(GFD-2020-4272) [SALAH] “Tentara India membunuh kakeknya dan bocah laki-laki ini mengambil batu untuk membunuh pembunuh kakeknya.”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/07/2020
Berita
Tentara India membunuh kakeknya dan bocah laki-laki ini mengambil batu untuk membunuh pembunuh kakeknya. Sekarang tanyakan kepada dunia jika bocah ini mengambil senjata setelah dia besar untuk membunuh pembunuh kakeknya, akankah dunia memanggilnya teroris ?? #Save_Kashmir R.Ul Islam
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa ada bocah di India yang mengambil batu untuk membunuh tentara India yang membunuh kakeknya adalah klaim yang keliru.
Faktanya, Bocah laki-laki berusia tiga tahun itu diselamatkan oleh polisi India dari lokasi baku tembak antara polisi India dengan gerilyawan Jammu dan Kashmir di Sopore.
Dalam peristiwa itu, kakek bocah tersebut memang tewas tertembak, namun tidak ada informasi yang menyebutkan bocah itu mengambil batu untuk membunuh pembunuh kakeknya.
Menurut laporan HM News, anak itu sedang bepergian bersama kakeknya dengan mobil dari Srinagar ke Handwara. Mereka terjebak dalam baku tembak ketika melintasi Sopore, kota yang berada di distrik Baramulla, sekitar 50 kilometer dari Srinagar.
Sebelumnya, Ayad diketahui menangis tersedu-sedu dan berusaha membangunkan kakeknya yang bersimbah darah. Seorang polisi pun mendekatinya, mengambil Ayad dari lokasi baku tembak itu, lalu menggendongnya untuk diantarkan kepada orang tuanya.
Faktanya, Bocah laki-laki berusia tiga tahun itu diselamatkan oleh polisi India dari lokasi baku tembak antara polisi India dengan gerilyawan Jammu dan Kashmir di Sopore.
Dalam peristiwa itu, kakek bocah tersebut memang tewas tertembak, namun tidak ada informasi yang menyebutkan bocah itu mengambil batu untuk membunuh pembunuh kakeknya.
Menurut laporan HM News, anak itu sedang bepergian bersama kakeknya dengan mobil dari Srinagar ke Handwara. Mereka terjebak dalam baku tembak ketika melintasi Sopore, kota yang berada di distrik Baramulla, sekitar 50 kilometer dari Srinagar.
Sebelumnya, Ayad diketahui menangis tersedu-sedu dan berusaha membangunkan kakeknya yang bersimbah darah. Seorang polisi pun mendekatinya, mengambil Ayad dari lokasi baku tembak itu, lalu menggendongnya untuk diantarkan kepada orang tuanya.
Kesimpulan
Bocah laki-laki berusia tiga tahun itu diselamatkan oleh polisi India dari lokasi baku tembak antara polisi India dengan gerilyawan Jammu dan Kashmir di Sopore. Dalam peristiwa itu, kakek bocah tersebut memang tewas tertembak, namun tidak ada informasi yang menyebutkan bocah itu mengambil batu untuk membunuh pembunuh kakeknya.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/866/fakta-atau-hoaks-benarkah-bocah-ini-mengambil-batu-untuk-balas-tentara-india-yang-tembak-kakeknya
- https://hindi.news18.com/news/nation/jammu-kashmir-sopore-attack-this-is-how-security-forces-rescued-three-years-old-child-3165816.html
- https://hwnews.in/news/national-news/3-year-old-boy-survives-kashmir-terror-attack-cries-inconsolably-near-dead-grandfather/140322
- https://twitter.com/KashmirPolice/status/1278177597948489729
(GFD-2020-4271) [SALAH] Video “Kecelakaan Maut Di Air Terjun Uluk Til Belu NTT”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 06/07/2020
Berita
“Kecelakaan Maut Di Air Terjun Uluk Til Belu NTT”
Hasil Cek Fakta
Melalui situs web berbagi video Youtube, akun @ChannelJurnalPerbatasan membagikan video yang memperlihatkan seorang anak terpeleset di sebuah air terjun. Video berdurasi 41 detik tersebut diklaim terjadi di wilayah Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa unggahan akun @ChannelJurnalPerbatasan tidak sesuai dengan fakta.
Coba melakukan pencarian padanan gambar melalui mesin pencari milik google, video serupa ternyata pernah digunakan oleh beberapa media luar untuk memberitakan sebuah kejadian jatuhnya seorang anak 16 tahun dari ketinggian 30 kaki. Melansir dari thesun.co.uk pada pemberitaan berjudul “Teenage Boy Slips Waterfall Tourists Bangalore” yang terbit pada 21 Mei 2018. Diberitakan bahwa seorang anak bernama Nawaz Ahmed terpeleset saat tengah bermain di air terjun ThottiKallu dekat Bangalore, India.
Melihat dari fakta yang ada, unggahan akun @ChannelJurnalPerbatsan yang mengklaim video jatuhnya seorang anak 16 tahun terjadi di Belu, NTT masuk ke dalam kategori false context. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Coba melakukan pencarian padanan gambar melalui mesin pencari milik google, video serupa ternyata pernah digunakan oleh beberapa media luar untuk memberitakan sebuah kejadian jatuhnya seorang anak 16 tahun dari ketinggian 30 kaki. Melansir dari thesun.co.uk pada pemberitaan berjudul “Teenage Boy Slips Waterfall Tourists Bangalore” yang terbit pada 21 Mei 2018. Diberitakan bahwa seorang anak bernama Nawaz Ahmed terpeleset saat tengah bermain di air terjun ThottiKallu dekat Bangalore, India.
Melihat dari fakta yang ada, unggahan akun @ChannelJurnalPerbatsan yang mengklaim video jatuhnya seorang anak 16 tahun terjadi di Belu, NTT masuk ke dalam kategori false context. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Kesimpulan
Informasi tersebut tidak sesuai dengan fakta. Faktanya, video tersebut merupakan kejadian pada tahun 2018 dan bukan terjadi di wilayah Indonesia. Insiden terjadi di sebuah air terjun bernama ThottiKallu, yang berada dekat dengan Bangalore, India.
Rujukan
- https://www.thesun.co.uk/news/6340843/teenage-boy-slips-waterfall-tourists-bangalore/
- https://www.newsflare.com/video/207146/crime-accidents/teen-survives-terrifying-slip-down-30ft-waterfall
- https://theworldnews.net/gb-news/heartstopping-moment-boy-16-slips-and-falls-down-30ft-waterfall-narrowly-avoiding-crushing-tourist-posing-for-photo
(GFD-2020-4270) [SALAH] Tenaga Medis di Sampang Sengaja Sebarkan Corona Dengan Disuntik
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/07/2020
Berita
“Mon tak mateh yah ken esuntik mateh le pas epositif aghi corona (Kalau tidak meninggal pasiennya disuntik mati. Lalu dikatakan karena korona), Karena bagi para dokter korona itu uang”
Hasil Cek Fakta
Akun facebook bernama Yiyin Ayumi mengunggah sebuah foto berupa puskesmas Ketapang disertai narasi yang mengklaim bahwa para tenaga medis di Sampang, Jawa Timur sengaja memaparkan virus Corona ke orang bahkan disuntik hingga mati agar dikatakan mati akibat corona. Disebutkan juga bahwa bagi para dokter Corona itu uang.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari medcom.id dan Antaranews.com, Bersama sejumlah tenaga medis, bidan di Kecamatan Ketapang, Sampang, Susyanti, mendatangi Mapolsek Banyuates melaporkan dugaan pencemaran nama baik oleh Ayumi.
“Akun Facebook yang kami laporkan karena telah mencemarkan nama baik profesi kami adalah Yiyin Ayumi,” kata Juru Bicara Tenaga Medis Sampang, Susyati, di Sampang, Minggu, 5 Juli 2020.
Dia menerangkan, status di akun Facebook Ayumi dinilai sangat merugikan profesi tenaga medis yang selama ini berjuang melawan penyebaran covid-19. Dia mengungkap, akun Yiyin juga menautkan link berita salah satu media daring yang memberitakan tentang penutupan Pelayanan Puskesmas Ketapang setelah salah seorang perawat terkonfirmasi positif tcovid-19.
“Kami jelas tidak terima dengan tudingan seperti itu. Kami berjuang demi kemanusiaan dan sudah ada tenaga medis yang meninggal dunia gara-gara kasus ini, malah kami dituding seperti ini. Ini sangat tidak jahat bagi kami,” ucap Susyati.
Dia menekankan, tudingan tenaga medis sengaja membuat orang terpapar korona bahkan disuntik agar mati merupakan pembunuhan karakter bagi para tenaga medis. Padahal covid-19 adalah pandemi dunia dan banyak tenaga medis yang meninggal karena wabah itu.
Sementara itu, Kepala Polsek Banyuates, Inspektur Satu Polisi Sukadi, membenarkan adanya laporan pencemaran nama baik tersebut. Dia mengaku pihaknya tengah menindaklanjuti laporan tersebut.
“Kasus ini akan segera kami tindak lanjuti ke Markas Polres Sampang,” kata Sukadi.
Pemilik akun Facebook bernama Yiyin Ayumi ini diketahui merupakan warga Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari medcom.id dan Antaranews.com, Bersama sejumlah tenaga medis, bidan di Kecamatan Ketapang, Sampang, Susyanti, mendatangi Mapolsek Banyuates melaporkan dugaan pencemaran nama baik oleh Ayumi.
“Akun Facebook yang kami laporkan karena telah mencemarkan nama baik profesi kami adalah Yiyin Ayumi,” kata Juru Bicara Tenaga Medis Sampang, Susyati, di Sampang, Minggu, 5 Juli 2020.
Dia menerangkan, status di akun Facebook Ayumi dinilai sangat merugikan profesi tenaga medis yang selama ini berjuang melawan penyebaran covid-19. Dia mengungkap, akun Yiyin juga menautkan link berita salah satu media daring yang memberitakan tentang penutupan Pelayanan Puskesmas Ketapang setelah salah seorang perawat terkonfirmasi positif tcovid-19.
“Kami jelas tidak terima dengan tudingan seperti itu. Kami berjuang demi kemanusiaan dan sudah ada tenaga medis yang meninggal dunia gara-gara kasus ini, malah kami dituding seperti ini. Ini sangat tidak jahat bagi kami,” ucap Susyati.
Dia menekankan, tudingan tenaga medis sengaja membuat orang terpapar korona bahkan disuntik agar mati merupakan pembunuhan karakter bagi para tenaga medis. Padahal covid-19 adalah pandemi dunia dan banyak tenaga medis yang meninggal karena wabah itu.
Sementara itu, Kepala Polsek Banyuates, Inspektur Satu Polisi Sukadi, membenarkan adanya laporan pencemaran nama baik tersebut. Dia mengaku pihaknya tengah menindaklanjuti laporan tersebut.
“Kasus ini akan segera kami tindak lanjuti ke Markas Polres Sampang,” kata Sukadi.
Pemilik akun Facebook bernama Yiyin Ayumi ini diketahui merupakan warga Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.
Kesimpulan
Bersama sejumlah tenaga medis, bidan di Kecamatan Ketapang, Sampang, Susyanti, mendatangi Mapolsek Banyuates melaporkan dugaan pencemaran nama baik oleh Ayumi. “Kami jelas tidak terima dengan tudingan seperti itu. Kami berjuang demi kemanusiaan dan sudah ada tenaga medis yang meninggal dunia gara-gara kasus ini, malah kami dituding seperti ini. Ini sangat tidak jahat bagi kami,” ucap Susyati.
Rujukan
(GFD-2020-4269) [SALAH] Anies: “Seberat beratnya Pekerjaan Akan terasa ringan Bila tidak di kerjakan”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/07/2020
Berita
“Seberat beratnya Pekerjaan Akan terasa ringan Bila tidak di kerjakan,” kutipan dan foto dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang diunggah akun Facebook Bayes Dika atau @bayes.dika, Sabtu (4/7).
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Bayes Dika atau @bayes.dika mengunggah foto Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang ditambahkan kutipan “Seberat beratnya Pekerjaan Akan terasa ringan Bila tidak di kerjakan,” pada Sabtu (4/7).
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Bayes Dika diketahui salah atau keliru.
Dengan diketikan kalimat kutipan yang diklaim akun Facebook Bayes Dika tersebut pada mesin pencari, hasilnya tidak ditemukan berita dari media daring dengan judul dan isi berita serupa.
Selain itu, foto asli Gubernur Anies tersebut adalah karya jurnalis detik.com, Grandyos Zafna. Foto tersebut dijadikan sampul pada artikel berjudul “Akankah Anies Baswedan Ulangi Cerita Jokowi?” yang ditulis oleh Niken Purnamasari dan ditayangkan pada Selasa, 27 Maret 2018 dan “Anies akan Bertemu Surya Paloh Siang Ini” yang ditulis Arief Ikhsanudin pada Rabu, 24 Juli 2019.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Bayes Dika menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan dengan arti penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu.
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, unggahan akun Facebook Bayes Dika diketahui salah atau keliru.
Dengan diketikan kalimat kutipan yang diklaim akun Facebook Bayes Dika tersebut pada mesin pencari, hasilnya tidak ditemukan berita dari media daring dengan judul dan isi berita serupa.
Selain itu, foto asli Gubernur Anies tersebut adalah karya jurnalis detik.com, Grandyos Zafna. Foto tersebut dijadikan sampul pada artikel berjudul “Akankah Anies Baswedan Ulangi Cerita Jokowi?” yang ditulis oleh Niken Purnamasari dan ditayangkan pada Selasa, 27 Maret 2018 dan “Anies akan Bertemu Surya Paloh Siang Ini” yang ditulis Arief Ikhsanudin pada Rabu, 24 Juli 2019.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Bayes Dika menurut kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan dengan arti penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu.
Kesimpulan
Unggahan foto Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan kutipan “Seberat beratnya Pekerjaan Akan terasa ringan Bila tidak di kerjakan” adalah tidak benar. Foto Gubernur Anies tersebut adalah karya jurnalis detik.com, Grandyos Zafna yang ditayangkan pada artikel berjudul “Akankah Anies Baswedan Ulangi Cerita Jokowi?” dan “Anies akan Bertemu Surya Paloh Siang Ini”. Kemudian tidak ditemukan juga pemberitaan dari media daring dengan judul dan isi berita seperti klaim kutipan tersebut.
Rujukan
Halaman: 5016/5544