami belum tahu penyebab mobil bodyguard itu salah jalan," katanya. "Tapi kami sedang berbicara dengan saksi, kami telah menemukan sisa-sisa ban di jalan E4 sebelum kecelakaan, jadi kami mencari kemungkinan bahwa itu adalah ledakan ban atau sesuatu yang serupa."
    Artis berusia 75 tahun itu telah hidup di bawah perlindungan polisi setelah menerima ancaman pembunuhan atas kartun tersebut.
    Kartun yang diterbitkan pada 2007, menyinggung banyak Muslim yang menganggap representasi visual Nabi sebagai penghujatan. Itu terjadi setahun setelah surat kabar Denmark menerbitkan kartun Nabi.
     

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video yang diklaim sebagai kecelakaan mobil yang menewaskan pembuat karikatur Nabi Muhammad,keliru. Video tersebut merupakan kecelakaan yang terjadi di Rusia pada 21 September 2021. Sementara seniman Swedia pembuat karikatur Nabi Muhammad,  Lars Vilks, tewas dalam sebuah insiden tabrakan mobil di kota Markaryd di Swedia selatan pada 3 Oktober 2021.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8784) Sesat, Video Para Nakes Berjoget untuk Merayakan Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/10/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang dengan baju hazmat tengah berjoget beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa para Tenaga Kesehatan (nakes) tengah merayakan Covid-19.
    Di Facebook, video berdurasi 45 detik tersebut dibagikan akun ini pada 18 Juni 2021.
    Dalam video itu terdapat template bertuliskan ANI. Video yang dibagikan melalui aplikasi SnackVideo juga tertera teks bertuliskan “Coba perhatikan mereka lagi ngerayai apa..? Yg punya ikiran logic pasti faham…!! Apakah kita masih percaya kalau Covid itu betul2 ada…? Sadar sebenarnya kita diperdaya untuk dijadikan alat untuk mendapatkan uang.”
    Apa benar ini video sejumlah nakes berjoget untuk merayakan Covid-19?
    Tangkapan layar unggahan video dengan klaim nakes berjoget untuk merayakan Covid-19

