• (GFD-2021-8561) Keliru, 5 Bulan usai Vaksinasi Covid-19 Dilarang Konsumsi Alkohol dan Tape

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita


    Klaim yang menyebut bahwa 5 bulan setelah vaksinasi Covid-19 tidak boleh mengkonsumsi tape dan alkohol beredar di Facebook. Menurut klaim itu, konsumsi tape dan alkohol setelah menerima vaksin Covid-19 dilarang karena fungsi vaksin bakal hilang total.
    “Info setelah vaksin Covid-19 2021 buat yg ikutan Vaksin.. Gak boleh makan TAPE SINGKONG. Oh iya, selama 5 bulan tak oleh minum yg mengandung alkohol. Termasuk tape. Ini sangat penting. Krena fungsi vaksin akan hilang total jikalau kita konsumsi alkohol," demikian bunyi klaim yang beredar.
    Akun ini membagikan klaim tersebut pada 25 Maret 2021. Klaim itu beredar di tengah program vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang telah berjalan sejak 13 Januari 2021 lalu.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru soal hubungan antara vaksin Covid-19 dan konsumsi tape serta alkohol.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa 5 bulan setelah vaksinasi Covid-19 tidak boleh mengkonsumsi alkohol dan tape tersebut tidak didukung dengan bukti ilmiah. Sejauh ini, alkohol dan tape tidak mempengaruhi fungsi vaksin dalam melindungi seseorang dari infeksi Covid-19.
    Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari, menjelaskan klaim itu tidak benar. “Konsumsi alkohol tidak mempengaruhi fungsi vaksin, jadi tidak perlu memberi kabar ini kepada orang lain karena menyesatkan,” katanya saat dihubungi pada 26 Maret 2021. Menurut Hindra, seseorang yang telah menjalani  vaksinasi bisa minum dan makan sesuai dengan selera dan kebutuhannya.
    Penjelasan yang sama juga diberikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi. Menurut Siti, vaksin tidak berhubungan dengan alkohol. “Tidak benar, tidak ada data ilmiahnya,” katanya pada 26 Maret 2021.
    Meskipun begitu, seperti dilansir dari situs kesehatan Health Line, Christopher Thompson, profesor imunologi dan mikrobiologi dari Departemen Biologi Universitas Loyola Maryland, memperingatkan bahwa penggunaan alkohol yang berlebihan harus dihindari saat vaksinasi.
    Walaupun belum ada data spesifik soal hubungan antara alkohol dan vaksin Covid-19, menurut sebagian besar data yang tersedia, alkohol bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian, seseorang harus menghindari minum alkohol yang berlebihan setidaknya seminggu sebelum menerima dosis pertama vaksin dan satu bulan setelah mendapatkan dosis kedua vaksin.
    "Terutama karena konsumsi alkohol yang berlebihan membuat sistem kekebalan tubuh tidak bekerja sebagaimana mestinya," kata Thompson. "Kami melihat disregulasi fungsional dari banyak sel kekebalan, juga melihat peningkatan peradangan dan molekul proinflamasi di seluruh tubuh," tuturnya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa 5 bulan setelah vaksinasi Covid-19 tidak boleh mengkonsumsi  alkohol dan tape, keliru. Mengkonsumsi alkohol dan tape tidak mempengaruhi manfaat vaksin Covid-19. Meskipun begitu, peneliti juga mengingatkan bahwa mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8560) Keliru, Video yang Sebut All England 2021 Dihentikan di Tengah Jalan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita


    Video yang berisi klaim bahwa turnamen bulu tangkis All England 2021 dihentikan di tengah jalan beredar di YouTube. Menurut klaim dalam video itu, All England dihentikan karena sikap diskriminatif yang dialami oleh Tim Nasional Bulu Tangkis Indonesia.
    Video tersebut diunggah oleh kanal ini pada 19 Maret 2021. Video itu diberi judul "Karma Berlaku!! All England 2021 Akhirnya Dihentikan di Tengah Jalan Jika Terbukti Diskriminatif/Tidak?". Hingga artikel ini dimuat, video itu telah ditonton lebih dari 1 juta kali.
