• (GFD-2019-1304) [SALAH] “PLN Benar-benar tak punya malu dan etika”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/03/2019

    Berita

    “PLN merupakan BUMN, perusahaan milik negara dan mencari pendapatan bagi negara. Pegawainya mau mendukung siapapun boleh saja tapi harusnya tidak dilakukan sewaktu bekerja. Apalagi dia sedang menjalankan pekerjaan dari program pemerintah sekarang dan malah mendukung Capres petahana.
    Benar-benar tak punya malu dan etika. Silahkan PLN telusuri siapa dia. Beginikah cara sosialisasi PLN (Kanan, : seorang manager PLN Kramat Jati jakarta berinisial H telp 081287171***) . Silahkan diklarifikasi kebenarannya….”

    Hasil Cek Fakta

    Pose jari di foto yang disebarkan adalah “L” untuk “Listrik”, tidak ada hubungannya dengan dukungan ke salah satu paslon seperti premis pelintiran yang dibangun oleh SUMBER. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1303) [SALAH] “Kok bebas acungkan 1 jari?”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/03/2019

    Berita

    “KATANYA POLISI HARUS NETRAL nyatanya?? Kok bebas acungkan 1 jari?? #Sementara PEGAWAI HONORER dipecat..hanya gara gara acungkan salam 2️⃣????, kok polisinya tidak dipecat juga..
    #KATANYA SAMA RATA SAMA RASA?? salam ????2️⃣????
    #INAelectionObserverSOS”.

    Hasil Cek Fakta

    Foto anggota Polres Lamongan dan Kepala BNPT yang disebarkan adalah peristiwa di 2017, tidak ada hubungannya dengan dukungan ke salah satu paslon seperti premis pelintiran yang dibangun oleh SUMBER. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1302) [SALAH] Konvoi Kontainer dengan Spanduk Jokowi-Ma'ruf Amin mengangkut Sembako atau Surat Suara di tol Jawa Tengah

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 25/03/2019

    Berita

    Narasi yang menyebutkan bahwa konvoi kontainer pasangan capres cawapres 01 melewati tol Jateng beredar di media sosial. Narasi itu dibagikan oleh akun Wong Malang di Facebook pada 21 Maret 2019.

    Akun tersebut memperlihatkan sebuah rekaman video berdurasi 1 menit 49 detik. Video singkat itu memperlihatkan iring-iringan kendaraan truk yang dibaluti spanduk bergambar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

    Akun tersebut memberi narasi untuk video itu:

    “Konvoi kontainer 01. Inikah yang disebut perang total? Isinya apa ya? Kertas suara kah? Atau sembako? Monggo diselidiki, sudah lewat tol Jateng. Innalillahi”

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran Tempo, gambar serupa telah diunggah terlebih dahulu di YouTube oleh pemilik akun NKRI HARGA MATI pada 20 Maret 2019. Pemilik akun ini menuliskan narasi: “konvoi truk kontainer untuk dukungan p jokowi p kh amin dari sekabel sedulur kayu mebel”

    Sedulur Kayu dan Mebel (Sekabel) merupakan organisasi relawan yang menyatakan dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo – Ma’ruf Amin.

    Sebagaimana dilansir Kantor Berita Nasional Antara, anggota relawan ini merupakan pelaku usaha di bidang industri furniture dan barecore dengan tujuan ekspor.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1301) [SALAH] Kampanye Homo dan Lesbi di Hari Perempuan Internasional

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 25/03/2019

    Berita

    Narasi yang menyebutkan bahwa kelompok LGBT mengkampanyekan homoseksualitas di Hari Perempuan beredar di media sosial. Narasi itu dibagikan oleh akun Uun Gunawan Unz di Facebook pada 14 Maret 2019.

    Akun tersebut membagikan lima foto suasana aksi dengan memfokuskan pada poster tuntutan dan simbol-simbol berwarna pelangi.

    Uun Gunawan Unz menyertakan kalimat Na'udzubillahi mindzalik serta tulisan Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), Dr. Henri Salahudin.

    Narasi Henri Salahudin itu berjudul “Ketika Genderang Perang itu Ditabuh”. Isinya menilai kumpulan homoseksual dan lesbian yang tidak takut lagi mengkampanyekan homoseksualitas secara terbuka di ruang publik.

    “Mereka tidak lagi takut kampanye homo secara terbuka di ruang publik & beraksi iring-iringan. Walaupun tidak jauh dari kantor-kantor keagamaan, ormas Islam, simbol-simbol kenegaraan yang dibangun dengan darah syuhada yang bertetesan,” tulis Henri Salahudin.

    Hasil Cek Fakta

    Peserta aksi yang membawa poster kampanye perlindungan bagi LGBT sebenarnya adalah jemaat Gereja Komunitas Anugerah – Reformed Baptist Salemba, Jakarta. Itu tampak dari logo Gereja Komunitas Anugerah yang terpasang pada foto dua poster aksi, sebagaimana yang dibagikan akun Uun Gunawan.

    Mereka memang turut dalam aksi International Women Day (IWD) 2019 yang diperingati dengan aksi jalan kaki dari Bundaran Bank Indonesia hingga Taman Aspirasi di depan Istana Merdeka, 8 Maret 2019.

    Hubungan Kemasyarakatan Gereja Komunitas Anugerah – Reformed Baptist Salemba, Julius Christian Adiatma, menjelaskan, bahwa narasi yang menyebutkan bahwa aksi itu untuk mempromosikan LGBT dan menuntut pengesahan pernikahan sesama jenis adalah keliru.

    “Selain itu, ada juga narasi yang mengaitkan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan kampanye komunitas LGBT. Narasi-narasi seperti ini jelas tidak sesuai dengan fakta yang ada,” kata Julius dalam siaran persnya yang diterima Tempo, 21 Maret 2019.

    Julius menjelaskan, Gereja Komunitas Anugerah adalah gereja yang inklusif terhadap semua golongan, terutama mereka yang termarjinalkan. Mereka turut serta dalam barisan IWD 2019, bukan dalam rangka menuntut pengesahan pernikahan sesama jenis maupun mempromosikan LGBT. Melainkan untuk menyuarakan penolakan segala bentuk persekusi, diskriminasi, dan kriminalisasi terhadap kelompok minoritas, termasuk kelompok LGBT.

    “Akhir-akhir ini, persekusi terhadap kelompok LGBT semakin meningkat. Kelompok minoritas seksual ini menjadi salah satu kelompok rentan di Indonesia,” kata dia.

    Julius mengutip Survei Wahid Institute yang dilaksanakan Oktober 2017. Dalam survei itu disebutkan, selain komunis, LGBT merupakan kelompok yang paling tidak disukai. Media massa banyak memberitakan kelompok LGBT mendapatkan perlakuan diskriminasi, misalnya dalam hal akses pada pekerjaan maupun tempat tinggal.

    Rujukan