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusi jejak digital video tersebut di internet dengan menggunakan kata kunci “ANI video health workers dance”. Hasilnya, para tenaga kesehatan tersebut berjoget dalam sebuah acara hiburan untuk merayakan satu tahun berdirinya pusat pelayanan Covid-19 di Mumbai, India, tepatnya pada 2 Juni 2021.
    Video yang identik pernah diunggah ke Twitter oleh akun @ANI pada 4 Juni 2021. Akun inipun menuliskan keterangan bahwa para profesional perawatan kesehatan dari pusat COVID-19 Nesco di Goregaon Mumbai terlihat memamerkan gerakan tarian mereka di dalam bangsal pasien selama program hiburan yang diselenggarakan pada 2 Juni 2021 untuk menandai satu tahun beroperasinya pusat tersebut.
    Namun, musik dalam video ini terdengar berbeda dengan musik pada video di atas.
    Dilansir dari India Today, video petugas kesehatan menari dengan lagu Marathi Zingaat di pusat Covid-19 Nesco di Goregaon, Mumbai telah membuat heboh di media sosial. Sebuah program diselenggarakan pada 2 Juni 2021 untuk menandai satu tahun beroperasinya pusat tersebut. Dalam video yang kini menjadi viral, beberapa profesional kesehatan terlihat asyik dengan lagu dari film Marathi 2016 Sairat.
    Sejak awal pandemi Covid-19 tahun lalu, para profesional kesehatan telah bekerja tanpa lelah untuk pasien yang terkena virus di bawah tekanan besar. Selama beberapa bulan terakhir, beberapa video dokter menari mengikuti lagu di ruang gawat darurat untuk menghibur pasien juga menjadi viral di media sosial.
    Dalam video tersebut, terlihat para dokter dan perawat dengan perlengkapan APD memamerkan gerakan tarian mereka. Video tersebut diposting oleh kantor berita ANI.
    Selama beberapa bulan terakhir, ketika India bergulat dengan gelombang kedua Covid-19 yang menghancurkan, beberapa video tenaga kesehatan muncul secara online, di mana mereka terlihat menari dan bernyanyi baik untuk menghibur pasien atau untuk menghilangkan stres mereka. Kali ini, tampaknya perayaan dadakan terjadi dalam rangka memperingati satu tahun pusat pelayanan Covid-19 tersebut.
    Mengenakan peralatan APD, para petugas kesehatan terlihat bersenang-senang, mengikuti lagu Peppy Number dari film Marathi pemenang Penghargaan Nasional Sairat 2016.
    Menurut kantor berita ANI, staf medis terlihat menari selama program hiburan yang diselenggarakan di fasilitas tersebut untuk menandai satu tahun beroperasinya pusat tersebut. Video itu muncul pada saat kasus di Mumbai turun secara signifikan, dan di bawah 1000 dalam hitungan harian.
    Dikutip dari indiatvnews.com, Pusat Covid telah menjadi tempat tekanan dan risiko ekstrem karena berurusan dengan pengobatan salah satu penyakit paling menular yang dihadapi umat manusia saat ini.
    Di tengah semua tantangan ini, pusat Covid-19 Nesco di Goregaon Mumbai menyelenggarakan program hiburan untuk menandai satu tahun beroperasi, juga membawa beberapa perubahan bagi staf layanan kesehatan.
    Sementara itu, Mumbai pada hari Kamis melaporkan 961 infeksi COVID-19 baru dan 27 kematian baru pada hari Kamis, sementara tingkat penggandaan kasus rata-rata meningkat menjadi 500 hari, menunjukkan gelombang kedua jelas berkurang, kata badan sipil kota.
    Menurut data terbaru Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC), dengan penambahan 961 kasus, penghitungan COVID-19 di kota itu naik menjadi 7.08.968, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 14.965 setelah 27 pasien lagi meninggal karena infeksi di kota tersebut. 24 jam terakhir.
    Sebelumnya, Kantor Berita ANI juga beberapa kali membagikan video yang memperlihatkan sejumlah tenaga kesehatan sedang menari bersama pasien di sejumlah rumah sakit berbeda di India. Video-video tersebut dibagikan melalui kanal Youtube.
    Pada 17 April 2021 kanal Youtube ANI News membagikan video berjudul, Watch: Dressed in PPE kits, doctors dance to cheer COVID patients.”
    Dijelaskan bahwa dengan mengenakan peralatan APD, staf medis sebuah rumah sakit di Vadodara Gujarat terlihat menari di depan pasien COVID. Para dokter dan perawat terlihat menyemangati pasiennya untuk bahagia melalui tindakannya. Para pasien yang berbaring di tempat tidur juga menikmati saat-saat itu.
    Sebulan kemudian, tepatnya pada 23 Mei 2021, kanal Youtube ANI News kembali membagikan video serupa dengan judul, “ Watch: Doctors dance to cheer up COVID patients in Bengaluru hospital.”
    Menurut Kantor Berita ANI, pandemi COVID juga membuat mental orang-orang menjadi keras. Meski bekerja siang dan malam, para pejuang COVID tetap memotivasi pasien. Baru-baru ini, dokter dan staf medis rumah sakit Disha di Bengaluru menari untuk menghibur para pasien COVID.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo video dengan klaim bahwa para tenaga kesehatan berjoget untuk merayakan Covid-19,menyesatkan. Video tersebut telah disunting dengan mengubah lagunya. Para petugas medis yang masih menganakan hazmat dalam video tersebut memang tengah berjoget, namun bukan untuk merayakan Covid-19 melainan untuk merayakan satu tahun berdirinya pusat layanan Covid-19 di Mumbai, India, pada 2 Juni 2021.
    Di India, sejumlah dokter dan tenaga kesehatan kerap menari untuk menghibur pasien atau sekedar mengurangi tekanan mental akibat beban kerja selama gelombang kedua Covid-19 menghantam negara mereka.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8783) Sesat, Unggahan Jokowi adalah Presiden Pertama yang Menginjakkan Kaki di Tanah Papua

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/10/2021

    Berita


    Video berdurasi enam menit dengan judul Jokowi Adalah Presiden Pertama yang Menginjakan Kaki di Tanah Papua, diunggah akun Dukung Jokowi untuk 3 Periode sejak Mei 2021. Video itu berisi saat Presiden Joko Widodo berpidato tentang kunjungannya ke Kabupaten Nduga, Papua.
    Dalam pidato itu Jokowi menceritakan perjalanan ke Kabupaten Nduga membutuhkan waktu 4 hari karena sulitnya akses. Kesulitan ini yang mendorong pemerintah membangun jalan trans-Papua, termasuk datang beberapa kali ke Papua.
    “Jokowi Adalah Presiden Pertama yang Menginjakan Kaki di Tanah Papua,” tulis akun itu.
    Video tersebut telah ditonton 4 juta kali dan mendapatkan komentar 2,3 ribu. 
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim bahwa Jokowi adalah Presiden Pertama yang Menginjakkan Kaki di Tanah Papua