    Gambar tangkapan layar video yang beredar di YouTube yang berisi klaim keliru soal All England 2021.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menonton video itu secara menyeluruh. Namun, dalam video itu, tidak ditemukan informasi bahwa All England 2021 dihentikan di tengah jalan. Video ini hanya berisi opini bahwa All England seharusnya dihentikan jika terbukti diskriminatif terhadap Tim Bulu Tangkis Indonesia.
    Berikut narasi lengkap yang dibacakan dalam video itu:
    "Seperti yang telah kita ketahui bersama jika Timnas Indonesia diperlakukan dengan tidak adil dalam ajang bergengsi Yonex All England Badminton Championships 2021. Namun, kalian tidak perlu khawatir gaes, pasalnya hukum karma pasti berlaku. Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih memberikan komentarnya terkait insiden Tim Indonesia di All England. Menurut beliau, seluruh kontingen bulu tangkis Indonesia sudah dipastikan bebas dari Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR yang disyaratkan panitia begitu tim tiba di Birmingham. Bahkan, tambah Fikri, tim Indonesia juga sudah mengikuti pertandingan sejak Rabu, 17 Maret 2021. Menurut dia, hal tersebut menimbulkan penilaian di publik bahwa alasan panitia mendepak Indonesia dari All England sangat tidak logis. Kepada media, Abdul Fikri Faqih mengatakan jika, "Dari kronologi kejadian, kita dapat melihat dengan jelas. Sebenarnya, alasan panitia mendepak Indonesia dari kejuaraan All England sangat tidak logis, karena seluruh tim Indonesia terbukti bebas Covid-19," kata Fikri seperti yang dikutip dari Kompas.com, 19 Maret 2021. "Padahal kalau mau adil, seluruh ajang All England sudah terpapar. Hal ini karena sudah tampilnya Tim Indonesia yang mestinya dikarantina. Seluruh rakyat Indonesia pastinya kecewa dengan perlakuan panitia All England dan otoritas Inggris. Ini harus disampaikan ke dunia agar tidak terulang lagi di kemudian hari," ucap Abdul Fikri Faqih seperti dikutip dari Tribunnews.com pada 19 Maret 2021. Alasan di atas, menurut dia, menimbulkan pula dugaan diskriminatif karena hanya Tim Indonesia yang didepak dari kejuaraan. Ini artinya, bukan tidak mungkin jika Al England 2021 ditiadakan jika pihak-pihak tersebut memang terbukti diskriminatif terhadap Tim Indonesia. Tergantung juga keputusan BWF sendiri. So, kita tunggu saja kejutan apa yang akan terjadi di depan."
    Tempo kemudian menelusuri pemberitaan terkait gelaran All England 2021. Lewat cara ini, ditemukan informasi bahwa, meski Tim Bulu Tangkis Indonesia diminta mundur dari All England 2021, turnamen tersebut masih berlangsung hingga babak final terselesaikan. Tim Bulu Tangkis Jepang memborong empat dari lima gelar yang diperebutkan dalam ajang tersebut. Satu gelar lainnya menjadi milik Tim Malaysia.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, Jepang sebenarnya sudah mengamankan tiga gelar juara sebelum laga final All England dimulai di Utilita Arena, Birmingham, pada 21 Maret 2021, di mana All Japan Finals tersaji dari sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
    Rangkaian laga final All England 2021 dibuka dengan laga sesama ganda putra, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe melawan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Endo/Watanabe mempertahankan gelar juaranya setelah menang dengan skor 21-15, 17-21, 21-11, demikian catatan resmi BWF.
    Selanjutnya, pada duel di sektor ganda putri, unggulan pertama sekaligus juara bertahan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota berjumpa unggulan kedua Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Dalam pertandingan antara unggulan teratas ganda putri itu, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara berhasil merebut gelar juara setelah menang 21-18, 21-16.
    Di partai selanjutnya, pemain tunggal putri Jepang unggulan kedua Nozomi Okuhara menang atas wakil Thailand, Pornpawee Chochuwong. Pada pertandingan berikutnya, di sektor tunggal putra, pemain Malaysia Lee zii Jia yang menjadi unggulan keenam berhasil menaklukkan juara bertahan Viktor Axelsen dalam duel yang berlangsung sengit.
