KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyatakan atlet karate Mesir membentangkan bendera Palestina setelah mengalahkan Israel dalam Olimpiade Paris 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi atlet karate Mesir membentangkan bendera Palestina setelah mengalahkan Israel dalam Olimpiade Paris 2024 dibagikan oleh akun Instagram ini, dan akun Threads ini.
Berikut kutipan narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
Olimpiade
Dua pemegang sabuk hitam asal Mesir dengan bangga membentangkan bendera Palestina setelah mengalahkan lawannya dari Israel dalam kompetisi bela diri baru-baru ini.
Narasi itu disertai foto atlet karate Mesir yang berdiri di podium juara pertama dan kedua membentangkan bendera Palestina.
Sementara, di podium juara ketiga berdiri atlet yang membentangkan bendera Israel.
(GFD-2024-21687) [KLARIFIKASI] Foto Atlet Karate Mesir Bentangkan Bendera Palestina Disebar dengan Konteks Keliru
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens.
Hasilnya, foto serupa diunggah oleh akun X (Twitter) ini pada 21 November 2022.
Keterangan foto menyebutkan, gambar itu diambil dari kejuaraan karate internasional di Slovenia.
Foto yang sama dimuat dalam pemberitaan berbagai media, salah satunya Egypt Independent, pada 21 November 2022. Berikut kutipan pemberitaan tentang foto tersebut:
Dua atlet dari tim U-15 Mesir membentangkan bendera Palestina setelah meraih juara pertama dan kedua dalam Kejuaraan Karate Tradisional ITKF Dunia, yang diadakan di Slovenia.
Kedua pemain tim karate tradisional Mesir ini menempati posisi pertama dan kedua dalam turnamen tersebut, mengungguli seorang pemain Israel yang berada di posisi ketiga.
Selain itu, tidak ada pertandingan karate selama Olimpiade tahun ini. Menurut laman resmi Olimpiade, karate tidak dilombakan dalam Olimpiade Paris 2024.
Hasilnya, foto serupa diunggah oleh akun X (Twitter) ini pada 21 November 2022.
Keterangan foto menyebutkan, gambar itu diambil dari kejuaraan karate internasional di Slovenia.
Foto yang sama dimuat dalam pemberitaan berbagai media, salah satunya Egypt Independent, pada 21 November 2022. Berikut kutipan pemberitaan tentang foto tersebut:
Dua atlet dari tim U-15 Mesir membentangkan bendera Palestina setelah meraih juara pertama dan kedua dalam Kejuaraan Karate Tradisional ITKF Dunia, yang diadakan di Slovenia.
Kedua pemain tim karate tradisional Mesir ini menempati posisi pertama dan kedua dalam turnamen tersebut, mengungguli seorang pemain Israel yang berada di posisi ketiga.
Selain itu, tidak ada pertandingan karate selama Olimpiade tahun ini. Menurut laman resmi Olimpiade, karate tidak dilombakan dalam Olimpiade Paris 2024.
Kesimpulan
Narasi atlet karate Mesir membentangkan bendera Palestina setelah mengalahkan Israel dalam Olimpiade Paris 2024 perlu diluruskan.
Foto yang dibagikan diambil dari kejuaraan karate internasional di Slovenia pada 2022. Selain itu, karate tidak dilombakan dalam Olimpiade Paris 2024.
Foto yang dibagikan diambil dari kejuaraan karate internasional di Slovenia pada 2022. Selain itu, karate tidak dilombakan dalam Olimpiade Paris 2024.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/C-AoIa6u0ZY/
- https://www.threads.net/@palestinehandala/post/C-AoenJuQir
- https://x.com/OnlinePalEng/status/1594380134051590144
- https://t.co/NrsrmFk9kT
- https://twitter.com/OnlinePalEng/status/1594380134051590144?ref_src=twsrc%5Etfw
- https://www.egyptindependent.com/egyptian-karate-players-raises-palestinian-flag-after-winning-world-championship/
- https://olympics.com/en/news/paris-2024-olympics-what-makes-an-olympic-sport
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21686) [HOAKS] Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Bagikan Bansos melalui Situs Judi
Sumber:Tanggal publish: 07/08/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim selebritas Raffi Ahmad dan istrinya Nagita Slavina membagikan bantuan sosial (bansos) melalui situs judi.
Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang mengeklaim Raffi Ahmad dan Nagita Slavina membagikan bansos dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan pemberitaan yang menampilkan Raffi dan Nagita akan membagikan bansos senilai Rp 30 miliar kepada korban judi melalui sebuh situs.
Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Video yang mengeklaim Raffi Ahmad dan Nagita Slavina membagikan bansos dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan pemberitaan yang menampilkan Raffi dan Nagita akan membagikan bansos senilai Rp 30 miliar kepada korban judi melalui sebuh situs.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video yang beredar merupakan gabungan dua klip berbeda.
Klip pertama yang menampilkan presenter televisi identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini.
Dalam video aslinya presenter tidak membahas judi online, melainkan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengisi kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, pada 2023.
Klip lainnya yang menampilkan Raffi dan Nagita identik dengan unggahan di kanal YouTube Rans Entertainment ini.
Dalam video aslinya, Raffi dan Nagita membagikan emas kepada karyawannya, bukan bansos kepada korban judi online.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Raffi Ahmad membagikan bansos melalui situs judi menggunakan Hive Moderation.
Hasilnya, suara Raffi terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI dengan probabilitas 99,9 persen.
Klip pertama yang menampilkan presenter televisi identik dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini.
Dalam video aslinya presenter tidak membahas judi online, melainkan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengisi kuliah umum di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, pada 2023.
Klip lainnya yang menampilkan Raffi dan Nagita identik dengan unggahan di kanal YouTube Rans Entertainment ini.
Dalam video aslinya, Raffi dan Nagita membagikan emas kepada karyawannya, bukan bansos kepada korban judi online.
Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek suara Raffi Ahmad membagikan bansos melalui situs judi menggunakan Hive Moderation.
Hasilnya, suara Raffi terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI dengan probabilitas 99,9 persen.
Kesimpulan
Video yang mengeklaim Raffi Ahmad dan Nagita Slavina membagikan bansos melalui situs judi merupakan hasil manipulasi.
Dalam video aslinya, Raffi dan Nagita membagikan emas kepada karyawannya.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Raffi Ahmad terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas 99,9 persen.
Dalam video aslinya, Raffi dan Nagita membagikan emas kepada karyawannya.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Raffi Ahmad terdeteksi dihasilkan oleh AI dengan probabilitas 99,9 persen.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid03MUnhvUMke4pyPhbtYnU6upzN2CgQ1vLp7Shj1ssd4qci5CeUQ2HYoBnAmnpgeRwl&id=61563505550124&rdid=Oa3MVX3wKfyp97Dk
- https://www.youtube.com/watch?v=Pj7Bya0t3u0
- https://www.youtube.com/watch?v=0iu0Zdiw0HQ
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21685) Cek Fakta: Tidak Benar Video Pep Guardiola Tolak Salaman dengan Perwakilan Israel
Sumber:Tanggal publish: 08/08/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video manajer Manchester City Pep Guardiola menolak bersalaman dengan perwakilan Israel. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Threads. Akun itu mempostingnya pada 7 Agustus 2024.
Dalam postingannya terdapat video Guardiola tak bersalaman dengan orang yang diberikan gambar bendera Israel. Video berdurasi 10 detik itu diberikan narasi "Taktik baru Pep Guardiola membuat luka tak berdarah".
Akun itu menambahkan narasi "Respect for coach Mr Pep, free Palestine."
Hingga saat ini video tersebut telah dilihat lebih dari 118 ribu kali.
Lalu benarkah postingan video manajer Manchester City Pep Guardiola menolak bersalaman dengan perwakilan Israel?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Video itu diunggah akun The Emirates FA Cup pada 7 Agustus 2023.
Video itu sendiri merupakan seremoni usai laga Arsenal Vs Manchester City di ajang Community Shield 2023. Saat itu Manchester City kalah adu penalti dengan skor 1-4.
Selain itu penelusuran dilanjutkan dan menemukan artikel dari Reuters berjudul "Fact Check: Video does not show Man City boss snubbing Israeli representative" yang tayang pada 29 Mei 2024.
Dalam artikel tersebut dijelaskan orang yang tidak diajak bersalaman dengan Guardiola adalah eks manajer Crystal Palace, Alan Smith. Kepada Reuters, Smith mengatakan dia bukan dan tidak pernah menjadi perwakilan Israel.
Smith menjadi tamu dalam pertandingan tersebut karena undangan dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA).
Selain itu ada juga artikel dari Sportbible.com berjudul "Fans spot Pep Guardiola snub former manager during Community Shield medal ceremony" yang tayang pada 7 Agustus 2023.
Dalam artikel tersebut Smith sempat membalas pertanyaan netizen di Twitter terkait penolakan salam dari Guardiola.
"Saya tidak yakin tapi sepertinya Guardiola tidak bahagia atau dia pikir saya pendukung Arsenal," kata Smith.
Kesimpulan
Postingan video manajer Manchester City Pep Guardiola menolak bersalaman dengan perwakilan Israel adalah tidak benar. Faktanya orang tersebut adalah eks manajer Crystal Palace, Alan Smith.
Rujukan
- https://www.youtube.com/live/UWyMIwQcG3E?t=7557s
- https://www.reuters.com/fact-check/video-does-not-show-man-city-boss-snubbing-israeli-representative-2024-05-29/
- https://www.sportbible.com/football/football-news/man-city/pep-guardiola-man-city-community-shield-arsenal-223197-20230807
- https://x.com/lecoopsta/status/1688242877749485568
(GFD-2024-21684) [HOAKS] Jepang Nyatakan Darurat Kanker mRNA
Sumber:Tanggal publish: 07/08/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan, Jepang darurat kanker mRNA.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai darurat kanker mRNA di Jepang beredar melalui sebuah tangkapan layar artikel.
Tangkapan layar tersebut disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
"Gak pernah respect yg namanya vaksin," tulis salah satu akun, pada 15 Juli 2024.
Berikut judul artikel yang disebar:
Jepang Menyatakan Darurat Atas 'Ledakan Kanker mRNA'
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai darurat kanker mRNA di Jepang beredar melalui sebuah tangkapan layar artikel.
Tangkapan layar tersebut disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
"Gak pernah respect yg namanya vaksin," tulis salah satu akun, pada 15 Juli 2024.
Berikut judul artikel yang disebar:
Jepang Menyatakan Darurat Atas 'Ledakan Kanker mRNA'
Hasil Cek Fakta
Tangkapan layar artikel yang beredar bersumber dari situs web The People’s Voice yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People’s Voice tersebut sebagai situs dengan kredibilitas rendah.
Situs yang didirikan pada 2014 tersebut sebelumnya dikenal sebagai NewsPunch, situs berita clickbait yang berbasis di Los Angeles.
Artikel dan konten yang diterbitkan di situs tersebut mempromosikan teori konspirasi ekstrem sayap kanan dan misinformasi pseudosains.
Riset yang dilakukan pada 2023 menunjukkan, prevalensi kanker di Jepang diproyeksikan mencapai 3.665.900 kasus pada 2050, meningkat sebesar 13,1 persen dari tahun 2020.
Pada 2050, proyeksi lokasi kanker paling umum di Jepang mencakup kanker kolorektal, payudara wanita, prostat, paru-paru, dan perut, yang mencakup 66,4 persen dari seluruh penderita yang selamat.
Vaksin mRNA merupakan vaksin berperan penting dalam pencegahan infeksi SARS-CoV-2 selama pandemi Covid-19
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 17 Mei 2024 menunjukkan, teknologi mRNA juga memiliki potensi untuk diterapkan pada pengobatan kanker.
Catatan kasus kanker di Jepang dapat dilihat di situs web Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO berikut. Tidak ada laporan mengenai ledakan atau darurat kanker di Jepang.
Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People’s Voice tersebut sebagai situs dengan kredibilitas rendah.
Situs yang didirikan pada 2014 tersebut sebelumnya dikenal sebagai NewsPunch, situs berita clickbait yang berbasis di Los Angeles.
Artikel dan konten yang diterbitkan di situs tersebut mempromosikan teori konspirasi ekstrem sayap kanan dan misinformasi pseudosains.
Riset yang dilakukan pada 2023 menunjukkan, prevalensi kanker di Jepang diproyeksikan mencapai 3.665.900 kasus pada 2050, meningkat sebesar 13,1 persen dari tahun 2020.
Pada 2050, proyeksi lokasi kanker paling umum di Jepang mencakup kanker kolorektal, payudara wanita, prostat, paru-paru, dan perut, yang mencakup 66,4 persen dari seluruh penderita yang selamat.
Vaksin mRNA merupakan vaksin berperan penting dalam pencegahan infeksi SARS-CoV-2 selama pandemi Covid-19
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 17 Mei 2024 menunjukkan, teknologi mRNA juga memiliki potensi untuk diterapkan pada pengobatan kanker.
Catatan kasus kanker di Jepang dapat dilihat di situs web Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO berikut. Tidak ada laporan mengenai ledakan atau darurat kanker di Jepang.
Kesimpulan
Narasi mengenai mengenai darurat kanker mRNA di Jepang merupakan hoaks.
Informasi tersebut bersumber dari situs The People's Voice penyebar konspirasi dan misinformasi pseudosains.
Tidak ada laporan mengenai ledakan kasus kanker di Jepang akibat mRNA.
Informasi tersebut bersumber dari situs The People's Voice penyebar konspirasi dan misinformasi pseudosains.
Tidak ada laporan mengenai ledakan kasus kanker di Jepang akibat mRNA.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1024190085733672&set=a.121175919368431
- https://www.facebook.com/photo?fbid=8215678211797335&set=a.531126570252576
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1156176339259877&set=a.259484045595782
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2844168719084327&set=a.656526327848588
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=411940871858182&set=a.105488102503462
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10160511469262449&set=a.10153371312802449
- https://mediabiasfactcheck.com/news-punch/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10690142/
- https://www.nature.com/articles/s41571-024-00902-1
- https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/392-japan-fact-sheet.pdf
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 512/5306