• (GFD-2020-4057) [SALAH] “Gubernur Kalbar memakai sepatu di dalam masjid”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/06/2020

    Berita

    Beredar gambar tangkapan layar postingan dari akun Hasan Basri yang berisi narasi sebagai berikut:

    “Setinggi Apepun pangkat dan jabatanmu Tidak dibenarkan Memakai sepatu didalam masjid!!!!”

    Di postingannya, akun Hasan Basri menyertakan gambar tangkapan layar dari artikel berjudul “Gubernur Kalbar Tinjau Persiapan Masjid Raya Mujahidin Menuju New Normal” serta foto Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) H Sutarmidji yang bagian kakinya dilingkari garis merah.

    Gambar tangkapan layar dari akun Hasan Basri ini salah satunya dibagikan oleh akun Ogan Hardi

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) H Sutarmidji memakai sepatu ketika di dalam masjid adalah klaim yang salah.

    Gubernur Kalbar H Sutarmidji menegaskan dia memakai kaos kaki berwarna hitam saat di masjid. Sutarmidji mengaku geram dituduh memakai sepatu di masjid. Sutarmidji menegaskan itu fitnah.

    Sutarmidji menyampaikan itu lewat akun Instagram-nya, bang.midji, Jumat (5/6/2020). Sutarmidji juga mengunggah foto dan video saat meninjau Masjid Mujahidin, Pontianak.

    “Kemarin saya lihat persiapan masjid Mujahidin dalam menghadapi new Normal, saya lihat semua, ada bbrp akun yg orgnye sy kenal, melakukan fitnah dgn mengatakan sy masuk masjid pakai sepatu. Saya masih waras, tak tahulah klu yg punye akun fitnah itu. Saya pakai kaos kaki.Makanya lain kali perhatikan betul.” Tulis Sutarmidji pada unggahannya tersebut.

    Berdasarkan artikel yang tangkapan layarnya diunggah oleh sumber klaim, Sutarmidji meninjau persiapan di Masjid Raya Mujahidin Potianak, pada hari Kamis (04/06/2020). Sutarmidji mengapresiasi pengurus Masjid Raya Mujahidin dalam mempersiapakan segala protocol kesehatan demi kenyamanan jamaah saat menjalankan ibadah.

    Kesimpulan

    Bukan sepatu. Gubernur Kalbar H Sutarmidji menegaskan dia memakai kaos kaki berwarna hitam saat di masjid.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4056) [SALAH] Foto “PRESIDEN menggunakan SEPATU didalam MESJID, #TerlaknaklahEngkau”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/06/2020

    Berita

    Akun Om Jay (fb.com/om.jay.758) membagikan foto yang diunggah oleh akun M Nur (fb.com/100049968721169) dengan narasi sebagai berikut:

    “PRESIDEN menggunakan SEPATU didalam MESJID, #TerlaknaklahEngkau”

    Foto yang dimaksud adalah foto yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dalam masjid. Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Presiden Jokow Widodo (Jokowi) mengenakan sepatu di dalam masjid adalah klaim yang salah.

    Faktanya, di foto itu, Presiden Joko Widodo mengenakan kaus kaki berwarna putih.

    Saat itu, Presiden Jokowi meninjau Masjid Baiturrahim di kompleks istana sebagai persiapan menuju ke tatanan normal baru.

    Berdasarkan video berjudul “Presiden Tinjau Kesiapan New Normal di Masjid Baiturrahim Istana” yang diunggah di kanal Youtube metrotvnews pada 4 Juni 2020, terlihat Presiden Jokowi mengenakan sepatu berwarna hitam setelah turun dari mobil dan ketika berjalan sebelum memasuki masjid.

    Sepatu ini identik yang dengan sepatu yang dikenakan oleh Presiden Jokowi ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (26/5/2020).

    Sementara itu, foto yang sama dengan yang diunggah sumber klaim, diunggah oleh Presiden Jokowi di akun Twitternya pada 4 Juni 2020 dengan narasi:

    “Pagi ini saya meninjau Masjid Baiturrahim di kompleks istana sebagai persiapan menuju ke tatanan normal baru. Ruangan masjid sudah ditata, juga sudah dibersihkan dengan disinfektan. Bila Salat Jumat sudah dimulai lagi di masjid-masjid, maka Masjid Baiturrahim juga sudah siap.”

    Video ketika Presiden Joko Widodo meninjau Masjid Baiturrahim ini diunggah di situs resmi Presiden RI dengan judul “Presiden Tinjau Kesiapan Kenormalan Baru di Masjid Istana Kepresidenan Jakarta”

    Kesimpulan

    Bukan sepatu. Di foto itu, Presiden Joko Widodo mengenakan kaus kaki berwarna putih. Saat itu, Presiden Jokowi meninjau Masjid Baiturrahim di kompleks istana sebagai persiapan menuju ke tatanan normal baru.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4055) [SALAH] Foto “Perdana Menteri Shinzo Abe disamping Presiden Filipina Duterte di museum nasional di Jepang”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/06/2020

    Berita

    Akun V i r a l 2020 (fb.com/Viral2020videos) mengunggah sebuah gambar dengan narasi berbahasa Filipina sebagai berikut:

    “Ctto By shoto todoroki
    Habang naglalakad ako kanina dito sa kahabahan ng Shibuya, Japan. Napansin ko tong portrait ng prime minister ng Japan na si Shinzō Uzumaki Jotaro Abe na katabi ang pangulo ng Pilipinas na si president Duterte. Nakalagay sa tapat sa isa sa mga national museum dito sa Japan. Maraming tao ang bumibisita dito araw-araw para magbigay galang sa dalawang lider na ito. Iniisip ko lang, buti pa mga ibang lahi, saludo at kayang magbigay galang sa pangulo ng Pilipinas na si tatay Digong. Samantalang diyan sa Pilipinas, ay grabe kung bastos-bastusin. Nakakalungkot na mas nakikita ng mga taga ibang bansa ang husay at galing ng ating tatay Digong! Ganun paman, mas lalong nagpapatuloy ang suporta at pagmamahal ko sa ating mahal na pangulo na tatay nating lahat! Please share at ipakita sa lahat na pang international na si pangulong Duterte!
    #ProudFilipino”

    Atau yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia:

    “Ctto By shoto todoroki
    Saat aku berjalan di sini sebelumnya di Shibuya, Jepang. Saya melihat potret perdana menteri Jepang Shinzo Uzumaki Jotaro Abe di samping presiden Filipina Duterte. Ditempatkan di salah satu museum nasional di Jepang. Banyak orang berkunjung ke sini setiap hari untuk memberi hormat kepada kedua pemimpin ini. Hanya berpikir, setidaknya ras lain, hormat dan hormat kepada presiden Filipina Bapa Digong. Sementara di Filipina, saya terlalu banyak tidak hormat. Menyedihkan bahwa negara-negara asing melihat yang hebat dan hebat dan hebat! Meskipun begitu, dukungan dan cintaku untuk presiden tercinta yang merupakan ayah kita semua! Tolong bagikan dan tunjukkan kepada semua orang bahwa Presiden Duterte adalah untuk internasional!
    #ProudFilipino”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada foto Perdana Menteri Shinzo Abe disamping Presiden Filipina Duterte di museum nasional di Jepang adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto itu adalah foto hasil suntingan atau editan. Foto asilnya adalah foto Presiden RI Jokowi Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang disandingkan serta terpampang besar di bagian pintu masuk Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada tahun 2016 sebagai sambutan atas kunjungan Duterte ke Indonesia.

    Foto asli, salah satunya diunggah oleh akun Twitter Joseph Morong, Reporter GMA News pada 8 September 2016 dengan narasi sebagai berikut:

    “A picture of Pres. Duterte is displayed at d National Monument in Indonesia wc he is set to visit” atau yang jika diterjemahkan : “Gambar Pres. Duterte ditampilkan di Monumen Nasional di Indonesia yang akan dikunjungi”

    Dikutip dari detik.com, menggunakan pesawat kepresidenan Filipina, Duterte tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016) malam. Dari video yang di-upload di akun Facebook pemerintah Filipina, Presidential Communications (Government of the Philippines), terlihat Menkum HAM Yasonna Laoly menyambut Duterte beserta rombongan.

    Presiden Filipina Rodrigo Duterte memulai kunjungan kenegaraan perdananya dengan menyambangi komunitas orang Filipina (Pinoy) di Indonesia. Pertemuan Duterte dengan komunitas Pinoy dihelat di Hotel Shangrilla. Dilansir media lokal Filipina, GMA News, Jumat (9/9/2016), usai pertemuan tersebut, Duterte dijadwalkan diterima secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sore harinya.

    Kesimpulan

    Foto suntingan / editan. Foto asilnya adalah foto Presiden RI Jokowi Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang disandingkan serta terpampang besar di bagian pintu masuk Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada tahun 2016 sebagai sambutan atas kunjungan Duterte ke Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4053) [SALAH] “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/06/2020

    Berita

    Akun Herman Chova (fb.com/herman.chova) mengunggah sebuah gambar ke grup Jokowi Teman Rakyat (fb.com/groups/temanrakyat) dengan narasi”Benar Juga”

    Gambar yang diunggah adalah gambar tangkapan layar yang seolah artikel berjudul “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa ada artikel berjudul “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’” adalah klaim yang salah.

    Judul tersebut adalah judul hasil suntingan atau editan. Judul artikel asli adalah “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Santai-santai Saja”.

    Di dalam artikel ini, Fadli memberikan nasihat kepada SBY. Bahwa setiap sikap yang diambil politisi pasti mengundang pro dan kontra.

    Nasihat ini muncul ketika Fadli menanggapi curhat SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.Fadli ingin SBY memahami risiko atau konsekuensi logis yang pasti dihadapi setiap politikus.

    “Setiap politisi apapun yang dilakukan pasti ada kelompok yang suka ada kelompok yang tidak suka. Jadi enggak usah baper lah kalau kena bully itu. Saya tiap hari kena bully santai aja, enggak ada tuh saya baper-baperan,” kata Fadli seperti dilansir Kompas.com.

    Klaim ini sendiri adalah salah satu hoaks lama yang beredar kembali. Di turnbackhoax.id, artikel periksa fakta berjudul [SALAH] “Masak Saya Dibilang ‘Ikan Buntal’” tayang pada 30 Mei 2019.

    Kesimpulan

    Hoaks Lama Beredar kembali. Judul suntingan / editan. Judul artikel asli adalah “Pesan Fadli Zon kepada SBY: Saya Kena Bully Setiap Hari, Santai-santai Saja”.

    Rujukan