    All Japan Finals kembali berlanjut di partai penutup ketika Yuta Watanabe/Arisa Higashino menumbangkan Yuki Kaneko/ Misaki Matsutomo. Dengan hasil tersebut, Yuta Watanabe pun meraih dua gelar juara dalam ajang All England 2021.
    Kanal YouTube resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), BWF TV, pun menayangkan seluruh hasil laga final ajang All England 2021 itu. Satu di antaranya adalah laga final ganda campuran yang mempertemukan sesama Tim Jepang, Watanabe/Higashino melawan Kaneko/Matsutomo, yang diunggah pada 22 Maret 2021 dengan judul "An all Japanese mixed doubles final where Watanabe/Higashino contest unseeded pair Kaneko/Matsutomo".
    Tim Bulu Tangkis Indonesia sendiri harus mundur dari All England 2021, walaupun sudah ada tiga wakil Indonesia yang bertanding dan lolos ke babak kedua. Berdasarkan arsip berita Tempo, Tim Indonesia diharuskan mundur dari turnamen BWF World Tour level Super 1000 itu setelah 20 dari 24 anggota menerima surat elektronik dari otoritas kesehatan Inggris (NHS) yang mengabarkan bahwa salah satu penumpang dalam pesawat yang mereka tumpangi dari Istanbul ke Birmingham dinyatakan positif Covid-19.
    Mereka diwajibkan menjalani isolasi mandiri di hotel selama 10 hari terhitung mulai 13-23 Maret. Skuad Merah Putih sebelumnya sudah menjalani tes Covid-19 setiba di Birmingham pada 13 Maret dan seluruhnya mendapati hasil negatif. Namun, sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris tentang penelusuran kontak erat positif Covid-19, perjuangan timnas Indonesia harus berhenti di tengah jalan.
    BWF pun dinilai gagal menyelenggarakan kompetisi karena tidak dapat mengantisipasi kejadian tak terduga seperti yang harus dialami Tim Indonesia. Presiden BWF Poul-Erik Hoyer Larsen telah meminta maaf kepada masyarakat perihal insiden mundurnya Tim Indonesia dari ajang All England 2021. Permintaan maaf itu disampaikan melalui surat yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
    "Saya dengan tulus meminta maaf atas kesulitan dan kekecewaan yang ditimbulkan kepada para pemain dan tim Indonesia. Atas nama seluruh keluarga BWF, saya mohon maaf kepada Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar untuk Inggris Raya, pejabat pemerintah, presiden PBSI dan rakyat Indonesia, serta khususnya komunitas dan basis penggemar bulutangkis Indonesia yang lebih luas," tulis Poul-Erik.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video yang berisi klaim bahwa All England 2021 dihentikan di tengah jalan itu keliru. Dalam video itu, tidak ditemukan informasi bahwa All England 2021 dihentikan di tengah jalan. Video ini hanya berisi opini bahwa All England seharusnya dihentikan jika terbukti diskriminatif terhadap Tim Bulu Tangkis Indonesia. Tim Indonesia memang diharuskan mundur dari turnamen tersebut setelah 20 dari 24 anggota menerima surat elektronik dari otoritas kesehatan Inggris (NHS) yang mengabarkan bahwa salah satu penumpang dalam pesawat yang mereka tumpangi dari Istanbul ke Birmingham dinyatakan positif Covid-19. Namun, All England 2021 tetap berjalan hingga seluruh laga final selesai.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8559) Sesat, Klaim Video Ini Bukti Kebohongan Vaksinasi Covid-19 oleh Yahudi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan sebuah proses vaksinasi beredar di Twitter. Dalam video yang diambil dari atas lokasi vaksinasi itu, terlihat bahwa petugas tidak menyuntikkan vaksin ke lengan penerima, melainkan ke bagian bajunya. Video itu pun diklaim sebagai bukti kebohongan vaksinasi Covid-19 oleh Yahudi.
