(GFD-2020-5784) [SALAH] Akun Twitter Badan Intel Negara “@BadanIntelegent”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 10/12/2020
Berita
Telah beredar di media sosial Twitter sebuah akun yang mengatasnamakan BIN atau Badan Intelijen Negara.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, akun tersebut adalah akun palsu dan bukan resmi dikelola oleh BIN RI.
Pada akun Twitter resmi BIN RI ditegaskan bahwa BIN hanya memiliki satu akun Twitter dan saat ini sudah terverifikasi resmi dengan tanda centang biru, akun resmi milik BIN RI saat ini adalah @binofficial_ri.
Dengan demikian informasi terkait Akun yang beredar di Twitter dengan nama Badan Intel Negara atau @badanintelegent tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten tiruan.
Pada akun Twitter resmi BIN RI ditegaskan bahwa BIN hanya memiliki satu akun Twitter dan saat ini sudah terverifikasi resmi dengan tanda centang biru, akun resmi milik BIN RI saat ini adalah @binofficial_ri.
Dengan demikian informasi terkait Akun yang beredar di Twitter dengan nama Badan Intel Negara atau @badanintelegent tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten tiruan.
Rujukan
(GFD-2020-5783) [SALAH] Foto “ternyata Ahmad Taufan Damanik ketua Komnas HAM boneka cendana”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/12/2020
Berita
Akun Aira Sema (fb.com/aira.sema.52) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi sebagai berikut:
“Komnas HAM = SAMPAH NEGARA”
Gambar tersebut menampilkan gambar putra bungsu Presiden kedua RI, Tommy Soeharto bersama seorang laki-laki–yang dilingkari dengan garis merah dan terdapat narasi “Jejak Digital Memang Kejam Rudolfo. Pantas selama ini #komnasHAM selalu berseberangan, ternyata Ahmad Taufan Damanik ketua Komnas HAM boneka cendana… #BurbakanKomnasHAM”
“Komnas HAM = SAMPAH NEGARA”
Gambar tersebut menampilkan gambar putra bungsu Presiden kedua RI, Tommy Soeharto bersama seorang laki-laki–yang dilingkari dengan garis merah dan terdapat narasi “Jejak Digital Memang Kejam Rudolfo. Pantas selama ini #komnasHAM selalu berseberangan, ternyata Ahmad Taufan Damanik ketua Komnas HAM boneka cendana… #BurbakanKomnasHAM”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya foto Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik bersama putra bungsu Presiden kedua RI, Tommy Soeharto adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. Komnas HAM menegaskan bahwa Taufan tidak pernah bertemu atau berfoto bersama dengan anggota keluarga Cendana dalam kesempatan apa pun.
Akun twitter resmi Komnas HAM (twitter.com/KomnasHAM), mengunggah tangkap layar foto tersebut dengan label ‘Hoax.’
“Komnas HAM Republik Indonesia memberikan klarifikasi resmi sebagai berikut:
1. Berita dan foto tersebut TIDAK BENAR
2. Pria yang diberi lingkaran merah dalam foto tersebut bukan Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik
3. Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik tidak pernah bertemu atau berfoto bersama dg anggota keluarga cendana dalam kesempatan apa pun.
Maka, Komnas HAM RI menghimbau agar masyarakat utk tdk terpengaruh dan/atau ikut menyebarluaskan berita bohong dan menyesatkan tsb.
Komnas HAM RI akan selalu bekerja berdasarkan mandat Undang-Undang, dalam hal ini UU No. 39 Tahun 1999 ttg Hak Asasi Manusia dan bekerja tidak dalam kaitan dengan kelompok politik manapun, tapi semata-mata untuk tegaknya hukum yang berlandaskan prinsip hak asasi manusia.” tulis Komnas HAM dalam akun Twitter resminya, Kamis (10/12/2020).
Sementara Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik tengah mempertimbangkan langkah selanjutnya untuk menindaklanjuti ulah penyebar hoaks.
“Saya sedang mempelajari apakah akan menempuh jalur hukum atau tidak,” kata Taufan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/12/2020) malam.
Faktanya, bukan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik. Komnas HAM menegaskan bahwa Taufan tidak pernah bertemu atau berfoto bersama dengan anggota keluarga Cendana dalam kesempatan apa pun.
Akun twitter resmi Komnas HAM (twitter.com/KomnasHAM), mengunggah tangkap layar foto tersebut dengan label ‘Hoax.’
“Komnas HAM Republik Indonesia memberikan klarifikasi resmi sebagai berikut:
1. Berita dan foto tersebut TIDAK BENAR
2. Pria yang diberi lingkaran merah dalam foto tersebut bukan Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik
3. Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik tidak pernah bertemu atau berfoto bersama dg anggota keluarga cendana dalam kesempatan apa pun.
Maka, Komnas HAM RI menghimbau agar masyarakat utk tdk terpengaruh dan/atau ikut menyebarluaskan berita bohong dan menyesatkan tsb.