    Hasil Cek Fakta


    Dari hasil pemeriksaan Tempo, menunjukkan, bahwa sejumlah presiden sebelum Jokowi pernah datang ke Papua. Hanya saja tidak ada data yang cukup apakah mereka pernah datang ke Kabupaten Nduga atau tidak. 
    Video Jokowi ketika berbicara tentang Kabupaten Nduga itu, disampaikan saat acara Temu Kangen Masyarakat Indonesia di Selandia Baru pada Maret 2018. Video yang dibagikan oleh akun Dukung Jokowi untuk 3 Periode itu, hasil potongan dari video asli yang berdurasi 15:41 menit. Video asli tersebut diunggah di kanal Youtube Kementerian Sekretariat Negara RI
    Tempo memeriksa sejumlah pemberitaan terkait siapa saja presiden yang pernah datang ke Papua. Dari cara ini, setidaknya mulai Presiden Soeharto, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono pernah menginjakkan kaki di Papua.
    Dikutip dari Historia, situs sejarah populer Indonesia, Presiden Soeharto datang pertama kali ke Irian Barat (nama sebelum Papua) pada 1969. Kemudian pada 1973, Soeharto kembali datang. 
    Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menjabat pada 1999-2001, datang ke Papua pada 1999 dan tahun 2000. Dalam arsip pemberitaan Temp o, Gus Dur datang pada 31 Desember 1999. Saat itu, Gus Dur mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua.
    Saat presiden Indonesia dijabat oleh Megawati Soekarnoputri, dia mengunjungi Kota Jayapura pada perayaan Natal 25 Desember 2003. Saat itu, Megawati sempat melantunkan lagu My Way di depan sekitar seribu masyarakat yang memenuhi Gedung Olahraga Cenderawasih.  
    Terakhir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa kali juga diberitakan datang ke Papua. Menurut arsip Tempo, dia pertama kali datang pada 21 November 2010, 2012 dan 2014. 

    Kesimpulan


    Dari penelusuran di atas, unggahan bahwa Presiden Jokowi adalah Presiden RI pertama yang datang ke Papua adalah menyesatkan. Video pidato Presiden Jokowi tersebut memang benar disampaikan pada Temu Kangen Masyarakat Indonesia di Selandia Baru pada Maret 2018. Akan tetapi narasi yang menyimpulkan bahwa Jokowi adalah presiden pertama yang datang ke Papua tidak tepat. Dari sejumlah pemberitaan, setidaknya empat Presiden RI sebelumnya pernah menginjakkan kaki ke Papua.
    Tim Cek Fakta Tempo
  • (GFD-2021-8782) Keliru, CEO Pfizer Albert Vorla Menyatakan Tanpa Vaksin Seseorang bisa Mengimunisasi Dirinya Sendiri

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/10/2021

    Berita


    Sebuah foto flayer memperlihat pernyataan CEO Pfizer Albert Borla yang mengklaim orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri beredar di instagram. Pada flayer tersebut bahkan ikut dicantumkan pula kutipan pernyataan penemu vaksin astrazeneca, Dame Sarah Gilbert dengan narasi “tidak ada alasan untuk berpikir kita akan memiliki COVID-19 versi 2 lebih ganas, pada akhirnya virus ini akan menjadi virus biasa yang menyebabkan flu” 
    Unggahan itu dibagikan akun _teluuur pada 10 Oktober 2021. Hingga artikel ini ditulis unggahannya telah mendapatkan respon 6482 disukai.  
    Lantas benarkah CEO Pfizer Albert Borla dan Dame Sarah Gilbert membuat pernyataan demikian? Dan benarkah orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri dan COVID-19 akan menjadi virus biasa yang hanya akan menjadi virus flu biasa? 
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim tanpa vaksin, seseorang dapat mengimunisasi dirinya sendiri dari Covid-19