    Dalam video itu, memang terdapat sebuah teks yang ditulis dalam huruf Ibrani. Akun ini membagikan video tersebut pada 24 Maret 2021 dengan narasi, "Tu liat kelakuan Yahudi ngebohongin dunia se olah2 di vaccine padahal tdk, dia ga tau ada cctv yg lg ngerekam.." Hingga artikel ini dimuat, cuitan itu telah di-retweet sebanyak 393 kali dan disukai hingga 682 kali.
    Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter yang berisi klaim sesat terkait video proses vaksinasi Covid-19 di Israel yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Lalu, gambar-gambar ini ditelusuri dengan reverse image toolYandex.
    Hasilnya, ditemukan bahwa video itu memang diambil dari sebuah lokasi vaksinasi Covid-19 di Israel. Namun, video ini tidak menunjukkan proses vaksinasi yang sesungguhnya. Petugas diminta oleh seorang penerima vaksin Covid-19 untuk mensimulasikan proses vaksinasi karena sebelumnya ia tak sempat merekam seluruh proses tersebut. Simulasi itu dilakukan dengan jarum suntik kosong.
    Situs media Rusia, Mirtesen, pernah memuat gambar tangkapan layar video tersebut dalam artikelnya pada 2 Maret 2021. Dalam artikel yang dikutip dari situs media Rusia lainnya, Donbass Today, itu, disebutkan bahwa, pada 1 Maret 2021, beredar video yang diambil dari lokasi vaksinasi Covid-19 yang digelar oleh Magen David Adom (MDA), layanan darurat medis, bencana, ambulans, dan bank darah Israel, di pusat perbelanjaan Bat Yam.
    Dalam video tersebut, terdengar suara pria yang berbicara dalam bahasa Rusia yang mengklaim bahwa petugas vaksinasi, alih-alih menyuntik si penerima vaksin Covid-19, malah menaburkan vaksin tersebut ke pakaiannya. Klaim ini pun direspons oleh MDA, "Ini adalah berita palsu dari level paling bawah."
    Menurut MDA, petugasnya beberapa kali memenuhi permintaan para penerima vaksin untuk merekam proses vaksinasi Covid-19 yang mereka jalani dalam sebuah foto atau video. Dalam kasus yang terlihat di video yang beredar, si penerima vaksin tidak sempat merekam seluruh proses tersebut. Karena itu, petugas diminta oleh si penerima vaksin untuk melakukan vaksinasi dengan jarum suntik kosong, yang kemudian direkam.
    Situs media Israel berbahasa Rusia, Newsru, juga pernah memuat gambar tangkapan layar video tersebut dalam artikelnya pada 2 Maret 2021. Artikel ini memuat penjelasan yang sama dari MDA, bahwa video itu hanya menunjukkan simulasi proses vaksinasi Covid-19 dengan jarum suntik kosong. "Klaim bahwa jarum suntik itu adalah jarum suntik yang terisi vaksin sama sekali tidak benar," demikian pernyataan MDA.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut merupakan bukti kebohongan vaksinasi Covid-19 oleh Yahudi, menyesatkan. Video itu memang diambil dari sebuah lokasi vaksinasi Covid-19 di Israel. Namun, video ini tidak menunjukkan proses vaksinasi yang sesungguhnya. Petugas yang terlihat dalam video itu diminta oleh seorang penerima vaksin Covid-19 untuk mensimulasikan proses vaksinasi karena sebelumnya ia tak sempat merekam seluruh proses tersebut. Simulasi itu dilakukan dengan jarum suntik kosong.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8558) Keliru, Klaim Ini Video Jaksa Penuntut Rizieq Shihab yang Ditangkap karena Suap

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/03/2021

    Berita


    Video yang diklaim sebagai video penangkapan jaksa penuntut umum dalam sidang kasus terkait kekarantinaan kesehatan yang menjerat pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab beredar di grup-grup percakapan WhatsApp. Menurut klaim itu, jaksa tersebut ditangkap karena menerima suap sebesar Rp 1,5 miliar.