Komnas HAM RI akan selalu bekerja berdasarkan mandat Undang-Undang, dalam hal ini UU No. 39 Tahun 1999 ttg Hak Asasi Manusia dan bekerja tidak dalam kaitan dengan kelompok politik manapun, tapi semata-mata untuk tegaknya hukum yang berlandaskan prinsip hak asasi manusia.” tulis Komnas HAM dalam akun Twitter resminya, Kamis (10/12/2020).
Sementara Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik tengah mempertimbangkan langkah selanjutnya untuk menindaklanjuti ulah penyebar hoaks.
“Saya sedang mempelajari apakah akan menempuh jalur hukum atau tidak,” kata Taufan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (10/12/2020) malam.
Rujukan
- https://twitter.com/KomnasHAM/status/1337021395063037952
- https://www.komnasham.go.id/files/20201210-keterangan-pers-nomor-052-humas-$8RCLIZ.pdf
- https://news.detik.com/berita/d-5290517/komnas-ham-luruskan-hoax-foto-ahmad-taufan-damanik-bertemu-tommy-soeharto
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201210212356-20-580731/komnas-ham-foto-taufan-damanik-dengan-keluarga-cendana-hoaks
(GFD-2020-5782) [SALAH] Keturunan Tiongkok Dilarang Jadi Polisi
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/12/2020
Berita
Akun Facebook Reinaldy memposting foto seorang pria yang menggunakan seragam kepolisian RI yang diikuti dengan narasi bahwa keturunan Tionghoa selalu jadi musuh bangsa ini sejak dahulu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan sejak dulu diatur dalam UUD 45 dan Pancasila keturunan asing dilarang menjadi aparatur negara, postingan tersebut diunggah pada Minggu (06/12/2020).
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, orang dalam foto tersebut merupakan Brigjen Hendra Kurniawan, Karopaminal Divpropam Polri yang baru saja dilantik dari Kombes ke Brigadir Jenderal Polisi, namun klaim pada foto tersebut tidak benar.
Melansir bbc.com, keturunan Tiongkok atau Tionghoa yang menjadi polisi sudah ada, setidaknya sejak orde lama, di zaman awal kemerdekaan polisi atau militer keturunan China bukanlah hal yang aneh, seperti dijelaskan Iwan Ong Santosa, penulis buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran.
“Bahkan sampai tahun 70an, 80an di beberapa daerah seperti di Bangka Belitung biasa saja,” kata Iwan Ong.
Ditarik lebih ke belakang, jumlah personil militer di tahun 60an bisa mencapai ratusan orang “karena kebutuhan personil untuk konfrontasi Trikora, Dwikora cukup banyak.”
Namun ‘Kelangkaan’ personil dari keturunan China menurut Iwan Ong mulai terjadi sejak zaman Orde Baru karena kebijakan politik saat itu.
“Politik segregasi berbasis SARA jadi mempertentangkan ideologi antara Islam dengan identitas Tionghoa, ini sesuatu yang berbeda, sesuatu yang jauh, sesuatu yang bersekat. Yang berusaha dibangun seperti itu,” terang Iwan Ong.
Sementara itu dilansir merdeka.com, di era Presiden Gus Dur, warga keturunan Tionghoa telah dibuka kesempatan seluas-luasnya untuk ikut ambil bagian dalam pemerintahan, termasuk menjadi anggota polisi.
Tetapi kenyataanya amat jarang warga keturunan yang masuk ke dalam Korps Bhayangkara. Brigadir Chang Mei Zhiang alias Yolla Bernada menjadi satu dari yang sedikit itu.
Fenomena ini ditanggapi tegas oleh Kapolri Jenderal Sutarman. Mantan Kabareskrim ini mengatakan kini Polri telah memberi ruang seluas-luasnya untuk keturunan Tionghoa menjadi polisi.
“Semua warga negara boleh masuk Polri, tidak membedakan etnis,” kata Sutarman dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Jumat (31/1).
Dengan demikian, klaim akun Facebook Reinaldy adalah salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Melansir bbc.com, keturunan Tiongkok atau Tionghoa yang menjadi polisi sudah ada, setidaknya sejak orde lama, di zaman awal kemerdekaan polisi atau militer keturunan China bukanlah hal yang aneh, seperti dijelaskan Iwan Ong Santosa, penulis buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran.
“Bahkan sampai tahun 70an, 80an di beberapa daerah seperti di Bangka Belitung biasa saja,” kata Iwan Ong.
Ditarik lebih ke belakang, jumlah personil militer di tahun 60an bisa mencapai ratusan orang “karena kebutuhan personil untuk konfrontasi Trikora, Dwikora cukup banyak.”
Namun ‘Kelangkaan’ personil dari keturunan China menurut Iwan Ong mulai terjadi sejak zaman Orde Baru karena kebijakan politik saat itu.
“Politik segregasi berbasis SARA jadi mempertentangkan ideologi antara Islam dengan identitas Tionghoa, ini sesuatu yang berbeda, sesuatu yang jauh, sesuatu yang bersekat. Yang berusaha dibangun seperti itu,” terang Iwan Ong.
Sementara itu dilansir merdeka.com, di era Presiden Gus Dur, warga keturunan Tionghoa telah dibuka kesempatan seluas-luasnya untuk ikut ambil bagian dalam pemerintahan, termasuk menjadi anggota polisi.
Tetapi kenyataanya amat jarang warga keturunan yang masuk ke dalam Korps Bhayangkara. Brigadir Chang Mei Zhiang alias Yolla Bernada menjadi satu dari yang sedikit itu.
Fenomena ini ditanggapi tegas oleh Kapolri Jenderal Sutarman. Mantan Kabareskrim ini mengatakan kini Polri telah memberi ruang seluas-luasnya untuk keturunan Tionghoa menjadi polisi.
“Semua warga negara boleh masuk Polri, tidak membedakan etnis,” kata Sutarman dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Jumat (31/1).
Dengan demikian, klaim akun Facebook Reinaldy adalah salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Rujukan
(GFD-2020-5781) [SALAH] “Ke 4 pengikut RIzieq Shihab yang kabur tadi malam kini telah ditemukan tergeletak di tengah jalan”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/12/2020
Berita
Akun Facebook Ronny Millaj mengunggah sebuah gambar hasil tangkapan layar artikel berita Liputan6.com berjudul “Ke 4 pengikut RIzieq Shihab yang kabur tadi malam kini telah ditemukan tergeletak di tengah jalan” penulis Ady Anugrahadi pada 7 Desember 2020, 13:30 WIB.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, hasil tangkapan layar artikel berita Liputan6.com adalah hasil suntingan/editan. Setelah ditelusuri dengan mencocokan waktu artikel dimuat dan nama penulis, artikel tersebut mengarah pada artikel berjudul “Polisi Sebut 4 Pengikut Rizieq Shihab Anggota Laskar Khusus Kabur Usai Baku Tembak”. Pada artikel tersebut terdapat kesamaan nama penulis Ady Anugrahadi dan waktu muat artikel, pada 7 Desember 2020, pukul 13:30 WIB.
Adapun gambar yang dicantumkan dalam artikel Liputan6.com “Polisi Sebut 4 Pengikut Rizieq Shihab Anggota Laskar Khusus Kabur Usai Baku Tembak” foto yang dimuat adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berkunjung ke Markas Polsek Cengkareng, Jakarta Barat.
Sedangkan gambar foto yang dicantumkan pada klaim tangkapan layar artikel Liputan6.com sudah tersebar sejak lama di internet dan pernah diunggah di situs memecenter.com, foto tersebut merupakan meme dari Filipina yang dimuat sejak 8 tahun lalu.
Dilansir dari Liputan6.com, Redaktur Pelaksana News Liputan6.com Andry Haryanto menyatakan, klaim tangkapan layar artikel Liputan6.com empat pengikut Rizieq Shihab tergeletak di tengah jalan tidak benar. Tangkapan layar artikel tersebut telah diedit dari aslinya.
“Itu hoaks, saya menyayangkan adanya perbuatan mengubah berita Liputan6.com, ini tidak bisa dimaklumi karena akan meruncing permasalahan,” kata Andry saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar artikel Liputan6.com berjudul “Ke 4 pengikut RIzieq Shihab yang kabur tadi malam kini telah ditemukan tergeletak di tengah jalan” adalah salah karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Adapun gambar yang dicantumkan dalam artikel Liputan6.com “Polisi Sebut 4 Pengikut Rizieq Shihab Anggota Laskar Khusus Kabur Usai Baku Tembak” foto yang dimuat adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berkunjung ke Markas Polsek Cengkareng, Jakarta Barat.
Sedangkan gambar foto yang dicantumkan pada klaim tangkapan layar artikel Liputan6.com sudah tersebar sejak lama di internet dan pernah diunggah di situs memecenter.com, foto tersebut merupakan meme dari Filipina yang dimuat sejak 8 tahun lalu.
Dilansir dari Liputan6.com, Redaktur Pelaksana News Liputan6.com Andry Haryanto menyatakan, klaim tangkapan layar artikel Liputan6.com empat pengikut Rizieq Shihab tergeletak di tengah jalan tidak benar. Tangkapan layar artikel tersebut telah diedit dari aslinya.
“Itu hoaks, saya menyayangkan adanya perbuatan mengubah berita Liputan6.com, ini tidak bisa dimaklumi karena akan meruncing permasalahan,” kata Andry saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar artikel Liputan6.com berjudul “Ke 4 pengikut RIzieq Shihab yang kabur tadi malam kini telah ditemukan tergeletak di tengah jalan” adalah salah karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4428123/cek-fakta-hoaks-tangkapan-layar-mencatut-artikel-liputan6com-empat-pengikut-rizieq-shihab-tergeletak-di-tengah-jalan
- https://www.liputan6.com/news/read/4427364/polisi-sebut-4-pengikut-rizieq-shihab-anggota-laskar-khusus-kabur-usai-baku-tembak
- https://www.memecenter.com/fun/650211/its-more-fun-in-the-philippines
Halaman: 5002/5881