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri terlebih dahulu informasi melalui sejumlah sumber kredibel terkait pernyataan dua tokoh tersebut dan cara kerja vaksin serta sistem imun manusia.
    Klaim 1 : Pernyataan CEO Pfizer Albert Borla “orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri”
    Fakta: Tempo tidak menemukan pernyataan CEO Pfizer Albert Borla tentang orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri. Pernyataan ini justru berkebalikan dengan pernyataan Borla pada  8 September 2020, seperti yang dimuat oleh CNBC. Saat itu Bourla memperingatkan bahwa orang yang tidak divaksin, akan menjadi kelompok rentan terkena virus dan membuat virus terus menyebar.
    Selain itu, orang-orang yang memutuskan untuk tidak divaksin tidak hanya berdampak pada  hidup mereka sendiri, tetapi juga memberi dampak pada kehidupan orang lain. 
    Borla sendiri sudah mendapatkan dosis penuh vaksin Covid-19 pada 10 Maret 2021. Sebelumnya dia juga diserang informasi palsu berupa video dengan klaim “CEO Pfizer Menolak Vaksin” Dilansir dari apnews, sebelum suntikan vaksin kedua pada Borla, muncul video yang menyertakan spanduk palsu, "CEO PFIZER MENOLAK VAKSIN," telah dibagikan ribuan kali di Facebook. Beberapa huruf dalam kata "vaksin" telah diganti dengan gambar partikel virus corona dan jarum suntik.     
    Emily R. Smith, seorang ahli epidemiologi dan asisten profesor di Milken Institute School of Public Health di The George Washington University seperti dilansir USA Today mengatakan, orang yang telah mengikuti  vaksinasi  akan mengurangi risiko individu terkena kembali COVID-19 dan memberikan perlindungan kepada orang. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi, 800 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan COVID daripada orang yang tidak divaksinasi. 
    Susan Hassig, seorang ahli epidemiologi di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, ikut menegaskan bahwa vaksin melindungi individu yang divaksinasi dengan sangat mengurangi risiko infeksi, penyakit, dan kematian. Vaksinasi individu itu kemudian melindungi komunitas yang lebih luas dengan membuat orang yang divaksinasi cenderung menjadi tuan rumah.
    Klaim 2  : Pernyataan Demi Sara Gilbert “tidak ada alasan untuk berpikir kita akan memiliki COVID-19 versi 2 lebih ganas, pada akhirnya virus ini akan menjadi virus biasa yang menyebabkan flu”
    Fakta: Pernyataan Sarah Gilbert ini pernah disampaikan saat seminar Royal Society of Medicine pada 21 September 2021. Pernyataan lengkap Sara Gilbert yakni: Dilansir dari The Times, menurut Sarah, virus corona biasanya tidak bermutasi ke varian yang bisa menlawan vaksin. Sebab, tak ada lagi tempat untuk menyebar dan berkembang. Sehingga bisa dikatakan varian Covid yang lebih ganas tidak akan ada lagi jika semua sudah divaksin.
    Dari pemberitaan Times itu diketahui bahwa konteks pernyataan Sarah Gilbert, bahwa, virus corona  tidak mungkin bermutasi menjadi varian ganas pada seseorang yang telah divaksin. Artinya Sarah menekankan pentingnya vaksinasi Covid-19. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan cekfakta Tempo, klaim CEO Pfizer Albert Borla yang mengatakan orang tak divaksin akan dapat mengimunisasi dirinya sendiri dan pernyataan Dame Sarah Gilbert bahwa  virus COVID-19 akan menjadi virus flu biasa, menyesatkan.
    Pernyataan Borla tentang orang yang tidak divaksin akan mengimunisasi dirinya sendiri  ramai menjadi diperbincangkan setelah muncul video yang menyertakan spanduk palsu CEO Pfizer menolak vaksin. Video tersebut mengutip wawancara stasiun TV CNBC pada 14 Desember 2020. Borla sendiri diketahui mendapatkan suntikan vaksin kedua pada 10 Maret 2021. 
    Sedangkan, pernyataan Sarah Gilbert ini ramai setelah ia menjadi pembicara di seminar Royal Society of Medicine pada 21 September 2021. Sarah mengatakan, virus corona biasanya tidak bermutasi ke varian yang bisa menlawan vaksin. Sebab, tak ada lagi tempat untuk menyebar dan berkembang. Sehingga bisa dikatakan varian Covid yang lebih ganas tidak akan ada lagi jika semua sudah divaksin. 
    TIM CEKFAKTA TEM