    Dalam video berdurasi sekitar 1,5 menit ini, terlihat sejumlah petugas yang menggiring seorang pria masuk ke dalam sebuah gedung. Beberapa petugas juga tampak membawa sebuah kardus. Terdapat pula rekaman seorang pria lain yang memberikan keterangan bahwa mereka telah menangkap seorang jaksa dan menemukan barang bukti berupa uang senilai Rp 1,5 miliar.
    Gambar tangkapan layar video penangkapan seorang jaksa yang diedarkan di WhatsApp dengan klaim keliru.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Lalu, gambar-gambar ini ditelusuri denganreverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu telah beredar di internet sejak November 2016, jauh sebelum munculnya kasus kekarantinaan yang melibatkan Rizieq Shihab. Jaksa yang ditangkap dalam video itu adalah jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur yang diduga menerima suap perkara tanah.
    Video yang identik pernah dimuat oleh kanal YouTube Kompas TV pada 25 November 2016 dengan judul “Jaksa Terlibat Penyuapan Perkara Persidangan”. Pria yang memberi keterangan pers dalam video tersebut adalah Yulianto, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Penindakan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung.
    Menurut Yulianto, jaksa yang bertugas di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tersebut ditangkap di kamar kosnya. Setelah ditelusuri, jaksa itu beserta satu tersangka lainnya diduga terlibat praktik suap dalam perkara penjualan tanah kas desa di Kali Mok, Kalianget, Sumenep, Jawa Timur. Dia pun mengatakan bahawa pemberi suap berharap dibebaskan dari jeratan hukum.
    Video yang sama juga pernah dimuat oleh tvOne ke kanal YouTube-nya, tvOneNews, pada 28 November 2016 dengan judul “Terima Suap, Tim Saber Pungli Tangkap Oknum Kejati Jawa Timur”. Menurut laporan tvOne, jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur ini tertangkap tangan menerima suap senilai Rp 1,5 miliar.
    Penangkapan tersebut bermula dari adanya laporan dari masyarakat kepada tim sapu bersih pungutan liar (saber pungli) Kejaksaan Agung bahwa akan ada transaksi suap yang dilakukan oleh jaksa itu dalam rangka menyelesaikan sebuah kasus.
    Kejaksaan Agung juga telah menanggapi klaim yang menyebut video itu sebagai video penangkapan jaksa penuntut umum dalam sidang Rizieq Shihab karena suap. “Informasi dalam video tersebut tidak benar atau hoaks,” kata Kepala Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak, pada 20 Maret 2021.
    Menurut Leonard, video itu adalah rekaman lawas. Video tersebut menunjukkan penangkapan terhadap seorang jaksa oleh Tim Saber Pungli Kejaksaan Agung pada November 2016. Jaksa berinisial AF itu diduga menerima uang terkait perkara korupsi penjualan tanah kas desa di Kali Mok, Sumenep, Jawa Timur.
    Pria dalam video itu yang menjelaskan penangkapan tersebut adalah Yulianto, yang kala itu menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Korupsi Kejaksaan Agung. “Video penangkapan jaksa AF tidak ada sama sekali kaitan dan hubungannya dengan proses sidang Muhammad Rizieq alias Habib Rizieq Sihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang saat ini sedang disidangkan,” kata Leonard.
    Kejaksaan Agung pun telah melakukan pemeriksaan terhadap F, penyebar video dengan klaim hoaks terkait Rizieq Shihab  tersebut. Menurut Leonard, berdasarkan hasil pemeriksaan, F mengaku akunnya diretas. "Alibi dari yang bersangkutan saat dilakukan wawancara menyatakanusername-nya diretas, sehingga yang bersangkutan belum dapat dinyatakan sebagai pelaku," ucap Leonard pada 22 Maret 2021.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video penangkapan jaksa penuntut umum dalam sidang kasus yang menjerat pemimpin FPI Rizieq Shihab karena menerima suap, keliru. Video itu adalah video lawas, terkait penangkapan seorang jaksa di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada November 2016. Jaksa berinisial AF itu diduga menerima suap terkait perkara korupsi penjualan tanah kas desa di Kali Mok, Sumenep, Jawa Timur.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan