Beredar melalui aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai mengatasnamakan Satgas covid-19 Pusat. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Putu Lhaksmi. Dia mengunggahnya di Facebook pada 30 April 2021.
Berikut isi pesan berantai tersebut:
"Dari WAGDear Bapak/Ibu Ketua Tim Satgas Pusat dan Daerah beserta jajaran
Pagi semua...semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan perlindungaNya.bapak ibu, kasus india sangat seram.mari kita belajar dari kasus india...peningkatan kasus pada gelombang ke-2 saat ini, jauh lebih berbahaya, karena :
1. window time jauh sangat singkat. mutasi virus terbaru di india, lebih seram. virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru (akibatnya pneumonia). sehingga gejala awal seolah tidak ada (shg tidak ada batuk, demam, nyeri sendi, lemes). tidak heran meningkatkan angka kematian yang sangat pesat, dan hasil swab sellau negatif. namun jka di X-Ray, paru oarunya penuh bercak putih (pneumonia). Sedihnya, orang merasa baik baik saja, padahal dia sedang menuju sekarat...
2. jika dilakukan swab nasal/hidung dan faring (perbatasan lapisan dalam antara permukaan hidung dengan tenggorokan) sellau negatif covid. krn virusnya langsung ke paru oleh karenanya , yang terbaik adalah :
1. prokes 5M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas/efisiensi dan efektifkan waktu kegiatan anda).
2. jangan euforia dengan sertifikat telah divaksin, karena tidak ada gunanya jika tidak menerapkan prokes
3. memperketat komunikasi ke setiap jajaran masing masing hingga pelaksana teknis terbawahAstrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat"
(GFD-2021-6861) [SALAH] Pesan Berantai Mengatasnamakan Satgas Covid-19 Pusat
Sumber: FacebookTanggal publish: 03/05/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "[HOAKS] Pesan Berantai Mengatasnamakan Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat" yang tayang 30 April 2021 di laman Kominfo.
Di sana terdapat penjelasan dari Hery Trianto Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.
"Sehubungan dengan adanya informasi yang beredar di media sosial terutama di wa group yang mengatasnamakan Satgas serta memakai nama Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat, maka dapat disampaikan bahwa informasi tersebut tidak pernah dikeluarkan dan tidak ada nama bersangkutan dari Satgas Covid-19 Pusat," ujar Hery.
"Penjelasan resmi dari Satgas Covid-19 Pusat dapat diikuti melalui media sosial resmi BNPB, Covid19.go.id, @lawancovid maupun jalur resmi lainnya."
Terkait isi dari pesan berantai yang menyebut virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru juga belum terbukti. Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari dr.Muhamad Fajri Adda'i.
"Isi pesan ini masih opini dan belum ada pembuktian bahwa virus covid-19 itu langsung menyerang paru-paru tanpa hinggap di saluran pernafasan atas. Publikasi terkait varian baru virus covid-19 belum terdeteksi PCR belum ada sejauh ini," ujarnya.
Di sana terdapat penjelasan dari Hery Trianto Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.
"Sehubungan dengan adanya informasi yang beredar di media sosial terutama di wa group yang mengatasnamakan Satgas serta memakai nama Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat, maka dapat disampaikan bahwa informasi tersebut tidak pernah dikeluarkan dan tidak ada nama bersangkutan dari Satgas Covid-19 Pusat," ujar Hery.
"Penjelasan resmi dari Satgas Covid-19 Pusat dapat diikuti melalui media sosial resmi BNPB, Covid19.go.id, @lawancovid maupun jalur resmi lainnya."
Terkait isi dari pesan berantai yang menyebut virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru juga belum terbukti. Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari dr.Muhamad Fajri Adda'i.
"Isi pesan ini masih opini dan belum ada pembuktian bahwa virus covid-19 itu langsung menyerang paru-paru tanpa hinggap di saluran pernafasan atas. Publikasi terkait varian baru virus covid-19 belum terdeteksi PCR belum ada sejauh ini," ujarnya.
Kesimpulan
Pesan berantai yang mengklaim dari Satgas Covid-19 Pusat adalah hoaks.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4548315/cek-fakta-hoaks-pesan-berantai-mengatasnamakan-satgas-covid-19-pusat
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/34240/hoaks-pesan-berantai-mengatasnamakan-astrid-sekretaris-1-satgas-covid-pusat/0/laporan_isu_hoaks
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4546307/cek-fakta-belum-terbukti-virus-corona-covid-19-di-india-tidak-terbaca-tes-pcr
(GFD-2021-6860) [SALAH] Mudik Dilarang, Pintu Tol Pejagan Ditutup
Sumber: TikTokTanggal publish: 03/05/2021
Berita
Sebuah video yang diklaim pintu Tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah ditutup beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun TikTok mak.ranti pada 1 Mei 2021.
Dalam video 24 detik itu, tampak pintu masuk Tol Pejagan ditutup dengan menggunakan barier. Terdapat juga beberapa petugas yang mengarahkan kendaraan untuk tidak masuk ke pintu tol tersebut.
Akun TikTok mak.ranti kemudian mengaitkan video tersebut dengan larangan mudik yang diterapkan pemerintah.
"Ga usah mudik gaes, kita ke ragunan aja yang ga ditutup," tulis akun TikTok mak.ranti.
Video yang disebarkan akun TikTok mak.ranti telah 702 ribu kali ditonton dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Dalam video 24 detik itu, tampak pintu masuk Tol Pejagan ditutup dengan menggunakan barier. Terdapat juga beberapa petugas yang mengarahkan kendaraan untuk tidak masuk ke pintu tol tersebut.
Akun TikTok mak.ranti kemudian mengaitkan video tersebut dengan larangan mudik yang diterapkan pemerintah.
"Ga usah mudik gaes, kita ke ragunan aja yang ga ditutup," tulis akun TikTok mak.ranti.
Video yang disebarkan akun TikTok mak.ranti telah 702 ribu kali ditonton dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim pintu Tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah ditutup karena larangan mudik. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pintu tol Pejagan ditutup" di kolom komentar warganet.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Video Penutupan Gerbang Tol Pejagan Hoaks, Terjadi 2020 Lalu" yang dimuat situs Liputan6.com pada 1 Mei 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Viral video penutupan Tol Pejagan beberapa hari ini. Kasi Lalin GT Pejagan, Ami membantah telah terjadi penutupan tol jelang larangan mudik.
Dia mengatakan, video yang beredar tentang penutupan tol tersebut merupakan kejadian pada 2020 lalu.
"(Video) tidak benar, itu video waktu lebaran 2020 saat awal Covid," kata Ami saat dikonfirmasi Merdeka, Jumat 30 April 2021.
Dia menegaskan, larangan mudik sendiri akan diberlakukan mulai 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021 mendatang. Itupun pihaknya hanya melakukan penyekatan karena sejumlah kendaraan masih diperbolehkan lewat, seperti kendaraan yang mengangkut orang sakit.
"Penyekatan ya, bukan berarti semua tidak boleh melintas," jelas Ami soal penyekatan tol.
Sebelumnya, sebuah video yang menayangkan penutupan Gerbang Tol (GT) Pejagan viral. Padahal, larangan mudik baru berlaku pada 6 Mei 2021.
"Tol ditutup, arah Jakarta sudah ditutup kita putar balik. Semua sudah tutup, tolong sampaikan ke kawan-kawan kita share yang ada di lapangan sana. Semua putar balik, arah Jakarta ke Jawa ditutup. Arah Jakarta ke Semarang ditutup," ujar seorang pria yang merekam video tersebut seperti dikutip Liputan6.com, Sabtu (1/5/2021).
Pada video tersebut, sejumlah pengendara kebingungan. Mereka tak punya pilihan untuk memutar balik kendaraan, lantaran gerbang tol telah disekat dengan pembatas jalan.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Video Penutupan Gerbang Tol Pejagan Hoaks, Terjadi 2020 Lalu" yang dimuat situs Liputan6.com pada 1 Mei 2021.
Liputan6.com, Jakarta - Viral video penutupan Tol Pejagan beberapa hari ini. Kasi Lalin GT Pejagan, Ami membantah telah terjadi penutupan tol jelang larangan mudik.
Dia mengatakan, video yang beredar tentang penutupan tol tersebut merupakan kejadian pada 2020 lalu.
"(Video) tidak benar, itu video waktu lebaran 2020 saat awal Covid," kata Ami saat dikonfirmasi Merdeka, Jumat 30 April 2021.
Dia menegaskan, larangan mudik sendiri akan diberlakukan mulai 6 Mei 2021 hingga 17 Mei 2021 mendatang. Itupun pihaknya hanya melakukan penyekatan karena sejumlah kendaraan masih diperbolehkan lewat, seperti kendaraan yang mengangkut orang sakit.
"Penyekatan ya, bukan berarti semua tidak boleh melintas," jelas Ami soal penyekatan tol.
Sebelumnya, sebuah video yang menayangkan penutupan Gerbang Tol (GT) Pejagan viral. Padahal, larangan mudik baru berlaku pada 6 Mei 2021.
"Tol ditutup, arah Jakarta sudah ditutup kita putar balik. Semua sudah tutup, tolong sampaikan ke kawan-kawan kita share yang ada di lapangan sana. Semua putar balik, arah Jakarta ke Jawa ditutup. Arah Jakarta ke Semarang ditutup," ujar seorang pria yang merekam video tersebut seperti dikutip Liputan6.com, Sabtu (1/5/2021).
Pada video tersebut, sejumlah pengendara kebingungan. Mereka tak punya pilihan untuk memutar balik kendaraan, lantaran gerbang tol telah disekat dengan pembatas jalan.
Kesimpulan
Video yang diklaim pintu Tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah ditutup karena larangan mudik ternyata tidak benar. Faktanya, video yang disebarkan akun TikTok mak.ranti merupakan video lama. Peristiwa penutupan pintu tol dalam video tersebut terjadi pada 2020 lalu.
Rujukan
(GFD-2021-6859) [SALAH] Akun Facebook Wali Kota Bogor Tawarkan Bantuan Modal Usaha
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/05/2021
Berita
“assalamualikum..
ni ad program bagus dari pemerintah .
bantuan mudal wira usaha dngan bunga 0%.
Dan biaya subsidi 50% perbulan di bantu
pemerintah. dan program ini ad selama covid 19.
terima kasih..
waalaikum salam”
ni ad program bagus dari pemerintah .
bantuan mudal wira usaha dngan bunga 0%.
Dan biaya subsidi 50% perbulan di bantu
pemerintah. dan program ini ad selama covid 19.
terima kasih..
waalaikum salam”
Hasil Cek Fakta
Beredar akun Facebook Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan nama pengguna Bima Arya S. Akun tersebut menyebarkan informasi terkait program bantuan modal usaha dari pemerintah dengan bunga 0% serta biaya subsidi sebesar 50% setiap bulan dari pemerintah. Akun tersebut juga berkomunikasi dengan beberapa warga melalui fitur Messenger di Facebook dan meminta data pribadi warga berupa foto KTP dan Kartu Keluarga.
Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor juga meminta warga untuk melaporkan segala bentuk informasi mencurigakan yang mengatasnamakan Wali Kota Bogor melalui aplikasi SiBadra yang dapat diunduh di Play Store dan App Store.
Lebih lanjut, melansir dari Tribun News, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor, Samson Purba menegaskan bahwa informasi terkait bantuan dana usaha yang disebarkan oleh akun Facebook tersebut adalah hoaks. Samson menjelaskan bahwa dana bantuan usaha dari pemerintah memiliki suku pinjaman sebesar 6% tanpa jaminan, asalkan usahanya benar-benar ada.
Dengan demikian, akun Facebook Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan nama pengguna Bima Arya S tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor juga meminta warga untuk melaporkan segala bentuk informasi mencurigakan yang mengatasnamakan Wali Kota Bogor melalui aplikasi SiBadra yang dapat diunduh di Play Store dan App Store.
Lebih lanjut, melansir dari Tribun News, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor, Samson Purba menegaskan bahwa informasi terkait bantuan dana usaha yang disebarkan oleh akun Facebook tersebut adalah hoaks. Samson menjelaskan bahwa dana bantuan usaha dari pemerintah memiliki suku pinjaman sebesar 6% tanpa jaminan, asalkan usahanya benar-benar ada.
Dengan demikian, akun Facebook Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan nama pengguna Bima Arya S tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Rujukan
- https://www.facebook.com/PemerintahKotaBogor/posts/2570702786559563
- https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/04/27/beredar-akun-palsu-facebook-wali-kota-bogor-bima-arya-tawarkan-kur-waspada-penipuan
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-akun-facebook-palsu-wali-kota-bogor-bima-arya-1vLWdR45JFc/full
(GFD-2021-6858) [SALAH] Covid-19 Adalah Bakteri yang Terpapar Radiasi, Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 03/05/2021
Berita
“Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19. Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.
Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.
Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.
Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.
Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, “Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.
Tablet antibiotik
Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).
Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.
Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.
Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.
Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia”
Rusia otopsi pasien covid
covid conspiracy
Rusia otopsi mayat covid-19
Rusia otopsi covid 19
Rusia covid 19 bakteri
Rusia klaim covid 19 bukan virus
Kemenkes rusia, covid 19
Berita tentang rusia
Covid adalah bakteri
Kementerian rusia
Covid-19 bakteri
Covid-19 bukan virus
Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi
Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah
Otopsi mayat covid 19
Mengurangi kadar oksigen
Bakteri penggumpal darah
Covid bukan virus tapi bakteri
"Rusia otupsi covid 19"
1. Covid radiasi rusia
Covid karena radiasi
Rusia nekat berani otopsi
Rusia radiasi
Rusia nekat otopsi korban covid
ilmuwan rusia
Rusia nekad otopsi jenazah covid
Otopsi jenazah covid
Sumber COVID bakteri
Rusia otopsi korban covid
Otopsi pasien corona
Rusia atopsi
Rusia negara pertama covid
Covid-19 bukanlah virus
Covid-19 bukan virus tapi bakteru yang terkena radiasi
Covid-19 bukan virus tapi bakteri yang terkena radiasi
Covid-19 bukan virus
Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.
Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.
Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.
Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, “Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.
Tablet antibiotik
Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).
Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.
Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.
Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.
Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia”
Rusia otopsi pasien covid
covid conspiracy
Rusia otopsi mayat covid-19
Rusia otopsi covid 19
Rusia covid 19 bakteri
Rusia klaim covid 19 bukan virus
Kemenkes rusia, covid 19
Berita tentang rusia
Covid adalah bakteri
Kementerian rusia
Covid-19 bakteri
Covid-19 bukan virus
Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi
Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah
Otopsi mayat covid 19
Mengurangi kadar oksigen
Bakteri penggumpal darah
Covid bukan virus tapi bakteri
"Rusia otupsi covid 19"
1. Covid radiasi rusia
Covid karena radiasi
Rusia nekat berani otopsi
Rusia radiasi
Rusia nekat otopsi korban covid
ilmuwan rusia
Rusia nekad otopsi jenazah covid
Otopsi jenazah covid
Sumber COVID bakteri
Rusia otopsi korban covid
Otopsi pasien corona
Rusia atopsi
Rusia negara pertama covid
Covid-19 bukanlah virus
Covid-19 bukan virus tapi bakteru yang terkena radiasi
Covid-19 bukan virus tapi bakteri yang terkena radiasi
Covid-19 bukan virus
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah pesan berantai whatsapp yang menyebutkan bahwa covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.
Berdasarkan hasil penelusuran, Faktanya, narasi tersebut merupakan hoaks daur ulang dengan mencatut instansi Kementerian Kesehatan Ruisa, setelah sebelumnya narasi serupa pernah diperiksa faktanya oleh Mafindo dengan dudul “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 februari 2021 lalu.
Kemudian untuk klaim yang menyebut bahwa covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi juga menyesatkan. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan.
Radiasi dapat bersentuhan dengan kulit, misalnya saat kita meletakkan ponsel 5G ke telinga untuk melakukan panggilan. Ini adalah saat kita paling terpapar radiasi non-ionisasi. Tetapi eksposur ini jauh di bawah tingkat keamanan yang direkomendasikan. Radiasi 5G tidak dapat menembus kulit, atau membiarkan virus menembus kulit. Tidak ada bukti frekuensi radio 5G menyebabkan atau memperburuk penyebaran virus corona.
Namun ponsel bisa berbahaya jika orang yang terinfeksi berbicara melalui telepon yang dipegang di dekat mulutnya, cukup banyak tetesan infeksius yang dapat mendarat di permukaannya untuk membuatnya mampu menyebarkan virus. Inilah sebabnya mengapa tidak disarankan untuk berbagi ponsel selama pandemi. Anda juga harus mendisinfeksi ponsel Anda secara teratur.
Dilansir dari The Guardian, 5G aman, menurut badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. Tidak ada bukti yang mendukung terkait penyebaran virus covid-19 karena radiasi 5G.
Berdasarkan hasil penelusuran, Faktanya, narasi tersebut merupakan hoaks daur ulang dengan mencatut instansi Kementerian Kesehatan Ruisa, setelah sebelumnya narasi serupa pernah diperiksa faktanya oleh Mafindo dengan dudul “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 februari 2021 lalu.
Kemudian untuk klaim yang menyebut bahwa covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi juga menyesatkan. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan.
Radiasi dapat bersentuhan dengan kulit, misalnya saat kita meletakkan ponsel 5G ke telinga untuk melakukan panggilan. Ini adalah saat kita paling terpapar radiasi non-ionisasi. Tetapi eksposur ini jauh di bawah tingkat keamanan yang direkomendasikan. Radiasi 5G tidak dapat menembus kulit, atau membiarkan virus menembus kulit. Tidak ada bukti frekuensi radio 5G menyebabkan atau memperburuk penyebaran virus corona.
Namun ponsel bisa berbahaya jika orang yang terinfeksi berbicara melalui telepon yang dipegang di dekat mulutnya, cukup banyak tetesan infeksius yang dapat mendarat di permukaannya untuk membuatnya mampu menyebarkan virus. Inilah sebabnya mengapa tidak disarankan untuk berbagi ponsel selama pandemi. Anda juga harus mendisinfeksi ponsel Anda secara teratur.
Dilansir dari The Guardian, 5G aman, menurut badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. Tidak ada bukti yang mendukung terkait penyebaran virus covid-19 karena radiasi 5G.
Kesimpulan
Hoaks daur ulang. Sebelumnya narasi serupa pernah muncul dan mengatasnamakan Kementerian Kesehatan Italy. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan.
Rujukan
Halaman: 5005/6141